Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN DASAR BUDDHA DHARMA DAN TRI RATNA

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Imam Khaidir Ali (11210321000068)


2. Mardotillah Aulia N.R (11210321000003)
3. Zakiyatul Al fiyyah (11210321000063)

STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Syaiful Azmi S.Ag., M.A. selaku
dosen pengajar yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang “Pengertian dasar Dharma dan Tri Ratna”

Makalah ini berisi tentang informasi pengertian juga sejarah Agama Buddha, kita
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya melengkapi selalu saya harapkan untuk menyempurnakan Makalah
ini.

Tangerang Selatan, 16 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PEMBAHASAN...............................................................................

A. Pengertian Dasar Buddha Dharma ...................................................

B. Pengertian Tri Ratna .........................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................


BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Buddha Dharma


Secara historis agama buddha mempunyai kaitan erat dengan agama yang mendahuluinya,
tapi walaupun demikian mempunyai perbedaan dengan agama yang mendahuluinya dan yang
datang sesudahnya, salah satunya agama hindu. Sebagai agama, ajaran buddha tidak tertit ik tolak
dari tuhan dan hubungannya dengan alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk manusia.
Tetapi dari keadaan yang di hadapi manusia sehari-hari, khususnya tentang tata susila yang
di hadapi yang di jalani manusia agar terbebas dari lingkungan dukka yang selalu mengiringi
hidupnya. Dan dalam jangka yang lama ini, masalah ketuhanan itupun belum mendapatkan
perhatian yang semestinya, dalam alur sejarah agama di india, zaman agama buddha dimulai
semenjak tahun 500 SM hingga tahun 300 M.
1. BUDDHA
Berasal dari bahasa Sansekerta budha berarti menjadi sadar, kesadaraan
sepenuhnya; bijaksana, dikenal, diketahui, mengamati, mematuhi. 1 Tegasnya, Buddha
berarti seorang yang telah mencapai Penerangan atau Pencerahan Sempurna dan Sadar
akan Kebenaran Kosmos serta Alam Semesta. “Hyang Buddha” adalah seorang yang telah
mencapai Penerangan Luhur, cakap dan bijak menuaikan karya-karya kebijakan dan
memperoleh Kebijaksanaan Kebenaraan mengenai Nirvana serta mengumumkan doktrin
sejati tentang kebebasan atau keselamatan kepada dunia semesta sebelum
parinirvana.Hyang Buddha yang berdasarkan Sejarah bernama Shakyamuni pendiri
Agama buddha.
2. DHARMA
Hukum Kebenaran, Agama, hal, hal-hal apa saja yang berhubungan dengan
ajaran agama Buddha sebagai agama yang sempurna.
Dharma mengandung 4 (empat) makna utama :
1. Doktrin
2. Hak, keadilan, kebenaran
3. Kondisi
4. Barang yang kelihatan atau phenomena.
Buddha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan
Pandangan Terang yang dapat membebaskan manusia dari kesesatan atau kegelapan

1 Arthur Antony Macdonell, Practical Sanskrit Dictionary, Oxford University Press, London, 1965
batin dan penderitaan disebabkan ketidakpuasan. Buddha Dharma meliputi unsur-unsur
agama, kebaktian, filosofi, psikologi, falsafah, kebatinan, metafisika, tata susila, etika,
dan sebagainya.
Tripitaka Mahayana termasuk dalam Buddha Dharma.

B. Pengertian Tri Ratna


Seorang telah menjadi umat Buddha bila ia menerima dan mengucapkan Tri
Ratna (Skt) atau Tiga Mustika (Ind) yang berarti Buddha, Dharma, Sangha. Pada Saat
sembahyang atau kebaktian di depan altar Hyang Buddha. Tri Ratna secara lengkap
diucapkan dengan tenang dan khusuk sampai tiga kali atau disebut Trisarana. Trisarana
adalah sebagai berikut:
Bahasa Sansekerta :

Buddhang Saranang Gacchami


Dharmang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami
Dwipanang Buddhang Saranang Gacchami
Dwipanang Dharmang Saranang Gacchami
Dwipanang Sanghang Saranang Gacchami
Tripanang Buddhang Saranang Gacchami
Tripanang Dharmang Saranang Gacchami
Tripanang Sanghang Saranang Gaccham

Bahasa Indonesia :
Aku Berlindung kepada Buddha
Aku Berlindung kepada Dharma
Aku Berlindung kepada sangha
Kedua kali Aku Berlindung kepada Buddha
Kedua kali Aku Berlindung kepada Dharma
Kedua kali Aku Berlindung kepada sangha
Ketiga kali Aku Berlindung kepada Buddha
Ketiga kali Aku Berlindung kepada Dharma
Ketiga kali Aku Berlindung kepada sangha
Tiratana (Pali) Tri Rama (Sansekerta) adalah: Buddha Ratana, Dhamma Ratana, dan Sangha
Ratana.
A. Buddha Ratana
Mengacu kepada Sang Buddha, yaitu guru suci junjungan yang memberikan ajarannya kepada
umat manusia dan para dewa untuk mencapai kebebasan mutlak (Nibbana). Terdapat sembilan
Buddhaguna yang menjelaskan sifat-sifat mulia Sang Buddha. Di dalam Buddha terdapat
perwujudan dari moralitas tertinggi (Sîla), konsentrasi paling mendalam (Samadhi), dan
kebijaksanaan mendalam (Pañña). Sifat-sifat mulia yang tidak dapat dilampaui dan tiada
bandingannya dalam sejarah manusia. Setiap insan Buddhis di seluruh dunia membabarkan dan
merenungkan sembilan kebajikan agung dari seorang Buddha dalam latihan puja bakti mereka
sehari-hari.
Meskipun Sang Buddha memiliki berbagai kemuliaan yang lain, di sini hanya digambarkan
sembilan sifat agung Sang Buddha. Di sekolah-sekolah Buddhis yang lain, para pengikut telah
memperkenalkan Buddha-Buddha yang beragam dengan menyebutkan beberapa sifat agung dari
Sang Buddha. Bagaimanapun juga, cara apapun yang dipergunakan untuk memperkenalkan Sang
Buddha, adalah sebuah fakta bahwa sejarah para Buddha telah muncul di dunia ini dari waktu ke
waktu, diilhami dengan kebajikan-kebajikan dan penerangan yang sama. Oleh karena itu,
seharusnya tiada perbedaan menghormat pada tiap-tiap Buddha, jika Buddha yang dimaksud
adalah seorang Buddha yang sesungguhnya. Konsekuensinya, seharusnya tidak perlu ada
perselisihan berkaitan dengan Buddha yang mana yang lebih berkuasa ataupun lebih hebat
dibandingkan Buddha yang lain.

B. Dharma Ratana
1. Dhamma adalah ajaran Sang Buddha. Dhamma bukan buatan Sang Sang Buddha,
beliau hanya menemukannya. Dhamma yang ditemukan adalah dalam bentuk abstrak,
maka untuk dapat dimengerti oleh makhluk lain (termasuk manusia) dhamma itu
dikonsepsikan dalam bahasa. Atau dengan kata lain, semua pengalaman perjuangan
petapa Gotama hingga mencapai kebuddhaan yang diajarkan beliau kepada semua
makhluk.
2. Ajaran yang menunjukkan umat manusia dan para dewa ke jalan yang benar agar
terbebas dari kejahatan.
3. Membimbing para dewa dan manusia untuk mencapai Nibbana.
C. Sangha Ratana
Sangha adalah persaudaraan bhikkhu ariya yang telah mencapai tingkat
kesucian (Sotapanna, Sakadagami, Anagami, dan Arahat). Sebagai pengawal
dan pelindung Dharma dan mengajarkan Dhamma kepada orang lain untuk
ikut melaksanakannya sehingga mencapai Nibbana. Sangha juga sebagai
pengawal dan pelindung Dhamma. Sangha memiliki dua bagian atau jenis,
yaitu:
• Sammuti Sangha adalah persaudaraan para Bhikkhu biasa atau mereka
yang belum sampai ke tingkat-tingkat kesucian tertentu.
• Arya Sangha adalah persaudaraan para Bhikkhu suci. Bagi mereka
yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian.

Pengertian 'Sangha' di dalam Sangha Ratana ini, berarti kumpulan para Ariya atau
kumpulan para mahluk suci. Di dalam ajaran Agama Buddha, dikenal adanya
mahluk suci, yang disebut dengan istilah Ariya Puggala. Ariya puggala ini ada 4
tingkat, yaitu:

1. Sotapanna = orang suci tingkat pertama (sotapatti-phala) yang terlahir


paling banyak tujuh kali lagi.
2. Sakadagami = orang suci tingkat kedua (sakadagami-phala) yang akan
terlahir sekali lagi (di alam nafsu).
3. Anagami = orang suci tingkat ketiga (anagami-phala) yang tidak akan
terlahir lagi (di alam nafsu).
4. Arahat = orang suci tingkat keempat (arahatta-phala) yang terbebas dari
kelahiran dan kematian).

Untuk dapat mencapai tingkat-tingkat kesucian, maka mereka harus dapat


mematahkan 'belenggu' yang mengikat mahluk pada roda kehidupan. Belenggu
ini disebut Samyojana. Ada 10 jenis belenggu yang harus dipatahkan bertahap
sehubungan dengan pencapaian tingkat-tingkat kesucian, yaitu:

1. Sakkayaditthi = kepercayaan tentang adanya diri / kepemilikan / atta yang


kekal dan terpisah.
2. Vicikiccha = keraguan terhadap Buddha dan ajarannya.
3. Silabbataparamasa = kepercayaan tahyul, bahwa dengan upacara
sembahyang saja, dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
4. Kamachanda / kamaraga = hawa nafsu indera
5. Byapada / patigha = kebencian, dendam, itikad jahat.
6. Ruparaga = keinginan untuk hidup di alam yang bermateri halus.
7. Aruparaga = keinginan untuk hidup di alam tanpa materi.
8. Mana = kesombongan, kecongkakan, ketinggihatian.
9. Uddhacca = kegelisahan, pikiran kacau dan tidak seimbang.
10. Avijja = kegelapan / kebodohan batin.
Mereka yang telah terbebas dari 1 - 3 adalah mahluk suci tingkat pertama
(Sotapanna) yang akan tumimbal lahir paling banyak tujuh kali lagi.

Mereka, yang disamping telah terbebas dari 1 - 3, dan telah dapat mengatasi /
melemahkan no. 4 dan 5, disebut mahluk suci tingkat kedua (Sakadagami), yang
akan bertumimbal lahir lagi hanya sekali di alam nafsu.

Mereka yang telah sepenuhnya bebas dari no. 1 - 5, adalah mahluk suci tingkat
ketiga (Anagami), yang tidak akan tumimbal lahir lagi di alam nafsu).

Mereka yang telah bebas dari kesepuluh belenggu tersebut, disebut mahluk suci
tingkat keempat (Arahat), yang telah terbebas dari kelahiran dan kematian, yang
telah merealisasi Nibbana (Kebebasan Mutlak).

Selain ditinjau dari 'belenggu' yang mengikat pada roda kehidupan yang harus
dipatahkan, pengertian mahluk suci ini juga dapat ditinjau dari segi Kekotoran
batin (kilesa)-nya, yang telah berhasil mereka basmi. Ada 10 kilesa yang harus
dibasmi sehubungan dengan pencapaian tingkat-tingkat kesucian tersebut, yaitu:

1. Lobha = ketamakan
2. Dosa = kebencian
3. Moha = kebodohan batin
4. Mana = kesombongan
5. Ditthi = kekeliruan pandangan
6. Vicikiccha = keraguan (terhadap hukum kebenaran / Dhamma)
7. Thina-Middha = kemalasan dan kelambanan batin
8. Uddhacca = kegelisahan
9. Ahirika = tidak tahu malu (dalam berbuat jahat)
10. Anottappa = tidak takut (terhadap akibat perbuatan jahat)
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari uraian diatas jelaslah bahwa Buddha, Dhamma dan Sangha dalam bentuk aspeknya sebagai
perlindungan yang mempunyai sifat mengatasi keduniawian, dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa Buddha, Dhamma dan Sangha merupakan manifestasi dari pada yang Mutlak, Yang Esa,
Yang menjadi tujuan terahkir bagi semua mahluk. Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai
Tiratana adalah bentuk kesucian yang tertinggi yang dapat ditangkap oleh manusia biasa, oleh
karena itu diajarkan sebagai perlindungan yang tertinggi oleh Sang Buddha. Jadi Buddha,
Dhamma dan Sangha adalah merupakan bentuk manifestasi perwujudan, dari Tuhan Yang Maha
Esa dari alam semesta ini, yang di puja dan dianut oleh umat Buddha di dunia sehingga
tercapainya Nibbana. Hal ini hanyalah dapat dicapai dan dirasakan dengan suatu usaha dan
merealisasinya dari kebenaran Dhamma.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur Antony Macdonell, Practical Sanskrit Dictionary, Oxford University Press, London,
1965

Study Bhuddhism by berzin arcive


Buddha Dharma Mahayana Suwarto T jakarta : majelis agama budha Mahayana 1995

Anda mungkin juga menyukai