Mental seorang pemimpin diperlukan oleh siapa pun yang ingin mulai meniti tangga
kesuksesan. Untuk itu, orang biasanya mencari teladan atau idola, yaitu para pemimpin yang
dapat ditiru kiat-kiatnya dan dipelajari mentalitasnya. Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi. Setiap kali Anda berusaha mempengaruhi cara berpikir, perilaku atau
perkembangan orang menuju pencapaian suatu tujuan dalam kehidupan pribadi atau professional
mereka, Anda sedang menjalankan peran sebagai pemimpin. Dalam satu hal, kepemimpinan
yang sering orang alami diungkapkan secara populer sebagai berikut: “Semuanya itu karena
saya.” Promosi diri (kesombongan) dan perlindungan diri (ketakutan) merupakan motivasi yang
menguasai dan mendominasi urusan kepemimpinan.
Dalam hubungan personal, harapan kepemimpinan yang saling menghargai,
memperhatikan, berkorban diri, dan terbuka sering menjadi lemah atau rusak ketika
kesombongan atau keangkuhan diri, ketakutan, dan ketidakpedulian menggantikan keakraban
dengan isolasi diri. Ini tentu saja berita buruk. Kabar baiknya adalah bahwa ada satu cara yang
lebih baik. Ada satu model peran kepemimpinan yang Anda bisa percayai, dan nama-Nya Yesus.
With Love
UKMKP UNIMED 2022
barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama
seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Panggilan dari Yesus untuk menjalani peran kepemimpinan yang melayani sangat jelas
dan tidak samar-samar. Bagi para pengikut Yesus, kepemimpinan sebagai tindakan pelayanan
bukanlah pilihan. Itu adalah mandat atau perintah. Kepemimpinan yang melayani harus menjadi
statemen hidup dari mereka yang tinggal dalam kristus, cara kita memperlakukan satu sama lain,
dan cara kita memperlihatkan cinta Kristus kepada seluruh dunia.
With Love
UKMKP UNIMED 2022
Tangan
Orang lain akan mengalami dan mengetahui apa yang terdapat di dalam hati dan kepala jika
motivasi dan kepercayaan tentang kepemimpinan mempengaruhi tindakan kita (tangan). Jika
kita memiliki hati yang melayani dan pandangan tentang kepemimpinan sebagai tindakan
pelayanan, kita bisa mengubah menjadi pelatih dengan kinerja yang baik. Hal itu menyangkut
penetapan tujuan yang jelas dan kemudian mengamati kinerjanya, yang diikuti dengan memuji
kemajuan dan mengarahkan kembali perilaku yang tidak tepat.
Pelatih yang mempunyai kinerja baik menyadari bahwa orang yang mengeluarkan hasil
yang baik merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Yesus mencurahkan diriNya kepada pada
muridNya selama tiga tahun sehingga ketika Dia meninggalkan pelayanan-Nya, mereka akan
menjalankan visi-Nya.
Kebiasaan
Kebiasaan kita adalah bagaimana kita mempengaruhi komitmen sehari-hari sebagaimana
seorang pemimpin untuk melayani, bukan untuk dilayani. Sebagai seorang pemimpin yang
berkomitmen untuk melayani walaupun banyak tekanan, cobaan, dan godaan yang dihadapi,
bagaimana Yesus mengisi kembali energi dan perspektif pelayanan-Nya? Kebiasaan-Nya!
Melalui pola hidup hening dan doa, pengetahuan akan kehendak Allah yang diungkapkan
melalui firman-Nya yang kudus, dan komunitas dimana Dia hidup, satu kelompok teman yang
akrab, Yesus terus menerus disegarkan dan diperbarui.
With Love
UKMKP UNIMED 2022
Lima Teladan Yesus sebagai Pemimpin.
Bagi Yesus, pemimpin = pelayan.
Di acara-Nya yang terakhir bersama seluruh murid, yaitu Perjamuan Terakhir, Yesus
membasuh kaki para murid, termasuk Yudas yang nantinya akan berkhianat. Yesus mengetahui
posisi-Nya sebagai pemimpin, tetapi tidak melupakan panggilan-Nya untuk melayani. Ia patuh
dan setia pada tujuan pelayanan-Nya. Ia mengetahui masa depan dan Ia bersedia menerimanya.
(Referensi: Markus 8:35; Matius 20:25; Matius 23:11).
Tujuan-Nya harus menjadi prioritas utama hidup.
Dalam banyak hal, seluruh hidup dan pelayanan Yesus adalah tentang memprioritaskan
hidup dan menjalani setiap prioritas itu. Ketika Ia bicara, "Biarkan yang mati menguburkan
yang mati," Yesus bicara tentang perlunya berkonsentrasi pada tujuan kita yang paling penting
dan tidak mengalihkan perhatian kita pada situasi darurat sekalipun (Matius 8:22). Ketika
Lazarus meninggal, Yesus tetap fokus pada apa yang sedang Ia kerjakan, dan tidak pergi
mengunjungi Lazarus sampai dua hari kemudian. Yesus berjalan dalam misi-Nya. Ini artinya,
kepemimpinan kita harus digerakkan bukan oleh keinginan orang-orang di sekitar, melainkan
oleh tujuan hidup kita. (Referensi: Lukas 19:10; Matius 6:33).
Pimpinlah diri sendiri sebelum memimpin orang lain.
Ajaran Yesus adalah: jadilah dahulu sesuatu sebelum melakukannya kepada orang lain.
Tanpa banyak bicara, Yesus menyembuhkan orang buta, orang kusta, orang pincang, orang tuli;
Ia membiarkan setiap karya-Nya berbicara untuk diri-Nya. Ia tahu bahwa orang-orang akan
meniru apa yang mereka telah lihat, tetapi belum tentu apa yang mereka dengar. (Referensi:
Lukas 7:22; Yohanes 14:11)
Perubahan datang dari hubungan, bukan dari posisi.
Yesus mengerti benar pentingnya membangun hubungan. Ia tidak mendirikan takhta di
tengah kota dan berkata, "Inilah istana-Ku. Inilah satu-satunya tempat di mana kalian bisa
melihat Aku." Sebaliknya, Ia malah pergi ke pasar, ke pelabuhan, ke berbagai sinagoge dan
memulai pelayanan-Nya dari sana. Ia bahkan mengunjungi rumah orang-orang biasa. Jadi Ia
pergi ke berbagai tempat dan membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang Ia
kunjungi, tanpa memedulikan posisinya. (Referensi: Yohanes 4:5-30; 8:1-11)
Pemimpin harus mampu mengisi dirinya sendiri.
Hidup itu keras dan berat. Semakin kita sukses dan semakin banyak orang yang kita
pimpin, semakin banyak hal yang mereka inginkan dari kita. Kita harus mampu
memperlengkapi diri dengan berbagai hal yang mereka minta. Beberapa kali, Yesus pergi
menyendiri dan mencari tempat untuk melakukan introspeksi dan berdiam diri. Dengan cara
itu, Ia berbicara dengan Bapa-Nya dan mendapatkan lagi asupan "bahan bakar" untuk
memperlengkapi diri-Nya menghadapi berbagai tantangan ke depan. (Referensi: Markus 3:7-
10; Lukas 4:42-43).
With Love
UKMKP UNIMED 2022
Mengapa Memimpin Seperti Yesus?
Memimpin seperti Yesus merupakan suatu perjalanan harian dan suatu tantangan, bukan
suatu tujuan akhir. Hal itu hanya dapat terlaksana dalam melalaui kekuasaan Roh Kudus dalam
hidupmu. dan hubungan yang jelas dan tegas, pertama-tama dengan Allah dan selanjutnya
dengan orang lain. Perjalanan memimpin seperti Yesus akan selalu ditandai dengan kegagalan,
perilaku yang mendekati benar, dan kemenangan total. Tetap pada jalur itu berarti senantiasa
memeriksa dimana kita berada dan dimana kita berarah dan membuat perbaikan yang perlu
sepanjang perjalanan itu.
Dunia sangat membutuhkan model kepemimpinan baru, dan Yesus telah memperlihatkan
suatu cara untuk memimpin. Sekarang Anda telah memiliki keterampilan dan sarana dalam diri
untuk memimpin seperti Yesus, untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga damai sejahtera dan kegembiraan menyertai dalam perjalananmu. Ingat, Allah
menyertaimu dalam setiap langkah hidupmu.
Sumber:
Blanchard, Ken and Phil Hodges. 2006. Lead Like Jesus. Visimedia: Tangerang.
https://www.sabda.org/lead/16/mar/2006/kepemimpinan_sepuluh_teladan_yesus_sebagai_pemi
mpin
With Love
UKMKP UNIMED 2022