Diserahkan kepada:
Dosen: Letcredo Sinaga, M.Pd.K
Nama Kelompok :
Roy Damanik
Liyani
Haposan Siallagan
KATA PENGANTAR
Shalom, Salam sejahtera, Puji dan syukur bagi TUHAN YESUS KRISTUS, yang
telah memberi nafas kehidupan, pengetahuan, kesehatan dan waktu yang berharga ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sebagai tugas pada
mata kuliah Theologi Agama-Agama.
Dalam tugas mengenai pembahasan Agama Buddha yang dipercayakan kepada
kelompok kami, kami mencoba menyajikannya sedemikian rupa. Pembuatan makalah ini
tentunya tidak akan luput dari kesalahan, oleh sebab itu segala bentuk perbaikan, masukan,
kritik dari Bapak Dosen sangatlah kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat.
Puji Tuhan!!!
Hormat Kami,
Roy Damanik
Liyani
Haposan Siallagan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................
5
5
7
7
7
8
8
8
9
10
10
10
15
15
15
15
16
17
17
19
22
25
28
BAB I PENDAHULUAN
1. ASAL USUL AGAMA BUDDHA
a. SEJARAH AGAMA BUDDHA1
Sejarah agama Buddha dimulai dari abad2 ke-6 SM sampai sekarang, dari
lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama3. Buddha adalah salah satu agama tertua
yang masih dianut di dunia. Dalam perjalanannya Buddha masuk kepada unsur
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_agama_Buddha
2 masa seratus tahun
4
BAB II PEMBAHASAN
1. PERKEMBANGAN DAN ALIAN AGAMA BUDDHA
a. KONSILI BUDDHA13
Dalam proses perkembangannya, Agama Buddha pernah melakukan konsili
sebanyak 6 kali,
i. Konsili Buddhis I
Konsili ini diadakan di Gua Sattapanni, di sisi Gunung Vebhara, Rajagaha
ibukota Magadha. Konsili tersebut dilaksanakan tiga bulan setelah Parinibbana 14 Sang
Buddha dan disokong oleh Raja Ajatasattu. Konsili ini dilatar-belakangi oleh gagasan
yang disampaikan oleh Bhikkhu Maha Kassapa agar para Bhikkhu mengadakan
pertemuan untuk mengulang kembali ajaran yang di sampaikan Sang Buddha.
Gagasan tersebut muncul dalam diri Bhikkhu Maha Kassapa tidak lepas dari
kata-kata kasar yang dilontarkan Bhikkhu Subbada ketika dalam perjalanan dari Pava
menuju ke Kusinara bersama-sama dengan para Bhikkhu untuk memberikan
penghormatan terakhir bagi Sang Buddha. Bhikkhu Subbada berkata bahwa
seharusnya para Bhikkhu senang karena dengan meninggalnya Sang Buddha maka
tidak akan ada lagi yang mengekang mereka dan memberikan latihan-latihan yang
keras dalam menjalankan ke-Bhikkhu-an bagi mereka. Hal itulah yang menjadi latar
belakang diadakannya Konsili Buddhis I.
Pokok dari Konsili Buddhis I adalah dikumpulkannya Dhamma dan Vinaya,
sehingga ajaran Sang Buddha dapat dilestarikan secara generasi ke generasi. Akan
tetapi para Bhikkhu yang menamakan dirinya Bhikkhu Purusa yang baru tiba dari
selatan setelah konsili tersebut berakhir menolak hasil konsili. Meskipun demikian
hasil konsili ini tetap diterima sebagai ajaran murni dari Sang Buddha, dan hasil
konsili ini menjadi dasar atau sumber utama dari Agama Buddha Mazhab Theravada
hingga sekarang.
13 http://artikelbuddhisbangdidi.blogspot.com/2012/03/konsili-buddhis.html
14 Peringatan 10 tahun kematian
7
Konsili ini diadakan di Vihara Aloka, Desa Matale/ Malaya di Sri Lanka pada
450 tahun Era Buddhis (101-77 SM). Raja Vattagamani Abhaya merupakan raja saat
itu, konsili ini disokong oleh seorang menteri dari raja. Konsili ini disebut konsili
Aluvihara atau konsili Alokavihara. Konon pada waktu itu kehidupan sedang kacau
dan terus berkembangnya materialisme dan kemerosotan moral, sehingga para
Bhikkhu sesepuh khawatir akan kelestarian Buddha Dhamma, selain itu Bhikkhu
sesepuh juga mengkhawatirkan bahwa nanti tidak akan ada lagi Bhikkhu yang dapat
menghafalkan Dhamma karena kemerosotan moral tersebut. Oleh sebab itu diadakan
konsili ke IV ini.
Konsili ini dipimpin oleh Bhikkhu Rakkhita Mahathera dan diikuti oleh 500
Bhikkhu yang terpelajar, konsili ini berlangsung selama satu tahun. Dalam konsili ini
Tri Pitaka ditulis pertama kali beserta komentarnya, disalin pada daun palem
berbentuk tulisan yang merupakan sumber tertulis pertama kali ajaran Sang Buddha.
Konsili ini tidak diakui oleh sebagian golongan, dan golongan yang tidak mengakui
konsili tersebut menyelenggarakan konsili sendiri. Konsili tersebut diadakan di
Purusapura, Khashmir pada tahun 78 M dipimpin oleh Vasumitra dan Asvaghosa.
Konsili ini menjadi awal dari perkembangan Mahayana. Adapun yang menyokong
konsili ini adalah Raja Kanishka.
Konsili ini tidak dihadiri oleh golongan Sthaviravada, dalam konsili ini
diakuinya kitab Abhidhamma sebagai titik sentral dan kitab Jnanaprasthana sebagai
sumber pengetahuan bagi golongan Sarvastivada. Selain kitab tersebut juga diakuinya
kitab-kitab komentar untuk Jnanaprasthana yaitu, Vibhasa dan Maha Vibhasa. Kaum
Sthaviravada adalah nenek moyang Mazhab Theravada, sedangkan Sarvastivad adalah
pecahan Sthaviravada yang lebih condong menjadi penyebab timbulnya Mahayana.
v. Konsili Buddhis V
Konsili ini diadakan di Mandalay, Myanmar pada tahun 2415 Era Buddhis
(November 1871). Raja Mindon merupakan pendukung dan penyokong konsili ini.
Konsili ini dipimpin oleh Bhikkhu Jagarabhivanmsa dan diikuti oleh 2400 Bhikkhu.
Selama berlangsungnya konsili ini, kitab Tipitaka Pali dipahatkan pada 729 potongan
batuan pualam, yang terdiri dari 410 potongan berisikan Sutta Pitaka, 111 potongan
berisikan Vinaya Pitaka, dan 208 sisanya berisikan Abhidhamma Pitaka. Pemahatan
itu dilaksanakan di daerah Pagoda Maha Lokamarajina Kuthodaw, di kaki Bukit
Mandalay. Pemahatan berlangsung selama tujuh tahun, enam bulan, dan empat belas
9
hari. Kemudian setelah selesai pemahatan itu para Bhikkhu yang mengikuti konsili
tersebut mengucapakan ulang seluruh isinya (Tipitaka) selama lima bulan tiga hari.
vi. Konsili Buddhis VI
Konsili ini diadakan diadakan di Gua Mahapasana, Kaba-Aye, Yangon,
Myanmar pada Mei 1954. Konsili ini diadakan guna memurnikan dan memajukan
Buddha Dhamma. Dua ribu lima ratus Bhikkhu terpelajar dari berbagai Negara ikut
berpartisipasi dalam konsili ini. Bhikkhu Revata (Nyaung Yan Sayadaw) berperan
sebagai pimpinan konsili tersebut, Bhikkhu Sobhana (Mahasi Sayadaw) sebagai
penanya, dan Bhikkhu Vicittasarabhivamsa ( Mingun Sayadaw) sebagai penjawab.
Dalam konsili ini Kitab Tipitaka Pali, Komentar (Atthakatha), dan Sub-komentar
(Tika) ditinjau ulang. Konsili ini berlangsung selama dua tahun dan selesai bertepatan
dengan 2500 tahun Maha-Parinibbana-Nya Sang Buddha
b. WILAYAH AGAMA BUDDHA
Wilayah Agama
Asia Tenggara
Asia Timur
Tibet
India
Asia Tengah
Indonesia Barat
c.
15
Para ahli sejarah masih meneliti kapan sebenarnya agama Buddha masuk ke
Indonesia. Namun banyak orang sependapat bahwa kedatangan Aji Saka merupakan
tanggal kedatangan agama Buddha di Indonesia. Apabila kita meneliti arti kata "Aji
Saka" ini, kita akan menemukan: "Aji" dalam bahasa Kawi berarti "ilmu kitab suci"
sedang "Saka" berasal dari kata "Sakya". Sehingga "Aji Saka" dapat diartikan sebagai
"Pakar dalam Kitab Suci Sakya" atau Pakar Buddha Dharma. Dari sini dapat
diketahui bahwa Aji Saka sebenarnya bukanlah sebuah nama, tetapi sebuah gelar.
Gelar ini diberikan rakyat kepada rajanya yang sebenarnya bernama Tritustha. Kata
"Dewata" artinya dewa dan "Cengkar" artinya jahat, jadi "Dewata Cengkar" tidak lain
15 http://dharmoghandul.blogspot.com/2007/07/sejarah-perkembangan-agama-buddha-di.html
10
berarti dewa jahat (awidya). Dengan demikian legenda yang telah merakyat di Jawa
Tengah tentang perang dahsyat antara Aji Saka melawan Raja Dewata Cengkar,
kiranya dapat diartikan sebagai perang antara Buddha Dharma melawan
Kejahatan/Kebodohan (Awidya). Aji Saka bukan hanya pakar dalam Buddha Dharma,
tetapi juga seorang pakar astronomi dan sastra. Dalam legenda Jawa dikatakan bahwa
untuk menandai kekhilafan beliau dalam memberi perintah kepada dua orang
panglimanya yang setia yang menyebabkan mereka berperang tanding sendiri dan
keduanya gugur karena sama "jayanya", beliau membuat Aksara Jawa. Secara singkat
dapat disusun kurang lebih perkembangan agama Buddha di Indonesia sebagai
berikut:
Abad I (14 Maret 78),
Kedatangan Aji Saka Tritustha menandai masuknya Buddha di Indonesia
Abad II, III, dan IV di Indonesia (Jawa) agama Buddha sudah berkembang.
Ini terbukti dari catatan-catatan Bhiksu Fa-hien yang datang ke Jawa pada abad V.
Beliau menyatakan bahwa sewaktu beliau datang di Jawa agama Buddha sudah ada
bersama-sama agama Hindu.
Abad IV dan V,
Bukti perkembangan agama Buddha dapat dilihat dari prasasti-prasasti kerajaan
Purnawarman di Jawa Barat dan Mulawarman di Kalimantan.
Abad VII dan VIII
Jaman keemasan perkembangan agama Buddha di Jawa, di bawah raja-raja Kerajaan
Mataram Purba dan Sailendra. Pada abad VII ini Candi Borobudur dibangun,
pembangunannya dikatakan memakan waktu kira-kira delapan puluh tahun.
Abad VIII dan IX
Berdiri Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, di mana Bhiksu I-tsing pernah datang belajar
agama Buddha dan bahasa Sanskerta.
Abad XI
Atisa Dipankara seorang bhiksu yang mengajarkan Vajrayana di Tibet, sewaktu
mudanya juga belajar pada Bhiksu Dharmakirti di Swarnadwipa (Sumatera).
Tahun 1100-1478
Berdirilah kerajaan-kerajaan: Kediri, Singasari, Tumapel, Daha, Lumajang, dan
Majapahit. Akhirnya Keprabuan Majapahit runtuh, berdiri Kerajaan Islam Demak
(tahun 1481) dengan rajanya Raden Patah. Agama Buddha kemudian "hilang" dan
tidak pernah dibicarakan orang lagi, hanya peninggalan-peninggalan candi-candinya
11
Tahun 1981
Terbentuk Sekretariat Bersama Generasi Muda Buddhis Indonesia (Sekber GMBI)
yang merupakan konfederasi dari organisasi-organisasi pemuda di lingkungan vihara.
Atas permintaan DP Walubi pada tahun 1985 Sekber GMBI berganti nama menjadi
Sekretariat Bersama Persaudaraan Muda-mudi Vihara-vihara Buddhayana Indonesia
(Sekber PMVBI).
Tahun 1982
Terbentuk Sangha Tantrayana Indonesia dalam naungan Sangha Agung Indonesia,
dipimpin oleh Mahawiku Dharma-aji Uggadhammo.
Tahun 1983
Hari Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Tahun 1986
Terbentuk Gemabudhi (Generasi Muda Buddhis Indonesia) sebagai wadah tunggal
generasi muda Buddhis Indonesia dan tergabung di KNPI. Ketua Umum DPP
Gemabudhi saat ini adalah Lieus Sungkharisma dari MBI.
Tahun 1987
Terbentuk KBWBI (Keluarga Besar Wanita Buddhis Indonesia) sebagai wadah
tunggal wanita Buddhis Indonesia dan tergabung di Kowani.
Tahun 1987
Niciren Syosyu Indonesia (NSI) secara resmi dikeluarkan dari Walubi.
Tahun 1994
Sangha Agung Indonesia (Sagin) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) juga
memilih berada di luar Walubi. Sagin dan MBI konsisten dalam mempertahankan
AD/ART Walubi hasil Munas II (1992) dan menolak AD/ART Walubi hasil Sidang
Paripurna (1993).
Tahun 1994
terbentuk Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI), dipimpin oleh Dra. Siti
Hartati Murdaya, MBA.
Tahun 1996
terbentuk lima wadah fungsional di lingkungan Sekber PMVBI, yaitu: Ikatan
Pembina Gelanggang Anak-anak Buddhis Indonesia (IPGABI), Forum Komunikasi
Dharmaduta Muda Buddhis Indonesia (FKDMBI), Ikatan Mahasiswa Buddhis
Indonesia (Imabi), Forum Komunikasi Sarjana Buddhis Indonesia (FKSBI), dan
Ikatan Pengelola Media Komunikasi Buddhis Indonesia (IPMKBI).
14
16 http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha
17 http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_tingkat_pencerahan
15
**Sakadagami
Tingkatan kedua adalah Sakadagami (dalam bahasa Pali:Sakadgm ;
Sanskerta:Sakr dgmin) yang secara harafiah berarti "ia yang sekali (sakr t)
kembali(gacchati)". Seorang kembali-sekali akan kembali ke alam manusia
hanya satu kali lagi, dan meraih Nirwana dalam kehidupan tersebut.
***Anagami
Tingkatan ketiga adalah Angm (dalam bahasa Pali); (Sanskerta: Angmin),
yang secara harafiah berarti "ia yang tidak (an-) kembali (gacchati)". Seorang
yang tidak kembali lagi tidak kembali ke alam keberadaan manusia, atau dunia
yang lebih rendah, setelah kematian. Akan tetapi, ia terlahir kembali di alam
Rpaloka yang disebut alam uddhvsa, atau "Indraloka", dimana ia akan
mencapai Nirwana (dalam bahasa Pali dikenal dengan sebutan Nibbana),
beberapa akan terlahir kedua kali di alam "Indraloka" yang lebih tinggi, tetapi
tidak terlahir di tingkatan yang lebih rendah. Seorang Angm telah
melepaskan lima belenggu rendah yang mengikat lingkaran akan kelahiran
kembali. Seorang Angm dengan demikian telah tercerahkan sebagian, dan
berada pada jalur pencerahan yang sempurna.
****Arahat
Tingkat keempat adalah Arahat, seorang manusia yang telah tercerahkan
sepenuhnya, yang telah meninggalkan seluruh belenggu, dan pada saat
meninggal (Sanskrit: Parinirvn a ; Pli: Parinibbna) tidak akan terlahirkan
kembali di dunia manapun, dan telah meninggalkan Samsra sepenuhnya
d. SEKTE AGAMA BUDDHA18
Agama buddha memiliki banyak sekte,, beberapa dari sekte Agama Buddha
tersebut seperti dibawah ini :
1. Theravadino (Theravada)
2. Vajjiputtaka (Vatsiputriya)
3. Mahimsasaka (Mahisasaka)
4. Dhammuttariya (Dharmotariya)
5. Bhaddayanika (Bhadrayanika)
6. Channagarika (Sannagarika)
7. Sammitiya (Sammitiya)
8. Sabbatthivada (Sarvastivada)
9. Dhammaguttika (Dharmaguptaka)
10. Kassapiya (Kasyapiya)
18 http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5964.msg95853.html#msg95853
16
ii) Misi dari Buddha dan Yesus diproklamasikan oleh suara dari surga.
iii) Buddha "sekitar 30 tahun" ketika dia memulai pelayanannya. Dia berpuasa "tujuh
kali tujuh malam dan hari." Dia memiliki "band murid" yang menemaninya. Ia
berkelana dari satu tempat ke tempat dan "diberitakan kepada orang banyak yang
besar
iv) Buddha merumuskan perintah-perintah berikut. "Tidak membunuh, tidak mencuri,
tidak berbohong, tidak berzinah, untuk tidak menggunakan minuman keras." Ini
adalah pengajaran yang sama yang diucapkan Yesus: "Jangan berzinah, jangan
membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu
dan ibumu." (Lukas 18:20)
v) Seorang pelacur bertobat, Maria Magdalena, mengikuti Yesus. Seorang pelacur
bertobat, Ambapali, diikuti Buddha.
vi) Dia mengajarkan kesucian, kesederhanaan, toleransi, kasih sayang, cinta, dan
kesetaraan semua.
vii) Keduanya menyatakan kerajaan bukan dari dunia ini. Kehidupan abadi yang
dijanjikan oleh Kristus sesuai dengan kedamaian abadi, Nirvana, yang dijanjikan
oleh Buddha.
viii) Keduanya dimuliakan di mount.
ix) Keduanya membuat entri kemenangan, Kristus ke Yerusalem, dan Buddha ke
Rajagriba.
x) Buddha adalah untuk kembali ke bumi lagi untuk mengembalikan dunia untuk
ketertiban dan kebahagiaan.
xi) Dia adalah hakim orang mati.
Ajaran Identik
i) "Apakah kepada orang lain seperti Anda ingin mereka lakukan padamu." (Lukas
6:31) "Pertimbangkan orang lain seperti dirimu sendiri." (Dhammapada 10:1)
ii) "Jika seseorang menampar pipi, menawarkan lain juga." (Lukas 6:29)
"Jika ada yang harus memberikan pukulan dengan tangannya, dengan tongkat,
atau dengan pisau, Anda harus meninggalkan segala keinginan dan mengucapkan
kata-kata yang jahat tidak ada." (Majjhima Nikaya 21:6)
iii) "Masukkan pedang itu kembali ke tempatnya, karena semua orang yang
mengambil pedang akan binasa oleh pedang." (Matius 26:52)
"Meninggalkan mengambil kehidupan, pertapa Gautama berdiam menahan diri
dari mengambil hidup, tanpa tongkat atau pedang." (Digha Nikaya 01:01:08)
iv) "Inilah perintah-Ku, bahwa kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi
kamu Tidak ada yang kasih yang lebih besar dari ini, untuk meletakkan kehidupan
seseorang untuk teman seseorang.." (Yohanes 15:12-13)
19
"Sama seperti seorang ibu akan melindungi anak satu-satunya dengan risiko
hidupnya sendiri, meskipun demikian, menumbuhkan hati yang tak terbatas
terhadap semua makhluk Biarkan pikiran Anda cinta tak terbatas meliputi seluruh
dunia.." (Sutta Nipata 149-150)
v) "Berbahagialah kamu yang miskin, untuk Anda adalah kerajaan Allah." (Lukas
6:20)
"Marilah kita hidup yang paling bahagia, memiliki apa-apa, mari kita makan
sukacita, seperti dewa berseri-seri." (Dhammapada 15:4)
vi) "Jika Anda ingin menjadi sempurna, pergi menjual harta benda Anda, dan
memberikan uang kepada orang miskin, dan engkau akan beroleh harta di surga."
(Matt.19: 21)
"Para tamak tidak pergi ke surga, orang bodoh tidak memuji amal Yang bijaksana,.
Namun, bersukacita dalam amal, menjadi demikian bahagia dalam di luar."
(Dhammapada 13:11)
vii) "Setiap orang yang hidup dan percaya pada saya tidak akan pernah mati."
(Yohanes 11:26)
"Mereka yang memiliki iman yang cukup dalam diriku, cinta yang cukup bagi
saya, semua menuju surga atau di luar." (Majjhima Nikaya 22:47)
viii)
sendiri: dan dia berubah rupa di depan mereka, dan pakaiannya menjadi bersinar,
putih seperti salju melebihi, maka karena tidak ada lebih lengkap di Bumi dapat
putih mereka. " (Markus 9:2-3)
"Ananda, setelah diatur satu set jubah emas pada tubuh Tuhan, mengamati bahwa
terhadap tubuh Tuhan itu muncul tumpul Dan dia berkata,." Sangat
mengagumkan, Tuhan, suatu perbuatan ajaib bagaimana kulit Tuhan jelas dan
terang muncul! Ini terlihat lebih cerah daripada jubah keemasan di mana ia
berpakaian "(Digha Nikaya 16:04:37).
Buddha Yang Agung: Riwayat dan Ajarannya (Arabic: Budha al-Akbar Hayatoh wa
Falsaftoh), bahwa Sang Buddha adalah nabi Dhul Kifl, yang berarti ia yang berasal
dari Kifl. Nabi Dhul Kifl disebutkan 2 kali dalam Quran:
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar. QS. al-Anbiya (21) : 85
Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semuanya termasuk
orang-orang yang paling baikQS. Shad (38) : 48
Kifl adalah terjemahan Arab dari Kapilavastu, tempat kelahiran Sang
Bodhisattva. Mawlana Abul Azad, teolog Muslim abad 20 juga menekankan bahwa
Dhul Kifl dalam Al Quran bisa saja adalah Buddha. Pandangan para tokoh Muslim
pada Sang Buddha dan Teks-teks Buddhis di Dunia Muslim Sejarawan Muslim yang
terkenal, Abu Rayhan Al-Biruni (9731048) yang pergi ke India dan menetap di sana
selama 13 tahun untuk mengenal bangsa India dan mempelajari teks-teks Sansekerta
mendefinisikan Sang Buddha sebagai seorang nabi. Pada waktu dinasti Ghaznavid,
sejarawan Persia Al Biruni menemani Mahmud dari Ghazni pada abad 11 M di mana
Mahmud menyerang India. Dalam buku Sejarah India (Kitab al-Hind) yang
ditulisnya, Al Biruni memuji Sang Buddha dan ajarannya. Al Biruni juga menulis
sebuah teks yang berkisah tentang ukiran Buddha di Bamiyan. Ibn al-Nadim (995 M),
penulis kitab Al-Fihrist, berkata: Orang-orang ini (Buddhis di Khurasan) adalah yang
paling dermawan di antara seluruh penghuni bumi dan semua kaum agama. Ini
dikarenakan nabi mereka, Budhasaf (Bodhisattva) telah mengajarkan pada mereka
bahwa dosa yang terbesar, di mana tidak diperbolehkan untuk berpikir atau
melakukan, adalah perkataan tidak. Maka dari itu mereka bertindak sesuai anjuranNya dan mereka menmganggap perkataan tidak sebagai tindakan Satan. Inti ajaran
agama mereka (Buddha) adalah untuk membasmi Satan.
Sejarawan Muslim bernama Abu Ja`far Muhammad ibn Jarir al-Tabari (839923 M), menyebutkan bahwa rupang-rupang Buddha dibawa dari Kabul, Afghanistan
ke Baghdad pada abad ke-9 M. Juga dilaporkan bahwa rupang-rupang Buddha dijual
di sebuah vihara Buddhis dekat masjid Makh di pasar kota Bukhara (Uzbekistan).
Pada abad ke-9 M, seorang dari Baghdad menterjemahkan kisah Sang Buddha ke
dalam bahasa Arab yaitu dalam Kitab al Budasaf wa Balawhar yaitu Buku
Bodhisattva dan (gurunya) Balawhar yang ditulis Aban Al-Lahiki (750-815 M) di
Baghdad. Teks ini kemudian diterjemahkan lagi dalam bahasa Yunani dan Georgia,
terkena pengaruh Kristiani dan akhirnya menjadi Kisah St. Barlaam dan Josaphat.
22
Catatan sejarah Muslim tentang agama Buddha dapat ditemukan di Kitab alMilal wa Nihal yang berarti The Book of Confessions and Creeds yang ditulis oleh
Muhammad al-Shahrastani (10761153 M) di Baghdad pada masa Dinasti Seljuk.
Kitab sejarah yang ditulis oleh Al-Shahrastani tersebut adalah kitab yang paling
akurat dalam dunia pendidikan Muslim ketika menjelaskan agama Buddha di India.
Al-Shahrastani menjelaskan agama Buddha sebagai agama pencarian kebenaran
dengan kesabaran, memberi dan ketidakmelekatan yang dekat dengan ajaran Sufi
(mistisisme Islam). Al-Shahrastani memperbandingkan Sang Buddha dengan Al
Khidr (Eliyah), tokoh dalam Al-Quran, sebagai dua orang yang sama-sama mencari
pencerahan. Al-Shahrastani juga memperbadningkan Buddha dengan Bodhisattva
(Budhasf). Ia memberikan catatan yang mendeskripsikan penampilan dari para
Buddhis (asahb al bidada) di India dan memberikan perhatian yang lebih tentang
agama Buddah di India beserta ajaran-ajarannya.
Di dalam dunia Arab, juga muncul kitab riwayat Buddha yang bernama Kitab
Al-Budd. Kitab Al-Budd ini didasarkan atas kitab Jatakamala dan Buddhacarita. Pada
abad ke-8 M, Caliph al-Mahdi, dan Caliph al-Rashid mengundang para pelajar
Buddhis dari India dan Nava Vihara di Balkh ke Rumah pengetahuan (Bayt alHikmat) di Baghdad. Ia memerintahkan para pelajar Buddhis untuk membantu
penerjemahan teks-teks pengobatan dan astronomi dari Sansakerta ke bahasa Arab.
Ibn al-Nadim pada abad ke 10 M, Buku Katalog (Kitab al-Fihrist), juga memberikan
daftar teks-teks Buddhis yang diterjemahkan dan ditulis dalam bahasa Arab pada
masa itu, seperti Kitab Al-Budd (Buku Sang Buddha). Keluarga Barmakid
mempunyai pengaruh di istana Abbasid sampai pada pemerintahan Caliph Abbasid
yang keempat, Harun al-Rashid (r. 786-809 M) dan perdana menterinya yaitu Yahya
ibn Barmak adalah cucu Muslim dari salah satu kepala administrator Buddhis dari
Nava Vihara di Balkh, Afghanistan. Yahya mengundang para pelajar Buddhis,
terutama dari Kashmir untuk datang ke Rumah pengetahuan di Baghdad. Tidak ada
kitab-kitab ajaran Buddha yang diterjemahkan dari Sansekerta ke bahasa Arab.
Namun lebih fokus terhadap penterjemahan teks-teks pengobatan Buddhis seperti
Siddhasara yang ditulis Ravigupta. Penulis Umayyad Arab yang bernama Umar ibn
al-Azraq al-Kermani tertarik untuk menjelaskan agama Buddha pada penonton Islam.
Pada permulaan abad ke-8 M, ia menulis sebuah catatan yangs angat detail tentang
Nava Vihara di Balkh, Afghanistan dan tradisi Buddhis di sana. Ia menjelaskan
dengan memperlihatkan kesamaannya dengan agama Islam. Maka dari itu ia
23
23 http://sanggrahanusantara.blogspot.com/2009/06/hubungan-hindu-dan-buddha.html
24
miskin. Beliau menolak ketika murid-murinya yang dari kaum Brahmana memohon
ujin untuk menterjemahkan dalam bahasa Sanskertha.
Bahkan suatu ketika Beliau rela menukar nyawanya dengan seekor domba saat
ada orang yang ingin mengorbankan domba untuk persembahan, Beliau mengatakan:
Bila dengan membunuh domba engkau bisa mencapai realisasi, maka bunuhlah aku
dengan mengorbankan manusia tentu engkau akan mendapatkan tempat yang lebih
mulia..
The Buddhas teaching formed an integral part of Hinduism, which owes on
eternal debt of gratitude to that great teacher, who was one of the greatest
Hindu reformers, a Hindu of Hindus. He never rejected Hinduism but
broadened its base. He made some of the words of the Vedas yield meanings
more relevant to the age. (Mahatma Ghandi)
Ghandi memandang Buddha adalah Hindu of Hindus, Beliau tidak pernah
menolak Hindu, tetapi Beliau menafsirkan Hindu dengan sudut pandang yang berbeda
yang lebih luas. Beliau menjelaskan Veda dengan kata-kata yang sesuai dengan
Jamannya. Beliau memiliki cinta kasih yang luar biasa, tak terbatas oleh ruang dan
waktu. Senantiasa memberikan contoh nyata dalam kehidupan, Beliau mengajrkan
pada kita bagaimana menjadi seorang Karma Yogi sejati. Do Good Be Good
Lakukan yang baik dan jadilah orang baik, salah satu nasehat Beliau pada umat
manusia untuk melepaskan diri dari keterikatan. Buddha mengajak kita jangan terlalu
mudah percaya pada segala sesuatu, tetapi selalu melakukan penyelidikan untuk
mengetahui kebenarannya. Bila sesuatu itu bermanfaat bagi dirimu dan orang lain
serta dunia, nah itulah yang kamu terima dan jalani. Tapi kalo hal itu menyebabkan
penderitaan bagi dirimu dan orang lain, hindarilah hal itu. Menurut tradisi Buddha,
tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari suku Sakya pada awal masa
Magadha (546324 SM), di sebuah kota, selatan pegunungan Himalaya yang bernama
Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan
nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").
Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan
ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha),
Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa
kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari.
Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu
25
menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada
artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah ini
merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu
memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri. Di bawah
sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia
menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia
dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata Sansekerta
yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta). Untuk 45 tahun selanjutnya, ia
menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah mengalirnya sungai Gangga dan
anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang
berbeda-beda.
Dr. Radhakrishnan. Dalam bukunya ''Indian Religious'', ia menulis: 'Agama
Buddha tidak mulai sebagai agama yang baru dan berdiri sendiri. Agama Buddha
adalah bagian kepercayaan kuno agama Hindu...''(hal.104). Selanjutnya Beliau
menulis: Buddha meninggalkan jejak kakinya di atas tanah India dan capnya pada
jiwa negara tersebut dengan berbagai kebiasaan dan keyakinannya. Pada saat ajaran
Buddha mengambil bentuk-bentuk khusus di berbagai negara lain di dunia dalam
penegasan tradisi-tradisi mereka di sini, di rumah Buddha, ajaran tersebut telah
meresap dan menjadi bagian utuh budaya kita. Para Brahmana dan Sramana
diperlakukan sama oleh Buddha dan kedua tradisi tersebut berangsur-angsur
bercampur. Dalam artian Buddha adalah pencipta agama Hindu modern. Dalam kata
pengantarnya, Bhupendra Kumar Modi menulis, ''Perlu ditekankan bahwa Bhagavan
Buddha adalah bagian tradisi keagamaan Hindu dan tidak terlepas dari agama Hindu.
Bhagavan Buddha lahir sebagai orang Hindu dan sampai meninggal beliau tetap
seorang Hindu yang menafsirkan agama Hindu dari sebuah sudut pandang yang baru.''
Hinduisme tidak bisa hidup tanpa Buddhisme, demikian pula sebaliknya
Buddhisme tidak bisa hidup tanpa Hinduisme. Kemudian menyadari apa yang
memisahkan yang terlihat oleh kita, bahwa Budhisme tidak dapat berdiri tanpa otak
dan filsafat dari para Brahmin, demikian pula para Brahmin tidak dapat berdiri tanpa
hati Buddhisme. Pemisahan antara Buddhisme dan Brahmin inilah penyebab
kemerosotan India. Di Indonesia, Hindu dan Buddha telah melebur menjadi satu
melahirkan sebuah Negara yang kuat dimasa keemasan Prabu Hayam Wuruk (Hindu)
dengan patihnya Gajah Mada (Buddha). Mpu Tantular dalam karyanya Sutasoma
menuliskan: Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua
26
BAB V KESIMPULAN
Dalam agama Buddha berbagai objek penghormatan yang terdapat pada altar Buddha
bukanlah sebagai media pemujaan terhadap Buddha. Buddha atau makhluk mana pun tidak
dapat mengabulkan permintaan seseorang atau pun melindunginya dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Semua harapan akan hal-hal yang baik tersebut apakah dibacakan dalam bentuk
doa atau paritta akan terjadi bergantung pada faktor keyakinan, karma, dan kekotoran batin
diri sendiri. Semuanya hanyalah sebagai pengingat akan ajaran Buddha, selain untuk
menunjukkan seakan-akan Buddha yang telah wafat lebih dari 2500 tahun lampau hadir di
tengah-tengah para umat-Nya.
Sebagai penutup tulisan ini, kami ingin memberikan kutipan kata-kata Sang Buddha
tentang cara penghormatan yang benar terhadap Beliau saat menjelang wafat-nya:
Pohon sala kembar sekarang sedang penuh dengan bunga meskipun sekarang bukan
musimnya untuk berbunga, dan bunga-bunga tersebut jatuh bertaburan di atas tubuh Sang
Buddha sebagai penghormatan kepada Sang Buddha. Namun demikian, Ananda, bukan ini
caranya memberikan penghormatan tertinggi kepada Sang Buddha. Tetapi, Ananda, bila
seorang bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, atau upasika berpegang teguh pada Dharma, hidup
sesuai dengan Dharma, bertindak sesuai dengan Dharma, maka orang-orang tersebut
sesungguhnya telah memberikan penghormatan tertinggi kepada Sang Buddha.
(Mahaparinibbana Sutta)
Dengan demikian, segala ritual atau upacara Buddhis lengkap dengan pembacaan
paritta di depan altar Buddha walaupun dapat membangkitkan perasaan keyakinan religius
tertentu pada diri seorang Buddhis, namun sesungguhnya ini bukan penghormatan tertinggi
kepada Buddha sebagai guru junjungan agung. Penghormatan tertinggi hanyalah dapat
dilakukan dengan menjalankan ajaran Beliau dalam kehidupan sehari-hari sesuai petunjuk
Buddha sesaat sebelum wafat-Nya di atas.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_agama_Buddha
2. http://artikelbuddhisbangdidi.blogspot.com/2012/03/konsili-buddhis.html
3. http://dharmoghandul.blogspot.com/2007/07/sejarah-perkembangan-agama-buddhadi.html
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_tingkat_pencerahan
6. http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5964.msg95853.html#msg95853
7. http://nietik.blogspot.com/2012/05/kitab-suci-agama-buddha.html
8. http://id.netlog.com/edykuswoyo/blog/blogid=18532
9. http://gmakirihio.blogspot.com/2011/06/persamaan-antara-yesus-kristus-kristen.html
10. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5304.15
11. http://sanggrahanusantara.blogspot.com/2009/06/hubungan-hindu-dan-buddha.html
12. http://samuderahati.8forum.net/t92-beda-konghucu-buddha
13. http://arifmasduki.blogspot.com/2011/12/masuknya-budaya-hindu-budha-ke.html
14. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6._PERKEMBANGAN_MASYARAKAT_M
ASA_HINDU-BUDHA%2C_ISLAM_DAN_MASA_KOLONIAL_EROPA
29