Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU
UJIAN TENGAH SEMESTER
SEMESTER GANJIL T.A.2023/2024
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
KODE MK : UXN.
FAK/PRODI : Semua Fak/Prodi UR
HARI/TANGGAL : Selasa / 10 Oktober 2023
PUKUL : 09.00-10.40 WIB
DOSEN PENGAMPU : Sonika, S.E., S.Ag., M.Pd./Lektor
NAMA MAHASISWA : Roger Felasco
NIM : 2306112411
FAK/JURUSAN/PRODI : Fakultas Pertanian/Agroteknologi/S1 Agroteknologi

PETUNJUK :
1. Kerjakan Soal ini masing-masing individu mahasiswa sesuai waktu yang ditetapkan, sesuai format yang dibuat, tidak boleh diluar
format ini, karena tidak bisa dinilai oleh dosen.
2. Apabila jawaban Mahasiswa sama akan dibagikan nilainya sama rata.
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar.

NO SOAL BOBOT

1 Buatkan analisis kerangka dasar agama Buddha secara lengkap 15


Jawab:
sebagai umat Buddha, kita harus dapat memahami tiga kerangka dasar dalam agama Buddha, yaitu:
a. Keyakinan (Saddha/Sradha)
Saddha atau Sradha berarti keyakian, kepercayaan yang dimiliki oleh umat Buddha, berdasarkan atas
perngertian yang benar, bukan hanya sebagai sebuah kepercayaan yang tidak berdasarkan atas pengertian yang benar.
Keyakinan dapat timbul dari ehipassiko, yaitu dengan kita datang, melihat dan mengalami. Sebagai umat Buddha, kita
harus memiliki enam keyakinan yang disebut Sad-Saddha :
1. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Keyakinan terhadap Tri Ratna
3. Keyakinan terhadap Bodhisattva, Arahat dan Buddha
4. Keyakinan terhadap adanya Hukum Kesunyataan
5. Keyakinan terhadap Kitab Suci
6. Keyakinan terhadap Nirvana/Nibbana
b. Moral (sila)
Selain kita wajib memiliki keyakinan terhadap Sad-Saddha, kita juga harus berkeyakinan untuk berusaha
melaksanakan sila dalam kehidupan kita. Sila adalah perbuatan baik, yang dilakukan melalui pikiran, ucapan dan
jasmani, yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga kita sebagai umat Buddha berkewajiban untuk
selalu berusaha untuk dapat melaksanakan sila, yakni berkara, berbuat, dan berpenghidupan yang benar.

c. Bakti (kebaktian)
Bakti berarti ritual, puja bakti, sembahyang. Pelaksanaan kebaktian biasanya saat
1. Kebaktian pembuakaan dan penutupan pembelajaran Pendidikan agama Buddha
2. Kebaktian umum di Vihara, Cetiya atau Arama
3. Kebaktian hari besar Upacara Waisak, hari Kelahiran dan Wafatnya Buddha
Kerangka dasar agama Buddha, yakni Sradha, Sila dan Bakti adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut sangat penting untuk kita menghayati dan mengamalkannya.

2 Jelaskan bagaimana tersusunya kitab Tri Pitaka secara lengkap dengan sejarah terjadinya sidang Sangha (konsili) sampai tersusunya Kitab 15
tersebut.
Jawab:
Pada awalnya, ajaran agama Buddha diwariskan secara lisan. Namun setelah Sang Buddha Parinibanna demi menjaga kemurnian dhamma yang
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
dibabarkan oleh Buddha dan munculnya perdebatan oleh para bhikkhu terkait aturan-aturan yang ada Vinaya Pitaka. Maka dari itu, diadakannya
Sidang konsili I (Sidang Agung 1) pada 512SM yang berlangsung selama dua bulan didalam goa. Sehingga ditetapkannya bahwa para bhikkhu
tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan hal-hal mana yang harus dilaksanakan, Juga menambah hal-hal yang telah ada
dengan tujuan agar ajaran Sang Buddha tetap murni dan kuat. Satu abad kemudian, diadakan Kembali sidang konsili II (Sidang Agung II) pada
442SM yang berlangsunng selama empat bulan. Sidang ini diadakan karena adanya sekelompok bhikkhu yang ingin merubah beberapa isi dari
Vinaya Pitaka sehingga para bhikkhu tersebut memisahkan diri dan menjadi aliran Mahayana, sedangkan beberapa bhikkhu yang
mempertahankan kemurnian Vinaya Pitaka menjadi aliran Theravada. Dua ratus tahun kemudian diadakan Sidang Konsili III (Sidang Agung III)
pada 313SM yang belangsung selama Sembilan bulan. Pada sidang ini, agama Buddha mulai menyebar ke seluruh dunia. Lalu pada pemerintahan
Raja Vattagami Abhaya di Sri Lanka, diadakannya Sidang Konsili IV (Sidang Agung IV) yang dimana pada sidang ini, Kitab Suci Tri Pitaka
untuk pertama kalinya dituliskan diatas daun Lontar menggunakan Bahasa Pali.

3 Jelaskan makna dan tujuan Dharma, didukung dengan jurnal dari scholar tentang makna dan tujuan Buddha Dharma, copikan link jurnal tersebut. 15
Jawab:
Sumber Jurnal : Purwaningsih, N. M. W., Nerawati, N. G. A. A., & Wariati, N. L. G. (2022). Etika Sosial Buddhisme Dalam Kitab Sutta Pitaka

(Kajian Filsafat). Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 13(1), 13-23. Diakses pada 22.53 07 Oktober 2023. https://doi.org/10.25078/sanjiwani.v13i1.998

Dhamma dalam ajaran agama Buddha merupakan ajaran yang berisikan pedoman moral dan filsafat yang membawa kita menuju

kebahagiaan. Dhamma menyangkut hukum kebenaran universal yang mengajarkan bahwa sumber kebahagiaan dan penderitaan berasal dari diri

sendiri. Oleh karena itu, dhamma mengajarkan bahwa untuk mencapai kebagagiaan kita harus bertanggung jawab atas diri sendiri.

Dalam agama Buddha terdapat tiga ajaran untuk kita mencapai kebahagiaan tertinggi, yaitu :

1. Ajaran Tiratana Buddhisme

Merupakan ajaran untuk kita memiliki skap penyerahan diri kepada para Buddha, Dhamma dan Sanga.

2. Ajaran Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Sacani)

Merupakan ajaran untuk kita mencapai kebebasan dari penderitaan. Empat Kesunyataan tersebut adalah

hidup adalah Dukkha, penyebab dari dukkha, terhentinya dukkha dan jalan Tengah untuk menghentikan dukkha.

3. Ajaran Kamma (Hukum Sebab Akibat)

Ajaran Kamma adalah ajaran yang mengajarkan kita tentang sebab akibat dari perbuatan yang kita

lakukan, baik itu didasari kejahatan atau pun tidak. Kita sebagai makhluk hidup kita tidak dapat menghindari hukum

sebab akibat

4 Jelaskan peran hukum karma dalam kehidupan manusia, didukung dengan jurnal berhubungan dengan Karma dan ambil kesimpulan dan copikan 15
link jurnal tersebut.
Jawab:
Sumber Jurnal :
Rusli, A. R. (2020). Karma dan Etos Kerja dalam Ajaran Budha. Al-Adyan: Journal of Religious Studies, 1(1), 1-13. Diakses pada 23.25 07

Oktober 2023. https://doi.org/10.15548/al-adyan.v1i1.1712

Hukum karma adalah hukum sebab akibat tentang perbuatan. Hukum karma menjelaskan bahwa setiap setiap perbuataan yang dilakukan pasti

akan memiliki akibat. Seperti, perbuatan baik akan mendatangkan akibat yang baik sebaliknya, perbuatan buruk akan mendatangkan akibat yang

buruk pula. Secara garis besar, hukum karma akan sejalan dengan Punarbhava atau tumimbal lahir. Dimana punarbhava atau tumimbal lahir

adalah ajaran yang berhubungan dengan kelahiran Kembali. Artinya, setiap manusia akan dilahirkan kembali di alam yang berbeda seseuai
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
dengan perbuatan yang telah kita perbuat pada masa lalu, ataupun di kehidupan sekarang yang akan berdampak pada kehidupan selanjutnya.

Karma yang terjadi karena kehendak yang berasal dari pikiran tersebut selalu memiliki akibat, sehingga segala sesuatu yang diperbuat semestinya

akan ada akibat. Akibat dari karma disebut sebagai vipaka. Hukum karma dijelaskan dalam Samyutta Nikaya “sesuai dengan benih yang ditabur,

begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, pembuatan kejahatan akan memetic kejahatan pula.

