Anda di halaman 1dari 29

DAMPAK AGAMA BUDDHA TERHADAP INDONESIA

Diserahkan kepada:
Dosen: Letcredo Sinaga, M.Pd.K

Sebagai bagian dari Tugas Mata Kuliah


Theologi Agama-Agama

Nama Kelompok :
Roy Damanik
Liyani
Haposan Siallagan

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM


October 2012
1

KATA PENGANTAR
Shalom, Salam sejahtera, Puji dan syukur bagi TUHAN YESUS KRISTUS, yang
telah memberi nafas kehidupan, pengetahuan, kesehatan dan waktu yang berharga ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sebagai tugas pada
mata kuliah Theologi Agama-Agama.
Dalam tugas mengenai pembahasan Agama Buddha yang dipercayakan kepada
kelompok kami, kami mencoba menyajikannya sedemikian rupa. Pembuatan makalah ini
tentunya tidak akan luput dari kesalahan, oleh sebab itu segala bentuk perbaikan, masukan,
kritik dari Bapak Dosen sangatlah kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat.
Puji Tuhan!!!

Hormat Kami,
Roy Damanik
Liyani
Haposan Siallagan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................... 3


Bab I Pendahuluan .................................................................................

1. Asal Usul Agama Buddha ..........................................................


2. Kehidupan Buddha ........................................................................

5
5

Bab II Perkembangan Dan Aliran Agama Buddha.................................. 7


1. Perkembangan Agama Buddha ......................................................
a. Konsili Buddha ..................................................................
i. Konsili Buddhis I ...................................................
ii. Konsili Buddhis II ..................................................
iii. Konsili Buddhis III ................................................
iv. Konsili Buddhis IV .................................................
v. Konsili Buddhis V ..................................................
vi. Konsili Buddhis VI .................................................
b. Wilayah Agama Buddha .....................................................
c. Masuknya Agama Buddha Ke Indonesia ...........................

7
7
7
8
8
8
9
10
10
10

2. Aliran Agama Buddha ....................................................................


a. Konsep Ajaran Agama Buddha ..........................................
b. Tokoh Penting Agama Buddha ...........................................
c. Tingkat-Tingkat Pencerahan ................................................
d. Sekte Agama Buddha ..........................................................
e. Kitab Suci Agama Buddha ..................................................
f. Filosofi Agama Buddha ......................................................

15
15
15
15
16
17
17

Bab III Hubungan Dengan Agama Lain ................................................. 19


1.
2.
3.
4.

Hubungan Dengan Agama Kristen ................................................


Hubungan Dengan Agama Islam ...................................................
Hubungan Dengan Agama Hindu ..................................................
Hubungan Dengan Agama Konghucu ............................................

19
22
25
28

Bab IV Pengaruh Agama Buddha Terhadap NKRI ................................. 28


1. Pengaruh Positif ............................................................................... 28
2. Pengaruh Negatif .............................................................................. 28

Bab V Kesimpulan ................................................................................... 29


Daftar Pustaka .............................................................................................. 17

BAB I PENDAHULUAN
1. ASAL USUL AGAMA BUDDHA
a. SEJARAH AGAMA BUDDHA1
Sejarah agama Buddha dimulai dari abad2 ke-6 SM sampai sekarang, dari
lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama3. Buddha adalah salah satu agama tertua
yang masih dianut di dunia. Dalam perjalanannya Buddha masuk kepada unsur
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_agama_Buddha
2 masa seratus tahun
4

kebudayaan, seperti unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur


kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam
proses perkembangannya , agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua
Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan
mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi
Theravada4 , Mahayana5, dan Vajrayana6 (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai
dengan masa pasang dan surut.
2. KEHIDUPAN BUDDHA7
Menurut tradisi Buddha, tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari
suku Sakya8 pada awal masa Magadha (546324 SM), di sebuah kota, selatan
pegunungan Himalaya yang bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal
sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari
kaum Sakya"). Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah
perlindungan ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan
Magadha), Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik
kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak
dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak
ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa
juga tak ada artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah
ini merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu
memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri.
3 Sang buddha atau figur utama dalam agama Buddha
4 "Ajaran Sesepuh" atau "Pengajaran Dahulu", merupakan ajaran tertua Agama Buddha yang masih
bertahan
5 Ajaran buddha yang merujuk kepada tingkat motifasi spiritual
6 merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam hal praktek,
bukan dalam hal filosofi. Dalam ajaran Wajrayana, latihan meditasi sering di barengi dengan
visualisasi
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_agama_Buddha
8 Sebuah komuniti suku di Nepal
5

Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul9 tidak akan pernah meninggalkan


posisinya sampai ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai
Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha"
saja, sebuah kata dalam Sanskerta yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta).
Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah
mengalirnya sungai Gangga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan
ajarannya kepada sejumlah orang yang berbeda-beda. Keengganan Buddha untuk
mengangkat seorang penerus atau meresmikan ajarannya mengakibatkan munculnya
banyak aliran dalam waktu 400 tahun selanjutnya, pertama-tama aliran Buddha
Nikaya10, yang sekarang hanya masih tersisa Theravada11, dan kemudian terbentuknya
aliran Mahayana12, sebuah gerakan Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitabkitab baru. Sebelum disebarkan di bawah perlindungan maharaja Asoka pada abad ke3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah
peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Dua konsili
(sidang umum) pembentukan dikatakan pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan
ini berdasarkan catatan-catatan dari kemudian hari. Konsili-konsili (juga disebut
pasamuhan agung) ini berusaha membahas formalisasi doktrin-doktrin Buddhis, dan
beberapa perpecahan dalam gerakan Buddha.

9 Berjanji hendak atau berNazar


10 Aliran buddha yang mempercayai buddha si penemu kebenaran
11 Point 2.a.
12 Point 2.a.
6

BAB II PEMBAHASAN
1. PERKEMBANGAN DAN ALIAN AGAMA BUDDHA
a. KONSILI BUDDHA13
Dalam proses perkembangannya, Agama Buddha pernah melakukan konsili
sebanyak 6 kali,
i. Konsili Buddhis I
Konsili ini diadakan di Gua Sattapanni, di sisi Gunung Vebhara, Rajagaha
ibukota Magadha. Konsili tersebut dilaksanakan tiga bulan setelah Parinibbana 14 Sang
Buddha dan disokong oleh Raja Ajatasattu. Konsili ini dilatar-belakangi oleh gagasan
yang disampaikan oleh Bhikkhu Maha Kassapa agar para Bhikkhu mengadakan
pertemuan untuk mengulang kembali ajaran yang di sampaikan Sang Buddha.
Gagasan tersebut muncul dalam diri Bhikkhu Maha Kassapa tidak lepas dari
kata-kata kasar yang dilontarkan Bhikkhu Subbada ketika dalam perjalanan dari Pava
menuju ke Kusinara bersama-sama dengan para Bhikkhu untuk memberikan
penghormatan terakhir bagi Sang Buddha. Bhikkhu Subbada berkata bahwa
seharusnya para Bhikkhu senang karena dengan meninggalnya Sang Buddha maka
tidak akan ada lagi yang mengekang mereka dan memberikan latihan-latihan yang
keras dalam menjalankan ke-Bhikkhu-an bagi mereka. Hal itulah yang menjadi latar
belakang diadakannya Konsili Buddhis I.
Pokok dari Konsili Buddhis I adalah dikumpulkannya Dhamma dan Vinaya,
sehingga ajaran Sang Buddha dapat dilestarikan secara generasi ke generasi. Akan
tetapi para Bhikkhu yang menamakan dirinya Bhikkhu Purusa yang baru tiba dari
selatan setelah konsili tersebut berakhir menolak hasil konsili. Meskipun demikian
hasil konsili ini tetap diterima sebagai ajaran murni dari Sang Buddha, dan hasil
konsili ini menjadi dasar atau sumber utama dari Agama Buddha Mazhab Theravada
hingga sekarang.

13 http://artikelbuddhisbangdidi.blogspot.com/2012/03/konsili-buddhis.html
14 Peringatan 10 tahun kematian
7

ii. Konsili Buddhis II


Konsili ini diselenggarakan di Vihara Valukarama, dekat Kota Vesali 100
tahun setelah wafatnya Sang Buddha (443 SM). Raja Kalasoka menjadi penyokong
dari konsili ini yang berlangsung selama delapan bulan.
Konsili tersebut diselenggarakan karena para bhikkhu Vajji dari Vesali
mempunyai kebiasaan melatih sepuluh pokok (Dasavatthuni) yang tidak dibenarkan.
Tujuh ratus orang Arahanta turut serta dalam konsili ini, dan dipimpin oleh Bhikkhu
Sabbakami.
Dikatakan bahwa sebab diadakan konsili ini menyangkut perbedaan penafsiran
ajaran, yang kemudian menjadikan Sangha terpecah menjadi dua yaitu, Mahasangika
dan Sthaviravada. Pada Sthaviravada menekankan kepada perbedaan Vinaya,
sedangkan Mahasangika menekankan kepada soal perpedaan penafsiran ajaran.
Golongan Sthaviravada menyebut golongan Mahasangika sebagai Bhikkhu Papa
(Bhikkhu Amoral), sedangkan golongan Mahasangika menangkis tuduhan melunakan
Vinaya tersebut, golongan Mahasangika menyatakan berpegangan pada ajaran Sang
Buddha mengenai penghindaran dua cara praktek ekstrim. Setelah konsili ini berakhir
banyak bermunculan sekte-sekte dan aliran-aliran dalam agama Buddha.
iii. Konsili Buddhis III
Konsili ini diselenggarakan di Vihara Asokarama di Pataliputta pada tahun 308
SM (235 Era Buddhis). Raja Asoka menjadi penyokong konsili ini. Konsili ini
diadakan untuk melindungi kemurnian ajaran Sang Buddha agar tidak tercemar oleh
60 ribu kaum sesat yang menyusup ke dalam Sangha. Sebagai pimpinan konsili
adalah Bhikkhu Moggaliputta Tissa, sedangkan peserta dalam konsili ini berjumlah
1000 orang Arahanta.
Hasil dari konsili ini adalah diusirnya ribuan Bhikkhu sesat dari Sangha, dan
dikirimnya misionari Buddhis untuk menyebarkan Buddha Dhamma ke berbagai
negeri. Selain itu dalam konsili ini kitab suci Tipitaka menjadi genap setelah
diakuinya kitab Abhidhamma Pitaka.
iv. Konsili Buddhis IV

Konsili ini diadakan di Vihara Aloka, Desa Matale/ Malaya di Sri Lanka pada
450 tahun Era Buddhis (101-77 SM). Raja Vattagamani Abhaya merupakan raja saat
itu, konsili ini disokong oleh seorang menteri dari raja. Konsili ini disebut konsili
Aluvihara atau konsili Alokavihara. Konon pada waktu itu kehidupan sedang kacau
dan terus berkembangnya materialisme dan kemerosotan moral, sehingga para
Bhikkhu sesepuh khawatir akan kelestarian Buddha Dhamma, selain itu Bhikkhu
sesepuh juga mengkhawatirkan bahwa nanti tidak akan ada lagi Bhikkhu yang dapat
menghafalkan Dhamma karena kemerosotan moral tersebut. Oleh sebab itu diadakan
konsili ke IV ini.
Konsili ini dipimpin oleh Bhikkhu Rakkhita Mahathera dan diikuti oleh 500
Bhikkhu yang terpelajar, konsili ini berlangsung selama satu tahun. Dalam konsili ini
Tri Pitaka ditulis pertama kali beserta komentarnya, disalin pada daun palem
berbentuk tulisan yang merupakan sumber tertulis pertama kali ajaran Sang Buddha.
Konsili ini tidak diakui oleh sebagian golongan, dan golongan yang tidak mengakui
konsili tersebut menyelenggarakan konsili sendiri. Konsili tersebut diadakan di
Purusapura, Khashmir pada tahun 78 M dipimpin oleh Vasumitra dan Asvaghosa.
Konsili ini menjadi awal dari perkembangan Mahayana. Adapun yang menyokong
konsili ini adalah Raja Kanishka.
Konsili ini tidak dihadiri oleh golongan Sthaviravada, dalam konsili ini
diakuinya kitab Abhidhamma sebagai titik sentral dan kitab Jnanaprasthana sebagai
sumber pengetahuan bagi golongan Sarvastivada. Selain kitab tersebut juga diakuinya
kitab-kitab komentar untuk Jnanaprasthana yaitu, Vibhasa dan Maha Vibhasa. Kaum
Sthaviravada adalah nenek moyang Mazhab Theravada, sedangkan Sarvastivad adalah
pecahan Sthaviravada yang lebih condong menjadi penyebab timbulnya Mahayana.
v. Konsili Buddhis V
Konsili ini diadakan di Mandalay, Myanmar pada tahun 2415 Era Buddhis
(November 1871). Raja Mindon merupakan pendukung dan penyokong konsili ini.
Konsili ini dipimpin oleh Bhikkhu Jagarabhivanmsa dan diikuti oleh 2400 Bhikkhu.
Selama berlangsungnya konsili ini, kitab Tipitaka Pali dipahatkan pada 729 potongan
batuan pualam, yang terdiri dari 410 potongan berisikan Sutta Pitaka, 111 potongan
berisikan Vinaya Pitaka, dan 208 sisanya berisikan Abhidhamma Pitaka. Pemahatan
itu dilaksanakan di daerah Pagoda Maha Lokamarajina Kuthodaw, di kaki Bukit
Mandalay. Pemahatan berlangsung selama tujuh tahun, enam bulan, dan empat belas
9

hari. Kemudian setelah selesai pemahatan itu para Bhikkhu yang mengikuti konsili
tersebut mengucapakan ulang seluruh isinya (Tipitaka) selama lima bulan tiga hari.
vi. Konsili Buddhis VI
Konsili ini diadakan diadakan di Gua Mahapasana, Kaba-Aye, Yangon,
Myanmar pada Mei 1954. Konsili ini diadakan guna memurnikan dan memajukan
Buddha Dhamma. Dua ribu lima ratus Bhikkhu terpelajar dari berbagai Negara ikut
berpartisipasi dalam konsili ini. Bhikkhu Revata (Nyaung Yan Sayadaw) berperan
sebagai pimpinan konsili tersebut, Bhikkhu Sobhana (Mahasi Sayadaw) sebagai
penanya, dan Bhikkhu Vicittasarabhivamsa ( Mingun Sayadaw) sebagai penjawab.
Dalam konsili ini Kitab Tipitaka Pali, Komentar (Atthakatha), dan Sub-komentar
(Tika) ditinjau ulang. Konsili ini berlangsung selama dua tahun dan selesai bertepatan
dengan 2500 tahun Maha-Parinibbana-Nya Sang Buddha
b. WILAYAH AGAMA BUDDHA
Wilayah Agama

Buddha meliputi beberapa wilayah, dalam proses

perkembangannya, hingga saat ini, meliputi :

Asia Tenggara
Asia Timur
Tibet
India
Asia Tengah
Indonesia Barat

c.

15

MASUKNYA AGAMA BUDDHA KE INDONESIA

Para ahli sejarah masih meneliti kapan sebenarnya agama Buddha masuk ke
Indonesia. Namun banyak orang sependapat bahwa kedatangan Aji Saka merupakan
tanggal kedatangan agama Buddha di Indonesia. Apabila kita meneliti arti kata "Aji
Saka" ini, kita akan menemukan: "Aji" dalam bahasa Kawi berarti "ilmu kitab suci"
sedang "Saka" berasal dari kata "Sakya". Sehingga "Aji Saka" dapat diartikan sebagai
"Pakar dalam Kitab Suci Sakya" atau Pakar Buddha Dharma. Dari sini dapat
diketahui bahwa Aji Saka sebenarnya bukanlah sebuah nama, tetapi sebuah gelar.
Gelar ini diberikan rakyat kepada rajanya yang sebenarnya bernama Tritustha. Kata
"Dewata" artinya dewa dan "Cengkar" artinya jahat, jadi "Dewata Cengkar" tidak lain
15 http://dharmoghandul.blogspot.com/2007/07/sejarah-perkembangan-agama-buddha-di.html
10

berarti dewa jahat (awidya). Dengan demikian legenda yang telah merakyat di Jawa
Tengah tentang perang dahsyat antara Aji Saka melawan Raja Dewata Cengkar,
kiranya dapat diartikan sebagai perang antara Buddha Dharma melawan
Kejahatan/Kebodohan (Awidya). Aji Saka bukan hanya pakar dalam Buddha Dharma,
tetapi juga seorang pakar astronomi dan sastra. Dalam legenda Jawa dikatakan bahwa
untuk menandai kekhilafan beliau dalam memberi perintah kepada dua orang
panglimanya yang setia yang menyebabkan mereka berperang tanding sendiri dan
keduanya gugur karena sama "jayanya", beliau membuat Aksara Jawa. Secara singkat
dapat disusun kurang lebih perkembangan agama Buddha di Indonesia sebagai
berikut:
Abad I (14 Maret 78),
Kedatangan Aji Saka Tritustha menandai masuknya Buddha di Indonesia
Abad II, III, dan IV di Indonesia (Jawa) agama Buddha sudah berkembang.
Ini terbukti dari catatan-catatan Bhiksu Fa-hien yang datang ke Jawa pada abad V.
Beliau menyatakan bahwa sewaktu beliau datang di Jawa agama Buddha sudah ada
bersama-sama agama Hindu.
Abad IV dan V,
Bukti perkembangan agama Buddha dapat dilihat dari prasasti-prasasti kerajaan
Purnawarman di Jawa Barat dan Mulawarman di Kalimantan.
Abad VII dan VIII
Jaman keemasan perkembangan agama Buddha di Jawa, di bawah raja-raja Kerajaan
Mataram Purba dan Sailendra. Pada abad VII ini Candi Borobudur dibangun,
pembangunannya dikatakan memakan waktu kira-kira delapan puluh tahun.
Abad VIII dan IX
Berdiri Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, di mana Bhiksu I-tsing pernah datang belajar
agama Buddha dan bahasa Sanskerta.
Abad XI
Atisa Dipankara seorang bhiksu yang mengajarkan Vajrayana di Tibet, sewaktu
mudanya juga belajar pada Bhiksu Dharmakirti di Swarnadwipa (Sumatera).
Tahun 1100-1478
Berdirilah kerajaan-kerajaan: Kediri, Singasari, Tumapel, Daha, Lumajang, dan
Majapahit. Akhirnya Keprabuan Majapahit runtuh, berdiri Kerajaan Islam Demak
(tahun 1481) dengan rajanya Raden Patah. Agama Buddha kemudian "hilang" dan
tidak pernah dibicarakan orang lagi, hanya peninggalan-peninggalan candi-candinya
11

masih terus dikagumi orang.


Tahun 1901
Sanghanata Aryamula Maha Upadhyaya (Pen Ching Lau He Sang) datang ke
Indonesia, mula-mula menata sejumlah vihara yang dibangun umat Buddha keturunan
Tionghoa dan akhirnya membangun Vihara Kuang Hua Se Jakarta.
Tahun 1912
ajaran Theosofi masuk ke Indonesia dan di kalangan para anggotanya agama Buddha
mulai kembali dipelajari. Kelak ternyata bahwa kebanyakan dari para aktivis agama
Buddha pada Jaman Kemerdekaan belajar agama Buddha melalui Perhimpunan
Theosofi selain dari Sam Kauw Hwee.
Tahun 1934
Narada Thera datang ke Jawa dan bersama umat Buddha menanam pohon Bodhi di
halaman Candi Borobudur.
Tahun 19..
Kwee Tek Hoay menerbitkan majalah "Mustika Dharma".
Tahun 1953
(Waisak 2497) Anagarika Tee Boan An dan Drs. Khoe Soe Kiam memimpin upacara
peringatan Waisak pada tanggal 22 Mei di Candi Borobudur. Dengan demikian api
Buddha Dharma kembali menyala di Indonesia.
Tahun 1956
Diadakan Perayaan Waisak di Candi Borobudur. Perayaan Waisak ini merupakan
perayaan yang besar, karena tahun itu tepat 2500 tahun mahaparinirvananya Sang
Buddha (2500 Buddhajayanti). PUUI Semarang menerbitkan buku peringatan 2500
Buddhajayanti yang berisi banyak penerangan tentang agama Buddha, antara lain
mengenai Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Perbedaan Hinayana dan Mahayana.
Tahun 1958
Terbentuklah Perbudhi (Perhimpunan Buddhis Indonesia).
Tahun 1959
Untuk pertama kalinya sejak runtuhnya Majapahit, diadakan penahbisan bhikkhu di
Indonesia. Untuk penahbisan ini, 13 (tiga belas) orang bhikkhu senior dari berbagai
negara datang ke Indonesia. Dua orang bhikkhu yang ditahbiskan saat itu adalah
Bhikkhu Jinaputta dan Bhikkhu Jinapiya.
Tahun 1963
Terbentuk Maha Sangha Indonesia yang beranggotakan baik bhikkhu-bhikkhu
12

Theravada maupun bhiksu-bhiksu Mahayana.


Tahun 1972
Nama Persaudaraan Upasaka Upasika Indonesia (PUUI) diubah menjadi Majelis
Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI). Kemudian nama ini disempurnakan lagi
menjadi Majelis Upasaka-Pandita Agama Buddha Indonesia dengan singkatan tetap
MUABI. Akhirnya pada tahun 1979 nama MUABI ini diubah menjadi Majelis
Buddhayana Indonesia (MBI).
Tahun 1974
Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia (terbentuk tahun 1972 dipimpin
Bhikkhu Girirakkhito) bersatu dengan nama Sangha Agung Indonesia, nama yang
diberikan oleh Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Depertemen Agama RI. Sebagai
Ketua Sangha Agung Indonesia adalah Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, dengan tiga orang
wakil ketua, yaitu Bhikkhu Jinapiya, Bhikkhu Girirakkhito, dan Bhikkhu
Uggadhammo.
Tahun 1976
terbentuk Gabungan Umat Buddha Seluruh Indonesia (GUBSI) sebagai wadah
tunggal organisasi kemasyarakatan umat Buddha Indonesia yang melebur Perbudhi,
Buddha Dharma Indonesia (Budhi), dan sebagainya. Terbentuk pula federasi dari
beberapa majelis agama Buddha, yang diberi nama Majelis Agung Agama Buddha
Indonesia (MABI). MABI diketuai oleh Soeparto Hs. dari Majelis Pandita Buddha
Dhamma Indonesia (Mapanbudhi) dengan sekretaris Ir. T. Soekarno dari Niciren
Syosyu Indonesia (NSI).
Tahun 1976
Terbentuk Sangha Theravada yang dipimpin oleh Bhikkhu Aggabalo.
Tahun 1978
Terbentuk Sangha Mahayana Indonesia yang dipimpin Bhiksu Dharmasagaro.
Tahun 1978
Diadakan Lokakarya Pemantapan Agama Buddha Berkepribadian Indonesia yang
diikuti semua majelis agama Buddha di Indonesia.
Tahun 1979
Tepatnya tanggal 7-9 Mei, diadakan Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta
yang melahirkan Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) sebagai federasi dari
sangha-sangha dan majelis-majelis agama Buddha di Indonesia yang bersifat
koordinatif dan konsultatif.
13

Tahun 1981
Terbentuk Sekretariat Bersama Generasi Muda Buddhis Indonesia (Sekber GMBI)
yang merupakan konfederasi dari organisasi-organisasi pemuda di lingkungan vihara.
Atas permintaan DP Walubi pada tahun 1985 Sekber GMBI berganti nama menjadi
Sekretariat Bersama Persaudaraan Muda-mudi Vihara-vihara Buddhayana Indonesia
(Sekber PMVBI).
Tahun 1982
Terbentuk Sangha Tantrayana Indonesia dalam naungan Sangha Agung Indonesia,
dipimpin oleh Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo.
Tahun 1983
Hari Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Tahun 1986
Terbentuk Gemabudhi (Generasi Muda Buddhis Indonesia) sebagai wadah tunggal
generasi muda Buddhis Indonesia dan tergabung di KNPI. Ketua Umum DPP
Gemabudhi saat ini adalah Lieus Sungkharisma dari MBI.
Tahun 1987
Terbentuk KBWBI (Keluarga Besar Wanita Buddhis Indonesia) sebagai wadah
tunggal wanita Buddhis Indonesia dan tergabung di Kowani.
Tahun 1987
Niciren Syosyu Indonesia (NSI) secara resmi dikeluarkan dari Walubi.
Tahun 1994
Sangha Agung Indonesia (Sagin) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) juga
memilih berada di luar Walubi. Sagin dan MBI konsisten dalam mempertahankan
AD/ART Walubi hasil Munas II (1992) dan menolak AD/ART Walubi hasil Sidang
Paripurna (1993).
Tahun 1994
terbentuk Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI), dipimpin oleh Dra. Siti
Hartati Murdaya, MBA.
Tahun 1996
terbentuk lima wadah fungsional di lingkungan Sekber PMVBI, yaitu: Ikatan
Pembina Gelanggang Anak-anak Buddhis Indonesia (IPGABI), Forum Komunikasi
Dharmaduta Muda Buddhis Indonesia (FKDMBI), Ikatan Mahasiswa Buddhis
Indonesia (Imabi), Forum Komunikasi Sarjana Buddhis Indonesia (FKSBI), dan
Ikatan Pengelola Media Komunikasi Buddhis Indonesia (IPMKBI).
14

2. ALIRAN AGAMA BUDDHA


a. KONSEP AJARAN AGAMA BUDDHA16
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai
kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana satu
makhluk tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu
pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa - dewi
yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai.
Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu
melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran
& realitas sebenar-benarnya.
b. TOKOH PENTING AGAMA BUDDHA
Tokoh Penting dalam Agama Buddha adalah Siddharta Gautama
c. TINGKAT TINGKAT PENCERAHAN17
Empat Tingkat Pencerahan dalam Buddhisme adalah empat tahap
menuju pencerahan sempurna sebagai seorang Arahat yang dapat dicapai oleh
seseorang pada kehidupan sekarang. Empat tingkatan ini adalah :
*Sotapanna
Tahap pertama adalah Sotapanna (dalam bahasa Pali) (Sanskerta: Srotpanna),
yang secara harafiah berarti "ia yang masuk (padyate) arus (sotas)," dengan
pengertian arus yakni Jalan Utama Berunsur Delapan yang merupakan
Dhamma tertinggi. Pemasuk arus juga dikatakan memiliki "Mata Dhamma"
(Pali:dhammacakkhu ;Sanskerta: dharmacaks us). Seorang pemasuk arus
dijamin meraih pencerahan setelah tidak lebih dari tujuh kali kelahiran
kembali, atau mungkin kurang. Pemasuk arus juga dapat berkeyakinan bahwa
ia tidak akan terlahir dalam keadaan atau kelahiran (sebagai binatang, preta,
atau di neraka). Ia hanya dapat dilahirkan kembali sebagai manusia atau di
surga.

16 http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha
17 http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_tingkat_pencerahan
15

**Sakadagami
Tingkatan kedua adalah Sakadagami (dalam bahasa Pali:Sakadgm ;
Sanskerta:Sakr dgmin) yang secara harafiah berarti "ia yang sekali (sakr t)
kembali(gacchati)". Seorang kembali-sekali akan kembali ke alam manusia
hanya satu kali lagi, dan meraih Nirwana dalam kehidupan tersebut.
***Anagami
Tingkatan ketiga adalah Angm (dalam bahasa Pali); (Sanskerta: Angmin),
yang secara harafiah berarti "ia yang tidak (an-) kembali (gacchati)". Seorang
yang tidak kembali lagi tidak kembali ke alam keberadaan manusia, atau dunia
yang lebih rendah, setelah kematian. Akan tetapi, ia terlahir kembali di alam
Rpaloka yang disebut alam uddhvsa, atau "Indraloka", dimana ia akan
mencapai Nirwana (dalam bahasa Pali dikenal dengan sebutan Nibbana),
beberapa akan terlahir kedua kali di alam "Indraloka" yang lebih tinggi, tetapi
tidak terlahir di tingkatan yang lebih rendah. Seorang Angm telah
melepaskan lima belenggu rendah yang mengikat lingkaran akan kelahiran
kembali. Seorang Angm dengan demikian telah tercerahkan sebagian, dan
berada pada jalur pencerahan yang sempurna.
****Arahat
Tingkat keempat adalah Arahat, seorang manusia yang telah tercerahkan
sepenuhnya, yang telah meninggalkan seluruh belenggu, dan pada saat
meninggal (Sanskrit: Parinirvn a ; Pli: Parinibbna) tidak akan terlahirkan
kembali di dunia manapun, dan telah meninggalkan Samsra sepenuhnya
d. SEKTE AGAMA BUDDHA18
Agama buddha memiliki banyak sekte,, beberapa dari sekte Agama Buddha
tersebut seperti dibawah ini :
1. Theravadino (Theravada)
2. Vajjiputtaka (Vatsiputriya)
3. Mahimsasaka (Mahisasaka)
4. Dhammuttariya (Dharmotariya)
5. Bhaddayanika (Bhadrayanika)
6. Channagarika (Sannagarika)
7. Sammitiya (Sammitiya)
8. Sabbatthivada (Sarvastivada)
9. Dhammaguttika (Dharmaguptaka)
10. Kassapiya (Kasyapiya)
18 http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5964.msg95853.html#msg95853
16

11. Sankantika (Samkrantika)


12. Suttavada (Sutravadin)
13. Mahasangitikaraka (Mahasanghika)
14. Gokulika (Kukkulika)
15. Ekabyoharika (Ekavyavaharika)
16. Bahussutaka (Bahusrutaka)
17. Pannatti-vada (Prajnaptivada)
18. Cetiya-vada (Caitika)
e. KITAB SUCI AGAMA BUDDHA19
Kitab suci agama Buddha yang paling tua yang diketahui hingga sekarang
tertulis dalam bahasa Pali dan Sansekerta, terbagi dalam tiga kelompok besar
yang dikenal sebagai pitaka yang berarti keranjang, yaitu :
1. Vinaya Pitaka.
2. Sutta Pitaka.
3. Abhidhamma Pitaka.
Oleh karena itu Kitab Suci agama Buddha dinamakan Tipitaka dalam bahasa
Pali atau Tripitaka dalam bahasa sansekerta.Di antara kedua versi Pali dan
Sansekerta itu, pada dewasa ini hanya Kitab Suci Tipitaka yang masih
terpelihara secara lengkap, dan Tipitaka ini pulalah yang merupakan kitab suci
bagi agama Buddha mazhab Theravada
f. FILOSOFI AGAMA BUDDHA20
Pengalaman pencerahan (Penerangan Sempurna) secara garis besar ada
dua pendekatan. Yaitu: pendekatan objektif dan pendekatan subjektif.
Pendekatan obyektif adalah untuk mengetahui apa-apa yang dinyatakan oleh
Sang Buddha setelah memperoleh pengalaman itu dan memahaminya sebagai
pembentukan dasar-dasar ajaran beliau. Pendekatan secara subjektif adalah
mempelajari (examine) sabda-sabda Sang Buddha sebagai refleksi yang
bersifat metafisika, maka pendekatan subjektif bersifat psikologi atau
eksistensi. Dalam pendekatan objektif dapat diberikan contoh tentang
pendapat yang beraneka ragam mengenai ajaran anatta (anatman) dari Sang
Buddha yang merupakan ajaran tentang bukan-aku (non ego).
Dalam filsafat agama Buddha ini terdapat satu istilah yang penting
yaitu Panna (Pali) atau Prajna (Sansekerta). Dalam Bahasa Inggris:
"kebijaksanaan'", makna yang terkandung dalam istilah di atas adalah melihat
19 http://nietik.blogspot.com/2012/05/kitab-suci-agama-buddha.html
20 http://id.netlog.com/edykuswoyo/blog/blogid=18532
17

atau memahami pencerahan/penerangan sempurna itu dilakukan melalui


"mata/panna/prajna". Pengalaman Pencerahan (Penerangan Sempurna), Dalam
bahasa kias dikatakan bahwa untuk dapat mencapai pantai seberang dari
samsara, diperlukan "mata panna/prajna". Dan pantai seberang itu akan terlihat
sebagai Kusunyataan (Ultimatum Reality). Segala sesuatu dilihat sebagai
sedemikian atau secara murni dan benar. Hal tersebut akan dicapai oleh
siapapun juga yang pikirannya terbebas dari segala sesuatu (sabbattha
vimuttamanasa), tidak terikat pada kelahiran dan kematian, tidak lagi hanyut
dalam ketidak-kekalan masa lalu-kini-yang akan datang.

BAB III - HUBUNGAN DENGAN AGAMA LAIN


1. HUBUNGAN DENGAN KRISTEN21
Hubungan antara Kristen dan Buddha, dijabarkan melalui dua sisi, yakni pengalaman
hidup identik, dan ajaran identik,
Pengalaman Hidup Identik
i) Buddha lahir dari Mahamaya perawan, yang dianggap sebagai "Ratu Surga."
Dekan Milman, dalam bukunya "Sejarah Kristen," menyatakan bahwa "Buddha,
menurut sebuah tradisi yang dikenal di Barat, dilahirkan dari seorang perawan"
(Vol. I, hal 99, catatan). Maria dan Mahamaya semua melahirkan anak mereka di
antara orang asing. Dia dikunjungi oleh orang bijak yang mengakui keilahian
anak. Dia dari keturunan kerajaan dan kelahirannya diumumkan oleh bintang.
21http://gmakirihio.blogspot.com/2011/06/persamaan-antara-yesus-kristus-kristen.html
18

ii) Misi dari Buddha dan Yesus diproklamasikan oleh suara dari surga.
iii) Buddha "sekitar 30 tahun" ketika dia memulai pelayanannya. Dia berpuasa "tujuh
kali tujuh malam dan hari." Dia memiliki "band murid" yang menemaninya. Ia
berkelana dari satu tempat ke tempat dan "diberitakan kepada orang banyak yang
besar
iv) Buddha merumuskan perintah-perintah berikut. "Tidak membunuh, tidak mencuri,
tidak berbohong, tidak berzinah, untuk tidak menggunakan minuman keras." Ini
adalah pengajaran yang sama yang diucapkan Yesus: "Jangan berzinah, jangan
membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu
dan ibumu." (Lukas 18:20)
v) Seorang pelacur bertobat, Maria Magdalena, mengikuti Yesus. Seorang pelacur
bertobat, Ambapali, diikuti Buddha.
vi) Dia mengajarkan kesucian, kesederhanaan, toleransi, kasih sayang, cinta, dan
kesetaraan semua.
vii) Keduanya menyatakan kerajaan bukan dari dunia ini. Kehidupan abadi yang
dijanjikan oleh Kristus sesuai dengan kedamaian abadi, Nirvana, yang dijanjikan
oleh Buddha.
viii) Keduanya dimuliakan di mount.
ix) Keduanya membuat entri kemenangan, Kristus ke Yerusalem, dan Buddha ke
Rajagriba.
x) Buddha adalah untuk kembali ke bumi lagi untuk mengembalikan dunia untuk
ketertiban dan kebahagiaan.
xi) Dia adalah hakim orang mati.
Ajaran Identik
i) "Apakah kepada orang lain seperti Anda ingin mereka lakukan padamu." (Lukas
6:31) "Pertimbangkan orang lain seperti dirimu sendiri." (Dhammapada 10:1)
ii) "Jika seseorang menampar pipi, menawarkan lain juga." (Lukas 6:29)
"Jika ada yang harus memberikan pukulan dengan tangannya, dengan tongkat,
atau dengan pisau, Anda harus meninggalkan segala keinginan dan mengucapkan
kata-kata yang jahat tidak ada." (Majjhima Nikaya 21:6)
iii) "Masukkan pedang itu kembali ke tempatnya, karena semua orang yang
mengambil pedang akan binasa oleh pedang." (Matius 26:52)
"Meninggalkan mengambil kehidupan, pertapa Gautama berdiam menahan diri
dari mengambil hidup, tanpa tongkat atau pedang." (Digha Nikaya 01:01:08)
iv) "Inilah perintah-Ku, bahwa kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi
kamu Tidak ada yang kasih yang lebih besar dari ini, untuk meletakkan kehidupan
seseorang untuk teman seseorang.." (Yohanes 15:12-13)
19

"Sama seperti seorang ibu akan melindungi anak satu-satunya dengan risiko
hidupnya sendiri, meskipun demikian, menumbuhkan hati yang tak terbatas
terhadap semua makhluk Biarkan pikiran Anda cinta tak terbatas meliputi seluruh
dunia.." (Sutta Nipata 149-150)
v) "Berbahagialah kamu yang miskin, untuk Anda adalah kerajaan Allah." (Lukas
6:20)
"Marilah kita hidup yang paling bahagia, memiliki apa-apa, mari kita makan
sukacita, seperti dewa berseri-seri." (Dhammapada 15:4)
vi) "Jika Anda ingin menjadi sempurna, pergi menjual harta benda Anda, dan
memberikan uang kepada orang miskin, dan engkau akan beroleh harta di surga."
(Matt.19: 21)
"Para tamak tidak pergi ke surga, orang bodoh tidak memuji amal Yang bijaksana,.
Namun, bersukacita dalam amal, menjadi demikian bahagia dalam di luar."
(Dhammapada 13:11)
vii) "Setiap orang yang hidup dan percaya pada saya tidak akan pernah mati."
(Yohanes 11:26)
"Mereka yang memiliki iman yang cukup dalam diriku, cinta yang cukup bagi
saya, semua menuju surga atau di luar." (Majjhima Nikaya 22:47)
viii)

"Serigala punya liang, dan burung-burung di udara memiliki sarang, tetapi

Anak Manusia memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya." (Matius 8:20)


"Para bijaksana mengerahkan diri mereka sendiri, mereka tidak senang tinggal
suatu Seperti angsa yang telah meninggalkan danau mereka meninggalkan rumah
mereka dan rumah.." (Majjhima Nikaya)
ix) "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."
(Mat. 5:8)
"Siapa pun yang masuk ke dalam meditasi pada kasih sayang dapat melihat
Brahma dengan matanya sendiri, berbicara dengan dia muka dengan muka dan
berkonsultasi dengannya." (Digha Nikaya 19:43)
x) "Meskipun pintu ditutup, Yesus datang dan berdiri di antara mereka." (Yohanes
20:26)
"Dia pergi tanpa hambatan melalui dinding." (Anugattara Nikaya 3:60)
xi) "Dan setelah enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, dan Yakobus, dan
Yohanes, dan membawa mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi oleh mereka
20

sendiri: dan dia berubah rupa di depan mereka, dan pakaiannya menjadi bersinar,
putih seperti salju melebihi, maka karena tidak ada lebih lengkap di Bumi dapat
putih mereka. " (Markus 9:2-3)
"Ananda, setelah diatur satu set jubah emas pada tubuh Tuhan, mengamati bahwa
terhadap tubuh Tuhan itu muncul tumpul Dan dia berkata,." Sangat
mengagumkan, Tuhan, suatu perbuatan ajaib bagaimana kulit Tuhan jelas dan
terang muncul! Ini terlihat lebih cerah daripada jubah keemasan di mana ia
berpakaian "(Digha Nikaya 16:04:37).

2. HUBUNGAN DENGAN ISLAM22


Sang Buddha dalam Al Quran.
Tidak ada kata-kata Buddha dalam Al Quran, namun para sejarawan dan peneliti
mengaitkan beberapa ayat Al-Quran dengan Sang Buddha.
Demi (buah) Tin (fig) dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota
(Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka),kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang
menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keteranganketerangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? (Quran Surat at-Tin
(95) : 1)
Buah Zaitun melambangkan Yerusalem, Yesus dan Kristianitas.
Bukit Sinai melambangkan Musa dan Yudaisme.
Kota Mekah menyimbolkan Islam dan Muhammad.
Lantas pohon Tin (fig) melambangkan apa?
Tin = fig = Pohon Bodhi.
Pohon Bodhi adalah tempat Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna. Ada
penafsir-penafsir zaman sekarang sebagaimana disebutkan oleh al-Qasimi di dalam
tafsirnya berpendapat bahwa sumpah Allah dengan buah tin yang dimaksud ialah
pohon Bodhi. Prof. Hamidullah juga mengatakan bahwa perumpamaan pohon (buah)
tin (fig) di dalam Quran ini merepresentasikan Sang Buddha, sehingga menunjukkan
bahwa Sang Buddha diakui sebagai nabi di dalam agama Islam. Hamid Abdul Qadir,
sejarawan abad 20 mengatakan dalam bukunya :
22 http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5304.15
21

Buddha Yang Agung: Riwayat dan Ajarannya (Arabic: Budha al-Akbar Hayatoh wa
Falsaftoh), bahwa Sang Buddha adalah nabi Dhul Kifl, yang berarti ia yang berasal
dari Kifl. Nabi Dhul Kifl disebutkan 2 kali dalam Quran:
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar. QS. al-Anbiya (21) : 85
Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semuanya termasuk
orang-orang yang paling baikQS. Shad (38) : 48
Kifl adalah terjemahan Arab dari Kapilavastu, tempat kelahiran Sang
Bodhisattva. Mawlana Abul Azad, teolog Muslim abad 20 juga menekankan bahwa
Dhul Kifl dalam Al Quran bisa saja adalah Buddha. Pandangan para tokoh Muslim
pada Sang Buddha dan Teks-teks Buddhis di Dunia Muslim Sejarawan Muslim yang
terkenal, Abu Rayhan Al-Biruni (9731048) yang pergi ke India dan menetap di sana
selama 13 tahun untuk mengenal bangsa India dan mempelajari teks-teks Sansekerta
mendefinisikan Sang Buddha sebagai seorang nabi. Pada waktu dinasti Ghaznavid,
sejarawan Persia Al Biruni menemani Mahmud dari Ghazni pada abad 11 M di mana
Mahmud menyerang India. Dalam buku Sejarah India (Kitab al-Hind) yang
ditulisnya, Al Biruni memuji Sang Buddha dan ajarannya. Al Biruni juga menulis
sebuah teks yang berkisah tentang ukiran Buddha di Bamiyan. Ibn al-Nadim (995 M),
penulis kitab Al-Fihrist, berkata: Orang-orang ini (Buddhis di Khurasan) adalah yang
paling dermawan di antara seluruh penghuni bumi dan semua kaum agama. Ini
dikarenakan nabi mereka, Budhasaf (Bodhisattva) telah mengajarkan pada mereka
bahwa dosa yang terbesar, di mana tidak diperbolehkan untuk berpikir atau
melakukan, adalah perkataan tidak. Maka dari itu mereka bertindak sesuai anjuranNya dan mereka menmganggap perkataan tidak sebagai tindakan Satan. Inti ajaran
agama mereka (Buddha) adalah untuk membasmi Satan.
Sejarawan Muslim bernama Abu Ja`far Muhammad ibn Jarir al-Tabari (839923 M), menyebutkan bahwa rupang-rupang Buddha dibawa dari Kabul, Afghanistan
ke Baghdad pada abad ke-9 M. Juga dilaporkan bahwa rupang-rupang Buddha dijual
di sebuah vihara Buddhis dekat masjid Makh di pasar kota Bukhara (Uzbekistan).
Pada abad ke-9 M, seorang dari Baghdad menterjemahkan kisah Sang Buddha ke
dalam bahasa Arab yaitu dalam Kitab al Budasaf wa Balawhar yaitu Buku
Bodhisattva dan (gurunya) Balawhar yang ditulis Aban Al-Lahiki (750-815 M) di
Baghdad. Teks ini kemudian diterjemahkan lagi dalam bahasa Yunani dan Georgia,
terkena pengaruh Kristiani dan akhirnya menjadi Kisah St. Barlaam dan Josaphat.
22

Catatan sejarah Muslim tentang agama Buddha dapat ditemukan di Kitab alMilal wa Nihal yang berarti The Book of Confessions and Creeds yang ditulis oleh
Muhammad al-Shahrastani (10761153 M) di Baghdad pada masa Dinasti Seljuk.
Kitab sejarah yang ditulis oleh Al-Shahrastani tersebut adalah kitab yang paling
akurat dalam dunia pendidikan Muslim ketika menjelaskan agama Buddha di India.
Al-Shahrastani menjelaskan agama Buddha sebagai agama pencarian kebenaran
dengan kesabaran, memberi dan ketidakmelekatan yang dekat dengan ajaran Sufi
(mistisisme Islam). Al-Shahrastani memperbandingkan Sang Buddha dengan Al
Khidr (Eliyah), tokoh dalam Al-Quran, sebagai dua orang yang sama-sama mencari
pencerahan. Al-Shahrastani juga memperbadningkan Buddha dengan Bodhisattva
(Budhasf). Ia memberikan catatan yang mendeskripsikan penampilan dari para
Buddhis (asahb al bidada) di India dan memberikan perhatian yang lebih tentang
agama Buddah di India beserta ajaran-ajarannya.
Di dalam dunia Arab, juga muncul kitab riwayat Buddha yang bernama Kitab
Al-Budd. Kitab Al-Budd ini didasarkan atas kitab Jatakamala dan Buddhacarita. Pada
abad ke-8 M, Caliph al-Mahdi, dan Caliph al-Rashid mengundang para pelajar
Buddhis dari India dan Nava Vihara di Balkh ke Rumah pengetahuan (Bayt alHikmat) di Baghdad. Ia memerintahkan para pelajar Buddhis untuk membantu
penerjemahan teks-teks pengobatan dan astronomi dari Sansakerta ke bahasa Arab.
Ibn al-Nadim pada abad ke 10 M, Buku Katalog (Kitab al-Fihrist), juga memberikan
daftar teks-teks Buddhis yang diterjemahkan dan ditulis dalam bahasa Arab pada
masa itu, seperti Kitab Al-Budd (Buku Sang Buddha). Keluarga Barmakid
mempunyai pengaruh di istana Abbasid sampai pada pemerintahan Caliph Abbasid
yang keempat, Harun al-Rashid (r. 786-809 M) dan perdana menterinya yaitu Yahya
ibn Barmak adalah cucu Muslim dari salah satu kepala administrator Buddhis dari
Nava Vihara di Balkh, Afghanistan. Yahya mengundang para pelajar Buddhis,
terutama dari Kashmir untuk datang ke Rumah pengetahuan di Baghdad. Tidak ada
kitab-kitab ajaran Buddha yang diterjemahkan dari Sansekerta ke bahasa Arab.
Namun lebih fokus terhadap penterjemahan teks-teks pengobatan Buddhis seperti
Siddhasara yang ditulis Ravigupta. Penulis Umayyad Arab yang bernama Umar ibn
al-Azraq al-Kermani tertarik untuk menjelaskan agama Buddha pada penonton Islam.
Pada permulaan abad ke-8 M, ia menulis sebuah catatan yangs angat detail tentang
Nava Vihara di Balkh, Afghanistan dan tradisi Buddhis di sana. Ia menjelaskan
dengan memperlihatkan kesamaannya dengan agama Islam. Maka dari itu ia
23

mendeskripsikan vihara tersebut sebagai sebuah tempat yang di tengahnya terdapat


kotak batu (stupa) yang ditutupi kain dan para umat bersujud dan bernamaskara, mirip
seperti Kabah di Mekah. Tulisan-tulisan Al-Kermani tersimpan dalan karya abad 10
M yaitu dalam Buku Lahan (Kitab al-Buldan) yang ditulis oleh Ibn al-Faqih alHamadhani.
Al-Ihranshahri (abad 9 -10 M) memberikan detail kosmologi Buddhis namun
hilang dan beberapa digunakan oleh Al-Biruni. Penulis Kitab al-bad wa-l-ta rich
yang ditulis pada tahun 966 M mendeskripsikan tentang ajaran Buddha tentang
kelahiran kembali. Ibn al Nadim menyebut Budhasf (Bodhisattva) sebagai nabi darti
Sumaniyya (Sramana) yang berarti para bhiksu Buddhis. Sujmaniyya ini dijelaskan
oleh kaum Muslim sebagai masyarakat agama yang tinggal di Timur sebelum
kedatangan agama-agama yang diwahyukan, yang berarti di Negara Iran sebelum
kemunculan Zarathustra, India dan Tiongkok. Agama Buddha sebagai Sumaniyya
dijelaskan oleh umat Muslim pada saat itu sebagai agama penyembah berhala dan
penganut paham kekekalan, kosmologi particular dan tumimbal lahir (tanasukh alarwah). Agama Sumaniyya juga dideskripsikan sebagai agama yang skeptis, menolak
argument (nazar) dan pemikiran logis (isitidlal). Klaim ini sungguh aneh, karena
agama Buddha tidak menolak argument sama sekali, bahkan dalam agama Buddha
ditekankan pemikiran yang logis.
Catatan Kamalashri tentang agama Buddha, ada di bagian akhir Jami alTawarikh atau Sejarah Dunia dari Rashid al-Din (1247 - 1318), yang mendeskripsikan
secara menyeluruh, dan karya tulis ini ditulis oleh seorang Buddhis dengan
menunjukkan banyak aspek-aspek legendaris.
3. HUBUNGAN DENGAN HINDU23
Dalam Hindu, Buddha dipandang sebagai avatara ke-9. Setelah masa Krisna.
Ia adalah perwujudan dari Visnu untuk menegakkan kembali kebenaran yang telah
banyak dinodai oleh kebatilan. Beliau lahir dari seorang ayah yang beragama Hindu
(Sanathana Dharma) dan meninggalpun sebagai seorang penganut Sanathana Dharma.
Beliau adalah seorang pangeran dan pertapa Hindu yang berhasil mencapai
pencerahan (Buddha). Beliau mengejawantahkan inti sari pati Veda. Beliau sangat
dekat dengan rakyat dan kaum miskin. Bahasa yang digunakan dalam penyebaran
ajaran-ajaran Beliau, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh kaum fakir

23 http://sanggrahanusantara.blogspot.com/2009/06/hubungan-hindu-dan-buddha.html
24

miskin. Beliau menolak ketika murid-murinya yang dari kaum Brahmana memohon
ujin untuk menterjemahkan dalam bahasa Sanskertha.
Bahkan suatu ketika Beliau rela menukar nyawanya dengan seekor domba saat
ada orang yang ingin mengorbankan domba untuk persembahan, Beliau mengatakan:
Bila dengan membunuh domba engkau bisa mencapai realisasi, maka bunuhlah aku
dengan mengorbankan manusia tentu engkau akan mendapatkan tempat yang lebih
mulia..
The Buddhas teaching formed an integral part of Hinduism, which owes on
eternal debt of gratitude to that great teacher, who was one of the greatest
Hindu reformers, a Hindu of Hindus. He never rejected Hinduism but
broadened its base. He made some of the words of the Vedas yield meanings
more relevant to the age. (Mahatma Ghandi)
Ghandi memandang Buddha adalah Hindu of Hindus, Beliau tidak pernah
menolak Hindu, tetapi Beliau menafsirkan Hindu dengan sudut pandang yang berbeda
yang lebih luas. Beliau menjelaskan Veda dengan kata-kata yang sesuai dengan
Jamannya. Beliau memiliki cinta kasih yang luar biasa, tak terbatas oleh ruang dan
waktu. Senantiasa memberikan contoh nyata dalam kehidupan, Beliau mengajrkan
pada kita bagaimana menjadi seorang Karma Yogi sejati. Do Good Be Good
Lakukan yang baik dan jadilah orang baik, salah satu nasehat Beliau pada umat
manusia untuk melepaskan diri dari keterikatan. Buddha mengajak kita jangan terlalu
mudah percaya pada segala sesuatu, tetapi selalu melakukan penyelidikan untuk
mengetahui kebenarannya. Bila sesuatu itu bermanfaat bagi dirimu dan orang lain
serta dunia, nah itulah yang kamu terima dan jalani. Tapi kalo hal itu menyebabkan
penderitaan bagi dirimu dan orang lain, hindarilah hal itu. Menurut tradisi Buddha,
tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari suku Sakya pada awal masa
Magadha (546324 SM), di sebuah kota, selatan pegunungan Himalaya yang bernama
Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan
nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").
Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan
ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha),
Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa
kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari.
Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu
25

menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada
artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah ini
merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu
memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri. Di bawah
sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia
menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia
dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata Sansekerta
yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta). Untuk 45 tahun selanjutnya, ia
menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah mengalirnya sungai Gangga dan
anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang
berbeda-beda.
Dr. Radhakrishnan. Dalam bukunya ''Indian Religious'', ia menulis: 'Agama
Buddha tidak mulai sebagai agama yang baru dan berdiri sendiri. Agama Buddha
adalah bagian kepercayaan kuno agama Hindu...''(hal.104). Selanjutnya Beliau
menulis: Buddha meninggalkan jejak kakinya di atas tanah India dan capnya pada
jiwa negara tersebut dengan berbagai kebiasaan dan keyakinannya. Pada saat ajaran
Buddha mengambil bentuk-bentuk khusus di berbagai negara lain di dunia dalam
penegasan tradisi-tradisi mereka di sini, di rumah Buddha, ajaran tersebut telah
meresap dan menjadi bagian utuh budaya kita. Para Brahmana dan Sramana
diperlakukan sama oleh Buddha dan kedua tradisi tersebut berangsur-angsur
bercampur. Dalam artian Buddha adalah pencipta agama Hindu modern. Dalam kata
pengantarnya, Bhupendra Kumar Modi menulis, ''Perlu ditekankan bahwa Bhagavan
Buddha adalah bagian tradisi keagamaan Hindu dan tidak terlepas dari agama Hindu.
Bhagavan Buddha lahir sebagai orang Hindu dan sampai meninggal beliau tetap
seorang Hindu yang menafsirkan agama Hindu dari sebuah sudut pandang yang baru.''
Hinduisme tidak bisa hidup tanpa Buddhisme, demikian pula sebaliknya
Buddhisme tidak bisa hidup tanpa Hinduisme. Kemudian menyadari apa yang
memisahkan yang terlihat oleh kita, bahwa Budhisme tidak dapat berdiri tanpa otak
dan filsafat dari para Brahmin, demikian pula para Brahmin tidak dapat berdiri tanpa
hati Buddhisme. Pemisahan antara Buddhisme dan Brahmin inilah penyebab
kemerosotan India. Di Indonesia, Hindu dan Buddha telah melebur menjadi satu
melahirkan sebuah Negara yang kuat dimasa keemasan Prabu Hayam Wuruk (Hindu)
dengan patihnya Gajah Mada (Buddha). Mpu Tantular dalam karyanya Sutasoma
menuliskan: Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua
26

4. HUBUNGAN DENGAN KONGHUCU24


Konghucu ajarannya lebih mengarah kepada hubungan sosial kemasyarakatan
yg penekanannya kepada Etika, Moral serta keserasihan di masyarakat. Buddha
ajaranya lebih mengarah kepada diri sendiri atau pengenalan ke dalam diri dengan
tujuan akhir jika sudah mengenal "Diri" sendiri maka Etika, moral dll dengan
sendirinya di dapatkan. Kongco ===> pangilan untuk seseorang yg di "tua" kan
/dihormati dan biasanya usianya sudah "lanjut" tentunya dari sisi asam garam
kehidupan sudah banyak di dapatkan olehnya. Budhis ====> pangilan umat buddha
BAB IV - PENGARUH AGAMA BUDDHA DALAM NKRI
1. PENGARUH POSITIF25
a. Berdirinya kerajaan-kerajaan seperti : Kerajaan Melayu, Sriwijaya.
b. Cerita Mahabarata dan Ramayana yang intinya kejahatan pasti dapat di
kalahkan oleh kebajikan.
c. Bidang Kesenian Arsitektur (seni bangunan) Borobudur, Mendut, Kalasan,
Pawon, Sari dan Muara Takus. Wayang, tari, patung/ukiran.
d. Tari: Tari Bali.
e. Patung/ukiran: Relief candi borobudur.
f. Bidang Sastra dan Bahasa : karya-karya sastra Jawa kuno, Huruf Nagari (dari
India), Huruf Bali kuno (dari Indonesia).
b) PENGARUH NEGATIF26
i) Bidang Sosial, Buddha berpengaruh terhadap sistem kemasyarakatan dan
pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan asli Indonesia, masyarakat Indonesia
tersusun dalam kelompok-kelompok desa yang dipimpin oleh kepala suku. Sistem
itu kemudian terpengaruh oleh ajaran Hindu-Buddha,
ii) Bidang sosial, Dikenalnya stratifikasi pada masyarakat yang didasarkan pada
sistem kasta
iii) Bidang politik sistem pernerintahan kerajaan, Raja sebagai penguasa diangkat
secara turun-temurun..
24 http://samuderahati.8forum.net/t92-beda-konghucu-buddha
25 http://arifmasduki.blogspot.com/2011/12/masuknya-budaya-hindu-budha-ke.html
26
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6._PERKEMBANGAN_MASYARAKAT_MASA_HINDUBUDHA%2C_ISLAM_DAN_MASA_KOLONIAL_EROPA
27

BAB V KESIMPULAN

Dalam agama Buddha berbagai objek penghormatan yang terdapat pada altar Buddha
bukanlah sebagai media pemujaan terhadap Buddha. Buddha atau makhluk mana pun tidak
dapat mengabulkan permintaan seseorang atau pun melindunginya dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Semua harapan akan hal-hal yang baik tersebut apakah dibacakan dalam bentuk
doa atau paritta akan terjadi bergantung pada faktor keyakinan, karma, dan kekotoran batin
diri sendiri. Semuanya hanyalah sebagai pengingat akan ajaran Buddha, selain untuk
menunjukkan seakan-akan Buddha yang telah wafat lebih dari 2500 tahun lampau hadir di
tengah-tengah para umat-Nya.
Sebagai penutup tulisan ini, kami ingin memberikan kutipan kata-kata Sang Buddha
tentang cara penghormatan yang benar terhadap Beliau saat menjelang wafat-nya:
Pohon sala kembar sekarang sedang penuh dengan bunga meskipun sekarang bukan
musimnya untuk berbunga, dan bunga-bunga tersebut jatuh bertaburan di atas tubuh Sang
Buddha sebagai penghormatan kepada Sang Buddha. Namun demikian, Ananda, bukan ini
caranya memberikan penghormatan tertinggi kepada Sang Buddha. Tetapi, Ananda, bila
seorang bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, atau upasika berpegang teguh pada Dharma, hidup
sesuai dengan Dharma, bertindak sesuai dengan Dharma, maka orang-orang tersebut
sesungguhnya telah memberikan penghormatan tertinggi kepada Sang Buddha.
(Mahaparinibbana Sutta)
Dengan demikian, segala ritual atau upacara Buddhis lengkap dengan pembacaan
paritta di depan altar Buddha walaupun dapat membangkitkan perasaan keyakinan religius
tertentu pada diri seorang Buddhis, namun sesungguhnya ini bukan penghormatan tertinggi
kepada Buddha sebagai guru junjungan agung. Penghormatan tertinggi hanyalah dapat
dilakukan dengan menjalankan ajaran Beliau dalam kehidupan sehari-hari sesuai petunjuk
Buddha sesaat sebelum wafat-Nya di atas.

28

DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_agama_Buddha
2. http://artikelbuddhisbangdidi.blogspot.com/2012/03/konsili-buddhis.html
3. http://dharmoghandul.blogspot.com/2007/07/sejarah-perkembangan-agama-buddhadi.html

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_tingkat_pencerahan
6. http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5964.msg95853.html#msg95853
7. http://nietik.blogspot.com/2012/05/kitab-suci-agama-buddha.html
8. http://id.netlog.com/edykuswoyo/blog/blogid=18532
9. http://gmakirihio.blogspot.com/2011/06/persamaan-antara-yesus-kristus-kristen.html
10. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5304.15
11. http://sanggrahanusantara.blogspot.com/2009/06/hubungan-hindu-dan-buddha.html
12. http://samuderahati.8forum.net/t92-beda-konghucu-buddha
13. http://arifmasduki.blogspot.com/2011/12/masuknya-budaya-hindu-budha-ke.html
14. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6._PERKEMBANGAN_MASYARAKAT_M
ASA_HINDU-BUDHA%2C_ISLAM_DAN_MASA_KOLONIAL_EROPA

29

Anda mungkin juga menyukai