Anda di halaman 1dari 9

Teori Akuntansi

“Karakteristik dan Konsep Pengakuan Pengukuran Komponen Neraca dan Laba


Rugi”

Dosen :
Putu Wenny Saitri, SE, M.Si, Ak., CA

Nama Kelompok :

Okky William Pratama (01)/2102622010204


I Gusti Bagus Agung Hendrawan P (02)/2102622010205
I Ketut Angga Septiana (04)/2102622010207
I Gede Ryan Arsana Praditya (05)/2102622010208

PRODI AKUNTANSI
FAKUKTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2023

1
1.1 Pengertian dan Karakteristik Hutang
A. Pengertian Hutang
Hutang adalah kewajiban keuangan yang dimiliki pihak perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi, yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing,
penjualan obligasi dan lain-lain yang digunakan sebagai sumber dana atau modal
untuk operasional perusahaan. Hutang merupakan pengorbanan manfaat ekonomi
masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang.

Hutang menunjukan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu
tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan
yang berasal dari pihak luar tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa
pembayaran uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak yang telah memberikan
pinjaman kepada perusahaan. Perusahaan melaksanakan kewajibantersebut dan jika
kewajiban tersebut tidak dilaksanakan secara tepat waktu akan memungkinkan bagi
suatu perusahaan menerima sanksi atau akibat. Sanksi dan akibat yang diperoleh
tersebut berbentuk pemindahan kepemilikan aset pada suatu saat.

Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang bersumber dari luar
perusahaan yang di gunakan oleh perusahaan sebagai penambahan dananya dalam
menjalani perusahaannya. Dalam pengambilan keputusan mengenai hutang, para
manajer harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang akan muncul dari
hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya laverage
keuangan dan semakin meningkatnya ketidakpastian pengembalian bagi para
pemegang saham biasa.

B. Karakteristik Hutang
1. Pemberi hutang adalah pihak bank,pihak ketiga atau pemegang saham
2. Pemberi hutang tidak memiliki kendali atas perusahaan
3. Imbalan kepada pemberi pinjaman diberikan dalam bentuk bunga denganbesaran
nominal yang telah ditentukan
4. Dana di kembalikan pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
5. Bunga dapat menjadi beban pengurang pajak penghasilan penerima pinjaman
6. Pada keadaan likuidasi,pemberi hutang berhak mendapat prioritas atas klaim asset
7. Pemberi hutang biasanya tidak dikenakan capital duty.

1.2 Kondisi Terjadinya Hutang


Kebijakan hutang adalah keputusan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka
memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas operasional perusahaan. Kebijakan hutang berfungsi sebagai alat
monitoring terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.
Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari
eksternal. Penentuan kebijakan utang ini berkaitan dengan struktur modal karena utang
merupakan bagian dari penentuan struktur modal yang optimal. Perusahaan dinilai
berisiko apabila memiliki porsi utang yang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya
apabila perusahaan menggunakan utang yang kecil atau tidak sama sekali maka
perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat
meningkatkan operasional perusahaan.

2
Menurut Mamduh (2004), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan
hutang, yaitu:

1. NDT (Non-Debt Tax Shield). Manfaat dari penggunaan hutang adalah bunga
hutang yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak perusahaan. Namun untuk
mengurangi pajak, perusahaan dapat menggunakan cara lain seperti depresiasi dan
dana pensiun. Dengan demikian, perusahaan dengan NDT tinggi tidak perlu
menggunakan hutang yang tinggi.
2. Struktur Aset. Besarnya aset tetap suatu perusahaan dapat menentukan
besarnya penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam
jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aset
tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman.
3. Profitabilitas. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas
investasinya akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang
tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
4. Risiko Bisnis. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan
menggunakan hutang yang lebih kecil untuk menghindari risiko kebangkrutan.
5. Ukuran Perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi
sehingga menurunkan risiko kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan yang
besar lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan eksternal.
6. Kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal perusahaan menentukan
kebijakan penggunaan hutang dalam suatu perusahaan.

1.3 Konsep Pengukuran dan Penyelesaian Hutang


1. Konsep Pengukuran

Pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus dikorbankan
apabila pada saat penilaian (pelaporan) ,hutang dilunasi. Hal ini disebabkan tujuan
penyajian hutang biasanya dikaitkan dengan masalah likuidasi. Besarnya nilai hutang
tersebut harus didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus
didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus sebagai berikut :

PV = F(1+R)

Keterangan :

PV = Nilai sekarang dari hutang pada tanggal penilaian

F = Aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian

R = Tingkat bunga

3
Disamping itu, Weil (1990) menyebutkan bahwa pendiskontoan terhadap elemen
laporan keuangan hanya dapat dilakukan bila :

1. Elemen tersebut menyebutkan klaim kepada atau kewajiban ditaksir untuk


membayar sejumlah tertentu yang dapat ditaksir dengan cukup pasti
2. Perusahaan akan membayar jumlah tersebut dalam periode lebih dari satu tahun
setelah tanggal neraca
3. a. Klaim/kewajiban timbul dari transaksi, kecuali transaksi executory contrac
b. Perusahaan telah merevaluasi elemen neraca karena adanya informasi baru.

2. Penyelesaian Hutang
Hutang dianggap selesai/dilunasi apabila suatu perusahaan telah melakukan
kewajiban untuk menyerahkan aktiva/jasa kepada pihak lain. IAI (1994:paragraf 62)
dalam SAK menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiban masa kini biasanya
melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat
masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang
ada sekarang dapat dilakukan dengan cara, misalnya :
1. Pembayaran kas
2. Penyerahan aktiva
3. Pemberian jasa
4. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain atau,
5. Konversi kewajiban ekuitas

Kewajiban juga dapat dihapus/dilunasi dengan cara lain seperti membebaskan atau
membatalkan haknya.

1.4 Konsep dan Komponen Ekuitas


A. Konsep Ekuitas
Ekuitas adalah selisih antara nilai aset dan liabilitas atau kewajiban. Ekuitas bisa
diartikan juga sebagai nilai harta bersih yang asalnya dari investasi oleh pemilik
perusahaan serta hasil dari aktivitas usaha yang dilakukan perusahaan. Jadi, setiap
perusahaan pastilah memiliki aset yang digunakan dalam pelaksanaan operasional
usaha. Sementara itu perusahaan juga memiliki kewajiban yaitu

4
hutang yang harus dibayarkan kepada pihak lain. Sisa nilai aset yang tersisa setelah
perusahaan melunasi kewajiban inilah yang disebut ekuitas.

Ekuitas pada perusahaan bisa bernilai positif ataupun negatif. Ekuitas akan bernilai
negatif jika jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan jumlahnya
lebih besar daripada aset yang dimiliki. Sedangkan ekuitas positif terjadi jika nilai
aset jumlahnya lebih besar daripada kewajiban yang harus dilunasi perusahaan.
Biasanya ekuitas negatif terjadi kalau perusahaan mengalamikerugiaan usaha.
B. Komponen Ekuitas
1. Modal yang Disetorkan
Maksud dari modal yang disetor adalah besarnya modal atau aset yang diserahkan
oleh pemilik usaha ataupun investor dalam jumlah tertentu. Penyetoran modal
tersebut bertujuan untuk menjalankan usaha ataupun mengembangkannya. Jenis
modal yang disetorkan ini ada 2 yaitu :
a. Modal saham yaitu jumlah lembar saham maupun nominal uang yang
beredar.
b. Saham agio dan disagio, yaitu selisih antara jumlah modal yangdisetorkan
pemegang saham dengan nilai saham tersebut. Disebut saham agio jika
selisihnya di atas nilai nominal sedangkan disagio adalah kondisi
sebaliknya.
2. Keuntungan yang tidak dibagikan
Maksud dari keuntungan yang tidak dibagikan yaitu keuntungan yang telah
didapatkan dari tahun-tahun sebelumnya serta tidak dibagikan ataupun tidak
diambil. Keuntungan yang tidak dibagikan ini bukanlah deviden oleh sebab itu
perusahaan harus berusaha untuk mencari cadangan sebagai antisipasi pembagian
dividen. Jika terjadi keuntungan atau laba dengan saldo debitartinya perusahaan
malah mengalami defisit.
3. Modal Penilaian Kembali
Selisih yang terdapat antara modal pada periode sebelumnya dengan periode saat ini
disebut dengan modal penilaian kembali. Perusahaan bisa saja memasukkan

5
sisa modal periode yang lalu ke dalam modal sekarang agar nilainya lebih
maksimal.
4. Modal Sumbangan
Nilai aktiva yang diperoleh perusahaan yang sumbernya dari sumbangan pihak lain.
Modal sumbangan memungkinkan perusahaan tidak mengeluarkan biaya sama
sekali untuk membeli sesuatu ataupun untuk memperoleh aset baru.
5. Modal lainnya yaitu modal yang sumbernya dari berbagai jenis cadangan yang ada
pada perusahaan. Misalnya seperti modal ekspansi, modal persiapan untuk
pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga dan sebagainya. Sedangkan jumlah
keuntungan yang tidak dibagikan dan telah dimasukkan ke dalam dana cadangan
tidak bisa diminta kembali sebagai dividen.
1.5 Teori-Teori Ekuitas
A. Sejarah Teori Ekuitas
Teori ekuitas berfokus pada menentukan apakah distribusi sumber daya yang adil
untuk kedua pasangan relasional. Ekuitas diukur dengan membandingkan rasio
kontribusi (atau biaya) dan manfaat (atau imbalan) untuk setiap orang. Dianggap
salah satu teori keadilan, teori ekuitas pertama kali dikembangkan pada tahun 1969
oleh J.Stacy Adams, seorang psikolog perilaku yang menegaskan bahwa karyawan
berusaha untuk mempertahankan ekuitas antara input yang mereka bawa ke
pekerjaan dan hasil yang mereka terima darinya terhadap masukan dan hasil dari
orang lain (Adams, 1969) yang dirasakan. Keyakinan adalah bahwa orang
menghargai perlakuan yang adil yang menyebabkan mereka termotivasi untuk
menjaga kewajaran mempertahankan hubungan mereka dengan rekan kerja dan
organisasi. Struktur ekuitas di tempat kerja didasarkan pada rasio input ke hasil. Input
adalah kontribusi yang dibuat oleh karyawan bagi organisasi. Teori ekuitas berfokus
pada menentukan apakah distribusi sumber daya yang adil untuk kedua pasangan
relasional. Ini mengusulkan bahwa orang yang menganggap dirimereka baik dihargai
rendah atau dihargai tinggi akan mengalami kesusahan (distress), dan bahwa tekanan
ini menyebabkan upaya untuk mengembalikan ekuitas dalam hubungannya. Hal ini
berfokus pada menentukan apakah distribusi sumber daya yang adil untuk kedua
pasangan relasional. Ekuitas diukur dengan membandingkan rasio kontribusi dan
manfaat dari masing-masing orang dalam hubungan tersebut. Mitra tidak perlu
menerima manfaat yang sama (seperti menerima jumlah yang sama cinta, perawatan
dan keamanan finansial) atau membuat kontribusi yang sma (seperti berinvestasi
jumlah yang sama usaha, waktu dan sumber daya keuangan), selama rasio antara
manfaat dan kontribusi mirip.
Sama seperti teori umum motivasi lainnya, seperti hirarki kebutuhan Maslow, teori
keadilan mengakui bahwa faktor variable individu mempengaruhi penilaian masing-
masing orang dan persepsi hubungan mereka dengan mitra relasional

6
mereka (Guerrero et al., 2005). Menurut Adams (1965) kemarahan yang disebabkan
oleh ketidakadilan kurang bayar dan rasa bersalah diinduksi dengan ekuitas lebih
bayar (Spector 2008). Pembayaran apakah upah per jam atau gaji adalah perhatian
utama dan oleh karena itu penyebab keadilan (ekuitas) atau ketidakadilan dalam
banyak kasus. Dalam posisi apapun, seorang karyawan inginmerasa bahwa kontribusi
mereka dan prestasi kerja sedang dihargai dengan gaji mereka. Jika seorang
karyawan merasa kurang bayar maka akan menghasilkan perasaan karyawan
bermusuhan terhadap organisasi dan mungkin rekan kerja, yang dapat
mengakibatkan karyawan tidak berkinerja baik lagi di tempat kerja. Ini adalah
variable yang juga memainkan peran penting dalam perasaan keadilan (ekuitas).
Hanya ide pengakuan atas kinerja kerja dan tindakan berterima kasih kepada
karyawan akan menimbulkan rasa kepuasan dan karena itu membantu karyawan
merasa berharga dan memiliki hasilyang lebih baik.

B. Definisi dan Contoh Ekuitas


Individu membandingkan masukan dan pekerjaan mereka dan juga hasil dengan
orang lain dan kemudian menanggapi menghilangkan ketidakadilan apapun.
Keseimbangan yang adil yang akan dicapai antara input karyawan (kerja keras,
tingkat keterampilan, toleransi, antusiasme, dan sebagainya) dan output karyawan
(gaji, tunjangan, tidak berwujud seperti pengakuan, dan sebagainya). Sebagai contoh
teori ekuitas, jika seorang karyawan mengetahui bahwa rekan kerja yang melakukan
pekerjaan yang sama persis seperti dirinya menghasilkan lebih banyak uang, maka
mereka dapat memilih untuk melakukan lebih sedikit pekerjaan, sehingga
menciptakan keadilan di mata mereka.

C. Proposisi Teori Ekuitas


Teori ekuitas terdiri dari empat proposisi:
1. Individu berusaha untuk memaksimalkan hasil mereka (dimana hasil
didefinisikan sebagai imbalan minus biaya).
2. Kelompok dapat memaksimalkan hasil kolektif dengan mengembangkansystem
yang adil pembagian hadiah dan biaya antara anggota. System ekuitas akan
berkembang dalam kelompok dan anggota akan berusaha untuk membujuk
anggota lain untuk menerima dan mematuhi system ini. Satu- satunya kelompok
yang dapat menginduksi anggota untuk berperilaku scara adil adalah dengan
membuatnya lebih menguntungkan unuk berperilaku adil daripada tidak adil.
Dengan demikian, kelompok umumnya akan memberikanreward kepada anggota
yang memperlakukan orang lain secara adil dan umumnya menghukum
(meningkatkan biaya untuk anggota yangmemperlakukan orang lain tidak adil).
3. Ketika individu menemukan diri mereka yang berpartisipasi dalam hubungan
tidak adil, mereka menjadi tertekan. Semakin tidak adil hubungan, individu
semakin merasa tertekan. Menurut teori ekuitas, baik orang yang mendapat
terlalu banyak dan orang yang mendapat terlalu sedikit merasa tertekan. Orang
yang mendapat terlalu banyak mungkin merasa bersalah atau malu.

7
Orang yang mendapat terlalu sedikit mungkin merasa marah atau dipermalukan.
4. Individu yang merasa bahwa mereka berada dalam hubungan upaya tidak adil
untuk menghilangkan distress mereka dengan mengembalikan ekuitas. Semakin
besar ketidakadilan, semakin banyak distress orang merasa dan semakin mereka
mencoba untuk memulihkan ekuitas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alfiah R.(2019, Oktober 04). Pengertian dan Karakteristik Hutang. Diambil kembali
dari : https://news.ddtc.co.id/memahami-perbedaan-karakteristik-utang-dan-
modal-17331
Riadi, M. (2020, Juli 14). Pengertian Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Hutang. Diambil kembali dari Kajian Pustaka Web site:
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/hutang-pengertian-jenis-dan-faktor- yang-
mempengaruhi.html

Mamduh, Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Rosalia, R. (2015, Oktober 8). Makalah Konsep Hutang. Dipetik Maret 25, 2023, dari
scribd: https://id.scribd.com/doc/284034731/Makalah-KONSEP-HUTANG

Daya, (2021, April 6). Pengertian dan Komponen Ekuitas yang Wajib Diketahui.
Dipetik Maret 25, 2023, dari daya: https://www.daya.id/usaha/artikel-
daya/operasional/pengertian-ekuitas-dan-komponennya-yang-wajib-diketahui
Dewiyanti, S. (2021, November 2). Equity Theory. Dipetik Maret 25, 2023, dari
https://accounting.binus.ac.id/2021/11/02/equity-theory/

Anda mungkin juga menyukai