Anda di halaman 1dari 7

Kebutuhan Menurut Intensitasnya

Kebutuhan manusia menurut intensitasnya, bilamana kebutuhan akan barang dan jasa
tersebut dipandang dari urgensinya (pentingnya), atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan
bagi kehidupan manusia. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier.

1. Kebutuhan Primer : yaitu kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi


keberadaannya agar manusia tetap hidup dan bisa beraktivitas. Jadi sifatnya wajib
untuk dipenuhi. Contoh: kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan
sebagainya.
2. Kebutuhan Sekunder : kebutuhan ini disebut juga kebutuhan kultural, yaitu kebutuhan
yang timbul bersamaan dengan meningkatnya peradaban manusia. Merupakan jenis
kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok telah terpenuhi dengan
baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Contohnya seperti
makanan yang bergizi dan enak, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan
yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.
3. Kebutuhan Tertier: yaitu kebutuhan manusia yang ditujukan untuk kesenangan hidup
manusia. Artinya keberadaan barang tertier tidak begitu banyak pengaruhnya bagi
kehidupan manusia. Contoh: kebutuhan akan perhiasan, mobil mewah, rumah mewah,
rekreasi, dan sebagainya. Dewasa ini banyak barang yang semula dipandang mewah,
sekarang telah digolongkan menjadi kebutuhan sekunder, seperti: pesawat televisi
(TV), handphone (HP), sepeda motor, laptop dan komputer. Demikian juga untuk
pendidikan dan kesehatan telah digolongkan menjadi kebutuhan primer, mengingat
kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi kehidupan manusia.

Kebutuhan Menurut Sifatnya

Kebutuhan menurut sifatnya dibedakan yaitu suatu kebutuhan hidup manusia yang
keberadaannya didasarkan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani.
Dengan demikian menurut sifatnya kebutuhan dibagi menjadi :

1. Kebutuhan jasmani, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau
tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur,
tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan rohani, yaitu kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan
sesuatu bagi jiwanya. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani,
beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-
lain.

Kebutuhan Menurut Waktu

Kebutuhan hidup manusia menurut waktu dibedakan antara kebutuhan pada waktu sekarang
dan kebutuhan pada waktu masa yang akan datang.

1. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, pada saat
ini. Kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh
adalah makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, payung disaat
hujan, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan masa depan adalah pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu
yang akan datang. Contoh: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, pergi haji, dan
sebagainya.

Kebutuhan Menurut Wujud

Kebutuhan menurut wujud dibedakan antara kebutuhan material dan kebutuhan in-material,
yang dideskripsikan sebagai berikut :

1. Kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan
dilihat. Contoh: buku, sepeda, komputer, rumah, pabrik, dan sebagainya.
2. Kebutuhan immaterial, yaitu kebutuhan yang tidak berwujud. Contoh: keamanan,
keadilan, kesehatan, kebebasan, pendidikan, dan sebagainya.

Kebutuhan Menurut Subyek

Kebutuhan menurut subyek adalah kebutuhan yang dibedakan menurut pihak-pihak yang
membutuhkan. Kebutuhan menurut subyek meliputi :

1. Kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang
membutuhkan. Contoh: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru,
kebutuhan pelajar berbeda dengan kebutuhan buruh pabrik.
2. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan sosial, yaitu
alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan
akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial
suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat
umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, telepon umum,
jalan umum, WC umum, dan sebagainya.

Kriteria Diferensiasi Produk yang


Harus Anda Ketahui
Diferensiasi produk adalah upaya dari suatu perusahaan untuk membedakan
produk yang dimilikinya dari produk-produk pesaing dengan membuat produk
tersebut bersifat spesial. Menurut Kotler (2003), diferensiasi didefinisikan sebagai
tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang mempunyai
nilai guna untuk membedakan penawaran perusahaan dari pesaingnya.

Dalam hal ini, diferensiasi produk bisa disimpulkan sebagai keperluan bagi
perusahaan untuk menetapkan perbedaan dengan produk pesaing dan perbedaan
tersebut harus memiliki nilai penting bagi masyarakat.

Sering terjadi bahwa perusahaan merasa sudah membuat diferensiasi. Namun


kenyataannya, diferensiasi tersebut tidak banyak berarti. Untuk menghindari hal
itu, maka perusahaan perlu mengetahui beberapa kriteria suatu diferensiasi yang
baik, antara lain:
Tidak Mudah Ditiru Pesaing
Diferensiasi yang dilakukan hendaknya unik dan sulit ditiru oleh pesaing.
Keunikan akan membuat suatu produk yang dihasilkan akan selalu diingat dan
memiliki tempat di hati konsumennya. Kalaupun suatu saat produk itu dapat ditiru,
maka perusahaaan harus bekerja keras untuk menghasilkan perbedaan agar tidak
serupa dengan produk yang sama di pasaran.

Sesuai Kepentingan Konsumen


Diferensiasi yang dilakukan hendaknya menampilkan atribut-atribut yang dirasa
penting oleh pelanggan. Jika perusahaan mobil menonjolkan perbedaannya hanya
pada tempat duduk saja, tentu hal itu bukan merupakan diferensiasi yang penting.
Atribut yang penting pada sebuah mobil misalnya terletak pada aspek seperti
kinerja mesin, desain, kemudahan perbaikan, kemudahan memperoleh suku
cadang, dan lain sebagainya.

Memiliki Keunggulan
Hendaknya diferensiasi yang dilakukan mempunyai banyak kelebihan
dibandingkan perusahaan pesaing. Unik saja tapi tidak memiliki nilai lebih dari
pesaing, cenderung hanya membuat produk tersebut berkesan mahal tanpa
memiliki manfaat dan sama dengan produk lainnya. Konsumen pasti akan
menghindarinya. Jadikan diferensiasi yang kita lakukan berkualitas dan penuh
manfaat, sehingga konsumen merasa membeli barang dengan harga pantas tanpa
harus berpikir dua kali.

Terjangkau
Harap diketahui bahwa dalam melakukan diferensiasi setiap perusahaan akan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jangan sampai dengan adanya diferensiasi
tersebut justru membuat harga produk yang Anda tawarkan melambung terlalu
tinggi, sehingga konsumen merasa kurang realistis untuk membelinya karena tidak
merasa sepadan dibanding manfaat yang ditawarkan dari produk serupa. Misalnya,
jika sebuah perusahaan elektronik menggabungkan fungsi sebuah televisi layar
datar dengan sebuah komputer. Andaikan membeli secara terpisah, harga televisi
tersebut Rp4 juta dan harga komputer Rp5 juta. Kemudian perusahaan menetapkan
harga televisi baru (yang sudah digabung dengan komputer) sebesar Rp14 juta.
Tentu saja hal ini sulit diterima oleh konsumen. karena biasanya konsumen sudah
mempunyai taksiran harga yang layak untuk suatu produk.

Menguntungkan Perusahaan
Memperoleh keuntungan adalah sebuah prinsip bisnis secara umum. Meskipun
diferensiasi membutuhkan biaya besar, namun harus tetap menguntungkan bagi
perusahaan. Diskusikan berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk sebuah
diferensiasi produk dan berapa harga jual yang pantas untuk mendapatkan
keuntungan dengan bagian manajemen keuangan perusahaan.

Kriteria jasa

B. Karakteristik dari jasa.

Jasa memiliki beberapa karakteristik, yang diantaranya sebagai berikut ini:

 Tidak memiliki wujud (sifatnya abstrak dan tidak bisa dilihat).


 Produk yang dihasilkannya tidak standar atau bervariasi (Hetereogenitas).
 Tidak dapat dipisahkan (produk dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama).
 Tidak dapat disimpan, karena tidak memiliki wujud.

C. Ciri-ciri perusahaan jasa.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan, perusahaan jasa merupakan perusahaan
yang memiliki kegiatan memproduksi dan menyediakan berbagai macam pelayanan misalnya
seperti keamanan, kemudahan dan lain-lain kepada konsumen yang membutuhkannya. Maka
perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:

 Pendapatan berasal dari penjualan jasa.


 Dalam proses memproduksi jasa, bisa atau tidak memerlukan bantuan dari produk
fisik.
 Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen dapat memperoleh
jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen lainnya.
 Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik, karena Produk yang dijual
merupakan produk yang tidak berwujud (jasa). Jadi produk yang dihasilkan tidak
dapat dilihat akan tetapi manfaatnya dapat dirasakan.
 Biasanya tingkatan harganya memiliiki sifat yang tidak mutlak, sebab murah atau
mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan tergantung tingkat kebutuhan
konsumen.
 Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka penggunaanya akan
langsung habis.

Baca juga: Pengertian CV atau persekutuan komanditer dan ciri-cirinya.

D. Contoh perusahaan jasa yang ada di Indonesia.

Beberapa contoh perusahaan jasa di Indonesia pada saat ini, diantaranya sebagai berikut ini:

Yang bergerak di bidang transportasi, infatruktur dan utilitas misalnya: Indosat Tbk, Garuda
Indonesia Tbk, Telekomunikasi indonesia Tbk, Jasa marga Tbk, dan lain-lain.
Yang bergerak di bidang keuangan, misalnya: Bank Central Asia Tbk, Bank Mandiri Tbk,
Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan lain-lain.

Tabel Skala Prioritas

Tabel skala prioritas ini diperkenalkan oleh Steven R. Covey dengan tujuan untuk
memudahkan kita dalam menentukan sebuah prioritas dalam memenuhi kebutuhan.

Di bawah ini tabel prioritas yang sangat bermanfaat untuk menentukan kebutuhan mana yang
harus didahulukan:

ekspektasia.com

Pada gambar tabel skala prioritas di atas, terlihat ada empat kuadran yaitu kuadran I, kuadran
II, kuadran III dan kuadran IV.

Kuadran I: kebutuhan yang penting dan mendesak untuk segera dipenuhi.

Kuadran II: kebutuhan yang penting tetapi kurang mendesak untuk dipenuhi.

Kuadran III: kebutuhan yang kurang penting namun mendesak untuk dipenuhi.

Kuadran IV: kebutuhan yang kurang penting dan kurang mendesak untuk dipenuhi.

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun skala prioritas:

 Tulislah semua kebutuhan yang ada, hilangkan yang benar-benar tidak begitu penting.
 Susunlah urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya.
 Buatlah catatan kebutuhan pendanaan yang ada.
 Dari catatan yang ada, pilihlah kebutuhan yang paling memberikan manfaat secara optimal.
 Penuhi semua kebutuhan sesuai dengan daftar yang telah ditentukan.

BACA JUGA: Perbedaan Data dan Informasi

Contoh Penyusunan Skala Prioritas

Contoh dalam penyusunan skala prioritas menggunakan tabel skala prioritas akan dijelaskan
berikut ini.

Misal, Vatinson adalah seorang siswa kelas 9 SMP. Kemudian Vatinson memiliki kebutuhan
untuk sekolah di awal semester bulan Desember, yaitu sebagai berikut:

1. Membeli buku dan alat tulis untuk keperluan belajar mengajar.


2. Membeli buku pelajaran
3. Membeli LKS dari guru
4. Membeli sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak dan tidak ada sepatu lain lagi.
5. Membeli tas sekolah baru dengan model terbaru
6. Kebutuhan ongkos untuk ke sekolah per harinya Rp15.000,-

Vatinson sendiri hanya dikasih budget sekian oleh orang tuanya yang tidak mungkin
semuanya terpenuhi. Kemudian untuk menentukan kebutuhan mana yang harus segera
dipenuhi tersebut, maka Vatinson membuat sebuah tabel skala prioritas sebagai berikut:

ekspektasia.com

Berdasarkan tabel skala prioritas di atas, maka Vatinson bisa membuat keputusan sebagai
berikut:
Pertama, buku dan alat tulis harus segera dipenuhi terlebih dahulu karena ini merupakan
kebutuhan sangat penting dan mendesak.

Kedua, ongkos merupakan kebutuhan selanjutnya yang harus segera dipenuhi. Vatinson tidak
mungkin untuk berjalan kaki ke sekolah karena jarak yang cukup jauh. Sehingga Vatinson
harus membuat anggaran untuk ongkos selama sebulan ini.

Ketiga, buku pelajaran dan LKS adalah prioritas selanjutnya yang harus dipenuhi. Hal ini
kurang mendesak tapi sangat penting untuk menunjang pembelajaran di kelas.

Keempat, prioritas selanjutnya yang perlu dipenuhi adalah membeli sepatu baru. Ini memang
kurang penting, tapi termasuk mendesak karena sepatu yang lama sudah rusak dan tidak
nyaman lagi, tapi setidaknya Vatinson masih bisa menggunakan sepatu lama tersebut.

Kelima, setelah semua prioritas sebelumnya terpenuhi barulah Vatinson bisa membeli tas
baru, itu pun jika sisa budget-nya masih ada. Namun jika budget tidak tersisa, maka bisa
menunggu bulan-bulan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai