Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEOLOGI AGAMA BUDDHA

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Teologi Agama-agama


Dosen Pengampu : Saiful Mujab

Disusun oleh :

1. Siti Zulaikhah Munawaroh – 2004016001


2. Alip Alfiandi RM – 2004016035

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. PENGERTIAN AGAMA BUDDHA..................................................


B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA..................................
C. POKOK DAN AJARAN AGAMA BUDDHA......................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah munculnya agama hampir bersamaan dengan awal kehidupan manusia. Tidak ada
suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa ada suatu bentuk agama. Seluruh agama tidak
lain perpaduan kepercayaan keagamaan dan sejumlah upacara. Tentu saja ini tidak mudah
untuk dijelaskan sebab setiap agama mempunyai pandangan masing-masing terhadap
kepercayaan dan keagamaan tersebut.

Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya


kekuatan gaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu
dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu menimbulkan perilaku
tertentu, seperti berdoa, memuja dan lainnya, serta menimbulkan sikap mental tertentu,
seperti rasa takut, rasa optimis, pasrah dan lainnya dari individu dan masyarakat yang
mempercayainya.

Seorang ahli antropologi inggris R.R. Marett mengatakan “Definiton of word are always
troublesome, and religion is the most troublesome of all word to define”. Definisi tentang
suatu perkataan adalah selalu mendapatkan kesulitan dan agama adalah yang paling sulit dari
semua perkataan untuk didefinisikan.

Hal ini dikarenakan beberapa alasan diantaranya. Pertama, karena pengalaman agama itu
adalah soal batin yang subjektif dan sangat individualis dalam arti tiap orang mengartikan
agama itu sesuai dengan pengalamannya sendiri. Kedua, barangkali tidak ada orang yang
berbicara begitu bersemangat lebih daripada membicarakan agama. Agama bagi manusia
pada umumnya merupakan soal yang sakti lagi luhur. Ketiga, bahwa konsep tentang agama
akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian tentang agama.

Menurut agama Buddha kehidupan manusia itu berdasarkan sangkaan tidak berarti dan tidak
bertujuan. Agama Buddha dianggap sebagai agama tertua dalam sejarah perkembangan
Indonesia, pernah memberi sumbangan yang besar pada masa kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya. Hal ini tercermin dari falsafah yang diletakkan oleh pujangga Mpu Tantular, yang
konon beragama Buddha seperti dalam kitab Sutasoma, yang berbunyi: Syiwa Buddha
Bhineka Tunggal Ika tanthana Dharma Mangrua yang artinya Agama Syiwa dan Agama
Buddha adalah dua Agama yang berbeda namun kebenaran sejati pada hakekatnya adalah
satu tidak mendua.[1] Pendeta Buddha biasa di kenal dengan Biksu, rumah ibadahnya di
sebut dengan Vihara dan Kitabnya adalah Tripitaka serta hari rayanya adalah Waisak.

B. RUMUSAN MASALAH

- Apa itu Buddha? dan siapa pendirinya?

- Bagaimana sejarah dan perkembangan agama Budha?

- Apa saja pokok serta tujuan ajaran agama Budha?

C. TUJUAN

1.Untuk memahami pengertian agama Buddha

2.Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan agama Buddha

3.Untuk mengetahui pokok serta tujuan ajaran agama Buddha


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AGAMA BUDDHA

Kata Budha berasal dari akar kata Bodhi (hikmat), yang dalam deklensi (Tashrif) menjadi
budhi (nurani) dan juga budha (yang beroleh terang). Oleh karenanya sebutan budha pada
masa selanjutnya memperoleh berbagai pengertian sebagai berikut:

a. Yang sadar (awaken one)


b. Yang beroleh terang (enlightened one)

Panggilan itu diperoleh Sidharta sesudah menjalani sikap hidup penuh kesucian,bertapa,
mengembara untuk menemukan kebenaran, hamper tujuh tahun lamanya di bawah sebuah
pohon (yang dewasa ini berada di kota gaya). Ia pun memperoleh hikmat dan terang, hingga
pohon itu sampai sekarang disebut dengan pohon hikmat (Tree of Bodhi).

Sang Budha ialah orang yang bangun, artinya orang yang telah bangun dari kesesatan dan
berada di tengah-tengah cahaya yang benar. Kepada Sang Budha diberikan juga nama yang
lain, misalnya bhagavat, artinya yang luhur, tatagatha, artinya yang sempurna. Sebutan yang
terakhir ini tidak begitu jelas maknanya, mungkin artinya ialah mereka yang datang dengan
cara yang tepat. Dengan demikian kata itu mempunyai arti seseorang yang suci. Selanjutnya
Sang Budha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan kekuatannya sendiri. Dalam
artian, dia mencapai pengetahuan itu tidak dengan mempelajari kitab-kitab suci atau dengan
pengajaran seorang guru.

Agama Buddha atau Buddhisme adalah sebuah agama nonteistik atau filsafat (Sanskerta:
dharma; Pali: dhamma) yang berasal dari anak benua India yang meliputi beragam tradisi,
kepercayaan, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang
dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha
(berarti “yang telah sadar”). Menurut tradisi Buddhis, Sang Buddha hidup dan mengajar di
bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SM
(Sebelum Masehi). Dia dikenal oleh umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau
tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri
penderitaan mereka dengan melenyapkan ketidaktahuan/kebodohan/kegelapan Batin (moha),
keserakahan (lobha), dan kebencian/ kemarahan (dosa). Berakhirnya atau padamnya moha,

Lobha, dan dosa disebut dengan Nibbana. Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan
perbuatan benar, tidak melakukan perbuatan salah, memprak-tikkan meditasi untuk menjaga
pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami fenomena batin
dan jasmani.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA

Agama yang diasaskan oleh Siddharta Gautama, mulai dari abad ke-6 SM dan oleh itu,
adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Sepanjang masa ini, unsur
kebudayaan India ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Yunani, Asia Tengah, Asia
Timur, dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah
menyentuh hampir seluruh benua Asia.

Nama pendiri agama Buddha adalah Siddharta Gautama ( artinya: yang mencapai maksud
tujuannya ), tetapi biasanya ia disebut Gautama (keturunan Guru Wedha Gautama,
kapilawastu Ayah Buddha bernama Suddhodana dan ibunya bernama Ratu Maya. Menurut
tradisi Buddha, Siddharta Gautama dilahirkan daripada puak Sakya pada awal masa Magadha
(546–324 SM), di sebuah kota, selatan pergunungan Himalaya yang bernama Lumbini.
Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan.

Beliau juga dikenali dengan nama Sakyamuni (harfiah: “orang bijak daripada kaum Sakya”).
Bagi seorang Buddhis yang percaya kepada kelahiran kembali, sudah semestinya bahwa
Gautama pada tahun 560 SM tidak untuk pertama kalinya lahir didunia. Sebelum ia lahir
pada tahun 560 SM, Buddha tinggal disurga Turshita karena karmanya yang baik itu. Dari
musik disurga ternyatalah, bahwa telah datang saatnya ia harus turun kedunia guna
melepaskan umat manusia.

Dalam setiap agama pasti terdapat objek-objek atau simbol-simbol yang ditujukan untuk
penghormatan. Dalam Buddhisme terdapat tiga objek agama yang utama untuk tujuan
tersebut, yaitu:

1. Saririka atau relik-relik jasmani Sang Buddha;


2. Uddesika atau simbol-simbol agama seperti rupang (patung, gambar) Sang
Buddha dan cetiya atau pagoda;
3. Paribhogika atau barang-barang pribadi yang pernah digunakan oleh Sang
Buddha.

Sudah menjadi hal yang biasa bagi semua umat Buddha di seluruh dunia untuk memberikan
penghormatan kepada objek-objek di atas. Dan juga merupakan tradisi umat Buddha untuk
membangun rupang Sang Buddha, cetiya atau pagoda pagoda serta menanam pohon Bodhi di
setiap Vihara sebagai objek penghormatan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai