Anda di halaman 1dari 2

Gabungan gembala yang dominan dan pelayanan yang motivasional menghasilkan domba-

domba yang diberi makan dan dirawat dengan baik. Karunia penggembalaan yang dimiliki orang
yang ditetapkan akan tampak nyata dalam perhatian serta pemeliharaannya terhadap kawanan
lebih dari pemimpin bertipe visioner. Administrasi, anggaran yang sehat, dan kawanan domba
yang terpelihara dengan baik adalah cita-citanya. Gereja dapat tetap kecil, tapi biasanya aman
dan terjamin berumur panjang. Jenis pelayanan ini biasanya menggembangkan system selk yang
sangat baik di dalam gereja dan banyak pelatihan bagi mereka yang mengerjakan konseling
pastoral. Gereja dapat menjadi gereja yang lebih focus ke dalam daripada ke luar..
Frank Damazio, memimpin dengan Roh,( Yogyakarta: Penerbit Andi,2004),112-113
Chryosostom (bapa gereja mula-mula tahun 347-407) pernah berkata, “ Kelemahan seorang
pelayan tidak dapat disembunyikan. Bahkan kelemahan yang paling kecil sekalipun akan segera
ketahuan. Betapa pun sepele pelanggaran-pelanggaran itu, hal-hal kecil yang bagi orang lain
justru sangat berarti, karena setiap orang mengukur dosa bukan dengan besar kecilnya
pelanggaran melainkan dengan apakah ia berhenti menjadi pendosa.”
Frank Damazio, memimpin dengan Roh,( Yogyakarta: Penerbit Andi,2004),130

Orang yang ditetapkan sebagai gembala.


Orang yang ditetapkan memberikan kepada jemaat para pemimpin yang memenuhi syarat, yang
membantu pendeta senior memperhatikan gereja.
Para pendeta senior harus menrapkan kepemimpinan dengan menggunakan prinsip Pareto
(80/20) sebagai panduan dalam menggembalakan jemaat secara keseluruhgan. Pareto adalah
seorang ekonom, dari Perancis yang hidup pada abad ke 18 yang mengajarkan bahwa para
pemilik bisnis yang sukses menggunakan 80 persen waktu mereka dengan 20 persen orang-orang
yang paling berpengaruh. Gembala memikul tanggung jawab jangka panjang bagi kesehatan
rohani kawanan yang digembalakannya.
Frank Damazio, memimpin dengan Roh,( Yogyakarta: Penerbit Andi,2004),117-118
Orang yang ditetapkan sebagai motivator
Orang yang ditetapkan memotivasi orang lain memenuhi tugas-tugas yang telah ditentukan. Ia
perlu memahami seni memotivasi orang. Motivasi adalah kunci untuk semua aktivitas di dalam
gereja. Orang-orang mudah patah semangat, kehilangan perspektif, menjadi kecil hati, dan
menyimpang. Mereka membutuhkan motivasi untuk terus berjalan. Sekali orang-orang tahu arah
mereka, mereka akan mengejar visi dengan sepenuh hati.
Bagi kebanyakan orang, motivasi bukanlah hal yang muncul secara otomatis. Motivasi sangat
sulit dibangkitkan. Itulah sebabnya orang yang ditetapkan harus menjadi seorang motivator yang
positif bagi staf, tim kepemimpinan, dan jemaat. Doronglah orang-orang untuk memulai dari
posisi mereka saat ini, menggunakan apa yang mereka miliki dan melakukan apa yang dapat
mereka lakukan.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah dating waktunya, kita akan menuai,
jika kita tidak menjadi lemah.(Gal. 6:9).

Orang yang ditetapkan menjadi seorang hamba.


Orang yang ditetapkan melayani orang lain dengan motivasi yang benar berusaha
mengembangkan potensi mereka.
Yesus adalah model pemimpin untuk diteladani oleh setiap orang yang ditetapkan. Dalam Lukas
4;1-21 kita melihat Yesus membangun gaya kepemimpinanNya dengan menolak gaya
kepemimpinan serta filosofi yang salah. Dia menolak gaya kepemimpinan yang memuaskan diri
sendiri. Yesus memutuskan bahwa pelayanan-Nya tidak akan berfokus pada kesenangan diri.
Yesus oleh sang penggoda, ditawari kekuasaan atas semua kerajaan. Penolakan terhadap tawaran
itu menunjukkan kekuasaan-Nya untuk membangun diri-Nya sebagai pemimpin terkenal.
Yesus memilih gaya seorang hamba (lihat Mat. 20:20-28; Mrk.10:35-44; Luk.22:24-27; Mrk.
(:35;Luk. 9:48; Yoh. 13;14). Orang yang ditetapkan sebagai hamba adalah salah satu perbedaan
paling penting yan g dapat dikembangkan oleh seorang pemimpin. Ia harus menekankan
hubungan,m tidak pernah dengan paksaan. Dia tidak menuntut ketaatan atau ketundukan. Dia
harus terus menerus menunjukan perhatian, kasih, dan sikap sebagai hamba bagi semua yang
bekerja dengannya.
Frank Damazio, memimpin dengan Roh,( Yogyakarta: Penerbit Andi,2004), 122-123.
Peran pemimpin dalam membentuk Motivasi Anggota
Tuhan meminta Abram untuk meninggalkan rumah bapanya dan akan membuat dirinya menjadi
bangsa yang besar. Agar pemimpin dapat memotivasi anggota dengan lebih mudah, diperlkukan
kemampuan untuk dapat menunjukkan “arti” dari pekerjaan yang akan dilakukan dan
menunjukkan “keuntungan” yang akan diraih. Akan tetapi, tidak semua keuntungan dapat
dengan mudah dinyatakan dan tidak semua keuntungan dapat dengan mudah dinyatakan dan
tidak semua keuntungan dapat dengan cepat diperoleh. Lalu bagaimana cara kita meyakinkan
anggota bahwa apa yang kita janjikan akan benar-benar membawa nilai positif?. Dalam kondisi
seperti ini, pemimpin sebaiknya memanfaatkan kepandaian berkomunikasi agar dapat
menggambarkan peluang pencapaian secara lebih meyakinkan.

Anda mungkin juga menyukai