Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok

Nama : Daniel F.N Hutabarat


Dewi Clara Simanjuntak
SEM/GRUP : II/D
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Mata Kuliah : Kepemimpinan Sekolah
Dosen Pengampu : Dr. Johari Manik,M.Pd.K

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN)


TARUTUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNyalah maka kami boleh menyelesaikan tugas kelompok untuk
mata kuliah Kepemimpinan Sekolah dengan topik yang kami bahas ialah Peranan Pemimpin
Kristen.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi tugas kami ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki.

Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran bantuan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberi manfaat.

Tarutung, Mei 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah tentang peran pemimpin Kristen sangat relevan untuk dibahas karena pemimpin
Kristen memiliki peran penting dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan jemaat
mereka dalam kehidupan rohani. Pemimpin Kristen dapat mempengaruhi dan membentuk
karakter serta iman jemaat yang dipimpinnya.

Selain itu, pemimpin Kristen juga memiliki tanggung jawab untuk mengajar dan
memperkenalkan ajaran-ajaran Kristiani secara benar dan sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Dalam konteks sosial dan politik, pemimpin Kristen juga memiliki peran dalam
mempromosikan nilai-nilai Kristiani dalam masyarakat. Latar belakang lainnya bisa berasal
dari pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh pemimpin Kristen dalam menjalankan
tugasnya. Terdapat berbagai tantangan dalam kepemimpinan Kristen seperti tekanan dari
masyarakat, perbedaan pandangan dan keyakinan dalam jemaat, serta tuntutan dari gereja dan
kebutuhan jemaat.

Dengan demikian, makalah tentang peran pemimpin Kristen dapat membantu


meningkatkan pemahaman kita tentang tugas, tanggung jawab, dan tantangan yang dihadapi
oleh pemimpin Kristen dalam melaksanakan tugasnya dan memberikan pandangan lebih
dalam tentang bagaimana kepemimpinan Kristen dapat membawa perubahan positif dalam
masyarakat dan dunia. Rumusan Masalah

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dapat dibahas dari materi Peranan Pemimpin
Kristen,Yaitu:

- Apa definisi dan karakteristik seorang pemimpin Kristen?

- Apa prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen yang harus diterapkan oleh seorang pemimpin?
- Bagaimana seorang pemimpin Kristen dapat mengatasi tantangan dan hambatan yang
dihadapi dalam memimpin umatnya?

- Bagaimana seorang pemimpin Kristen dapat memperkuat hubungan dengan Tuhan dan
memelihara integritasnya dalam melaksanakan tugas Kepemimpinannya?

- Peran apa saja yang diperlukan menjadi pemimpin Kristen

- Bagaimana Seorang Pemimpin Kristen Mengambil Keputusan?

1.3 Tujuan

Tujuannya berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dirumuskan, Berangkat dari
rumusan masalah sebagaimana yang telah di kemukakan diatas. Maka perlu menjabarkan

penelitian yang akan di capai : “Untuk mengetahui materi Peranan Pemimpin Kristen”

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penelitian Materi ini sebagai mana yang diharapkan oleh kami
adalah untuk menambah wawasan tentang “Peranan Pemimpin Kristen”
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi dan karakteristik Seorang Pemimpin Kristen

Pengertian pemimpin bagi banyak orang juga berbagai macam, kepemimpinan bagi dunia
identik dengan prestasi, status, penampilan, tingkat sosial, ketenaran dan lain sebagainya.
Pengertian kepemimpinan secara umum adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal
dari kata leader. Pemimpin (leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pemimpin
merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal
dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja
memimpin yang artinya membimbing dan menuntun. Kata „pemimpin‟ dalam bahasa Yunani
diterjemahkan dari kata benda: hodegos (=pemimpin, penuntun, pembimbing). Dalam bentuk
kata kerja dipakai kata: hodegein (memimpin, menuntun, membimbing). Dalam Perjanjian
Baru kata hodegos dan hodegein dipakai secara bervariasi. Pada satu pihak kedua kata itu
dipakai dalam pengertian yang negatif. Namun di pihak lain, kedua kata itu juga dipakai
dalam arti yang positif

Dunia banyak mencari pemimpin yang ideal dengan berbagai kriteria, contohnya dalam
mencari pemimpin untuk Indonesia, lebih banyak dicari adalah yang mempunyai elektabilitas
yang tinggi dibandingkan dengan kredebilitas, maka pencitraan merupakan modal utama bagi
para calon pemimpin. Berdeda dengan pandangan dunia ini mengenai sosok ideal pemimpin,
pandangan Yesus ternyata tidak cocok dengan apa yang disebutkan oleh orang dizaman ini,
Yesus berkata: Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsabangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesarpembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di
antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamm u; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat
20:25-28). Sekalipun pandangan dunia berbeda dengan pandangan Kristus, namun ada
banyak orang Kristen belajar kepemimpinan dari pemimpin dunia, seharusnya orang Kristen
belajar dari Alkitab bagaimana kepemimpinan yang sejati itu. Karena kepemimpinan yang
diajarkan oleh Kristus adalah kepemimpinan yang menebus (redemptive leadership) yaitu
kepemimpinan yang menerapkan konsep penebusan yang dilakukan Kristus sehingga orang
lain memperoleh kesembuhan, pemulihan, dan transformasi dan dapat memenuhi tujuan
Allah dalam hidup mereka.

Maka dapat Diketahui bahwa Seorang pemimpin Kristen adalah individu yang memiliki
tanggung jawab untuk membimbing, memimpin, dan menginspirasi orang-orang dalam
konteks kehidupan Kristiani. Seorang pemimpin Kristen juga berperan sebagai penghubung
antara komunitas atau individu dengan ajaran dan prinsip-prinsip Kristiani. Kepemimpinan
Kristen adalah bagaimana setiap orang Kristen yang hadir, dipimpin oleh kasih yang
berdedikasi untuk melayani, berdasarkan pemahaman Alkitab dipelajari dan disadari. Namun,
kepercayaan kepemimpinan saat ini krisis dan memberikan indikasi, penyimpangan dalam
kepemimpinan termasuk kepemimpinan Kristen. Ada beberapa Karakteristik Kepemimpinan
Kristen,Yaitu:
1. Iman yang kokoh: Seorang pemimpin Kristen harus memiliki keyakinan yang kuat dalam
Kristus dan prinsip-prinsip agama Kristen sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.
2. Kualitas moral yang tinggi: Seorang pemimpin Kristen harus menjalani hidup yang
konsisten dengan prinsip-prinsip moral yang dianut dalam agama Kristen, termasuk
integritas, kejujuran, dan kasih.
3. Kepemimpinan yang visioner: Seorang pemimpin Kristen harus memiliki visi yang jelas
tentang misi dan tujuan yang ingin dicapai dan mampu membimbing orang lain untuk
mencapainya.
4. Keterbukaan dan kemampuan untuk mendengarkan: Seorang pemimpin Kristen harus
terbuka untuk mendengarkan pandangan dan pengalaman orang lain, serta
mempertimbangkan perspektif mereka dalam pengambilan keputusan.
5. Kemampuan untuk memberikan pengajaran dan pengarahan: Seorang pemimpin Kristen
harus mampu mengajarkan ajaran-ajaran Kristus secara efektif dan memberikan arahan
praktis bagi orang-orang dalam mempraktikkan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
6. Kepemimpinan yang berdasarkan pelayanan: Seorang pemimpin Kristen harus memiliki
prinsip pelayanan yang kuat, dengan tujuan memimpin orang lain menuju Kristus dan
mengembangkan potensi mereka dalam pelayanan untuk orang lain.

Banyak Karakteristik sebagai Pemimpin Kristen, Karakteristik kepemimpinan Kristen


dapat bervariasi tergantung pada situasi dan konteksnya, namun prinsip-prinsip dasar tersebut
tetap menjadi acuan bagi seorang pemimpin Kristen yang baik.
B. Prinsip Prinsip Kepemimpinan Kristen yang harus ditetapkan oleh seorang Pemimpin

Seorang pemimpin Kristen harus menetapkan prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen


yang dapat menjadi acuan dan pedoman dalam memimpin dan membimbing orang-orang
dalam konteks kehidupan Kristiani.
Bila kita mempelajari di Alkitab ada banyak Prinsip Kepemimpinan secara Alkitabiah
dan disini kami mengutarakan beberapa prinsip saja yaitu:
Prinsip I: Dipanggil dan ditetapkan oleh Allah Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian baru,
Alkitab mengggariskan bahwa pemimpin umat Tuhan adalah dipanggil dan ditetapkan oleh
Allah: Musa dan Yosua (Kel. 3:10, Yosua 1:1-3); Saul dan Daud (I Sam. 16:12-13); Rasul-
rasul (Mark 3:13-18); Lima Jawatan Gereja (Ef. 4:11-13); Penatua-penatua dan penilik-
penilik di jemaat-jemaat lokal (Kis. 14:23, 20:28). Alkitab menerapkan bahwa pemerintahan
gereja bersifat teokratis. Bukan otokratis, bukan birokratis dan bukan pula demokratis. Dalam
sistim teokrasi, Allahlah yang memilih, memanggil dan memperlengkapi orang-orang
tertentu menjadi pemimpin dan pemerintah bagi umatNya. Tuhan juga yang mendelegasikan
suatu ukuran otoritas kepada para pemimpin gereja, sesuai kehendakNya, dan untuk
melaksanakan tugas-tugas, serta mencapai tujuan-tujuan, dalam kerangka rencanaNya Para
pemimpin gereja adalah pengabdian memenuhi panggilan, karena itu pemimpin gereja
bukanlah suatu profesi, tetapi panggilan pelayanan. Dalam gereja Tuhan di Perjanjian Baru,
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja — Gereja atau Jemaat adalah Tubuh Kristus (Efesus
1:22-23). Yesus menjadi pusat atau sentra gereja (Wahyu 5:6, 1:13). Dia, Kepala dari Gereja
– yaitu jemaat yang lintas suku, kaum, bahasa, bangsa, denominasi, segmen dan strata
masyarakat. (Galatia 3:28)
Prinsip II: Pemimpin harus diurapi Roh Kudus Dalam Perjanjian Lama jawatan strategis pada
umat Israel yaitu Raja, Imam dan Nabi, dilantik atau disahkan dengan cara pengurapan
minyak. Dalam Perjanjian Baru minyak urapan adalah metáfora untuk Roh Kudus. Yesus
Kristus, Kepala Gereja, menjadi contoh. Ia diurapi dengan Roh Kudus dan kuat kuasa (Kisah
10:38). Rasul-rasul harus menunggu di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus (Kisah 2:1-4).
Paulus juga mengalami pengurapan yang sama untuk panggilannya (Kisah 9:17). Diurapi
dengan Roh Kudus dan Kuasa, menurut hemat saya, bukan sekedar pengalaman kepenuhan
Roh Kudus dengan tanda bahasa roh, melainkan juga pengurapan khusus untuk misi atau
tugas khusus, seperti Yesus (Kisah 10:38, Matius 3:16-17). Roh Kudus mengaruniakan kuasa
dan kesanggupan (dunamis Kisah 1:8) kepemimpinan, baik kemampuan intelektual maupun
spiritual. Pengurapan harus dipelihara, harus proaktif, harus aktual dan selalu dibaharui.
Pemimpin gereja mutlak memerlukan pengurapan Roh.
Pemimpin harus jadi Teladan Seorang pemimpin gereja wajib menjadi teladan atau contoh
(Ibrani 13:7, I Timotius 1:16, 4:12, I Petrus 5:3). Banyak pemimpin adalah ahli – dan
seharusnya demikian. Juga banyak yang pandai bicara – dan itu juga satu talenta yang baik.
Namun, lebih penting, bahwa ia dapat menjadi contoh dalam semua hal yang diajarkannya.
Pemimpin dalam Alkitab adalah seorang yang berjalan di depan dan domba-domba mengikut
dari belakang.
Prinsip IV: Pemimpin harus memiliki standar Moral dan Karakter Harus hidup Kudus. Kalau
kita membaca kualifikasi seorang penatua atau penilik jemaat dalam I Timotius 3:1-7dan
Titus 1:5-9, bagian terbesar dari persyaratan pemimpin rohani adalah moral dan karakter.
Kemurnian, kesalehan dan kekudusan adalah prinsip dasar dari para pemimpin rohani.
Kehidupan nikah, pengelolaan keuangan, pengendalian temperamen, pembinaan rumah
tangga, sifat perilaku, percakapan, dlsb. menjadi unsur-unsur penting pembinaan moral dan
karakter.
Prinsip V: Pemimpin harus memiliki Visi Harus visioner. Para pemimpin gereja pada zaman
“paling akhir” yang luar biasa ini, yang ingin menjadi mitra Tuhan dalam pembentukan tubuh
Kristus, dalam penginjilan Global, harus merupakan pemimpin-pemimpin visioner. Abad 21
sudah di depan kita, abad dengan sebutan era globalisasi. Karenanya, para pemimpin dunia
selalu dianjurkan memiliki visi global. “Bila tidak ada wahyu (vision), menjadi liarlah
rakyat”. (Amsal 29:18). Umat yang tidak memiliki pemimpin visioner akan salah arah atau
berputar-putar di tempat – tidak maju walaupun tidak mundur. Seorang pemimpin dari Tuhan
harus memiliki visi, juga dari Tuhan, seperti Abraham (Kejadian 12:1-3). Visi adalah suatu
pandangan rohani yang jauh ke depan, menjangkau hal-hal yang besar, dahsyat, ajaib, tidak
mungkin dan mustahil. Visi adalah pandangan iman, yang tak terbatas indra mata dan kadar
intelegensia. Visi berhubungan erat dengan iman (II Korintus 5:7, Efesus 1:18-20, 3:20) dan
dengan rencana Tuhan ( I Korintus 2:9, Ayub 42:2). Visi dapat diperoleh dari Firman Tuhan
dan dari Roh Kudus..
Dan banyak lagi prinsip prinsip seorang Kristen harusnya di Alkitab seperti juga
Pemimpin harus memiliki pengetahuan dan rajin belajar, Seorang Pemimpin adalah
pelayanan Seorang Pemimpin pekerja keras,rajin berdoa,dan berprestasi dengan
baik ,pemimpin adalah kumunikator, Pemimpin Musti siap menghadapi tantanan
apapun,Pemimpin harus semangat,Dan pemimpin harus di doakan.
Seorang Pemimpin Kristen harus mempelajari pula pemimpin di Alkitab itu apa aja
dan prinsip prinsipnya, Prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen ini dapat membantu seorang
pemimpin untuk memimpin dan membimbing orang-orang dengan efektif dalam konteks
kehidupan Kristiani.

C. Cara mengatasi tantangan dan hambatan yang di hadapi dalam memimpin


Ada beberapa tantangan kepemimpinan yang paling sering dihadapi oleh seorang leader.
Koordinasi yang tidak lancar bisa jadi salah satu tantangan seorang pemimpin yang bisa
berdampak negatif pada tim. Itulah mengapa bekal leadership skill sangatlah diperlukan, baik
untuk di dunia kerja maupun kuliah. Tetapi disini kami mengambil konsep dari
Kekristenannya yaitu banyak Keberhasilan hamba-hamba Tuhan seperti penginjil D. L.
Moody, Dr. Billy Graham, atau Dr. Paul Yonggi Cho, tidak hanya terletak pada kehebatan
mereka dalam berkhotbah, tetapi juga pada kepemimpinan mereka. Berdoa saja tidak cukup.
Seorang hamba Tuhan harus mampu memimpin. Hal-hal apa yang menghambat
kepemimpinan Anda selama ini? Yang berikut ini kiranya dapat menolong Anda untuk
melihat beberapa hambatan dan bagaimana mengatasinya.
Komunikasi Yang Kurang Baik
Komunikasi dalam kepemimpinan melibatkan minimal dua pihak: Pihak yang memimpin dan
pihak yang dipimpin. Komunikasi antara keduanya sangat menentukan dalam hal ini.
Seorang pemimpin sering kali merasa bahwa ia sudah menyampaikan suatu pesan kepada
bawahannya secara jelas. Berarti, bawahannya harus menjalankannya. Kalau ini terjadi di
perusahaan-perusahaan profit, yang setiap karyawannya digaji, tidak masalah. Bawahan harus
berusaha mengerti apa yang dimaksudkan oleh pemimpinnya. Jika tidak, ia akan dinilai tidak
baik, dan itu akan memengaruhi gajinya. Dalam pelayanan, kita berhadapan dengan orang-
orang yang bekerja dengan sukarela. Bukan bawahan yang berusaha untuk mengerti. Tetapi,
pemimpinlah yang berusaha untuk memahami bawahan, dan selanjutnya mengomunikasikan
dengan jelas dan menarik apa yang menjadi keinginan atau visinya. Pedoman yang
dikeluarkan oleh buletin Christian Management Association berikut ini kiranya dapat
menolong Anda mengatasi hambatan komunikasi.
1. Berusahalah mendapatkan kepercayaan dari bawahan Anda.

2. Komunikasikan secara terbuka.

3. Sampaikanlah maksud Anda dengan jelas dan spesifik.

4. Komunikasi sebaiknya bersifat interaktif.

5. Berkomunikasilah secara teratur.

Kurangnya Pemahaman Mengenai Proses Komunikasi


Proses komunikasi berjalan melalui dua jalur, yakni jalur formal (resmi) dan jalur
informal (tidak resmi). Dengan kata lain, komunikasi terjadi melalui apa yang Anda katakan
atau tulis, dan apa yang Anda perlihatkan (sikap, perasaan, nilai yang dianut). Hal ini dapat
kita lihat dari apa yang dikatakan oleh hadirin yang ada di rumah sembahyang orang Yahudi
mengenai Yesus: "Dan semua orang ... heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya
(pesan formal). Bukankah Ia ini anak Yusuf?" (kesan informal) (Lukas 4:22). Yang justru
lebih besar pengaruhnya adalah pesan yang diterima secara formal. Kesan yang ditampilkan
seperti kedudukan, sikap, perhatian, kredibilitas, kesaksian hidup, jauh lebih memengaruhi
orang lain ketimbang apa yang kita bicarakan. Ada ungkapan yang mengatakan, "Pemberita
adalah berita itu sendiri."
Ketegangan (Stres)
Seorang pemimpin harus cepat tanggap terhadap stres yang dialaminya sendiri maupun
oleh anak buahnya. Dalam tahap tertentu, stres itu berguna bahkan diperlukan. Tetapi, stres
yang berlebihan akan membuat segalanya kacau balau. Setiap orang berbeda dalam daya
tahan terhadap suatu ketegangan, dan masing-masing memunyai reaksi yang berbeda
terhadap ketegangan.
Tidak memunyai Teman
Orang yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain akan mengalami kesulitan dalam
pelayanan. Seorang pemimpin harus diakui bahwa ia adalah seorang yang telah menapaki
sekian anak tangga untuk mencapai kariernya. Tetapi, jangan lupa, setelah ia mencapai
puncak kepemimpinannya itu, ia pun sampai pada suatu keadaan sendirian. Kebanyakan
orang sungkan berkomunikasi dengannya karena kedudukannya itu. Orang yang berhubungan
dengannya umumnya hanya dalam suasana formal. Padahal, sebagai seorang manusia, ia
membutuhkan sapaan sebagai seorang sahabat. Akibatnya, ia menjadi kesepian. Biasanya,
kita menjadi bersungguh-sungguh dalam pelayanan kita sendiri, sehingga kesungguhan kita
itu pada akhirnya berubah menjadi suatu titik kelemahan: Kita tidak cukup banyak
memikirkan dan mendoakan satu sama lain. Pemimpin harus selalu memikirkan berbagai hal
untuk membantu anak buahnya, agar mereka dapat menjalin hubungan baik satu sama lain.
Barangkali, apa yang kita lakukan itu harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar,
misalnya harus mengeluarkan ongkos perjalanan yang besar hanya untuk datang bersekutu
dengan kawan-kawan kita. Seorang sahabat adalah orang yang mampu mengurangi
ketegangan kita dalam pelayanan. Sebab dengan sahabat, kita bisa membuka isi hati yang
sudah terpendam begitu lama. Kita saling berbagi pengalaman, baik yang menyusahkan
maupun yang menyukakan.
Tidak memunyai Teman
Orang yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain akan mengalami kesulitan dalam
pelayanan. Seorang pemimpin harus diakui bahwa ia adalah seorang yang telah menapaki
sekian anak tangga untuk mencapai kariernya. Tetapi, jangan lupa, setelah ia mencapai
puncak kepemimpinannya itu, ia pun sampai pada suatu keadaan sendirian. Kebanyakan
orang sungkan berkomunikasi dengannya karena kedudukannya itu. Orang yang berhubungan
dengannya umumnya hanya dalam suasana formal. Padahal, sebagai seorang manusia, ia
membutuhkan sapaan sebagai seorang sahabat. Akibatnya, ia menjadi kesepian. Biasanya,
kita menjadi bersungguh-sungguh dalam pelayanan kita sendiri, sehingga kesungguhan kita
itu pada akhirnya berubah menjadi suatu titik kelemahan: Kita tidak cukup banyak
memikirkan dan mendoakan satu sama lain. Pemimpin harus selalu memikirkan berbagai hal
untuk membantu anak buahnya, agar mereka dapat menjalin hubungan baik satu sama lain.
Barangkali, apa yang kita lakukan itu harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar,
misalnya harus mengeluarkan ongkos perjalanan yang besar hanya untuk datang bersekutu
dengan kawan-kawan kita. Seorang sahabat adalah orang yang mampu mengurangi
ketegangan kita dalam pelayanan. Sebab dengan sahabat, kita bisa membuka isi hati yang
sudah terpendam begitu lama. Kita saling berbagi pengalaman, baik yang menyusahkan
maupun yang menyukakan.

Anda mungkin juga menyukai