Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON


UNGARAN, 18 APRIL 2016

BENTUK DAN STRATEGI


PEMBINAAN WARGA JEMAAT DEWASA
Riniwati
STT Simpson

ABSTRAK
Gereja adalah lembaga yang memiliki organisasi. Tetapi lebih dari itu, bahwa gereja
adalah komunitas orang percaya. Sesuai dengan perintah Allah dalam Matius 28:18-20,
setelah menjadi murid Kristus, dibaptis, kemudian murid Kristus harus mendapatkan
pengajaran, baik itu mengenai doktrin iman Kristen, mengenai bagaimana pola hidup
Kristen, dan sebagainya. Pengajaran tersebut memiliki tujuan bahwa orang Kristen harus
mengalami perubahan, baik itu secara rohani dan karakter. Dengan demikian orang
percaya dapat menajdi saksi bagi orang lain, seperti yang dikatakan dalam 1 Petrus 2:9-10
bahwa, Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dri kegelapan kepada terang-Nya yang
ajaib. Untuk mencapai hal tersebut memerlukan proses belajar. Dalam hal ini, gereja
memiliki tanggung jawab, yaitu memberikan pembinaan atau pendidikan kepada warga
jemaat. Membina warga jemaat memerlukan perencanaan yang baik. Seorang Pembina
harus mengetahui kebutuhan dari jemaat, tantangannya, bentuk pembinaan dan
strateginya. Sehingga pembinaan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Dengan
demikian tuan pembelajaran dapat dicapai.

Kata kunci: Pembinaan warga jemaat, gereja, pendidikan.

MENGAPA MEMBINA WARGA lanjut atau lazim disebut kelompok lanjut usia
JEMAAT DEWASA (lansia) yaitu telah berusia 60 tahun ke atas.1
Gereja-gereja pada umumnya memiliki Kedewasaan yang dimaksud bukan saja
berbagai program pembinaan, baik dari anak- kedewasaan rohani, tetapi ada aspek-aspek lain
anak Sekolah Minggu sampai dengan usia lanjut. yang harus mengalami pertumbuhan. Seperti
Bahkan untuk terlaksananya program tersebut dikatakan oleh B.S. Sidjabat, ada lima aspek pen-
memerlukan biaya. Apakah hal itu sia-sia? Tentu ting yang berkaitan dengan kedewasaan, yaitu:
saja tidak. Jika pembinaan dalam dirancang 1. Dewasa secara psikologis artinya mapan da-
dengan baik sesuai dengan kebutuhan setiap go- lam pemikiran atau cara berpikir, bahkan
longan usia, dan para pembinanya memiliki tang- dalam mengelola emosi serta dalam menya-
gungjawab yang baik, maka akan membuahkan takan sikap bijak ketika mengambil kepu-
hasil yang membawa kemuliaan Allah. Secara tusan.
khusus dalam hal pembinaan orang dewasa, ma- 2. Dewasa secara sosiologis, maksudnya mam-
sih diperlukan. Menurut B.S. Sidjabat, yang di- pu menempatkan diri dengan baik dalam re-
maksudkan dengan orang dewasa adalah pribadi lasi dengan komunitas tempatnya berada, se-
yang telah mencapai usia 22 tahun ke atas. Secara kurang-kurangnya dalam lingkup keluarga.
kronologis ada tiga golongan manusia dewasa. 3. Dewasa secara cultural, yaitu mampu me-
Yaitu, Pertama, golongan dewasa awal atau de- mahami dan melakukan peran menurut adat
wasa muda yang berusia 22-40 tahun. Kedua, go- dan tradisi yang berlaku di dalam masya-
longan dewaa menengah atau paruh baya yaitu ratkat tempat orang dewasa itu bertumbuh.
usia antara 40-60 tahun. Ketiga, golongan dewasa
1
B.S. Sidjabat, Pendewasaan Manusia
Dewasa (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 2.

1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

4. Dewasa secara ekonomis, yaitu dalam arti 2. Pendidikan orang dewasa berarti: praktik pen-
mempunyai atau bahwa menciptakan pe- didikan dari, oleh dan untuk serta bersama
kerjaan sehingga bertanggung jawab meng- orang dewasa, dengan dasar, tujuan dan dina-
hidupi diri sendiri dan atau keluarganya. mika yang berlandaskan iman Kristen. Tujuan
5. Dewasa secara spiritual, yaitu memiliki ke- hidup dan perspektif iman Kristen ialah mem-
mantapan rohani serta berkomitmen kepada permuliakan Allah Tritunggal yang kudus di
Tuhan dan firman-Nya dengan mengasihi dalam keseluruhan hidup serta mengasihi
Dia melalui totalitas kehidupan.2 manusia seperti diri sendiri.
Dari lima aspek kedewasaan di atas, 3. Pendidikan merupakan kegiatan pengajaran,
dapat disimpulkan bahwa dewasa itu berarti ber- pelatihan, pembimbingan, pendampingan dan
kembang secara utuh, lengkap, penuh, baik se- pembinaan (nurture). Dengan kata lain, pem-
cara fisik, karakter maupun kekuatan. Kedewa- binaan merupakan bagian dari pendidikan.
saan berarti perjalanan mencapai keadaan yang Sasaran akhir dari keseluruhan aktivitas ialah
matang, bukan kondisi statis. Kedewasaan meru- warga jemaat dapat mengalami perubahan,
pakan proses berlangsung sepanjang hayat.3 baik dalam arti sempit maupun yang luas.
Dari penjelasan tersebut hal itu berarti, Dalam pembinaan bisa saja pelajar mengalami
bahwa pembinaan warga jemaat adalah bukan perubahan secara kognisi tetapi belum tentu
suatu program yang asal dilaksanakan, tetapi secara afeksi. Maka dari itu kegiatan pem-
membutuhkan pengetahuan yang memadai dan binaan di jemaat sepatutnya bersifat holistik.
perencanaan yang matang. Sehingga program Artinya aktifitas itu membimbing mereka
pembinaan dapat mencapai tujuan. untuk mengalami perubahan dalam emosi,
iman dan kerohanian serta perbuatan nyata.4
TINJAUAN UMUM Sementara Ruth F. Selan mendefiniskan
Pembinaan Warga Jemaat (PWJ) sebagai usaha
Pengertian Pembinaan untuk memperlengkapi anggota jemaat yang ber-
Pengertian tentang pembinaan harus di- fungsi sebagai anggota Tubuh Kristus (Ef. 4:11-
pahami terlebih dahulu bagi setiap pelayanan 16). PWJ dalam jemaat lokal berfungsi untuk
gereja. Karena dari pemahanan yang benar, akan membangun Tubuh Kristus sehingga gereja boleh
menghasilkan langkah yang benar. Membina je- melayani maksud Tuhan.5 Dari pengertian di
maat berarti juga mendidik jemaat. B.S. Sidjabat atas, jelas bahwa pembinaan warga jemaat adalah
memberikan penjelasan sebagai berikut: suatu pelayanan yang serius dan dikelola dengan
1. Istilah pendidikan (education) biasanya dipa- baik, sehingga tujuan dalam pembinaan dapat
hami dengan pendidikan formal di sekolah. tercapai. Untuk mencapai hal itu, para pemimpin
Istilah pembinaan (nurture) lebih pada kono- jemaat perlu mengenali hal-hal penting yang
tasi nonformal yaitu kegiatan belajar di luar menjadi penekanan dalam pendidikan warga je-
jalur sekolah. Ada juga orang yang mengisti- maat. B.S. Sidjabat mengutip pendapat James J.
lahkan pembangunan warga jemaat. Kegiatan DeBoy Jr. (1979), ada empat penekanan dalam
pembinaan di gereja tidak boleh disamakan memahami pendidikan warga jemaat, yaitu se-
dengan aktivitas pembelajaran di sekolah bagai berikut:
yang sifatnya berjenjang dan formal.