Benih apapun yang engkau tabur, engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanya.”

Kesimpulan : hukum karma adalah hukum yang mengatur tentang perbuatan kita dimasa lalu ataupun masa sekarang, baik itu perbuatan baik,
ataupun jahat. Kemudian Hukum Karma akan bekerja sesuai dengan hukum tumimbal lahir sehingga apa yang kita perbuat di masa dulu atau
masa sekarang dapat kita rasakan dikehidupan selanjutnya. Sesuai yang dijelaskan pada Samyutta Nikaya “sesuai dengan benih yang ditabur,
begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, pembuatan kejahatan akan memetic kejahatan pula.
Benih apapun yang engkau tabur, engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanya.”

5 Jelaskan tentang Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha dan Kitab suci yang menyatakan tentang konsep Tuhan YME serta tafsirannya 15
secara lengkap.
Jawab:
Sumber Jurnal :
Aman, A. (2019). Tuhan dan Ketuhanan dalam Ajaran Buddha Menurut Pemahaman Mahasiswa STABN Sriwijaya Semester Genap AP
2018/2019. OSF. IO, 8(5), 55. Diakses pada 00.23 08 Oktober 2023. Tuhan dan Ketuhanan dalam Ajaran Buddha Menurut Pemahaman... - Google
Scholar

Agama Buddha menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta diatur oleh lima hukum kosmis

(Dhamma Niyama), yakni Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. Hal ini dipandang oleh banyak

orang sebagai perbedaan utama antara Buddhisme dan agama-agama lain. Menurut beberapa tokoh Buddhis, inilah alasan mengapa Buddha tidak

berbicara tentang Tuhan. Buddha jelas tidak mengakui adanya Tuhan pencipta, karena Tuhan bukan pencipta. (Brahmajala Sutta). Alam semesta

bukan diciptakan melainkan tercipta karena Niyama Dhamma. Hakikat ketuhanan telah dituliskan didalam kitab suci Udana yang berisikan sebait

syair.

“Para Bhikkhu. Ada sesuatu yang tidak dilahirkan. Tidak menjelma.14 Tidak terciptakan. Tidak

tersenyawa. Para Bikkhu, jika tidak ada yang tidak dilahirkan, tidak dijelma, tidak dicipta, tidak di senyawa, maka tidak

akan nada yang terlepas dari kelahiran, penjelmaan, ciptaan, persenyawaan. Tetapi, para Bikkhu, oleh karena ada tidak

dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak tersenyawa…..maka, pembebasan dari kelahiran, penjelmaan, ciptaan,

persenyawaan….merupakan sesuatu yang nyata.” (Udana, VIII : iii)15

Pemahaman tentang Tuhan dalam agama Buddha memiliki konsep yang nampaknya walaupun saling melengkapi namun dapat membuat umat

Buddha berbeda pemahaman. Masingmasing aliran keagamaan Buddha memiliki konsep sendirisendiri dengan dalilnya masing-masing yang

berdasar kitab suci Buddha dari berbagai aliran keagamaan Buddha pula. Namun semua aliran keagamaan Buddha sepakat, pada Kongres

pertama dari Dewan Sangha Buddhis Dunia (WBSC: World Buddhist Sangha Council), Colombo, Sri Lanka, pada 27 Januari 1967 secara

aklamasi telah menyepakati 9 poin. Yang nomor tiga adalah tidak meyakini bahwa dunia ini diciptakan dan diatur oleh Tuhan.

Menurut Agama Buddha, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti yakin akan keberadaan Tuhan yang Maha Esa dan

melaksanakan sila. Sila yang seharusnya kita latih didalam kehidupan sehari-hari adalah Pancasila Buddhis, yaitu:

1. Tidak membunuh

2. Tidak mencuri

3. Tidak berzina

4. Tidak berbohong
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
5. Tidak meminum segala sesuatu yang menyebabkan mabuk dan ketagihan

6 Apa hakikat manusia menurut Buddha Dharma yang dihubungkan dengan 5 unsur dalam tubuh dan alami dan makanan yang memenuhi konsep 15
5 unsur tersebut.
Jawab:

Muasal kelima elemen (unsur) yang ada di alam adalah unsur logam, kayu, air, api, dan tanah disebut wu xing, secara filosofi

kelima elemen ini sudah dikembangkan dalam hakikat kitab Dao De Jing (Tao Tek Keng) yang diajarkan oleh Lao Tze ( Taoisme), sedangkan

secara konsep dasarnya sudah dikembangkan sejak raja pertama Tiongkok bernama Raja Fu Xi, Baginda Hok Hie (2953 SM- 2838 SM) atau

sekitar 5000 tahun lalu. Kelima elemen tersebut kemudian menjadi salah satu konsep yang penting dalam pengobatan tradisionnal Tiongkok,

dijadikan analisa ramalan Nasib dan feng shui.

Dalam gambaran Pa Kwa (Diagram Delapan Asal), bahwa alam dengan Empat Penjuru Mata Angin, yaitu Utara (Bei),

Selatan(Nan), Timur (Dong), Barat (Xi) dan Bumi (Di) di tengah pusat pertemuannya. Kita bisa menganalisanya bahwa keempat arah mata angin

dengan pusatnya adalah Bumi, bila dihubungkan kelima elemen di alam dengan organ tubuh manusia maka arah Utara berunsur air dengan warna

putih organ ginjal (kandung kemih), arah Selatan berunsur api dengan warna merah organ jantung (usus halus), Timur berunsur kayu dengan

warna hijau organ hati (kandung empedu), Barat berunsur logam dengan warna hitam organ paru-paru (usus besar), sedangkan tengah berunsur

tanah dengan warna kuning organ limpa (lambung).

Di alam kita mengenal konsep keserasian, keselarasan, dan keseimbangan. Maknanya alam dengan semua unsur (elemen) berada

dalam bumi (tanah), yaitu logam, kayu, air, dan api muncul dari dalam tanah, maka semua makhluk hidup membutuhkan unsur-unsur tersebut

untuk dapat hidup dan eksistensinya. Tanah sebagai unsur yang dapat menyeimbangkan elemen lain secara serasi, selaras dan seimbang, maka

letak posisi tanah di tengah (zhong) disebut juga Tengah harmonis.

Hidup manusia dengan kelengkapan fisik panca indera dan fungsi lima kelompok kehidupan. Fisik jasmani manusia memiliki

tangan dan kaki masing-masing lengkap lima jari, dengan lima organ penting dalam tubuh manusia juga berhubungan dengan lima unsur yang

ada dialam internal. Makan makanan dengan pemenuhan Gizi seimbang yang harus memenuhi lima warna,yaitu sayuran warna hitam, merah,

hijau, putih, dan kuning atau kombinasinya. Dilengkapi dengan lima rasa ; manis, asam, pahit, pedas dan asin. Semua untuk memenuhi

keseimbangan tubuh bagi lima organ penting, yaitu organ ginjal (kandung kemih), jantung (usus halus), hati (kandung empedu), paru-paru (usus

besar), dan limpa (lambung). Untuk menjaga tubuh tetap sehat kita harus makan makanan sehat dari kombinasi kelima warna,lima rasa, beraneka

ragam masakan menu sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang

7 Apa pengalaman intuisi atau pengalaman batin Anda tentang Buddha Dharma atau Ajaran Buddha dalam sehari-hari? 10
Jawab:
Pengalaman batin saya adalah tentang Buddha Dharma yang melibatkan pemahaman tentang Empat kebenaran mulia yaitu
1. Penderitaan adalah bagian alami dari kehidupan : dimana ketika saya merasakan sebuah penderitaan, saya akan menyadarinya bahwa itu
adalah hal yang wajar ketika kita masih menjadi manusia
2. Pemahaman tentang asal usul penderitaan dan akar penyebabnya : setelah saya menyadari bahwa penderitaan adalah hal yang wajar, saya
akan mencari dari mana asal dan sebab dari penderitaan yang saya alami.
3. Pemahaman bahwa ada jalan keluar dari penderitaan : setelah saya tahu dari mana asal dan apa penyebab dari penderitaan saya, saya akan
mencari jalan untuk keluar dari penderitaan yang saya alami.
4. Pemahaman tentang Delapan Jalan Mulia : dengan mencari jalan untuk keluar dari penderitaan, saya akhirnya menemukan bahwa jalan
untuk menujunya lenyapnya dukkha adalah dengan melaksanakan delapan jalan mulia berunsur delapan.
Dengan saya melakukan keempat hal diatas, saya merasakan kedamaian didalam hidup saya. Sehingga saya tidak memikirkan penderitaan-
penderitaan yang akan menghadang saya pada kedepannya.

JUMLAH 100
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

SELAMAT BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai