Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan

Agama Hindu
“PUNARBHAWA”
Dosen : Made Ayu Wulandari S.Fil.H.,M.Pd.H.
KELOMPOK 4
02/2102622010205 09/2102622010212 20/2102622010223
I Gusti Bagus Agung Luh Putu Naraichanaiya Ni Putu Sintya
Hendrawan Putra Putri Sukarta Paramitha Indraswari

24/2102622010227 29/2102622010232 32/2102622010235


Sayu Kade Ni Komang Janitri
Kadek Hirani
Mirah Jayanti Pratiwi
Topik Materi
01 02
Pengertian Punarbhawa Keterkaitan Punarbhawa
Menjelaskan pengertian, tujuan, manfaat dan
Menjelaskan keterkaitan Punarbhawa dengan
Kitab Suci yang berkaitan dengan
ajaran lain dalam Agama Hindu
Punarbhawa

03 04
Siklus Punarbhawa Cerita Mengenai Punarbhawa
Menjelaskan penyebab, proses dan cara Menjelaskan contoh cerita yang berhubungan
terhindar dari Punarbhawa dengan Punarbhawa
01
Pengertian Punarbhawa
A. Pengertian Punarbhawa
berdasarkan bahasa Sansekerta
Punarbhawa terbentuk dari dua kata, yaitu
Punar yang artinya lagi dan bhawa artinya
menjelma. Dengan demikian, punarbhawa
berarti kelahiran yang terulang ke dunia yang
disebabkan oleh karma dan wasana dari
kehidupan seseorang tersebut. dirinya.
B. Tujuan Punarbhawa
Tujuan dari punarbhawa yaitu untuk
menerima karma pahala yang belum
diterima di masa lalu, tempat untuk
menyelamatkan jiwa atma dari segala
dosa awidya dan adharma. Dan untuk
mencapai tujuan pengajaran agama hindu
terkhir yaitu moksa. Bersatunya kembali
antara atma dengan Brahman. Dengan
demikian, diharapkan akan terwujud
kesadaran untuk selalu berbuat baik.
C. Manfaat dan Nilai ajaran Punarbhawa
Adapun manfaat dan nilai yang akan diperoleh dari penghayatan terhadap
hukum Karma pada ajaran punarbhawa adalah sebagai berikut:
1. Disiplin untuk selalu berpikir yang bersih dan suci (manacika parisudha)
2. Disiplin untuk selalu berkata yang baik, sopan, dan benar
(wacika parisudha)
3. Disiplin untuk selalu berbuat yang jujur, baik, dan benar (kayika parisudha)
4. Melahirkan kesabaran, ketenangan, dan ketabahan
5. Keyakinan diri terhadap setiap perbuatan
6. Pengendalian diri yang ketat
7. Selalu bersyukur
8. Kebijaksanaan
D. Kitab Suci Mengenai Punarbhawa
Bhahunime wyatitani
Janmanitava carjuna
Tam aham weda sarwani
Na twam wettha parantapa
(Bhagawadgita IV.5.) Artinya :
Banyak kehidupan yang Ku jalani
Demikian pula engkau Arjuna
Semua kelahiran itu aku ketahui
Tapi engkau tidak dapat mengetahuinya
02. Keterkaitan Punarbhawa

A B
Hubungan Karmaphala dengan Hubungan Tri Rna dengan
Punarbhawa Punarbhawa
A. Hubungan Karmaphala dengan Purnabhawa
Karmaphala dan Punarbhawa ini merupakan suatu proses yang terjalin
erat satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa karma adalah perbuatan yang
meliputi segala gerak, baik pikiran, perkataan maupun tingkah laku.
Sedangkan Punarbhawa adalah kesimpulan dari karma itu yang terwujud
dalam penjelmaan tersebut. Setiap karma yang dilakukan atas dorongan
Asuba Karma akan menimbulkan dosa dan Atman akan mengalami neraka
serta dalam Punarbhawa yang akan datang akan mengalami penjelmaan
dalam tingkat yang lebih rendah, jika sebaliknya karma atas Subha Karma
akan mengakibatkan Atman menuju surga dan jika menjelma kembali
akan mengalami tingkat lebih tinggi
B.Hubungan Tri Rna dengan Punarbhawa
Kelahiran kembali memiliki hubungan yang erat dengan ajaran Tri Rna yaitu
tiga hutang yang harus dibayar sehubungan dengan keberadaan kita.
 Pertama yaitu Dewa Rna merupakan hutang yang harus dibayar kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang menyebabkan kita ada di dunia ini.
 Rna yang kedua yaitu hutang yang harus dibayar manusia kepada
leluhur termasuk orang tua kita, karena jasa para Leluhur dan orang Tua
kita yang sehubungan dengan kelahiran kita serta perhatiannya semasa
hidup.
 Rna yang ketiga yaitu Hutang yang harus dibayar kepada para Rsi,
pendeta, dan para guru lainya atas bimbingannya selama ini dan
mendidik manusia untuk belajar kebenaran.
Ketiga hutang tersebut harus dibayar dengan perbuatan-perbuatan yang
baik pada kehidupan sekarang ini.
3. Siklus Punarbhawa

A B C
Penyebab Terjadinya Cara Terhindar
Proses Punarbhawa Dari Punarbhawa
Punarbhawa
A. Penyebab Terjadinya
Punarbhawa
Adanya Punarbhawa menurut ajaran agama
Hindu disebabkan adanya karmawasana.
Karmawasana muncul dari perbuatan manusia,
yang di pergunakan sebagai pedoman benar
atau salah itu dalam ajaran agama Hindu adalah
sabda Tuhan dalam kitab suci. Karma pada
masa lampau akan membuat wasana atau
bekas pada atman, sehingga dengan demikian
muculah Punarbhawa.
B. Proses Purnabhawa
Dikarenakan manusia di dunia ini masih diliputi oleh sad ripu,
sad atatayi, sarta timira, maka dari itu Punarbhawa selalu ada
dalam diri manusia, akibat perbuatan yang dilakukannya tidak
sesuai dengan ajaran agama.
Selain itu, selama isi bumi masih ada maka proses terjadinya
punarbhawa akan tetap ada. Jadi proses terjadinya
Punarbhawa, Setelah roh selesai menikmati hasil perbuatan di
alam Roh atau Bwah Loka, roh tersebut akan terlahir kembali.
Kelahiran tersebut sesuai dengan hasil perbuatannya. Jika roh
disertai dengan hasil perbuatan baik, maka akan lahir Sorga
yang disebut Swarga Syuta dan menjadi mahluk utama.
C. Cara Terhindar dari Punarbhawa
Sulit untuk membebas diri dari hukum Punarbhawa kecuali
kita bisa melakukan hal-hal yang berdasarkan ajaran
agama seperti yang dilakukan orang-orang suci seperti
maharsi, itu pun hanya sebagian orang-orang suci yang
bisa melakukan, karena masih banyak terikat oleh
keduniawian.
Membebaskan diri dengan Punarbhawa bisa dilakukan
dengan menjalankan ajaran catur marga,
Catur Marga
Bhakti Marga Yoga Karma Marga Yoga
Adalah proses atau cara mempersatukan
Adalah jalan atau usaha untuk
atman dengan Brahman dengan
mencapai kesempurnaan atau
berlandaskan atas dasar cinta kasih yang
mendalam kepada Ida Sang Hyang Widhi moksa dengan karma atau
dan segala ciptaan-Nya. perbuatan yang baik tanpa pamrih.

Jnana Marga Yoga Raja Marga Yoga


Jadi Jnana Yoga artinya mempersatukan
jiwatman dengan paramatman yang Raja Marga Yoga adalah suatu jalan
dicapai dengan jalan mempelajari dan mistik (rohani) untuk mencapai
mengamalkan ilmu pengetahuan baik kelepasan atau moksa.
science maupun spiritual
04. Cerita Mengenai Punarbhawa
Diceritakan Kerajaan Kasi mengadakan sayembara untuk menemukan
jodoh putri-putrinya yaitu Dewi Amba, Ambika dan Ambalika. Bisma dari
Hastinapura turut pula dalam sayembara tersebut, Bisma mengikuti
sayembara buat mencarikan adiknya Wicitrawirya istri. Sayembara
akhirnya dimenangkan oleh Bisma. Bisma berhasil mengalahkan
peserta lainnya termasuk Raja Salwa. Raja Salwa sebenarnya sudah
dipilih oleh Dewi Amba untuk menjadi suaminya. Hal itu tidak diketahui
oleh Bisma. Dewi Amba pun tidak berani mengatakannya.
Pada akhirnya Dewi Amba diijinkan untuk pergi menghadap Raja Salwa.
Namun Raja Salwa menolak Dewi Amba. Dewi Amba kembali ke
Hastinapura untuk menikah dengan Bisma. Namun Bisma telah
bersumpah untuk tidak menkah seumur hidupnya. Dewi Amba terus
membujuk, memohon kepada Bisma. Bisma menjadi bertambah
bingung, dan terus berusaha menjauhi Amba. Selanjutnya …
Lanjutan Cerita Mengenai Punarbhawa
Demi usaha untuk menjauhkan Dewi Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan
panah menembus dada Dewi Amba. Sebelum Dewi Amba menghembuskan nafasnya,
Dewi Amba akan menuntut balas kematiannya. Ia akan terlahir kembali dan akan
membunuh Bisma. Roh Dewi Amba menitis kepada Srikandi yang akan membunuh
Bisma dalam perang Bharatayuddha. Kutukan Dewi Amba akhirnya memang menjadi
kenyataan, saat perang di Kurusetra, Srikandi turut terjun ke medan laga. Saat Dewi
Srikandi sudah berhadapan dengan Bisma, Bisma merasakan sedang berhadapan
dengan Dewi Amba. Dan Bisma menyadari bahwa waktunya telah tiba, Dewi Amba
telah datang menjemputnya. Bismapun teringat kejadian terdahulu saat kematian Dewi
Amba. Pada saat Bisma terlena dengan ingatannya saat itulah Srikandi membidikkan
panahnya dan melukai Bisma. Kemudian Arjuna menghujani Bisma dengan panah-
panahnya sampai akhirnya Bismapun tersungkur.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai