Anda di halaman 1dari 2

Unsur intrinsik:

1.Tema
Tema novel Kumandanging Katresnan merupakan novel yang bertema percintaan yang
dialami pemuda dimana tokoh dalam cerita ini bernama R. Sukmana atau R.S.
Ranuasmara
2.Tokoh
Tokoh dalm novel Kumandanging Katresnan
a.Tokoh sentral tokoh utama ini di dalam novel kumandangin katresnan yaitu R. S.
Ranuasmara,dimana sukmana mengambarkan watak yang tabah, cepat bangkit, mempunyai
sifat juang yang tinggi, dan berbakti kepada orang tua
b.R.A. Tein Tisnowati tokah utama wanita bebeperan sebagai protagonis yang
menggambarkan wanita yang kuat, teguh pendirian dan tidak mudah putus asa. Sabar.
c.Sri Endah wahyuningsih, merupakan Seorang gadis cantik yang santun dan patuh
kepada orang tua
d.R Purwodirjo menggambarkan watak yang antagonis dengan watak kasar , tidak setia
dan keras.
e.Dedeh Siti Kurniasih sorang gadis yang manis, dan cantic
f.Mbok Darmo mempunyai sifat baik, suka bercanda dan lucu
3.Alur
Alur yang digunakan unutuk menulis cerita kumandangin katresnan yaitu alur alur
maju, karena menerangkan kejadian secara berurutan.
4.Latar ( setting )
a.latar tempat
Dalam novel yang berjudul kumandanging katresnan latar tempatnya terjadi di kampung
selasari magetan dimana disana ada rumah kecil tapi sederhana, ayem tentrem, depan
rumahnya ada jalan besar. Rumah tadi model baru, mempunyai halaman yang luas.
b.Latar waktu
Pada saat malm beikutnya sekitar jam 8 nan, harinya malam jumat kliwon. Mulai
selesai magrib Sri Endah Wahyuningsih duduk menemani bapaknya sambil mijitin kaki
bapaknya
5.Poin of view ( sudut pandang )
Dalam novel yang berjudul Kumandanging katresnan pengarang menggunakan sudut
pandang orang pertma aku. Dimana penulis menampilkan tokoh dengan meyebutkan nama
atau kata gantinya : aku
6.Gaya Bahasa
gaya bahasa yang digunakan
a. lambene kang abang maja – maja
( kumandanging katresana halaman 44 )
b. bengine peteng dedet
( kumandanging katresnan, halaman 28 )
7.Amanat
Pesan yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini yaitu segala sesuatu
membutuhkan pengorbanan. Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, berharap dan
berusaha semaksimal mungkin, tetapi semua kehendak bergantung pada sang khaliq.
Unsur Ektrinsik:
1. Biografi Pengarang
TEGUH RANUSASTRA ASMARA
Dilahirkan di Yogyakarta 21 Januari 1947 di tengah keluarga pengarang Jawa, Any
Asmara. Sejak lahir memiliki nama Teguh Haryono. Pergantian nama jadi Teguh
Ranusastra Asmara setelah ia menulis puisi di lembaran Persada, Koran Minggu
Pelopor Jogja. Nama belakang itu diambil dari bagian nama ayahnya. Orang pertama
yang mengajak Umbu Landu Paranggi untuk membentuk klub penulis kreatif Pelopor
Jogja bernama Persada Studi Klub (PSK) . Bersama Iman Budhi Santosa dan Suwarno
Pragolapati akhirnya menggedor Umbu untuk membentuknya pada 5 Maret 1969.
Karya puisinya banyak dipublikasikan di berbagai media di Semarang, Bandung,
Surabaya dan Jakarta. Bahkan bersama Iman dan Suwarno membuat antologi puisi ‘Tiga
Bayangan’ yang berupa stensilan. Pendidikan terakhir hanya sampai tingkat II
Fakultas Geologi Pertambangan Universitas Proklamasi, keburu kerja di Bank Pasar
Masyarakat Yogyakarta. Sebelum masuk bank, ia pernah jadi tukang cat tahun selama
tiga minggu di tahun 1968 di suatu proyek pembangunan perumahan perwira Angkatan
Udara Adisutjipto. Pengalaman kerja lain, adalah menjadi desainer iklan bioskop
Soboharsono, President Theatre, Galaxy Theatre, Golden Theatre, Mataram Theatre dan
Holland Bakery tahun 1971 – 1986. Ia juga pernah menjadi supervisor di roti Holland
Yogyakarta tahun 2004. Ia menjadi wartawan Pelopor Jogja tahun 1970 - 1981. Tahun
1982 menjadi wartawan harian Masa Kini dan menjadi redaktur harian Yogya Post di
tahun 1989 - 1992 di bawah group Media Indonesia. Juga menjadi redaktur harian
Yogya Post di bawah group Cemara Tujuh, sekaligus pernah menjadi Pemimpin Redaksi
harian Sudirman Pos dan Yogya Post tahun 1999. Penyair yang gemar memancing dan
tracking ini pernah aktif jadi Ketua RW 11 Karangkajen periode 1992 - 1995 dan kini
banyak berkecimpung dalam kegiatan Ranting Muhammadiyah Karangkajen khususnya di
Pandu Hizbul Wathan disamping menjadi Redaktur Pelaksana majalah HandiCRAFT
Indonesia.

2. Nilai-nilai Sastra
Nilai-nilai sastra yang tersirat dalam novel ini adalah nilai-nilai yang mendorong
seseorang untuk menghargai karya orang lain.
3. Nilai Moral
Dalam hidup tak semudah membalik kan telapak tangan, susah, senang , sedih bahagia,
itu akan memberi warna dikehidupan. Kita harus tetap tegar dan selalu bepasrah diri
kepada sang pencipta.
4. Nilai Agama
Takdir riski, jodoh itu semua sudah diatur oleh sang pencipta yaitu Allah, kita
hanya bisa berdo dan berikthiar, untuk mewujudkan sesuai dengan apa yang kita
harapakan
5. Nilai Sosial
Dalam kehidupan tidak mengenal kaya maupun miskin, cantik maupun jelek semua itu
sama, dan kita juga harus menolong orang yang membutuhkan pertolongan kita.

Anda mungkin juga menyukai