Anda di halaman 1dari 5

PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN I

Kelompok 5 :
1. Yasin Ihtiarasari (12030122210004)
2. Maulida Hasanah (12030122210002)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Salah satu kunci sukses dalam memulai bisnis adalah melalui pembiayaan. Dalam
pembiayaan tersebut, strategi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan terdiri dari dua
bentuk yaitu melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Biasanya, perusahaan
menggunakan laba ditahan (Retained Earning) dalam melakukan pembiayaannya. Hal ini
terjadi ketika perusahaan mengalami Arus Kas Positif (Net Positive Cash Flow) tetapi tidak
membagikan laba ditahan tersebut kepada pemilik perusahaannya. Perusahaan membatasi
ekspansi dengan membeli properti baru, pabrik, dan perlengkapan hanya dari arus kas
kegiatan operasi yang menggunakan strategi pembiayaan internal. Pembiayaan Eksternal
adalah strategi dimana kas datang dari sumber selain arus kas positif perusahaan. Berikut ini
akan menguraikan mengenai dampak dari pembiayaan melalui internal dan eksternal.
Terdapat dua bentuk dari pembiayaan eksternal dari pendanaan melalui Modal dan Utang.
1. Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal)
Metode pendanaan internal ini tidak praktis Ketika suatu perusahaan baru
memulai bisnisnya. Alasannya, setiap ada aliran arus kas positif atas kegiatan operasi
atau penjualan aset dipakai untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun,
dalam rencana jangka panjang, perusahaan dapat merencanakan suatu transisi dari
pembiayaan eksternal berubah menjadi pembiayaan internal.
Jika dibandingkan dengan utang (yang secara eksplisit dalam suatu perjanjian
mensyaratkan pembayaran imbalan bunga secara berkala), modal (dimana pemilik
sering mengharapkan pengembalian arus kas, seperti dividen), laba ditahan secara
umum bukan merupakan suatu pembatasan pembayaran. Sebagai tambahan, dengan
menggunakan pembiayaan internal maka akan membuat suatu perusahaan tumbuh
tanpa memberikan kewenangan manajemen atau bagian dari peningkatan nilai
perusahaan di masa depan) kepada pemilik modal baru.
Hukum Pajak merubah pengaruh pilihan pendanaan internal. Perubahan
hukum pajak ini terjadi dalam suatu kondisi jika pajak diharapkan meningkat atau
menurun. Jika suatu pajak diharapkan meningkat, penerimaan yang cukup harus
ditahan untuk menutupi pajak yang tidak dibayar ketika suatu transaksi terjadi seperti
Pajak Penghasilan. Hal yang sama juga terjadi jika suatu pajak menurun maka
memerlukan tambahan dana internal. Waktu dan aspek nilai waktu dari pendanaan
internal menguntungkan dengan alasan bahwa tidak ada jeda waktu untuk melakukan
investasi ketika perusahaan membutuhkan kemudahan untuk menulis cek, para
manajer dapat mengendalikan waktu dari keuntungan pajak dan pengurangan biaya.
Nilai Tambah melalui pembiayaan internal mempunyai potensi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan nilai tambah melalui pembiayaan eksternal.
Alasannya, tidak ada nilai peningkatan arus kas ataupun peningkatan nilai perusahaan
yang dibagikan dengan seseorang selain pemilik aslinya. Nilai tambah pada saat
pembiayaan internal lebih tinggi daripada pembiayaan melalui utang Ketika
peningkatan arus kas dari ekspansi atas pembiayaan utang lebih rendah daripada kas
yang dialihkan untuk membayar utang seperti, permintaan pembayaran bunga berkala
dan pembayaran pokok utang. Pendanaan Internal juga dapat menambah nilai atas
pembiayaan modal, terutama Ketika nilai dari perusahaan meningkat karena faktor
yang tidak langsung terkait dengan proyek yang dibiayai seperti, ketika spekulasi
membuat pasar bergairah untuk perusahaan dot-com yang menjadi terbuka (Go
Public) pada akhir tahun 1990. Tetapi karena sumber internal biasanya lebih terbatas
daripada pendanaan eksternal. Pertimbangan berapa banyak orang-orang dapat
membayar untuk rumah, mobil, atau gelar MBA melalui utang, serta ada Batasan
pada bagaimana nilai dapat dilakukan melalui pendanaan internal.

Contoh :
Penggunaan Laba Ditahan (Retained Earnings) sebagai Sumber Pendanaan
Perusahaan diputuskan oleh manajemen perusahaan bersama dengan pemegang
saham (pemilik perusahaan), karena setiap penggunaan Laba Ditahan (Retained
Earnings) akan mempengaruhi besarnya Dividen yang akan dibagikan kepada
Pemegang Saham.

2. Dampak dari Pendanaan Melalui Modal (Equity Financing) dan Distribusi Laba
(Distributing Dividend)
Dampak dari Pendanaan Melalui Modal dapat dibedakan dengan dua Pendanaan
Modal, yaitu :
1) Pendanaan dengan Modal Pinjaman jika tambahan modal diperlukan hanya
untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya kurang dari lima tahun dan lebih
sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam dana dari sebuah
bank atau agen peminjaman lainnya dengan menanda tangani sebuah surat utang
(Note) jangka pendek. Surat utang merupakan janji tertulis untuk membayar
kembali jumlah yang dipinjam berikut sejumlah bunga, pada tanggal tertentu di
masa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan aset berwujud (Tangible)
sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat kepastian bahwa
posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga hanya
terdapat risiko minimal.
2) Pendanaan dengan Modal Ekuitas jika sebuah proyek dibiayai 100% modal
ekuitas, maka analisis ekonomi teknik dapat dilakukan tanpa secara eksplisit
menetapkan biaya modal sebagai sebuah beban. Artinya, bunga yang
dibebankan itu dan resiko bisnis yang berkaitan dengan modal utang dapat
diabaikan sehingga analisis dapat disederhanakan.
Jadi dampak dari pendanaan dari pinjaman dan ekuitas adalah jika pemberi modal
pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan penggunaan
modal, tentu bunga yang mereka peroleh berasal dari pembiayaan perusahaan. Bagi
perusahaan, Bunga yang mereka bayarkan untuk pinjaman adalah beban yang dapat
dikurangkan dari pajak (Tax Deductible). Mempertimbangkan pengembalian yang
diharapkan (Expected Return) dan resiko pengembalian adalah bagian dari investor
ekuitas atas laba perusahaan dalam bentuk distribusi laba atau reinvestasi laba.
Distribusi laba adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat
dibayar langsung dalam bentuk tunai atau deviden saham, atau secara tidak langsung
melalui pembelian kembali saham. Untuk para investor, pemilihan waktu pembayaran
dapat direkayasa sehingga pembayaran dilakukan dalam meminimalisasi pajak.
Dividen dapat dibayarkan ketika tarif pajak menurun, atau dividen terbatas dapat
dibayarkan, sehingga pengembalian saham dilakukan dalam rangka pemberian
penghargaan. Dengan demikian, pajak ditunda dan kemudian ditransformasi ke dalam
penghasilan dari keuntungan modal yang dipajaki dengan tarif rendah.

Contoh :
*) Persekutuan (CV) yang menjual bagian kemitraannya kepada investor baru atau
menerima kontribusi modal baru dari kemitraan yang sudah ada.
*) Pembayaran kepada Pemegang Saham biasa dilakukan hanya setelah semua
permohonan pembiayaan eksternal lain dibayarkan. Semua yurisdiksi membolehkan
dividen dibayarkan hanya diluar penerimaan bersih dan melalui kebijakan dari
manajemen.

3. Dampak dari Pendanaan melalui Utang (Debt Financing) terutama oleh Pemegang
Saham
A. Bentuk Pendanaan dalam Bentuk Utang dapat berupa :
 Pinjaman Jangka Pendek (seperti pembiayaan pembelian melalui kredit) utang
jangka pendek mengacu pada pinjaman yang harus dilunasi dalam tempo 1-5
tahun, memiliki bunga lebih tinggi dari pada utang jangka panjang namun ada
juga yang dapat menjadi bebas bunga (seperti ketika belanja dengan kartu
kredit, biasanya bebas bunga selama 30 hari).
 Pinjaman Jangka Panjang (seperti meningkatkan kas dengan menjual obligasi
atau jaminan properti (Mortgaging Property)).
B. Aspek penting dari Pembiayaan Utang adalah Solvabilitas/Leverage yaitu
kemampuan perusahaan membayar Utang-utangnya karena jumlah asetnya melebihi
Utang-utangnya, yang memberikan dampak menguntungkan atau malah merugikan.
C. Utang membolehkan Investasi Ekuitas (Modal) untuk mengendalikan lebih atas aset,
dimana menambahkan nilai Ketika peningkatan arus kas dari ekspansi pembiayaan
utang melebihi kas yang dialihkan ke utang.
D. Risiko dalam Pembiayaan :
1) Risiko Operasi : jika siklus ekonomi atau perusahaan menurun, arus uang dapat
menurun, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan membayar
bunga & pokok bunga.
2) Risiko Keuangan : muncul dari fluktuasi tingkat bunga. Alasannya utang
memiliki risiko keuangan yang lebih tinggi.
E. Di sisi lain, biaya biasanya lebih rendah pada pembiayaan utang. Alasannya yaitu,
pembayaran bunga pada umumnya dapat mengurangi pajak (sebagai pelindung pajak)
perusahaan. Namun, makin tinggi menggunakan utang, maka makin tinggi risiko
kebangkrutan atau mahalnya negosiasi utang (bisa menurunkan EVA).
F. Struktur Modal yang baik (Optimal) yaitu perpaduan terbaik antara Utang dan Modal
yang bervariasi berdasarkan industri dan dari waktu ke waktu (tergantung pada
karakteristik industrinya).

G. Contoh :
Utang memiliki risiko yang tinggi daripada modal karena membutuhkan pembayaran
berkala. Tetapi pajak penghasilan dapat bertindak untuk mengurangi beberapa dari risiko
untuk investor dan risiko yang rendah dapat dilalui dalam perusahaan dalam membentuk
tingkat bunga rendah.
Dalam perpajakan di Amerika Serikat, banyak pembayaran bunga dapat mengurangi
pajak, sedangkan pembayaran dividen hampir selalu tidak (dalam mengurangi pajak).

Anda mungkin juga menyukai