Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
yang sangat banyak diantaranya ialah nikmat sehat yang dengan nikmat tersebut kita dapat
melaksanakan aktivitas belajar di sekolah yang kita cintai ini. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan umat beliau.

Teman-teman sekalian,

Hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini berhubungan dengan kebiasaan buruk yang
sering dilakukan oleh banyak orang, dalam hal ini saya khususkan dalam konteks seorang
pelajar. Sebagai seorang pelajar tentu kita memiliki suatu kewajiban utama yakni belajar. Akan
tetapi meskipun kita menyadari akan kewajiban tersebut, tak jarang kita seringkali bermalas-
malasan dalam belajar serta menunda-nunda dalam mengerjakan tugas.

Tindakan atau perilaku dalam menunda pekerjaan secara sengaja disebut sebagai prokrastinasi.
Misalnya, kita punya PR yang harus dikumpulkan besok pagi, tapi kita malah malah
mengerjakan hal lain, ini merupakan contoh tindakan prokrastinasi. Orang yang suka menunda
pekerjaan, atau disebut juga prokrastinator, selalu beranggapan masih ada hari esok untuk
melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa dilaksanakan hari ini.

Apa ciri-ciri prokrastinasi? Ciri yang pasti dan utama ialah menunda-nunda aktivitas hingga hari
esok, hal ini kerap dilakukan hingga saat sudah mendekati akhir dari batas waktu pengerjaannya.
Dalam kasus umum, penyebabnya ialah kurang atau tidak adanya motivasi untuk mengerjakan
aktivitas. Ketiadaan motivasi tersebut dapat dipicu oleh perasaan negatif seperti kebosanan,
tekanan, ketakutan, atau kecemasan.

Ada sebagian yang melakukannya karena takut kualitas hasil tugasnya rendah, ada yang karena
takut mengalami stres saat mengerjakan tugas tersebut sehingga memilih untuk menghindari
mengerjakannya sebisa mungkin, dan ada yang memilih untuk sengaja menunda tugas hingga
detik terakhir agar mendapatkan dorongan untuk menyelesaikannya berkat kecemasan dan
ketakutan atas sisa keterbatasan waktu yang ada.

Aktivitas lain yang tidak relevan akan lebih menarik dilakukan pada saat mengerjakan pekerjaan
yang wajib. Satu kasus umumnya berupa ketidaktertarikan atau bosan pada tugas yang ada lalu
memilih untuk melakukan hal yang lebih menyenangkan, yang pada akhirnya tujuan yang telah
ditetapkan juga akan tertinggal atau kehilangan prioritasnya.

Prokrastinasi juga sering terdapat pada kasus-kasus saat seseorang melakukan media
multitasking, atau penggunaan banyak media dalam waktu yang bersamaan untuk mengerjakan
sebuah aktivitas. Media yang dimaksud tidak harus membantu kelangsungan atau penyelesaian
tugas utama, bahkan sering kali memang sangat tidak berhubungan dengan tugas. Misalnya,
membaca sambil mendengarkan musik dan mengetik sambil browsing bebas di web, yang lama-
lama tergoda untuk membuka sosial media, bahkan beralasan rehat sejenak dengan memainkan
gim daring dan akhirnya melupakan tugas utamanya.
Teman-teman yang berbahagia,

Kita harus menekankan dalam diri kita bahwa tidak ada jaminan bagi seseorang untuk dapat
bertemu dengan hari esok. Rasulullah SAW bersabda, ''Gunakanlah lima perkara sebelum datang
lima perkara lainnya; gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu, masa hidupmu sebelum
datang kematianmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, waktu sehatmu sebelum waktu
sakitmu, dan waktu kaya sebelum waktu miskinmu.” (HR. Hakim).

Ada beberapa alasan yang menyebabkan dilarangnya menunda pekerjaan. Pertama, kita tidak
dapat menjamin untuk hidup pada esok hari. Kedua, tidak ada jaminan esok kita masih diberi
nikmat kesehatan, memiliki waktu luang seperti hari ini. Ketiga, menunda pekerjaan yang baik
menyebabkan seseorang terbiasa melakukannya, sehingga kemudian menjadi suatu kebiasaan
buruk yang sulit dihilangkan.

Tidak banyak yang menyadari, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan merupakan awal dari
datangnya masalah besar. Kebiasaan ini termasuk dalam kategori akhlak buruk yang sangat
merugikan dan menyebabkan jiwa lemah. Penundaan merupakan hama yang menghambat
pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam sebuah Hadits disebutkan, “Dua nikmat Allah yang
kebanyakan manusia sering lalai di dalamnya, kesehatan dan kesempatan atau waktu luang.”
(HR. Bukhari).

Di penghujung pidato ini, bisa kita simpulkan, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, merupakan
perilaku buruk, yang bisa menjadi penghalang kesuksesan kita di kemudian hari. Sejarah telah
berkata, tidak sedikit Bani Adam mati dengan meninggalkan segudang cita-cita yang gagal
direalisasikannya, dan itu dimodusi, seringkalinya ia mengucapkan kata “nanti” setiap kali
melakukan aktivitas. Karena itu, kita berdo’a mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam
golongan tersebut. Semoga Allah memudahkan kita untuk memanfaatkan waktu kita dengan hal
yang bermanfaat dan menjauhkan kita dari sikap menunda-nunda. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai