I. PENDAHULUAN
Bagaimana menyatakan pandangan para pemimpin di kalangan kekekristenan?
Supaya saya dapat memahami bagaimana keadan kepemimpinan yang ada sekarang ini,
karena banyak pemimpin Kristen yang berdasarkan pada nama Tuhan yang sama. Tapi pusat
atau fokus mereka berbeda-beda, misalnya kalangan karismatik bertumpu pada figur pendeta
yang dikagumi, untuk kalangan gereja-gereja yang sudah mapan kepemimpinan- nya
berupaya kepada kepemimpinan kolektif, kalangan gereja-gereja yang dikenal Injili.
Kepemimpinan di sini didukung oleh tim pengelola atau menejemen yang andal semakin
besar gerejanya semakin andal mereka mengoperasikan pelayanannya, bahkan mereka pandai
mendapat dukungan dana. Mereka juga cukup andal menerjemahkan wacana dan visi yang
sulit kedalam tindakan nyata. Namun kecenderungan individualisme juga amat besar diantara
para pemimpin mereka.[1] Menurut schwartz, pada dasarnya tiap-tiap kelompok di atas
cenderung berat sebelah dalam mengaflikasikan penghayatan mereka tentang Allah Bapa,
dan Roh Kudus.[2]
Ingatlah perkembangan kepemimpinan bukanlah merukapakan suatu “kejadian” tetapi
merupakan suatu “proses”. Saya tidak percaya saya siap menjadi seorang pemimimpin yang
benar dan besar dalam janka waktu sehari. Itulah sebabnya dalam makalah ini merupakan
bagian dari perjalanan pergumululan saya (penulis) dalam pelayanan selama 17 tahun di
Papua yaitu tentang pemimpin yang benar, dan kepemimpinan yang kembali kepada Amanat
Agung Tuhan sebagai pelayan. Saya dengan rendah hati dengan rasa hormat ikut serta dalam
usaha keras ini, dalam “proses” Kepemimpinan yang Reformed dengan cara mengisi diri dan
belajar kembali di STTA Lawang ini, dengan mengambil bagian dalam tantangan untuk
melengkapi diri memimpin dan melengkapi kebutuhan bagi gereja dari Yesus Kristus Sang
Pemimpin Agung.
Dalam makalah ini saya (penulis) Akan berusaha membahas “Kepemimpinan Kristen
dalam Prespektif Reformed”, yang akan mefokuskan pada pembahasan mengenai
Karakteristik (sifat-sifat) kepemimpin kristen, karena karakteristik (sifat-sifat) akan
mendasari kepemimpinan Kristen sebagai Pelayan dalam perspektif Reformed. Itulah yang
penulis bahas dalam makalah ini.
II. DEFINISI
Kepemimpinan Kristen harus berbeda dengan kepemimpinan yang lainnya apa lagi
Kepemimpinan Kristen yang prespektif Reformed. Mengapa demikian? Karena
Kepemimpinan Kristen adalah Kepemimpinan Pelayanan bukan karena jabatan, bukan karena
kedudukan dan bukan juga karena kekuasaan tepai karena kasih dan hati yang diberikan
Allah kepadanya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap pakar Kepemimpinan Kristen memberikan pemahaman
tersendiri mengenai defenisi Kepemimpinan. Secara umum kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai berikut:
Pemimpin adalah Orang yang mempunyai banyak kelebihan diobanding manusia lainnya,
dan kelebihan itulah justru yang menjadikan pemimpin mengatasi orang lain[3].
J.Oswald Sanders Mendefinikan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain. Orang hanya dapat memimpin orang sejauh ia dapat mempengarui mereka.[4]
Lord Montgomery mendefinisikan Kepemimpinan sebagai berikut: “ Kepemimpinan
adalah kemampuan dan kehendak untuk mengarahkan orang laki-laki dan perempuan untuk
satu tujuan bersama, dan watak yang menimbulkan kepercayaan”.[5]
Dr. Jhon R.Mott, Seorang pemimpin kaliber dunia di kalangan mahasiswa. Memberikan
definisi sebagai berikut,”Seorang pemimpin adalah orang yang menenal jalan, yang dapat
terus maju dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia.[6]
Defenisi Presiden Trauman berbunyi. “Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk orang lain suka melakukan sesuatu yang tadinya mereka tidak suka
melakukan.”[7]
Drs. Agus Lay, mendefenisikan pemimpin ialah seorang yang mengetahui Tujuannya dengan
jelas ( dan mempunyai keyakinan pribadi tentang tujuan itu), serta mempengarui,
mengerakkan dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif.[8]
Joseph Tong, mendefiniskan, Seorang pemimpin adalah orang menujukan jalan, seperti untuk
melakukan, membimbing, mengarahkan tindakan orang lain dengan berada di depan dan
bersama dengan orang yang dipimpinnya.[9]
Perlu penulis sampaikan dan tegaskan di dalam bagian ini. Bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam mendefinikan Kepemimpinan secara umum. Meskipun pembahasan
atau pengalimatannya berbeda , tetapi secara esensinya menujukan adanya kesamaan.
Sedangkan Kepemimpinan Kristen merupakan campuran antara karakeristik yang alamiah
dan yang karakteristik rohani, kepemimpinan Kristen yang dalam prefestif Reformed,
alamiah pun bukanlah muncul dengan sendirinya melainkan diberikan oleh Allah, dan oleh
karena itu karakeristik ini akan mencapai keefektivitasnya yang tertingi. Jika itu digunakan di
dalam melayani Allah dan untuk Kemulian-Nya. Jadi definisi-defenisi yang diberikan di atas
itu adalah mengenai kepemimpinan secara umum.[10] Meskipun.[11] Kepemimpinan Kristen
meliputi Karakteristik-karakteristik alamiah dan Karakteristik rohani, maka masih ada unsur-
unsur yang melengkapi dan yang lebih utama dari pada Karakteristik- karakteristik itu. Yaitu
Kepribadian merupakan faktor yang cukup penting dalam kepemimpinan alamiah.
Tetapi Kepemimpinan Kristen dalam mempengaruhi orang lain bukan dengan kekuatan
kepribadiannya sendiri saja, melainkan Kepribadian yang diterangi, dihembusi dan dikuatkan
oleh Kuasa Roh Kudus,[12] Kepemimpinan Kristen adalah Pelayanan dan itu karena
Anugerah Allah.
[12] Ibid
[13] Dr. John C. Maxwell, Sepuluh Unggulan Prinsip dasar Kepemimpinan dari Yesus, Edisi
Buku perkenalan, (Mellion Leaders Mandate) hal 1
[14] Ibid, Sepuluh Unggulan Prinsip Dasar Kepemimpinan Dari Yesus, Hal 1-2
[15] Dr. Larry D. Reesor, Tujuan Puncak dari Kepemimpinan Mengenapi Amanat Agung,
(Buku Catatan 6), Million Leadrs Mandate , Hal 31
[16] B. Kreysen Purba, Kepemimpinan Hamba dan Anugrerah Allah, Dalam Buku(Sola
Gratia dan pergumulan Masa kini), STT. Bandung, 2007, Hal 228
[17] J.Oswald Sanders, kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, 1979, hal 49.
[18] Yohanes Calvin, Institutio,BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008. Hal 243.
[19] Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Yayasan Gandum Mas,
1998, hal 101.
[20] John C. Maxwill, The 21 Irrefutable Laws Of Leadership,(21 Hukum kepemimpinan
Sejati), Interaksara, Batam centre, hal 191
[21] Dr. Anthony D`Souza, Proactive Visionary Leadership, PT. Trisewu Nagawarsa Graha
Indramas, 2007,h 94.
[22][22]
[23] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, 1979, hal 60,
[24] Ibid, Kepemimpinan Rohani, hal 62.
[25] Yohanes Calvin, Institutio, BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008, hal 152.
[26] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup,1979, hal 69
[27] Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Yayasan Gandum Mas,
1998, Hal 102
[28] B. Kreysen Purba, Kepemimpinan Hamba dan Anugerah Allah, Dalam Sola Gratia, STT
Bandung, 2007, hal 224-245.
[29] Ibid
[30] Ibid, B. Kreysen Purba, Sola Gratia, hal 226
[31] Benyamin Abednego, Liku-liku Kepemimpinan Kristen, YAKIN, Surabaya,__ hal 66.
[32] Robby Chandra, Landasan Pacu Kepemimpinan, Gloria Grafa, Yogyakarta,2005, Hal 59
[33] Dr. Anthony D’ Souza, Proactve Visionary Leadership, PT Trisewu Nagawarsa
Jakarta,2007, hal 02.
[34] Daniel Golleman, Richard Boyatzis, Annie McKEE , Kepemimpinan berdasarkan
Kecerdasan Emosi, (Gramedia Jakarta), 2005 hal 69.
[35] Dr. Anthony D` Souza, Proactive Visionary Leadership, PT. Trisewu Nagawara Graha
Indramas, 2007 hal 93-94.
[36] Chris Lowney, Heroic Leadership, Gramedia Pusta utama, Jakarta, 2005, hal 22.
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kemurahan-Nya tugas
makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini penulis serahkan kepada
pembina mata kuliah Kepemimpinan Kristen, Bapak Dr. Christian Johan Lasut, M.Th,
sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada seluruh
mahasiswa.
Penulis memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam tugas makalah ini, baik dari segi bahasanya
maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih
baiknya karya tulis yang akan datang.
Hormat Saya
Roy Damanik
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam segala aspek, kepemimpinan dan pemimpin merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam keberhasilan suatu organisasi, baik dalam dunia usaha maupun dalam
dunia pendidikan, pemerintahan, politik, kesehatan, dan agama. Kepemimpinan merupakan
gagasan Allah dari kekekalan, demikian juga halnya ketika Ia menciptakan manusia
(Kejadian 1:26). Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan etika. Memimpin
merupakan tugas serta tanggung jawab etis, dan kemampuan tersebut akan menentukan
kualitas kepemimpinan tersebut. Bagi orang percaya, Yesus adalah model dari kepemimpinan
yang paling efektif dalam segala bidang kehidupan. Dan Alkitab merupakan sumber dari
semua ilmu kepemimpinan.
Dalam pembahasan makalah ini, penulis akan memaparkan tentang peranan kepemimpinan
Kristen terhadap kaum pemuda. Bagaimana cara yang efektif dalam memimpin kaum
pemuda? Memimpin bukan hanya sekedar sebuah teknik sosial, namun juga merupakan seni
yang bersifat dinamis. Dalam kepemimpinan kita harus menyadari bahwa orang yang kita
pimpin memiliki kehendak bebas dalam dirinya. Sehingga kita dapat memimpin dengan baik,
dan menjadi pemimpin yang baik. Makalah ini diberi judul “Peranan Kepemimpinan Kristen
Yang Efektif Terhadap Kaum Pemuda”, yang membahas tentang hakikat kepemimpinan,
karakter pemimpin Kristen, kepemimpinan yang efektif serta peranan kepemimpinan Kristen
terhadap kaum pemuda.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kepemimpinan Kristen?
2. Apa yang menjadi dasar kepemimpinan Kristen?
3. Apa saja yang menjadi ciri kepemimpinan Kristen yang efektif?
4. Apa yang menjadi peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda?
C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini, adalah:
1. Mengerti dengan baik pengertian kepemimpinan secara umum serta pengertian
kepemimpinan Kristen.
2. Memahami dengan baik dasar tujuan kepemimpinan Kristen.
3. Memahami dengan baik ciri kepemimpinan Kristen yang efektif.
4. Mengerti dengan baik peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum pemuda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. DEFENISI KEPEMIMPINAN
Definisi paling sederhana mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki para
pengikut. Seorang pemimpin harus berusaha untuk mempelajari apa yang harus mereka
lakukan untuk menarik para pengikutnya sehingga seorang pemimpin harus mempunyai
pengaruh yang sangat baik untuk dapat memimpin. Menurut Sondang siagian, kepemimpinan
adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah
keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai bersama. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan
mempengaruhi dan melakukan perintah. Jadi sebagai orang yang memiliki citra dalam
kepemimpinan haruslah orang yang memiliki daya tarik, baik lewat pengaruh serta daya
pengefektifan dalam pengambil keputusan yang dapat memberikan jalan keluar bagi anggota-
anggotanya.[1]
Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhya dari pemimpin
terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya tentang ciri
kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu sekali
masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah
pemuda dalam gereja diatas, penulis akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan
kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan
yang efektif.
1. Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya
berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa
menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah
pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai
pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas
untuk mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan
baik peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban
dalam pelayanan.
2. Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat, seorang pemimpin dengan
kapasitas kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang
kehidupan pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh
pemuda. Jika tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang
akan pergi mencari yang lebih menarik. Gereja melalui pemimpin harus berusaha memberi
kenyamanan terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam gereja. Namun
dalam hal ini, tentu sekali harus tetap memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan
sampai tidak sesuai dengan Alkitab.
3. Menjadi Teladan Serta Memberikan Perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam
proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk
mendukung serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus
harus diberikan kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda
bertumbuh sesuai dasar Firman Tuhan.
4. Menjadi Pemimpin Yang Cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah
ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda.
Selain peranan yang penulis sampaikan diatas. Peter Wongso melalui bukunya juga
menyampaikan beberapa peranan yang seharusnya dilakukan pemimpin terhadap kaum
muda.[9]
1. Mengarahkan dan memanfaatkan karunia kaum muda, serta memupuknya.
2. Melatih serta memajukan bakat-bakat kepemimpinan dan pengerja dalam organisasi
kaum muda.
3. Pelayanan kaum muda harus bersemangat, sistematis, berpandangan luas, kreatif, dan
ada ide-ide yang baru.
4. Mengadakan pembimbingan kaum muda dengan cara mengumpulkan pemikiran-
pemikiran dan pendapat bagi perkembangan kaum muda.
5. Gereja bekerja sama dengan sekolah Teologia dalam mendidik tenaga-tenaga khusus.
6. Mendorong kaum muda untuk saling mengerti, saling percaya, dan saling menghargai.
7. Mengadakan seminar-seminar khusus yang membicarakan pelayanan kaum muda
BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di dalam semua
aspek hidup, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Pemuda memegang peranan yang
sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan bukanlah milik sebagian orang
saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin. Kepemipinan adalah
ide Allah, dan semua manusia ciptaannya memiliki itu. Untuk mengembangkan
kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar.
Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin yang mampu memberi
teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak malas (mau
mengembangkan karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat berorganisasi dengan
baik, mampu mendelegasikan tugas-tugasnya kepada rekan kerjanya dan yang tidak kalah
pentingya adalah seorang pemimpin yang mampu membuat tim kerja yang solid, sehingga
pelayananannya menjadi lebih efektif. Oleh karena itu gereja melalui pemimpin dan
kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih memperhatikan peranannya terhadap kaum muda,
agar pelayanan kaum muda semakin lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999).
Lasut, Christian J.: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
Siagian, Sondang P.: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002).
Tomatala, Yakob: Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997).
Wongso, Peter: Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995).
[1] Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988)
hal. 08.
[2] Yakob Tomatala, Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997) hal. 43.
[3] Christian J. Lasut, Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
[4] Ibid
[5] Yakob Tomatala, Kepemimpinan Kristen (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2002) hal.
16-18.
[6] Ibid, hal. 18-19
[7] Leroy Eims, 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999).
[8] Peter Wongso, Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
1995) hal. 119-120.
[9] Ibid , hal. 120-121.