4
Ibid, 4.
2 5
Ibid, 2. Ruth F. Selan, Pedoman Pembinaan Warga
3
Ibid. Jemaat (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 13.

2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

1. Kegiatan itu terencana (planned), tidak terjadi tidak memiliki tempat permanen. Hal itu juga
mendadak, kebetulan atau asal-asalan. Dengan bukan berarti pembinaan tidak dapat dilaksana-
demikian pendidikan membutuhkan pertim- kan. Pembinaan tidak harus dilaksanakan di ge-
bangan dan pengetahuan. reja, tetapi di rumah jemaat pun dapat dilaksa-
2. Kegiatan itu berupaya meningkatkan berlang- nakan. 7
sungnya aktivitas belajar, pembinaan itu Melihat tantangan di atas, bukan alasan
memfasilitasi kegiatan sehingga peserta bagi gereja untuk berhenti dalam membina je-
proaktif. maat, tetapi harus memiliki pemikiran yang
3. Kegiatan itu untuk mereka dan bersama me- optimis, bahwa tantangan tersebut akan dapat di-
reka, dalam rangka memenuhi kebutuhan me- atasi dengan baik. Hal ini memerlukan kerja-
reka. Oleh karena itu membutuhkan analisis sama dari para pemimpin jemaat dan jemaat itu
kebutuhan setiap golongan usia. sendiri.
4. Kegiatan itu bertujuan meningkatkan kualitas
iman jemaat yang menyangkut dimensi Alasan-Alasan Mengapa Jemaat Perlu Dibina
pengetahuan (knowing), perasaan (feeling), Jemaat memerlukan pembinaan tentu
sikap (attitude) dan perubahan nyata (doing).6 memiliki alasan yang jelas. Kenneth O. Ganggel
berpendapat bahwa pendidikan dalam jemaat
Tantangan Dalam Pembinan Warga Jemaat lokal bertujuan untuk menghasilkan kedewasaan
Program PWJ, sekalipun sudah dirancang Kristen yang sempurna dalam kehidupan orang-
dengan baik, masih saja gereja memiliki tan- orang. 8 B.S. Sidjabat berpendapat tentang alasan
tangan dalam keberlangsungan pembinaan terse- jemaat perlu dibina sebagai berikut:
but. Gereja menghadapi tantangan dalam mela- 1. Untuk Perubahan Warga Jemaat. Perubahan
kukan pembinaan, yaitu adanya mitos yang perlu karakter ke arah yang lebih menyerupai
dihadapi, menurut Sidjabat, antara lain: Pertama, Kristus, yang tidak lepas dari pekerjaan Roh
orang dewasa itu terlambat belajar. Untuk apa Allah. Kita diselamatkan oleh anugerah Allah
lagi orang dewasa belajar. Padahal orang dewasa supaya semakin menyerupai Kristus.
yang justru lebih siap mempelajari hal-hal baru a. 1 Yohanes 2:6: Sifat-sifat Yesus masih
dibandingkan keadaannya pada masa lalu. Kedua, banyak yang perlu dipelajari, cara-cara
Orang dewsa sulit berubah. Mereka sudah Yesus dalam menghadapi masalah supaya
berkarat dan mempunyai pendirian yang tidak kita mengikuti jejak-Nya.
mudah diubah. Mungkin ada benarnya tetapi b. 2 Korintus 5:17 & Roma 12:1-2: Peru-
tidak menutup kemungkinan bahwa mereka dapat bahan hidup terjadi oleh karena seseorang
berubah. Ketiga, orang dewasa sarat dengan ke- membuka diri terhadap Firman Tuhan.
sibukan. Baik itu kesibukan di tempat pekerjaan, 2. Untuk Pengembangan Diri Warga Jemaat.
di keluarga maupun masyarakat. Tetapi hal itu Seseorang berkembang dalam berbagai aspek
bukan berarti sama sekali tidak ada waktu untuk kehidupan dalam artian holistik. Manusia me-
mereka mengikuti pembinaan. Keempat, sulit miliki dimensi jasmani, jiwa, dan roh. Selain
mencari Pembina yang berkompeten. Hal itu itu manusia mempunyai dimensi individual
benar, tetapi bukan berarti tidak dapat diusahakan dan sosial. Oleh sebab itu PWG patut me-
sama sekali sehingga tidak ada pembinaan bagi nyentuh dan memperkaya aspek pengetahuan,
orang dewasa. Kelima, lokasi pembinaan jauh
dari tempat tinggal. Juga ada gereja-gereja yang 7
Ibid, 6-8.
8
Kenneth O. Ganggel, Membina Pemimpin
6
Sidjabat, Pendewasaan Manusia , 4-5. Pendidikan Kristen (Malang: Gandum Mas, 1996), 53.

3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

pengertian, perasaan, sikap, minat, relasi, peri- niannya. Sidjabat mengutip buku yang berjudul
laku sosial, kultural dan kerohanian (I Kor. Selamat Bergereja mengemukakan bahwa tu-
3:11; Kol. 2:6-7). gas gereja mula-mula ialah belajar, bukan hanya
3. Untuk Tugas dan Tanggung Jawab Hidup. beribadahhal itu adalah kelanjutan dari tradisi
Warga jemaat memiliki tanggung jawab kepa- sunagoge agama Yahudi. Arti harafiah sunagoge
da Tuhan, diri sendiri, keluarga dekat maupun adalah belajar bersama-sama. Terjemahan tepat
jauh, masyarakat/lingkungan dan lembaga ge- untuk sunagoge adalah rumah belajar. Itu adalah
reja. hakikat gereja pada zaman rasul. Hakikat gereja
a. Efesus 2:10: Allah memanggil orang per- adalah komunitas yang belajar dan mengajar.
caya untuk menjadi rekan sekerja-Nya Gereja adalah komunitas yang membaca dan
melalui segala perbuatan baik dan keba- menulis. 11 Penjelasan tersebut jelas bahwa seba-
jikan. gai orang percaya, untuk dapat bertumbuh dalam
b. Titus 2:14: Tuhan mendidik orang beriman pengenalan akan Tuhan, memerlukan pengajaran.
supaya giat dalam segala macam pekerjaan Artinya pemimpin yang bertugas sebagai penga-
baik sesuai dengan kasih, kebenaran dan jar dan jemaat sebagai murid yang belajar.
keadilan-Nya agar dapat berperan sebagai
garam dan terang dunia. Apa Yang Harus Dipelajari?
4. Untuk Menjawab Kebutuhan Gereja. Gereja Mendidik jemaat memerlukan persiapan
diutus Allah ke tengah-tengah dunia adalah yang baik. Sehingga program yang direncanakan
untuk menjadi saksi-Nya, yaitu memberitakan sudah disusun secara logis dan sistematis. Berapa
berbagai ragam hikmat Allah (Ef. 3:10; 1 Pet. masukan dari para ahli pendidikan yang dikutip
2:9-10). Gereja diutus oleh Allah dalam oleh Sidjabat mengenai apa saja yang perlu
rangka menjadikan segala bangsa murid dipelajari dalam pendidikan warga jemaat, antara
Yesus hingga akhir zaman (Mat. 28:19-20). lain:
Sidjabat juga mengutip pendapat Warren 1. Jerry Subblesfild (1986) mengusulkan empat
(1980), bahwa PWG memiliki tujuan utama: a) program yang penting: 1) Program Pendidikan
Pemberitaan Injil (proclamation), b) Membangun untuk memahami Alkitab (Bible training pro-
persekutuan dengan sesama orang percaya gram), 2) Pelatihan untuk pemuridan (disci-
(fellowship), c) Membangun hidup atau penga- pleship training), 3) Pendidikan dan keter-
suhan para peserta (nurture).9 Sementara Ruth F. libatan dalam misi (mission education dan
Selan mengatakan bahwa tujuan PWJ adalah involvement), 4) Pendidikan keluarga (family
menyatakan maksud Allah yang kekal, yaitu ke- life education), 5) Pelayanan musik.
selamatan; menuntun setiap murid untuk mene- 2. Gangel & Wilhoit (1993), mengusulkan ada
rima dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, bentuk pembinaan yang meliputi: 1) Pela-
lalu mempersiapkan serta melatih setiap murid yanan bersama orang dewasa yang melajang
untuk melakukan rencana Allah dalam hidup- dan orang tua tunggal (Single adults and
nya.10 single parent), 2) Pendidikan keluarga (family
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa life education), 3) Sekolah minggu dewasa
gereja bukan sekedar rumah ibadah tetapi gereja (adult sunday school), 4) Pembinaan dan Pe-
adalah rumah belajar. Dalam gereja jemaat men- muridan (mentoring and discipleship), 5)
dapatkan pengajaran untuk pertumbuhan keroha-

9
Sidjabat, Pendewasaan Manusia, 9-11.
10 11
Selan, Pedoman Pembinaan, 15. Sidjabat, Pendewasaan Manusia, 16.

4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

Seminar dan lokakarya (seminar and work- butuhan hakiki karena dinamika kehidupan je-
shop).12 maat begitu beragam dan penuh tantangan. 14
Dari dua para ahli di atas, Sidjabat me- Dengan melaksanakan program PWJ, maka
nambahkan ada empat hal penting yang dapat di- dapat menjawab kebutuhan rohani jemaat. Jemaat
pelajari dalam program pembinaan, yaitu: mengalami perubahan dalam kehidupannya.
1. Pengetahuan Alkitab, pemahaman teologi, ke-
yakinan iman secara mendasar (pokok-pokok BENTUK DAN PENDEKATAN
keyakinan iman Kristen). PEMBINAAN WARGA JEMAAT
2. Keselamatan di dalam Yesus Kristus. Jemaat DEWASA
harus memiliki keyakinan keselamatan di Pelaksanaan PWJ dalam gereja menca-
dalam Yesus. (Yoh. 1:12; Kis. 4:12) kup di setiap golongan usia. Pada seminar ini se-
3. Pertumbuhan iman terutama dalam mengha- cara khusus disajikan bentuk dan pendekatan
dapi beragam krisis kehidupan (Yak. 1:2-4, I pembinaan warga jemaat usia dewasa. Karena di
Kor. 10:13; 15:57) kemudian hari, orang dewasalah yang akan mem-
4. Perubahan Sikap Mental, watak dan karakter bina anggota jemaat yang lebih muda. Oleh sebab
(2 Kor. 3:17-18). Untuk mewujudkan itu, ada itu perlu mengenali unsur-unsur penting, kom-
empat langkah penting, yaitu: a) Bimbingan ponen, yang diperlukan dalam pembinaan orang
hidup tentang berjalan bersama dengan Roh dewasa dan sifat khas orang dewasa. Dengan de-
Kudus (Gal. 5:16-25; Ef. 5:18); b) Belajar dari mikian pembinaan tersebut benar-benar sesuai
karakter Tuhan Yesus dalam menghadapi ma- dengan kebutuhan mereka. Menurut Sidjabat, ada
salah kehidupan (Mat. 11:28-30, Ibr. 4:15-16; tiga bentuk pembinaan bagi warga jemaat secara
5:8); c) Memahami tokoh-tokoh Alkitab me- khusus orang dewasa, antara lain:
lalui studi biografis, seperti kehidupan
Abraham, Musa, Daud, dan sebagainya; d) Komponen Pembinaan
Studi Kontemporer tentang tokoh-tokoh ge- Berbicara mengenai pembinaan berarti
reja pada masa lalu, misalnya Marthin Luther, berbicara tentang pendidikan. Menurut Sidjabat,
John Calvin dan sebagainya. ada 6 komponen15, yaitu:
5. Pengembangan Ketrampilan melayani, terma- Pertama, Pelaku pendidikan (the who).
suk cara memberitakan Injil, cara mengajar, Siapa pendidik atau pembina yang berkompeten
cara memahami isi Alkitab, cara berkhotbah, dalam membina warga jemaat dan siapa pula
cara memimpin pujian, cara membimbing peserta didik, apa kebutuhannya.
orang bermasalah dalam mencari penyele- Kedua, Tujuan pendidikan (the why).
saiannya. Mengapa pendidikan itu diselenggarakan, ke
6. Tanggungjawab hidup dalam keluarga, peker- mana arah kegiatan itu. Tentunya diharapkan
jaan dan gereja serta dalam masyarakat, dalam mengikuti kegiatan tersebut akan mening-
budaya, bangsa dan negara (Ef. 5:22-6:9, Mat. katkan kualitas hidup yang bersifat holistic yaitu
5:13-16, Kol. 3:22-4:6; Tit. 2:1-10).13 mencakup perubahan jasmani, mental, emosional,
Uraian di atas menujukkan bahwa pem- spiritual, sosial, cultural dan perlaku. Dalam
binaan kepada warga jemaat adalah penting, B.S konteks gereja, Keseluruhan aktivitas jemaat,
Sidjabat mengatakan bahwa hal itu tidak hanya B.S. Sidjabat mengutip pandangan Robert W.
bersifat mendesak tetapi juga merupakan ke- Pazmino ada lima hal yaitu mencakup: ibadah

12 14
Ibid, 17. Ibid, 21.
13 15
Ibid, 17-21. Ibid, 23-27.

5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

(liturgia), persekutuan (koinonia), pengajaran yang akan dicapai. Pendapat Jack Seymour dan
(didache), kesaksian (marturia), dan pelayanan Donald Miller yang dikutip oleh B.S. Sidjabat,
(diakonia). Dengan demikian kegiatan tersebut ada lima pendekatan dalam PWG, yaitu16:
harus memiliki tujuan yang jelas dan dapat Pertama, bentuk pengajaran agama
dikelola dengan baik. (didache atau religious instruction. Hal ini adalah
Ketiga, bahan (the what) yang diperbin- pengajaran doktrin iman Kristen.
cangkan, istilah dalam pendidikan adalah isi ku- Kedua, bentuk persekutuan (koinonia:
rikulum atau materi pengajaran. Supaya inte- fellowship). Penekanan di sini adalah interaksi
raksi di antara pendidik dan peserta efektif, bahan dinamis di antara sesama anggota (1 Pet. 2:9-10,
yang diperbincangkan harus relevan dengan ke- Kol. 3:16). Dalam persekutuan warga jemaat,
butuhan, sehingga materi tersebut memiliki man- flesibilitas sangat ditonjolkan.
faat dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, bentuk pengembangan spiritual
Keempat, bagaimana pembinaan dilaksa- (spiritual development). Pendekatan ini bertitik
nakan (the how). Apakah pendidikan berlangsung tolak dari asumsi bahwa manusia berkembang di
melalui pendekatan individual atau kelompok. sepanjang hidupnya (life span development).
Aktifitas belajar dioperasikan melalui metode Dalam hal ini, jemaat dibekali agar mereka dapat
apa? Ceramah, diskusi, lokakarya, karyawisata menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam
dan sebagainya. Dan pemilihan media/sumber hidup dengan tetap menjaga iman yang benar.
belajar harus mengacu kepada tujuan. Keempat, bentuk pembebasan (libera-
Kelima, konteks (the where) berlang- tion). Pendekatan ini bertitik tolak dari pema-
sungnya pendidikan. Di mana kegiatan itu di- haman bahwa peserta didik berada dalam situasi
laksanakan. Misalnya: dalam keluarga, di kota, di tertawaan atau terkungkung oleh berbagai ma-
desa, persekutuan wilayah, jemaat, bagaimana salah. Dalam hal ini gereja harus berperan untuk
kondisinya, apa tradisi/budaya dan sebagainya. membantu jemaat dalam kondisi tersebut agar
Hal itu perlu diketahui supaya dalam membuat mengalami kebebasan dalam arti bebas untuk
rumusan tujuan, perancangan, materi dan strategi berpikir, berbicara, mengambil keputusan serta
dapat disesuaikan. bebas dari kebutaan. Hal ini sesuai dengan te-
Keenam, konteks waktu pendidikan (the ladan Yesus bahwa Ia memberi perhatian pada
when). Dalam pelaksanaan proses pendidikan, orang yang tertindas (Luk. 4:18-19).
apa pertanyaan mengenai waktu: berapa lama Kelima, kegiatan penafsiran atau mem-
proses itu terjadi?, kapan memberi pengajaran, bangun pengertian atau makna (interpretation).
memberi nasihat, membimbing; kapan peserta Pendekatan ini bertitik tolak dari keyakinan
didik memiliki kesiapan mengikuti program ter- bahwa gereja terpanggil untuk mengemban tugas
sebut. Agar hidup tetap kreatif dan mengalami kenabian atau profetis. Dalam kegiatan belajar,
perubahan, peserta didik membutuhkan pendi- Pembina mengajak anggota kelompok untuk peka
dikan lanjutan (continuing education). Oleh terhadap tanda-tanda zaman. Mereka membaca
karena itu pendidikan pada dasarnya berlangsung dan mempercakapkannya dengan teliti agar dapat
sepajang hayat (lifelong Education). memetik maknanya dalam kehidupan pribadi,
keluarga, gereja dan masyarakat. Aktifitas belajar
Pendekatan Pembinaan Orang Dewasa menekankan dialog antara firman tertulis (teks)
Proses pembinaan orang dewasa memer- dan konteks. Untuk itu konteks masyarakat dan
lukan pendekatan yang sesuai dengan karakteris- budaya harus dipahami dengan baik.
tik organisasi dan selalu mengarah kepada tujuan
16
Ibid, 27-33.

6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

Sifat Umum Pendidikan Orang Dewasa B.S. Sidjabat mengutip pendapat Paul
Setiap golongan usia mememiliki ciri Bergevin dalam hal merencanakan program pem-
khas dan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk binaan orang dewasa, harus ada asumsi-asumsi
orang dewasa. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin dasar yang tepat antara lain:
atau pelayanan Tuhan yang terlibat dalam pe- 1) Perilaku orang dewasa dapat berubah, dan
pendidikan turut membawa perubahan bagi
layanan orang dewasa harus memahami ciri dan
kehidupan orang dewasa.
kebutuhan orang dewasa supaya materi yang di- 2) Pendidikan orang dewasa harus dikemas
sampaikan sesuai dengan kebutuhan mereka. B.S. untuk membantu orang bertumbuh dalam
kedewasaan.
Sidjabat memberi penjelasan mengenai sifat 3) Orang dewasa membutuhkan pertolongan
umum pendidikan orang dewasa17, antara lain: bagaimana meggunakan kesempatan untuk
Pertama, Orang dewasa merupakan pri- menyatakan tanggungjawabnya dalam kehi-
dupan politik, pekerjaan, cultural, spiritual
badi-pribadi yang terus mengalami perubahan. dan fisik.
Dari segi jasmani, orang dewasa tidak memiliki 4) Orang dewasa perlu menyadari bahwa
dengan belajar mereka dapat menjadi warga
pertumbuhan lagi, tetapi perubahannya ialah pe-
negara yang produktif.
nurunan daya-daya atau tenaga. Namun dari segi 5) Orang dewasa mempunyai sumber-sumber
pengalaman mereka mengalami peningkatan. yang tidak terbendung dalam rangka
mengembangkan kreativitasnya
Dan mereka memberi makna atas apa yang me- 6) Setiap orang dewasa yang mempunyai
reka alami, baik itu yang menyenangkan maupun kesadaran mampu untuk belajar.
yang menyedihkan, dan mencari jalan keluarnya. 7) Orang dewasa dapat dibantu untuk menggu-
nakan kemampuan intelektualnya.
Proses tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi 8) Setiap orang dewasa harus menemukan cara
mereka. untuk mengekspresikan dirinya.
9) Orang dewasa perlu hidup dalam komunitas
Kedua, anggota kelompok pembinaan da-
supaya bertumbuh serta menjadi dewasa
tang dengan berbagai macam, antara lain: Peserta dan mereka perlu belajar bagaimana cara-
datang dengan berorientasi kepada tujuan (goal nya.
10) Pendekatan belajar secara tradisional atau
oriented), misalnya untuk mendapatkan penga- masa lalu yang dialami biasanya tidak me-
laman baru, sertifikat dan sebagainya. Ada juga madai lagi orang dewasa.
datang karena senang belajar (learning oriented). 11) Suasana belajar yang diwarnai oleh kemer-
dekaan, disiplin dan tanggung jawab, me-
Ketiga, Peserta pembinaan hadir dengan ningkatkan potensi orang dewasa untuk
harapan. Mungkin memberi informasi atau mem- menggunakan talentanya.
12) Setiap peserta dalam pendidikan orang
bagikan pengalaman dan pengetahuan kepada
dewasa harus mendapat kesempatan untuk
rekan-rekannya atau dengan pembinannya. Me- berpartisipasi dalam perencanaan, penge-
reka mengharapkan mendapat penghargaan dan lolaan, diagnosis dan nilai kegiatan pem-
belajaran.
hormat (recognition and respect). 13) Banyak orang menganggap bahwa pendi-
Keempat, warga jemaat yang mengikuti dikan orang dewasa itu indentik dengan
kegiatan pembinaan mempunyai cara belajarnya sekolah. Padahal pembelajaran orang de-
wasa dapat saja berlangsung di rumah, di
sendiri (styles of learning). Warga jemaat yang gereja, di pabrik, di tempat pertanian dan
mengikuti program pembinaan mungkin saja berbagai tempat.18
didenominasi oleh perasaan dan pengalamannya
Pembinaan orang dewasa memerlukan
(experience). Sebuah kegiatan belajar hanya akan
prinsip-prinsip fundamental. Berikut adalah pen-
bermakna bagi mereka jika kegiatan itu menyen-
dapat Nancy T. Foltz (1986:25-53) yang dikutip
tuh atau memperkaya pengalaman.

17 18
Ibid, 33-36. Ibid, 36-37.

7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

oleh B.S. Sidjabat, antara lain ada sepuluh per- Dari setiap program pelayanan yang di-
kara penting, yaitu: lakukan kiranya hal itu akan membawa pengaruh
Pertama, kapasitas belajar tidak selalu menga- yang positif bagi orang dewasa, yang kemudian
lami penurunan seiring dengan pertambahan
orang dewasa tersebut dapat membina jemaat
usia orang dewasa tetapi berkurangnya
kemampuan melihat dan mendengar dapat me- yang masih usia muda untuk tumbuh bersama,
mengaruhi proses pembelajaran. sehingga mereka dapat menjadi saksi bagi dunia
Kedua, berkurangnya kemampuan mendengar
dapat berkontribusi terhadap timbulnya ma- luar, untuk kemuliaan nama Tuhan (1 Pet. 2:9-10;
salah lain, seperti tidak mampu memperoleh Tit. 2:14).
informasi secara akurat, hilangnya rasa percaya
diri dan rasa aman, perubahan dalam hubungan
sosial, serta dibutuhkannya bantuan untuk Contoh Pembinaan Bagi Orang Dewasa
mengatasi persoalan. Dalam Alkitab
Ketiga, ketepatan memberikan respon terha-
1. Musa membina Yosua
dap informasi tidak dipengaruhi oleh peru-
bahan usia, tetapi kecepatan memberikan Dalam kepemimpinan Musa, Yosua di
tanggapanlah yang menjadi masalah. masa mudanya selalu bersama-sama dengan
Keempat, orang dewasa belajar sangat baik jika
mereka tidak berada dalam keadaan stress. Musa. Musa mengajarkan perang kepada Yosua
Oleh sebab itu pembina perlu dibekali dengan dan juga mengenai firman Tuhan. Apa yang
prinsip mengatasi stress jika hal itu menge- dikatakan dan dilakukan oleh Musa, Yosua
muka dalam hidup mereka.
Kelima, waktu sangat berharga bagi orang de- melihatnya, dan hal itu mempengaruhi karakter
wasa. Pembelajar dewasa hemat terhadap Yosua. B.S Sidjabat mengatakan bahwa Didikan
waktunya sehingga menghidari kegiatan yang
Musa melalui persahabatan, pelaksanaan tugas
bertele-tele.
Keenam, sebagai pendengar, orang dewasa bersama-sama dan pengamatan secara dekat se-
berorientasi pada pemecahan masalah, bukan kitar 40 tahun, membuat Yosua tampil sebagai
pada penguasaan bahan pelajaran. Oleh karena
itu penting untuk mengelola pembelajaran yang pribadi yang tetap setia kepada Tuhan hingga ma-
dimulai dengan menamai, mengenali atau sa tuanya (Yos. 24:14-15).20 Dengan demikian
mengidentifikasi masalah setelah itu mencari pantaslah bahwa Yosus diangkat untuk menggan-
solusinya.
Ketujuh, sebagai pembelajar, orang dewasa tikan kepemimpinan Musa. Selama kepemim-
pada umumnya mampu mengarahkan dirinya pinan Musa, Yosua dapat memimpin dengan
sendiri (self direction). Pembelajar dewasa
baik, pendirian yang teguh di dalam Tuhan yang
cenderung mangarahkan dirinya dengan alasan
(1) untuk mengatur kecepatan belajarnya (2) membuat Yosua dapat menjadi seorang pemim-
untuk menerapkan gaya belajarnya sendiri, (3) pin yang dipakai oleh Tuhan.
untuk memelihara gaya belajarnya secara
fleksibel sebab mungkin akan berubah. (4) 2. Yesus Membina Murid-Murid-Nya
untuk menata struktur yang tepat baginya di Tuhan Yesus membina dua belas murid
dalam mengerjakan sebuah proyek. kurang lebih selama 3 tahun. B.S. Sidjabat men-
Kedelapan, orang dewasa lebih memberi per-
hatian pada penerapan praktis dari hal-hal yang jelaskan mengenai cara Tuhan Yesus membina
dipelajarinya. mereka, yaitu: Pertama, Ia menjelaskan kebe-
Kesembilan, sebagai pembelajar berorientasi
naran Kitab Suci melalui perumpamaan dan
pada tujuan (goal-oriented), sebagian berorien-
tasi pada proses (learning oriented), dan se- kiasan. Kedua, Ia menjadi contoh di hadapan
bagain lainnya berorientasi pada kegiatan mereka teladan hidup yang benar. Para murid
(activity oriented).
Kesepuluh, orang dewasa dapat membangun dapat melihat respon Tuhan Yesus dalam meng-
dan memperluas persepsinya tentang dunia. hadapi kritikan, cemoohan bahkan ancaman pem-
Dengan begitu, apa yang dipelajarinya di je- bunuhan. Para murid juga melihat Yesus ber-
maat akan dibawa dan diaktualisasikannya di
dalam kehidupanya.19 kuasa atas si jahat, penyakit, dan alam semesta.

19 20
Ibid, 38-39. Ibid, 51.

8
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

Ketiga, Yesus membina murid-murid dengan ber- Sidjabat memberi arti bahwa, kegiatan yang
bagai ragam tingkat sosial, baik dari orang yang memacu terjadinya perubahan (change).23 Dari
dipandang hina sampai kepada orang yang ber- arti kata tersebut, hal itu memerlukan proses
pendidikan, misal seorang pelacur, orang-orang pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Peru-
yang terpinggirkan, Nekodemus, orang Farisi, bahan apa yang harus terjadi bagi jemaat yang
ahli Taurat dan sebagainya (Yoh. 3:1-16).21 mengikuti pembinaan warga jemaat, Sidjabat
Dari contoh di atas, jelas bahwa seorang menjelaskan, ada 4 perubahan24 antara lain:
Pembina rela berkorban kepada yang dibina, me- 1. Perubahan dari Segi Rohani
miliki tanggung jawab yang besar, tetapi buah Karya Tuhan Yesus di yang menyelamat-
yang dihasilkan akan menjadi sukacita yang be- kan manusia, membawa perubahan bagi orang
sar dikemudian hari. yang percaya secara rohani. Namun perubahan
itu tidak secara otomatis. Jemaat perlu belajar
PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG dalam proses pembelajaran dalam pembinaan di
DEWASA gereja. Sehingga perubahan itu semakin nyata.
Jemaat Tuhan, sekalipun sudah usia de- Jemaat dapat menujukkan buah roh dalam ke-
wasa, masih memerlukan pembinaan. Tentunya hidupan. (Gal. 2:20; I Kor. 2:14). Dalam hal itu
memerlukan perencanaan yang baik. Agar ke- perlunya adanya bimbingan dalam hal peranan
giatan pembelajaran dapat mencapai tujuan. B.S. Roh Kudus bagi orang percaya, dan perlunya
Sidjabat, mengandung arti pengelolaan kegiatan orang percaya dipimpin oleh Roh Kudus.
sedemikian rupa, secara sadar tujuan, sehingga 2. Perubahan Pikiran
setiap peserta yang mengikuti kegiatan pembe- Pelaksanaan pembinaan warga jemaat me-
lajaran dapat mengalami proses belajar.22 Dengan nolong jemaat untuk mengalami perubahan dari
demikian pembelajar dapat mengalami perubahan segi pikiran atau akal budi. Roma 12:1-2 dijelas-
dari segi kognitif, afektif dan psikikomotor. kan bahwa perintah Paulus kepada jemaat di
Prinsip-prinsip pembelajaran bagi orang Roma untuk berubah dari segi akal budi atau
dewasa antara lain: pikiran. Dengan perubahan pemikiran, maka akan
dapat membedakan mana yang baik, dan yang
Pentingnya Perubahan Multidemensi benar yang berkenan kepada Allah dan yang
Gereja adalah lembaga yang di dalamnya sempurna. Dengan perubahan cara berpikir, maka
terdiri dari orang-orang yang percaya kepada perkataan yang dikeluarkan adalah kata-kata
Juru selamat yaitu Tuhan Yesus Kristus. Yang di yang bijaksana, kata-kata yang benar. Hal ini
dalamnya, oleh perintah Tuhan supaya jemaat perlu adanya intensitas dalam hubungan yang
dapat bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah erat dengan Allah dan firman-Nya.
sehingga menjadi orang yang dewasa di dalam 3. Perubahan Perasaan
Tuhan. (Ef. 4:11-16). Untuk tujuan itu, pemimpin Yang dimaksud perubahan perasaan me-
jemaat memiliki tanggung jawab untuk mem- nurut Sidjabat adalah menyangkut gairah, kesa-
berikan pembinaan kepada jemaatnya. Oleh se- daran (awareness), serta kesepakatan (sensitivity)
bab itu gereja harus beruasaha untuk mengadakan terahadap gagasan atau ide, diri sendiri, orang
kegiatan pembinaan tersebut, agar jemaat memi- lain dan situasi. Daniel Goleman dalam bukunya
liki perubahan. Artinya jemaat harus belajar Emotional Intelligence yang dikutip oleh B.S.
dalam pembinaan tersebut. Apa itu belajar? B.S. Sidjabat mengatakan bahwa emosi yang sehat,

21 23
Ibid, 54-56. Ibid, 179.
22 24
Ibid, 177. Ibid, 180-186.

9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

kuat dan tegar itu membangkitkan kreativitas Kaitannya dengan pembinaan warga je-
individu. Dengan demikian jemaat perlu dibantu maat untuk orang dewasa, tentunya ada perbe-
agar mengenali emosi mereka sendiri yaitu me- daan mengenai sifat orang dewasa dengan anak-
nerima dan mengolahnya (mengendalikan diri) anak. B.S. Sidjabat mengutip pendapat Malcom
sedemikian rupa ke arah yang positif. Knowles yang menjelaskan bahwa terdapat per-
4. Perubahan Perilaku bedaan cara belajar antara anak-anak dan orang
Firman Tuhan dalam 2 Timotius 3:16 di- dewasa, yaitu dilihat dari segi konsep diri, penga-
katakan bahwa firman Tuhan memiliki manfaat laman, kesiapan untuk belajar, orientasi belajar
yaitu: untuk mengajar, menyatakan kesalahan, dan motivasi. 26 Cara belajar anak disebut peda-
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang gogi, sedangkan cara belajar orang dewasa dise-
dalam kebenaran. Dari ayat ini jelas bahwa tidak but andragogi. Perbedaan keduanya yaitu:
ada alasan bagi orang Kristen untuk tidak bisa
berubah, karena firman Tuhan berkuasa untuk Tabel 1. Perbedaan Pedagogi dan Andragogi27
Asumsi Dasar
mengubah hidup seseorang, hanya hal itu memer- Aspek Dasar Pegadogi Andragogi
lukan bimbingan. Mengalami perubahan dalam Konsep diri Bergantung kepada Kemandirian
pelajar guru
tingkah laku adalah bukti bahwa mereka yang Peran Dibentuk oleh guru Dapat
sudah dibina, menjadi pelaku firman. Oleh sebab Pengalaman dimanfaatkan
Kesiapan Berdasarkan Sesuai dengan
itu, tema-tema yang disajikan alangkah baiknya Belajar tingkatan usia & tugas hidup &
mengenai kehidupan sehari-hari. Kurikulum permasalahan
Orientasi Orientasi materi Orientasi tugas &
Belajar tanggung Jawab
Belajar dan Pembelajaran Motivasi Pujian &hukuman Kuriorisitas (ingint
tahu & didorong
Dalam pelaksanaan pembinaan, perlu ada dari dalam)
aktivitas yang dilakukan. B.S. Sidjabat mengutip Proses pembelajaran
Aspek Dasar Pegadogi Andragogi
pendapat Martha M. Leypolt, seorang pakar pen- Suasana Tegang, formal, Santai, percaya,
didikan yang menjelaskan hakikat belajar, yaitu: kompetitif, dingin, saling membangun,
otoriter, sarat hangat, kerja sama
1) Belajar merupakan keaktifan: ada aktivitas, dengan penilaian
gerakan. Perencanaan Oleh guru saja Oleh guru dan
2) Belajar berarti mengalami: melibatkan ke- peserta didik
seluruhan diri. Diagnosia/ Oleh guru Bersama-sama
3) Belajar bersifat dinamis: tidak statis. Perbaikan
4) Belajar berarti menemukan sesuatu: tentang Penetapan Oleh guru saja Atas perundingan
tujuan bersama
Tuhan, diri, orang lain, ide, cara berbuat.
Desain Oleh guru, Persetujuan,
5) Belajar berarti hidup: hidup berati belajar, Perencanaan sitematik, logis proyek, sesuai
termasuk melakukan kesalahan. kesiapan beajar
6) Belajar berarti bertumbuh: ada perubahan Aktivitas Teknik transfer, Projek
daridan kepada Belajar tugas-tugas bacaan penyelidikan, studi
7) Belajar berarti kesadaran diri: pemenuhan mandiri,
diri (self fulfillment). pengalaman
8) Belajar berati mencari dan menemukan Evaluasi Oleh guru, pedoman Oleh peserta didik,
makna. untuk memberi kelompok,
angka fasilitator, criteria
9) Belajar berati menemukan inssight.
ditetapkan.
10) Belajar berati keterlibatan.
11) Belajar berarti mengalami revolusi dalam
diri. Peka Terhadap Masalah Kebutuhan
12) Belajar berari keluar dari kebekuan. Menurut Sidjabat, ada beberapa jenis ke-
13) Belajar merupakan perbuatan ekstatis.
14) Belajar berarti tahu apa yang sedang terjadi. butuhan yang dirasakan oleh orang dewasa, yaitu:
15) Belajar berarti menjadi. 25
26
Ibid, 187.
25 27
Ibid, 186-187. Ibid, 189-190.

10
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

1) Kebutuhan untuk memiliki, mengetahui dan Tabel 2. Kecenderungan Orientasi


mengerti sesuatu atau orang lain. Antara Laki-Laki dan Perempuan30
2) Kebutuhan untuk merasakan sesuatu yang
Kecenderungan Laki- Kecenderungan
bermakna.
Laki Perempuan
3) Kebutuhan untuk diterima, dihargai dan
Rasional (objektif) Emosional, intuitif,
dianggap penting.
4) Kebutuhan untuk diampuni dan mengam- rekaan batin
puni. Ekspansionis Pemeliharaan
5) Kebutuhan untuk merasa mampu berbuat Kompetitif Harmoni, mendengar
sesuatu. Independen, Dependen,
6) Kebutuhan untuk menyukai keberanian. menawarkan support membutuhkan support
7) Kebutuhan untuk mampu merendahkan Berbicara Berdiam diri
hati. Memberi gagasan Menerima gagasan
8) Kebutuhan agar terhindar dari rasa malu
dan kebodohan. Dengan mengenali perbedaan tersebut di atas,
9) Kebutuhan untuk mampu mengusir kuasa
gelap. seorang pembina akan dapat memahami peserta
10) Kebutuhan untuk berhasil di dalam peker- didik dan dapat menerima perbedaan-perbedaan
jaan.28 yang akan timbul dan dapat memberi jalan ke-
Dengan mengetahui kebutuhan orang de- luar.
wasa, materi dan aktivitas dapat disesuaikan.
Dengan terpenuhinya kebutuhan orang dewasa, Sensitif Terhadap Nilai Budaya
maka kegiatan pembelajaran menjadi lebih Penting bagi Pembina untuk memahami
efektif. Untuk itu, pembina juga harus menge- pandangan dunia dan nilai budaya. Peserta didik
tahui mengenai kebutuhan orang dewasa ini. Me- berasal dari suku budaya, bahasa yang berbeda
nurut J. Wlodkowski sebagaimana dikutip oleh yang telah membentuk karakter mereka. Pen-
B.S. Sidjabat, ada empat faktor penting yang ha- dapat David Hesselgrave yang dikutip oleh
rus dimiliki oleh pembina untuk membangkitkan Sidjabat mengemukakan ada beberapa hal pen-
motivasi peserta didik, yaitu: Pertama, peserta ting yang harus diperhatikan:
didik membutuhkan keahlian. Harus mengetahui 1. Pandangan dunia (worldview) lama peserta
kebutuhan dan penguasaan materi pengajaran. didik. Hal itu penting untuk dimengerti ka-
Kedua, Pembina patut belajar menunjukkan sikap rena pandangan dunia seseorang mempenga-
empati dalam arti memahami kebutuhan peseta ruhi cara belajar mereka.
didik, penyesuaian teknik, memahami masalah 2. Proses Kognitif, yaitu cara orang bernalar atau
dari sudut pandang mereka. Ketiga, sebaiknya berpikir dan belajar serta membentuk penger-
Pembina menunjukkan antusiasme dalam arti tian dan makna.
peduli dengan apa yang diajarkan dan ber- 3. Bahasa yang tepat. Apakah hirarki bahasa di-
semangat dalam mengajar. Keempat, seyogyanya butuhkan di dalam interaksi. Misalnya bahasa
pembina memperlihatkan kejelasan dalam ber- tingkat apa yang harus digunakan, apakah ha-
komunikasi.29 lus, menengah, sehari-hari.
Faktor lain yang juga penting mengenai 4. Cara pengambilan keputusan. Jika dalam ke-
pembinaan orang dewasa adalah pembina harus giatan ada aktivitas diskusi, bagaimana kepu-
memahami perbedaan seksualitas. B.S. Sidjabat tusan terakhir, apakah secara pribadi atau ke-
menjelaskan perbedan kecenderungan orientasi lompok, seberapa dominan pengaruh otoritas
antara laki-laki dan perempuan, yaitu: dalam kegiatan, bolehkan secara bebas pe-
rempuan berbicara di antara kaum laki-laki.

