Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA KRISTEN

BUDAYA DALAM KEKRISTENAN


Dosen Pengampu : Dr. Boimin Sirait, S.Th., M.A., M.Th

Disusun Oleh :

Jussi Eka Ulita br Tarigan (3221121009)


Zeki lewis Pandiangan (3223121056)

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah Budaya dalam
Kekristenan. Tujuan kami dalam menulis makalah ini dalam rangka untuk memenuh tugas
dalam mata kuliah Agama Kristen Protestan. Selain itu, kami berharap makalah ini juga dapat
berguna untuk kedepannya sebagai bahan bacaan dan bahan ajar.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Secara
khusus kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Boimin Sirait,S.Th.,
M.A., M.Th selaku dosen pengampu pada mata kuliah Agama Protestan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk berbagai pihak.

Medan, 30 agustus 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAULUAN.............................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5

A. Kebudayaan yang dipandang dari Alkitab.....................................................5


B. Dosa dan pemberontakan terhadap kuasa Tuhan...........................................6
C. Budaya yang dikembangkan di zaman modern..............................................8

BAB IV PENUTUP...................................................................................................12

A. KESIMPULAN..............................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebudayaan(culture) secara etimologis,kata itu berasal dari kata kerja latin colere,yang secara
harafiah menjuk pada agrikultur,yaitu mengelola tanah untuk menanam dan menumbuhkan
sesuatu. Secara lebih luas,kata itu juga di terapkan pada mengembangkan atau
membangkitkan sesuatu yang tidak berasal dari tanah,misalnya Equicultur yaitu peternakan
kuda,avicultur yaitu peternakan burung. Jadi kebudayaan digunakan untuk menjelaskan
segala sesuatu yang di usahakan untuk di capai oleh manusia.

Contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Umat Kristen di Indonesia hidup
berdampingan dengan kebudayaan nenek moyang yang masih kental sampai saat ini. Karena
kebudayaan ini jauh ada sebelum Kristen masuk ke Tanah Air, mau tidak mau ajaran Kristen
harus menyesuaikan budaya yang ada di Indonesia. Namun jika tak sesuai, tidak masalah.
Mungkin ada banyak kebudayaan yang dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan iman
Kristen. Meski ada juga yang sesuai dengan iman Kristen dan dilaksanakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kebudayaan dipandang dari sudut alkitab?
2. Apa dosa dan pemberontakan kebudayaan terhdap kuasa Allah?
3. Bagaimana budaya yang harus dikembangkan di zaman modern ini?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui bagaimana kebudayaan dari sudut pandang Alkitab
2. Mengetahui dosa dan pemberontakan kebudayaan terhadap kuasa Allah
3. Mengetahui budaya yang harus dikembangkan di zaman modern

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBUDAYAAN DIPANDANG DARI SUDUT ALKITAB


1. Mandat Berbudaya
Pertanyaan kita kembali, adalah: Kok hanya manusia yang memiliki kemampuan
berbudaya. Tentu jawabannya juga harus kembali pada Alkitab sebab semua pertanyaan
dan kebingungan kita dapat dijawab oleh Alkitab. Segera setelah Allah menciptakan
Manusia, laki-laki dan perempuan (Kejadian 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan
berbagai mandat atau kuasa. Salah satu dari antara amanat-mandat itu adalah amanat
berbudaya. Tujuannya agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan atau potensi
yang dimilikinya untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Buka Alkitabmu, baca
yang tertulis pada Kejadian1:28 dan 2:15. Apa itu? Kan ini: Kejadian 1:28 Allah
menggerakkan mereks, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak cuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, bertenagalah atas ikan-ikan di
laut dan burung burung di udara dan atas binatang yang mencapai bumi. Baca juga yang
ini, Kejadian 2:15 isinya adalah: Tuhan Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

2. Mengatur Kelahiran.
Dalam, nats ini disebut Beranak cuculah dan bertambahhanyak. Tuhan mengaruniakan
kemampuan dan potensi untuk menggandakan kehidupan manusia itu melalui prokreasi.
Disana tidak ada ketentuan jumlah anak cucu yang harus dilahirkan manusia, kecuali
bahwa manusia diberi Tuhan kebebasan untuk menggunakan berkatNya dalam rangka
melahirkan anak anak. Disinilah terletak mandat berbudaya itu, yakni budaya mengatur
kelahiran dan kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini.
3. Menuhi Bumi
Prokreasi atau pelanjutan kelahiran bertujuan untuk memenuhi bumi Mandat memenuhi
bumi yang telah diterima oleh manusia sejak penciptaannya dan telah berlangsung ribuan
bahkan jutaan tahun hingga sekarang. Dari satu pasang manusia pertama telah berkembang
jutaan bahkan milliaran manusia di atas bumi ini dan telah mendiami hampir semua sisi
dari alam semesta ini. Dari luas bumi yang terdiri dari 510.065.000 km itu hanya 29% saja
atau 153.000.000 km daratan. Menurut perhitungan para akhli kependudukan dari luas
bumi yang kecil ini telah dipeuuhi penyebaran manusia sekitar 6 hingga 7 millyard orang
dengan assumsi pertambahan penduduk sekitar 75-100 juta pertahun schingga
dikhawatirkan akan seerra membuat bumi kita ini makin sesak olch pertambahan penduduk
sehingga semakin perlu usaha memperkecil angka pertambahan penduduk Ini juga
termasuk mandat budaya.
4. Menaklukkan Bumi.
Di dalam bumi terdapat berbagai dinamika atau kekuatan-kekuatanalam, baik yang bersifat
natural maupun yang supranatural. Yang tergplong kepada daya-daya alam natural antara
lain: ombak-ombak besar, angin, taufan, hujan, arus sungai, petir, cuaca, dan lain lain.
Sedangkan yang bersifat supernatural adalah kekuatan-kekuatan ghaib, dan daya-daya
yang di luar wewenang manusia Manusia diberi Tahan mandat menaklukkan dava-dava
5
alam. baik yang bersifat natural maupun supranatural. Untuk menaklukkan daya-daya
alame bersifat natural manusia harus menciptakan berbagai bentuk alat-alat manusia vang
saneat dibutuhkan. Untuk menaklukkan alam perairan manu menciptakan alat-alat mulai
dari perahu kecilhingga kapal-kapal raksasa super model ; ruang angkasa ditaklukkan
dengan pesawat-pesawat cuaca dan lain-lain manusia menciptakan menaklukkan hujan,
petir teknologi tepat guna. Semuanya itu adalah merupakan bagian budaya manusia.

5. Berkuasa Atas Burung-burung Di Udara, Ikan-ikan Di Laut Dan Binatang Yang


Merayap Di Bumi.
Sama halnva dengan mandat-mandat sebelumnya, maka mandat ke empat ini juga
menyangkut pengembangan budaya manusia. Untuk menguasai segala jenis burung-
burung di udara, ikan-ikan di laut dan binatang yang merayap di bumi manusia harus
mengembangkan berbagai jenis teknologi. Dalam hal ini termasuk juga teknologi rekayasa
genetika dalam kehidupan per-unggas-an, perikanan dan pengembangan spesies binatang-
binatang yang merayap di atas bumi ini. Atas dasar mandat ini seharusnya manusia mampu
mengatasi semua jenis penyakit yang timbul. Dan semuahal ini berkenaan dengan
pengembangan budaya.

6. Mengusahai
mengusahai di sini lebih tepat berkonotasi mengubah, mengerjakan mengusahakan atau
memelihara kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam alam semesta. Dalam hal ini
manusia berusaha mengembangkan kemampuannya mengolah dan mengusahai segala
milik kepunyaan Tuhan yang ada dalam seluruh alam semesta dan jagat raga. Pengusahaan
terhadap alam semesta yang sudah dilaksanakan mulai dari Adam dan Hawa di Taman
Eden (Firdaus hingga keturunannya yang kita maksudkan dengan mandat berbudaya.
Alkitab mencatat bahwa Kain dan Habil merupakan orang-orang pertama yang merintis
pengembangan pertanian dan peternakan (Kejadian 4:1-16) di samping itu Kain yang
dicatat Alkitab orang yang pertama mendirikan sebuah kota bernama kota Henok, menurut
nama anaknya (Kej 4:17). Selanjutnya Kain nelahickan Henok Henuk melahirkan Irad,
Irad memperanakkan Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael dan Metusael
memperanakkan Lamech Dari istri pertamanya bernama Ada, Lamech memperanakkan
Yabal, dialah yang menjadi bapak orang yang mendiami kemah (perumahan) dan
pemeliharaan ternak, sedangkan adiknya bernama Yubal dialah yang menjadi bapak semua
orang yang memainkan kecapi dan suling, Dari istri kalua Zila lahir Tubal-Kain bapak
semus rukang tembaga dan tukang besi.

B. DOSA DAN PEMBERONTAKAN


Kebudayaan Terhadap Kuasa Allah Hal ini perlu kalian tahu, ya? Bahwa dalam sejarah
manusia sebagaimana dicatat doleh Alkitab, sering terjadi pergumulan dan ketegangan
antara Kristen dengan Kebudayaan, yakni ketika unsur-unsur kebudayaan itu dipengaruhi
iblis dan jatuh ke dalam dosa. Di sini, manusia yang menjadi motor penggerak budaya itu
sendiri memberontak terhadap kasa Allah Kenana hal sedemikian bisa terjadi? Karena di
dalam kebudayaan itu unsur manusiawi yang menjadi dominan, ingin berkuasa atas
sesamanya dan bahkan atas diri Allah sendiri Kita lihat contoh-contohnya sebagai berikut:
6
1. Cerita kain dah habel (kejadian 4)
Kain adalah petani dan Habel adalah penambalan dan berternak. Habil orang yang
beribadah kepada Tuhan, dengan anak kambing nya dia memuji Tuhan melalui upacara
korban sehingga budaya dan ibadah atau kultur dan Kultus berjalan bersama sama tidak
dipertentangkan. Sedangkan kain tidak hidup dalam kultus walaupun iya mempunyai
kualitas yang baik, melainkan di dalam kebudayaannya dia memberontak kepada Allah dan
kepada sesama manusia.
2. Menara Babel (kejadian 11)
Ini merupakan hasil perkembangan budaya dan peradapan manusia yang sangat
Spektakuler, manusia berusaha mendirikan tugu yang menjulang tinggi hingga mencapai
langit. Inilah hasil teknologi budaya manusia tertinggi yang dapat dicapai manusia saat itu.
Tetapi sayang, motif dan tujuan pendirian menara yang sangat tinggi ini mau mengimbangi
dan menyamai kehebatan Allah sehingga menjadi alat pemberontakan melawan
kewibawaan Allah.
3. Sikap Kristen terhadap kebudayaan
-sikap antagonis
Sikap Kristen yang antagonis adalah sikap yang melihat pertentangan yang tak
terdamaikan antara agama dengan kebudayaan. Akibatnya orang Kristen harus menolak
dan menyingkir kan kebudayaan dari dalam hidupnya. Tertulianus dia menyerukan: apakah
sangkut-pautnya Yerusalem dengan Athena? Ini berarti bahwa antara Iman Kristen dan
kebudayaan (khususnya Yunani Romawi ketika itu) sama sekali tidak ada hubungannya.
Kebudayaan adalah bersangkut paut dengan Berhala Berhala seperti permainan, tari tarian,
sandiwara, kemiliteran, dan lain lain. Dan semua itu harus disingkirkan dari kehidupan
Kristen.

- Sikap akomodasi dan kapitulasi


Sikap Akomodasi dan Kapitulasi berarti menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada.
Dengan demikian maka pada hakikatnya agama Kristen sering sekali dikorbankan untuk
kepentingan budaya. Beberapa contoh dan tokoh yang mempopulerkan nya antara lain:
Klemens dari Alexandria dan origenes. Mereka pernah menyesuaikan Injil dengan filsafat
Plato. Mereka menganjurkan supaya: Yerusalem menyesuaikan diri dengan Athena. Ini
berarti agar orang Kristen menyesuaikan diri dengan filsafat kafir.

- sikap dominasi
Dalam perjalanan sejarah kehidupan Kristen ditemukan juga adanya sikap dominasi
(penguasaan) gereja terhadap kebudayaan ini. Contoh yang paling jelas kita temukan pada
agama Roma Katolik dan sejarah kebudayaan gereja Roma Katolik. Pandangan gereja
Katolik Roma ini dibentuk oleh pemikiran Thomas dan aquino. Yang terpenting dari
pandangan mereka adalah adanya perbedaan antara ordo Naturalis (tata tertib alamiah atau
tata tertib kodrati). Karena dosa turunan, maka manusia kehilangan anugerah Supra
alamiah. Akibatnya keselarasan di dalam tabiatnya terganggu. Tetapi hakikat tabiat
manusia we nya tidak menjadi rusak oleh dosa. Menurut Thomas, manusia telah dapat
memelihara kebajikan dan kecakapan kecakapan dibidang kodrati. Tetapi tujuan hidup
manusia itu tidak terletak pada orde Naturalis kebudayaan, melainkan pada orde Supra
7
Naturalis anugerah.

-sikap dualistic
Yakni sikap orang Kristen yang serba dua terhadap kebudayaan. Ada orang Kristen yang
hendak memisahkan antara Iman dan kebudayaan. Menurut aliran ini: kebudayaan adalah
hasil usaha manusia yang berdosa. Tetapi kebudayaan itu tidak dapat dan tidak boleh
dihindari. Kita harus menuntut kebudayaan dan di dalam usaha di bidang kebudayaan itu
kita hanya dapat menyumbangkan ke Fasihkan kita. Tetapi kepercayaan kepada kerajaan
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah lepas dari pada kebudayaan.
Sikap dualistis ini kerapkali kita jumpai dalam kenyataan hidup. Juga dalam kehidupan
masyarakat Kristen di Indonesia, terutama di kalangan mereka yang berkecimpung dalam
pekerjaan yang ada hubungannya dengan budaya, dan pada mereka para cerdik pandai.
Perda mereka tampak lah pemisah yang jelas antara Iman dan kebudayaan. Di satu pihak
mereka menerima seluruh kebudayaan modern serta seluruh perwujudannya. Tetapi di
dalam pihak lain mereka tidak ingin melepaskan kepercayaannya kepada Kristus. Tetapi
Iman dan kebudayaan itu dalam hidupnya merupakan dua lapangan yang terpisah dan yang
tidak saling mempengaruhi.

- pengudusan
Ada golongan Kristen yang tidak menyetujui ke empat empat pendirian di atas. Mereka
tidak menganjurkan menyingkir kan atau menyerahkan terhadap kebudayaan, mereka tidak
mau Tunduk kepada budaya yang dipaksakan oleh gereja, atau tidak mau menolak
kebudayaan yang memang sudah hidup di tengah tengah kehidupan sehari-hari. Selain itu
mereka juga tidak mau memisahkan secara tajam antara Iman dan kebudayaan. Tetapi
mereka mempertahankan paham pengudusan kebudayaan. Oleh Iman dan rahmat Allah
mereka menerima budaya dan segala unsur unsur nya dibawa pengudusan roh Allah.

C. BUDAYA YANG HARUS DIKEMBANGKAN ZAMAN MODERN INI


Era Globalisasi dan modernisasi mempengaruhi paradigma kehidupan manusia. Tidak
boleh dak manusia harus memperbaiki dan meningkatkan berbagai potensi (kesanggupan)
kemanusiaannya, antara lain:

1. Budaya berfikir dan bertindak kritis


Budaya berfikir dan bertindak kritis ini sungguh amat perlu dikembangkan pada jaman
reformasi dan demokrasi ini. Kita baru saja keluar dari keterkungkungan berfikir dan
pemasungan bertindak kritis pada jaman yang lalu. Pada jaman itu hampir di semua lapisan
kehidupan masyarakat dikungkung dan dipasung khususnya dalam mengeluarkan pendapat
dan mengexpressikan tindakan demokrasi, termasuk dalam hal berserikat , berorganisasi,
berkumpul, beragama, hingga kebebasan beribadah.
Ketahuilah, budaya berpikir dan bertindak kritis, adalah bahagian dariiman Kristen.
Kenapa demikian? Sebab Tuhan Yesus juga mengajarkan hal itu kepada kita, bukan?.
8
Lihat saja sikap Yesus kepada orang-orang Farisi, Ahli Taurat dan Saduki yang kerap kali
datang mencobai Yesus dalam diskusi teologis. Yesus menyatakan bagaimana sikap-Nya
menghadapi para pendemo tersebut dengan menghadirkan sikap berpikir dan bertindak
kritis. Ketika orang-orang Jahudi membawa seorang wanita yang kedap air berbuat tidak
senonoh melanggar susila kepada Yesus, bagaimana sikap Yesus terhadap orang Yahudi
dan perempuan jalang itu? Yesus mengajak mereka berpikir dan bertanya kepada suara hati
masing masing.

2. Budaya kerja keras


- kerja sebagai hakekat manusia
Banyak orang yang mendasarkan budaya kerja manusia itu pada Kejadian 3:17-19 di mana
ketika manusia itu jatuh dalam dosa, Allah menghukum mereka dengan bersusah payah
mencari rezeki dan makanan seumur hidup. Hal ini keliru dan tidak Alkitabiah. Sebab
budaya kerja itu bukan lahir akibat hukuman, apalagi kutukan Allah atas dosa-dosanya.
Budaya kerja itu sudah muncul sejak awal dalam Kejadian 1:28 dan Kej 2:2. Manusia telah
diberi mandat untuk bekerja, meniru Allah yang juga tetap bekerja . Tuhan Allah telah
menciptakan manusia berdasarkan gambar dan rupa Allah (imaginem et similitudinem
Dei). Allah bekerja selama enam hari penuh saat menciptakan segala sesuatu dalam alam
semesta dan isinya termasuk manusia. Barulah setelah Allah menyelesaikan dan
menyempurnakan pekerjaanNya maka pada hari yang ketujuh Ia berhenti dari segala
pekerjaan yang telah dibuatNya itu. Selain itu, Yesus Kristus juga mengatakan dalam
Yohanes 5:17.

Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga. Demikian juga Roh Kudus,
Dia melanjutkan pekerjaan dan mengingatkan semua yang telah dikatakan Yesus kepada
murid-muridNya (Yohannes 14:26). Dapat dikatakan kerja bukan saja hanya soal tugas,
tanggung jawab atau. budaya manusia semata-mata, tetapi merupakan hakekat, keberadaan
manusia.Jadi manusia, bukan manusia kalau tidak hidup dalam kerja.

- Kerja sebagai berkat


Pada Kejadian 3:17-19 Allah menghukum pemberontakan manusia: dengan bersusah
payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu (ay.17d). Inilah akibat
ketamakan manusia yang menginginkan kesamaan dengan Penciptanya. Tanpa
memandang remeh hukuman ini, manusia tidak boleh berputus asa karena kasih Allah
masih lebih besar dibandingkan dengan hukuman ini. Penghiburan Allah untuk
memerdekakan manusia dari laknat ini telah kita temukan dalam Keiadian 5:29.
Apa artinya ini bagi kita? Bukan berarti kesakitan, kesusahan dan penderitaan akibat
bekerja mencari nafkah hilang atau ditiadakan. Bukan! Pekerjaan tetap membuat manusia
berkeringat dan bersusah payah. Hanya saja, susah payah oleh karena bekerja bukan lagi
hukuman, kutuk atau laknat. Orang yang percaya kepada Yesus Kristus melakukan
pekerjaannya dipercayai sebagai anugerah dan berkat kepadanya.

- meningkatkan budaya kerja keras


Firman Tuhan banyak sekali memotivasi kita untuk berusaha bekerja keras. Apa artinya
9
bekerja keras! Bekerja keras, artinya bekerja dengan menggunakan semaksimal mungkin
segala potensi, kekuatan, kemampuan yang dimiliki untuk sesuatu jenis pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab kita dengan sungguh-sungguh. Potensi dan kekutan atau
kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu beraneka jenis, mulai dari tenaga, pikiran,
keterampilan, pendidikan, waktu (kesempatan) yang ada, dana dan daya. Semuapotensi dan
kemampuan ini digerakkan semaksimal mungkin untuk tujuan memperoleh hasil yang juga
semaksimal mungkin. Jika hal sedemikian terjadi, maka dapat dikatakan bahwa seseorang
telah bekerja keras.

3. Budaya bijaksana
- berhikmat berarti bertuhan
Dari uraian di atas cukup jelas bagi kita bahwa perkataan hokmah atau hikmat atau
bijaksana Batak: bisuk, hapistaran, parbinctoan, hapantason bukan hanya menunjuk kepada
orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Kecerdasan dan akal budi manusia tetapi juga
kerohanian (sipiritualitas) yang baik, kejujuran, kerendahan hati dan hubungan yang baik
dengan Allah. Dengan demikian orang yang berhikmat (Batak: nabisuk.) tidak hanya
sekedar berilmupengetahuan, cerdas, cakap, pintar dan menguasai keahlian, tetapi Tuhan
yang juga dianugerahi oleh Tuhan sipiritualitas yang baik, rendah hati, taat, takut akan
Tuhan, jujur dan teladan dalam hal iman. Ini sangat penting bagi kita, sebab ukuran orang
yang berhikmat itu bukanlah ilmu pengetahuan atau kecerdasan berfikir semata-mata,
tetapi juga mencakup hidup kerohanian (sipiritualitas) yang baik di hadapan Tuhan dan
masyarakat. Tanpa sipiritualitas yang baik dan benar, maka semua ilmu, kepintaran,
kecakapan, dan segala bentuk kecerdasan yang dimilikinya akan berjalan timpang, berat
sebelah dan menyimpang dari kehendak Allah. Itu sebabnya tidak jarang, dan bahkan
banyak orang yang pintar dan cerdas tetapi koruptor, penipu, penjahat, berbuat mesum dan
terlibat tindakan kriminal. Donald C. Stamps (Editor Umum) merumuskan pandangannya
demikian: Berhikmat berarti hidup dan berfikir sesuai dengan kebenaran, jalan dan pola
Allah. Berhikmat artinya, mendekati seluruh kehidupan dari sudut pandangan Allah,
percaya bahwa segala sesuatu yang dikatakan Allah itu benar, dan merupakan satu-satunya
standard hidup yang layak.

- Sumber hikmat dan kebijaksanaan


Semua Hikmat adalah dari Tuhan Allah sendiri. Alkitab sunguh-sunguh kaya akan
informasi ini, misalnya kita temukan informasi tentang hal ini, misalnya kita temukan
dalam Keluaran 36:1, 2: 1 Raja 4:29; 5:12; Ayub 11:6; 12:13; 28:20; Amsal 2:6; 3:19;
Yeremia 10:12.Amsal 1:7 tegas merumuskan demikian: Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Hikmat
sebagaimana dimaksudkan oleh Raja Salomo dalam kitab Amsal ini hanya dimiliki oleh
orang-orang yang dekat dengan Tuhan Alah, yakni orang saleh, rendah hati dan beribadah
kepada Tuhan. Orang atheis, dan yang tidak mengenal Allah pasti tidak memiliki hikmat
dalam arti yang sesungguhnya. Mungkin mereka hanya sampai kepada tingkat ilmu
pengetahuan biasa yang dengan usaha manusia, melalui pendidikan formal atau non-formal
atau dengan cara-cara lainnya.
Dalam kitab Korintus 1:30 makian ditegaskan lagi prinsip ini bahwa Yesus Kristus
sendirilah yang menjadi hikmat Allah yang hadir di tengah tengah kita. Selengkapnya nats
itu ditulis demikianTetapi oleh Dia kamu berada di dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah
telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan memaafkan kita.
10
Jelaslah, hanya melalui kepercayaan akan Yesus Kristus dan Firman Allah yang tertulis
dalam Alkitab kita memiliki Hikmat dan Kebijaksanaan yang sejati dan sempurna. Ke arah
itulah kita semua terpanggil, agar memiliki hikmat yang benar, yang berasal dari Allah
sendiri.

- mengembangkan budaya hikmat, kebijaksanaan


Bagaimana agar kita sampai kepada budaya hikmat dan kebijaksanaan? Tidak ada cara
lain. kecuali kita harus hidup di dalam Firman Allah, percaya sungguh-sunguh kepada
Tuhan Yesus Kristus. Di luar itu tidak ada dengan mempedomani ketegasan ini. tentulah
akan kita tolak ungkapan klasik yang mengatakan bahwa hidup ini perlu bijaksana-
bijaksini. Apa pun kata orang tentang arti dan makna ungkapan ini, maka pada hakekatnya
istilah ini dimunculkan orang dalam konteks pengertian yang sangat negatif Istilah ini
melegalisir segala perbuatan akal-akalan yang senafas dengan penipuan untuk
mendapatkan apa saja yang kita inginkan. Tentu hikmat yang sejati tidak akan melegalisir
perbuatan sedemikian sebab Hal itu bertentangan dengan kehendak pemberi hikmat itu
sendiri yakni Tuhan Allah didalam Yesus Kristus.
Untuk menjadikan hikmat dan kebijaksanaan ini menjadi budaya kita haruslah kita resapi
kembali pribadi Tuhan Yesus sendiri. Dialah profil dan tokoh Alkitab yang hidup dan kerja
keras, berfikir dan bertindak kritis serta bijaksana. Orang Kristen harus senantiasa kreatif
dan memiliki inisiatif serta bertanggung jawab dalam segala perbuatan meneladani Tuhan
Yesus Kristus.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Iman Kristen harus dapat memberikan interpretasi yang tepat kepada Firman Tuhan dan juga
memberikan interpretasi kepada dunia populer. Iman Kristen tidak perlu anti terhadap budaya
populer. Sebaiknya Iman Kristen harus dapat menafsirkan budaya populer tersebut dengan
baik dalam terang penafsiran Firman Tuhan yang benar. Selain itu, Kekristenan juga harus
dapat memperlihatkan sebuah praksis kehidupan yang mencerminkan inti Iman tersebut,
karena pola pikir budaya populer yang lebih menekankan pada praktis ketimbang teologis.
Sikap praktis harus terlebih dahulu diletakkan di atas suatu prinsip teologis yang ketat.
Manusia diberikan mandat oleh Allah, maka ini memiliki paling tidak dua makna penting yaitu
manusia harus mengerjakan dan memelihara mandat Allah dan harus
mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Manusia dengan setia dan dalam anugrahNya
melakukan mandat itu dengan rasa ta’at kepada Allah, Sang pemberi mandat. Dengan
dilakukannya mandat yang telah diberikan Allah kepada manusia agar manusia tidak
menyeleweng dengan kebudayaan sekarang yang menjadi aspek penting dalam
kehidupan manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tanuwidjaja, S., & Udau, S. (2020). Iman Kristen Dan Kebudayaan. Jurnal Teologi
Kontekstual Indonesia, 1(1), 1-14.
Bukit, P. (2019). Pandangan Kristen Tentang Kebudayaan Dan Adat Istiadat Di Dalamnya.
SOTIRIA (Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen), 2(1), 1-15.
LOLA, James A. Iman Kristen Dan Budaya Popular. Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2019,
1.1: 101- 121.
http://repository.uin-malang.ac.id/1421/1/1590-4076-1-PB.pdf
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/viewFile/1616/PDF
https://rec.or.id/bagaimana-menyikapi-orang-yang-agnostik-terhadap-agama/

13

Anda mungkin juga menyukai