28
Ibid, 192.
29 30
Ibid, 192-193. Ibid, 193.

11
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

5. Media komunikasi. Bagaimana komunikasi Model-Model Pembelajaran


yang efektif bagi peserta didik. Apakah dapat Istilah model dalam pembelajaran, me-
berkomunikasi secara verbal, non verbal. Hal nurut B.S. Sidjabat berkaitan dengan pola
itu dapat mempengaruhi pesan yang disam- (pattern) dan rancangan (plan) yang diperguna-
paikan. kan untuk membentuk sebuah kurikulum atau pe-
lajaran, memiliki pengajaran, serta menuntut apa
Mengajar Untuk Pertumbuhan Iman saja tindakan guru dan perbuatan murid di dalam
Jelas bahwa tujuan pembinaan supaya kegiatan itu.32 Rumpun Model pembelajaran di-
peserta didik dapat mengalami pertumbuhan kemukakan oleh B.S. Sidjabat dalam Megajar
iman. Berikut ini adalah usulan Richard Osemer Secara Profesional 33 antara lain:
mengenai bagaimana mengelola pembelajaran 1. Rumpun Model Interaksi Sosial (The Sosial
bersama orang dewasa yang dikuti oleh B.S. Interaction)
Sidjabat, yaitu: Model pembelajaran tersebut berorientasi
Pertama, Hakikat dan dimensi iman, ada pada pembentukan dan pengembangan relasi an-
empat sisi yaitu: a) kepercayaan tentang Allah tara peserta didik dan sesamanya ataupun dengan
yang menjadi landasan bersandar, b) hubungan lingkungan sosial-budayanya. Konteks sosial se-
yang berlangsung dan personal dengan Allah bagai sumber pembelajaran. Guru atau Pembina
yang selanjutnya menuntun relasi kita dengan bukan sebagai narasumber utamanya. Misalnya
orang beriman lainnya, c) suatu komitmen kepa- saling berbagi pengalaman, kegiatan kesaksian,
da Allah sebagai wujud keyakinan teguh yang melakukan refleksi, forum, debat, wawancara,
membentuk cara kita mengelola energi waktu da- kelompok percakapan, perkunjungan ke panti
lam kehidupan, d) suatu kesadaran tentang mis- dan sebagainya.
teri tentang Allah sehingga membuat kita sesung- 2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi (The
guhnya terbatas mengenal dan mengerti tentang Information Processing Source)
Dia. Model pembelajaran ini menekankan
Kedua, pembelajaran orang dewasa di je- pembentukan dan pengembangan kemampuan
maat itu berarti menuntun dan memperlengkapi perserta didik untuk memproses informasi,
mereka untuk bertumbuh dalam kepercayaan. memupuk kesanggupan intelektual serta mema-
Ketiga, pemaparan diberikan dengan hami simbol-simbol baik secara verbal maupun
bahasa yang jelas, bisa diselingi oleh contoh, non verbal. Misalnya setelah menyampaikan ma-
ilustrasi, argumentasi juga pertanyaan. teri melakukan tanya jawab, eksposisi, mengha-
Keempat, iman merupakan suatu misteri, fal nas Alkitab dan ajaran pokok gereja dan se-
oleh sebab itu perlu adanya pendekatan yaitu: 1) bagainya.
cara mengajar dengan memberikan perumpa- 3. Rumpun Model Pembentukan Pribadai (The
maan, kiasan, lukisan dan ilustrasi atau penggam- Personal Source)
baran. 2) cara mengajar memahami dua sisi kebe- Model ini menekankan pembentukan
naran Alkitab yang seolah berlawanan, harus di- pengembangan kualitas peserta didik, khususnya
pelajari secara cermat supaya peserta didik dapat dalam aspek psikologis dan emosinya agar mam-
melihat keduanya adalah kebenaran, bukan kon- pu memahami dan membangun realitas hidup
tradiksi. 31 secara bijak. Misalnya, acara-acara konseling,

32
Ibid, 202.
33
B.S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional
(Bandung: Kalam Hidup, 2009), 270-276. Bnd.
31
Ibid, 199-200. Sidjabat, Pendewasaan Manusia, 203-207.

12
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SIMPSON
UNGARAN, 18 APRIL 2016

bermain peran, drama dan berbagai pengalaman Ia mengatur lingkungan pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam realistis. Adanya model yaitu diri-Nya sendiri
aktivitas belajar hendaknya peserta didik men- membuat murid-murid mengalami perubahan
dapat kesempatan untuk memahami dirinya, sikap dan perilaku.
mengemukakan isi hati dan pikirannya. Dari rumpun model di atas, seorang pem-
4. Rumpun Model Perubhan Perilaku (Behavior bina dapat memilih model yang sesuai dengan
Modification As A Source) tujuan pembelajaran. Dengan model yang tepat,
Model Pengajaran ini memberi perhatian maka kegiatan pembelajaan akan menjadi lebih
pada penciptaan sistem yang efektif bagi pem- hidup, lebih efektif, menarik minat. Dengan de-
bentukan perilaku, dengan manipulasi penegakan mikian peserta didik dapat menerima materi
hukuman atau pemberian pujian. Hukuman dan tersebut dengan baik, dengan penuh makna dan
pujian itu melemahkan atau memperkuat perilaku dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
yang diharapkan dan lazim disebut reinforce-
ment. Asumsinya ialah bahwa kalau lingkungan DAFTAR PUSTAKA
eksternal diatur sedemikian rupa, hal itu me- Ganggel, Kenneth O. Membina Pemimpin
mengaruhi konsep serta perilaku yang belajar, Pendidikan Kristen. Malang: Gandum
dan perilaku yang berubah itu dipastikan dapat Mas, 1996.
diukur. Prinsip pemberian rangsangan yang Selan, Ruth F. Pedoman Pembinaan Warga
membangkitkan respon serta memberi pujian Jemaat. Bandung: Kalam Hidup, 2000.
bagi respon yang diharapkan, ditekankan dalam Sidjabat, B.S. Pendewasaan Manusia Dewasa.
model ini. Yesus meninggalkan teladan bagaima- Bandung: Kalam Hidup, 2014.
na cara mengajar. Tuhan mengajar di luar kelas: Sidjabat, B.S. Mengajar Secara Profesional.
di bukit, danau, ladang gandum dan sebagainya. Bandung: Kalam Hidup, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai