KEPEMIMPINAN KRISTEN
Dosen Pengampu
Dr. Ibelala Gea, S.Th, M.Si
OLEH
NAMA : ENJELA ESTEFANI MANURUNG
NIM : 190201002
GRUP :A
PRODI TEOLOGI
FAKULTAS ILMU TEOLOGI
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia penulis dapat menyelesaikan laporan
critical book dengan buku “Kepemimpinan Kristen”. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pembelajaran Kepemimpinan Kristen di IAKN
Tarutung ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga saya berterimakasih kepada Bapak Dr. Ibelala Gea, S.Th, M.Si
selaku Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.
Penulis sangat berharap kiranya critical book ini dapat bermanfaat
bagi pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan
kekurangan dari buku tersebut sebelum membelinya. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical book
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Enjela Manurung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
IDENTITAS BUKU......................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................6
BAB II ISI BUKU
IDENTITAS BUKU
1.1 IDENTITAS BUKU UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pemimpin Kristen saat ini sama saja seperti pemimpin yang lain
yangtidak mengenal takut akan Tuhan, jadi harapannya dengan membaca buku ini
kitabisa menjadi pemimpin Kristen sejati yang tidak serupa dengan dengan
pemimpinyang tidak mengenal takut akan Tuhan. Sedangkan isi dari
buku pembandingmemaparkan mengenai hal – hal kerohanian seperti : jalan
kesalamatan, jaminankesalamatan, Kristus sebagai pusat hidup orang
percaya, Roh kudus di dalamhidup orang percaya, waktu teduh, firman,
doa, bersaksi, bersekutu, danpelipatgandaan rohani “ berakar dalam kristus”.
Semua itu dijelaskan secara jelasdi dalam buku itu.
BAB II
ISI BUKU
BUKU UTAMA
Krisis Kepemimpinan Global
Krisis kepemimpinan adalah masalah krusial. Kepemimpinan adalah sebuah fungsi, krisis
kepemimpinan mengakibatkan gereja telah kehilangan pengaruhnya karena olehnya
kepemimpinan yang efektif. Banyak masalah akut dan kronis yang melumpuhkan berbagai jenis
organisasi disebabkan yang dipimpin orang yang kurang diperlengkapi dengan kompetensi
kepemimpinan seperti cacat karakter, ambisi tidak terhormat. Krisis kepemimpinan disebabkan
karena hilangnya kapasitas institusional dan interpersonal yang mampu mentransformasi
individual secara utuh untuk mencapai keefektifan kehendak Allah. Kapasitas institusional dan
interpersonal kurangnya kaderisasi pemimpin/banyaknya hal yang mematikan potensi pemimpin.
Krisis kepemimpinan dapat mengakibatkan masalah kepedulian. Untuk menghadapi krisis ini
diperlukan kemampuan kita untuk senantiasa berdoa dan memohon belas kasihan Allah.
Memimpin di tengah dua pilihan Adopsi atau Aborsi
Ada dua sisi di dalam dunia bisnis yakni mengadopsi prinsip dan pola kepemimpinan biblikal dan
umat Allah yang mengaborsinya. Ada empat area proses aborsi dan adopsi yakni :
Visi (konsep biblikal)
Visi dalam Alkitab menunjukkan arah dan pimpinan Allah kepada para hamba-Nya.
Tanpa visi orang menjadi akan liar. Saat ini, banyak orang tidak memiliki visi baik itu
lembaga, gereja maupun pribadi sehingga apa yang hendak dilakukan tidak terarah dan
jelas kemana tujuannya sehingga seringkali menjadi motivasi yang tidak benar. Memiliki
visi dapat menjadikan kita bisa mencapai tujuan kita dengan senantiasa bergantung
kepada Tuhan dan senantiasa membangun komitmen dan semangat hidup.
Akuntabilitas
Pemimpin yang dipercayakan dan diberi tanggung jawab oleh orang yang dipimpin jika
semakin besar maka akuntabilitas atau kemampuan memperhitungkan kondisi-kondisi
yang ada semakin besar pula. Akuntabilitas merupakan salah satu hal yang krusial dan
harus dimiliki para pemimpin dalam membangun kembali sistem yang kurang
berintegritas.
Pemberdayaan
Kemampuan menggunakan karunia Allah untuk menjadi percaya dan memberdayakan
tubuh Kristus, awalnya ketika Rasul Paulus menasehati dan mengajar orang semakin
sempurna dalam Kristus.
Kepemimpinan yang Melayani
Kepemimpinan itu ada dalam teladan Yesus yakni membasuh kaki murid-murid-Nya.
Ketika memiliki orientasi melayani maka harus belajar mempercayai orang lain. Tanpa
hati melayani pemimpin tak mungkin melakukan akan tumbuh kultur saling mempercayai
yang otentik.
Kejatuhan Pemimpin Gereja
Kejatuhan pemimpin gereja yang memiliki sikap dan teladan dari Yesus berubah menjadi sikap
konsep moral, doktrinal, relasional, emosional dan finansial karena cacat karakter. Kategori
manifestasi kejatuhan pemimpin gereja yakni finansial, seksual, relasional, intelektual,
emosional, kuasa.
Pemimpin Visioner Berbahaya tapi Tidak Liar
Karakteristik pemimpin paling penting yang membedakannya.
Manusia liar
Manusia yang tidak memiliki visi disebut manusia liar karena manusia tersebut berjalan
tanpa ada arah dan tujuannya. Sedangkan visi merupakan kehidupan di masa depan
dengan bergantung kepada Tuhan berdasarkan pengenalan akurat tentang Allah, diri
sendiri dan lingkungan. Visi adalah perpaduan atau fusi yang harmonis dari tiga elemen
yang interdependen yakni Allah : kehendak dan beban dari Allah, diri kita : talenta dan
kapasitas yang Allah berikan, lingkungan: kebutuhan zaman yang Allah tunjukkan. Visi
hidup kita adalah proses terhadap panggilan Allah. Setiap orang yang hidup di dunia ini
memiliki visi yang berbeda. Jadi, orang yang memberi hati kepada visi itu maka dia akan
mendapatkan kebahagian. Hidupnya akan lebih efektif dan efisien. Visi akan menjadi
alasan mengapa seseorang itu harus terus berjuang.
Manusia berbahaya
Sebagai pemimpin diharapkan memiliki ide yang dapat mempengaruhi banyak orang dan
mampu mengubah dunia walaupun berbahaya. Namun, banyak orang takut menjadi
orang berbahaya karena berbagai alasan. Alasan ini terjadi karena masih banyak yang
dipikirkan tentang hal dunia. Visi dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan, pemimpin
tanpa visi adalah pemimpin liar. Pemimpin dengan visi tunggal adalah pemimpin
berbahaya, karena ia mempengaruhi dunia baik secara positif maupun negatif.
Memimpin denganAir Mata
Allah mengambil setiap orang yang ia kehendaki sebagai pemimpin dengan cara beragam.
Terkadang ia memakai cara yang sederhana seperti percakapan Hanani-Nehemia, untuk
menunjukkan pimpinan dan kehendaknya. Kepemimpinan kristen adalah kepemimpinan yang
dimulai dan hanya dimulai dengan panggilan dari Allah. Kepemimpinan Kristen bukanlah sebuah
ambisi pribadi. Pemimpin kristen adalah pemimpin yang peduli tentang hal-hal yang ada di hati
Allah. Jika Tuhan menjawab doa, seringkali ia memulainya dengan bekerja dalam dan melalui
orang yang memanjatkan doa itu. Air mata seseorang menunjukkan betapa seriusnya dia
menggumulkan perasaannya kepada Tuhan. Bahwa beban yang terjadi di hidup kita terjadi karena
ada tekanan di jiea kita maka dengan menggumulkannya kepada Tuhan hal itu dapat terjadi.
Selain berdoa juga ada renacana atau usaha yang harus dilakukan dalam memenuhi panggilan
Allah. Dengan kata lain, kita dapat mengetahui hubungan saat ini dengan masa depan dan kita
mempersiapkannya atau meminimilkan ketidakpastian di masa depan. Allah bekerja tidak hanya
dalam dan melalui diri orang percaya. Seorang pemimpin yang dipanggil Allah adalah pemimpin
yang pragmatis yang beriman kepada Allah, tahu visi hidupnya, dan berserah total kepada Allah.
Meski visi dan integrasinya memiliki resiko tinggi ia tahu persis bahwa Allah bersamanya. Setiap
kali seorang pemimpin Kristen mulai melangkahkan imannya menjalani panggilan Allah, akan
muncul berbagai halangan dan tantangan. Dalam menjalani panggilan Allah dibutuhkan
keinginan untuk berjuang, semangat yang tinggi, dan tetap bertolak kepada Allah.
Qualification Kualifikasi
Self-Controlled Bijaksana
Hospitable Suka memberi tumpangan
Able to teach Cakap mengajar orang
Not violent but gentle Bukan pemarah, melainkan peramah
Not quarrelsome Pendamai
Not a lover money Bukan hamba uang
Not a recent convert Bukan seorang yang baru bertobat
Has a good reputation with outsiders Punya nama baik di luar jemaat
Not overbearing Tidak angkuh
Not quick-tempered Bukan pemberang
Loves what is good Suka yang baik
Upright, holy Adil, saleh
disciplined Dapat menguasai diri
Above reproach (blameless) Tak bercacat
Husband of one wife Suami dari satu isteri
Temperate Dapat menahan diri
Respectable Sopan
Not given to drunkness Bukan peminum
Manages his on family well Kepala keluarga yang baik
Sees that his children obey him Disegani dan dihormati anak-anaknya
Does not pursue dishonest gain Tidak serakah
Keeps holds of deep truths Memelihara rahasia iman
Sincere Tidak bercabang lidah
Tested Harus diuji dulu
Downward Mobility
Yesus mengkonfrontasi Petrus sekaligus mengajarkan kepadanya sebuah kebenaran yang
sangat sulit yaitu bahwa pemimpin Kristen adalah pemimpin yang rela dipimpin ke
tempat yang ia tidak ingin dituju, ke tempat yang ia tidak inginkan, ke tempat yang penuh
air mata dan penderitaan. Jalan pemimpin Kristen bukanlah upward mobility yang sangat
dijunjung tinggi oleh sistem dunia. Jalan pemimpin Kristen adalah downward mobility
yang berakhir pada salib.
Salib dan pemimpin Kristen
Paulus menyatakan bahwa Allah hanya bekerja di dalam orang-orang yang mengakui
kelemahannya. Kuasa ilahi dinyatakan dalam kelemahan manusia. Hikmat Allah hanya
ditunjukkan dalam kebodohan manusia, itu sebabnya pemimpin Kristen yang merasa
pandai, kuat dan hebat tidak akan dapat dipakai oleh Allah sebagai alat menyatakan
kuasa-Nya.
Proses Melemahkan Diri
Kepemimpinan Kristen bukanlah sebuah proses pembesaran diri yang mengandalakan
kemampuan sendiri untuk mencapai ambisi pribadi. Kepemimpinan Kristen adalah proses
pelucutan diri yang mengandalkan penyerahan diri secara total kepada Allah untuk
mencapai kehendak-Nya dalam dan melalui diri pemimpin. Karakteristik eksklusif
pemimpin Kristenyang membedakannya dari pemimpin non-Kristen adalah kelemahan.
Semakin menonjol karakteristik ini, semakin leluasa Allah bekerja di dalam dan melalui
diri pemimpin.
Memimpin dengan Integrasi
Integrasi adalah modal seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki integrasi
membangun rasa percaya dan menunjukkan kepada orang lain bahwa apabila ia diperhadapkan
dengan tantangan moral segala keputusan dan aksinya dapat diprediksi.
Mencermati integrasi
Integrasi dimengerti sebagai keseluruhan, kesempurnaan, keutuhan. Keutuhan yang
dimaksud adalah keutuhan dalam keseluruhan aspek hidup, khususnya perkataan dan
perbuatan. Yakobus memberikan definisi integritas sebagai iman dan perbuatan menyatu.
Integritas menunjukkan kita siapa sebenarnya.
Defenisi otoritas
Otoritas “hak seseorang untuk melakukan hal-hal tertentu karena posisi atau kedudukan yang ia
miliki” otoritas itu dibrikan kepada posisi, bukan induvidual,otoris adalah hak induvidu yang
memiliki posisi tersebut. Ada tiga hal tentang otoritas yang sering kali menjadi sumber potensi
intrik dan konflik dalam gereja.
A.natru otoritas
Otoritas intrinsik adalah otorits yang secara inheren dimiliki kerena natur dari pemiliknya.hanya
ada satu pribadi yang memiliki otoritas intrinsik,yaitu Allah. Allah. Otoritasnya bersifat kekal
dan absolut baik terhadap alam, pemerintahan, sejarah, maupun manusia. Otoritas kedua adalah
otoritas yang didelegasikan.Alkitab memberitahu kita bahwa minimal ada empat jenis otoritas
turunan yang Allah tetapkan dan diberikan dalam kedaulatanya kepada empat institusi di dunia.
Tujuan otoritas
Yesus kristus yang memiliki seluruh otoritas disurga dan di bumi menggunakan otoritas tersebut
untuk manusia yang berdosa. Inilah salah satu tantangan terberat bagi setiap pemimpin kristen
meneladani kristus dalam menggunakan otoritas yang memiliki bukan untuk memrintah orang
lain,melainkan untuk melayani.
Memimpin tanpa mengontrol orang lain
Nature dan nurture keinginan untuk selalu mengontrol segala sesuatu yang ada disekitar kita
adalah suatu yang inheren dalam natur manusia. Kecendrungan diatas cendrung mengalami
pembesaran dalam diri seseorang pemimpin. Apalagi proses kondisi sosial (nature) melegitamasi
seorang pemimpin untuk selalu menjadi seorang yang selalu incontrol.bahkan ia akan dicap tidak
kompoten bila mulai timbul persepsi bahwa kehilangan kntrol.ilusi kontrol dapat menjadi hal
yang berbahaya karena menciptakan ilusi bahwa sipemimpin harus selalu dapat mengontrol
segala sesuatu diluar dirinya.ilusi ini memberi kepuasan tersendiri dalam diri pemimipin.lalu ia
berupaya keras mengubah ilusi tersebut menjadi sebuah realitas. yang menarik, justru pemimpin
yang dicintai orang banyak cendrung memiliki ilusi kontrol dan kuasa. Semakin ia disanjung dan
dipuja orang. Semakin ia ingin mendomonasi dan menguasai lebih banyak orang lain.gejala
pisikologis seperti ini terjadi dengan sangat gradual dan laten(subtle),sehingga sering kali luput
dari perhatian pemimpin. Tidak sedikit pemimpin yang awalnya rendah hati lalu menjadi
pemimpin yang haus kuasa karena digerogoti oleh ilusi kontrol. Penyerahan diri pada saat
seorang pemimpin berpikir ia sedang mengontrol orang lain,sebenarnya ia sedang dikontrol oleh
ambisinya. Pemimpin yang demikian perlu kembali kepada yesus, yang mengajar bahwa
pemimpin adalah pelayan dari sessamanya,dan bahwa kuasa (power) yang otentik terletak pada
penyerahan diri.saat pemimpin menyangkal diri,ia menyalibkan ambisi dengan agenda pribadinya
dan menuruh dirinya dibawah orang lain,demi ketaatan kapada kristus. Saat pemimpin
menyangkal diri, ia bahkan menyarahkan hak-haknya kepada Allah,demi melayani orang lain.
Yang di serahkan adalah hak-hak yang selama ini yang dianggap menjadi milik seorang
pemimpin by defaul. Hak untuk mendapat penghargaan, hak untuk didengar, hak untuk membuat
keputusan akhir, hak untuk maran dan hak untuk mendapat imbalan dan bahkan hak untuk
mengatakan dirinya sebagai pemimpin. Ia memimpin dengan melayani orang lain, bukan
mengontrol orang lain. Banyak pemimpin tidak rela kehilangan kontrol karena khawatir
segalanya akan berantakan. Yang perlu dimiliki adalah kesadaran bahwa yang memegang kontrol
akhirnya adalah Allah, bukan manusia. Ketika pemimpin selalu memegang kontrol maka ia
sedang tergoda ingin menjadi Allah.
BUKU PEMBANDING
Robert Cleaver Chapman (1803-1902) adalah seorang yang sangat dihormati sebagai tokoh
Kristen di Inggris pada abad 19. dia sangat terkenal karena kehidupan yang saleh dan penuh cinta
kasih. Chapman adalah seorang pendeta, guru dan penginjil. Dia adalah seorang pemimpin yang
perkasa, sebagai hasil dari hidup pekerjaannya telah lebih dari cukup dinyatakan. Namun corak
kepemimpinannya tidak melanggar prinsip-prinsip kepemimpinan kasih dan anugerah dari Allah.
Situasi di mana Roh Allah bekerja seharusnya tercipta– bukan hanya hasil– adalah hal yang
terpenting baginya.
Kepemimpinan Agape
Pertama-tama kita harus rendah hati, tidak mencari tempat atau nama terhormat. Kasih agape
adalah tanda pengenal yang dimiliki oleh semua pengikut Kristus. Setiap pemimpin yang tidak
bekerja dengan kasih agape hanya meyia-nyiakan hidupnya pada masa sekarang ini dan akan
kehilangan pahala-pahalanya yang kekal nanti. Seorang pemimpin yang demikian itu juga
menjadi penghalang pertumbuhan rohani di dalam Kristus. kasih adalah keberhasilan keluarga,
begitu juga kasih itu harusnya menjadi unsur pemersatu dalam gereja lokal (II Kor 12-15).
Perpaduan yang indah antara buah Roh yang menyenangkan dan pengajaran Alkitab yang kokoh
memperjelas kesuksesan seorang pemimpin. “ bagi mereka yang memangku jabatan di gereja—
penginjil, pendeta—bukanlah pengetahuan dan kefasihan berbicara saja yang dibutuhkan; tetapi
juga, dan di atas segalanya, anugerah dan (cara hidup) yang tak bercacat.” Wajah seorang
pemmpin sungguh merefleksikan sukacita dan kebaikan di dalam hatinya, dia menunjukkan rasa
iba terhadap kebutuhan rohani mereka sama seperti kebutuhan pada orang-orang dewasa.
Seorang pemimpin harus mengambil satu langkah lebih maju untuk merobohkan penyekat-
penyekat di antara masyarakat—sesuatu yang membuatnya menjadi sangat terkenal, dia harus
memiliki sikap sabar. Banyak perpecahan yang tidak terpuji dan tidak menghormati Allah dan
perebutan kekuasaan akan terhindari jika kita mengingat bahwa “kasih itu sabar” (I Kor 13:4)
dan para pemimpin gereja haruslah “lemah lembut” (1 Tim 3:3).
Memelihara Persatuan
Di dalam menyelesaikan dosa orang lain, seorang pemimpin sangat berhati-hati; kita harus
mengingat kasih Allah kepada kita.
Keramahtamahan
Keramahtamahan adalah kehidupan sehari-sehari yang khusus dan dapat diperhatikan dalam
pernyataan kasih agape. Jika seorang pemimpin rohani tidak mempunyai keramahtamahan,
maka jemaatnya akan mempunyai sifat yang tidak ramah dan gereja kita akan menjadi lembaga
sekolah minggu daripada sebagai perkumpulan rumah Tuhan (I Tim 3:15).
Seorang pemimpin adalah orang yang gampang merasa iba, dengan mudahnya dia memberi
waktu dan apa yang menjadi miliknya juga seorang yang dermawan. Dia memiliki sifat yang
suka memberi.
Seorang pemimpin tidak pernah menjadi seorang yang ingin tampil seorang diri atau mencari
kemuliaan bagi dirinya sendiri. Kerendahan hati ilahi dan kasih memampukan seorang pemimpin
untuk bekerja bersama dalam damai dan harmoni bersama rekan-rekannya. Dia menunjukkan
kerendahan hati dan roh yang lemahlembut dengan selalu berserah kepada pemimpin yang lain
pada butir ketidaksetujuan, ini demi menjaga persatuan dia tidak akan mengajar pandangan yang
bertentangan dari para penatua yang lain; namun dia tidak melihat adanya satu keperluan untuk
mengubah interprestasinya.
Seorang pemimpin dengan terbuka menyaksikan Injil kepada siapa saja yang mau
mendengarnya. Dia berdoa bagi utusan Injil dengan tidak henti-hentinya.
Penguasaan Diri
Secara teratur seorang pemimpin selalu menati penguasaan diri dalam jiwa, pikiran dan tubuh
sepanjang hidupnya. Seorang pemimpin harus menyadari kebutuhan penting untuk tidak
mengalami kegagalan dalam komitmennya pada penguasan diri secara pribadi. Dia melihat nilai
itu besar dalam pikiran, tubuh dan rohnya. dia memberi makanan rohani bagi dirinya setiap hari.
Merenungkan Firman dan berdoa hendaknya menempati bagian utama dalam waktunya. Dia
adalah seorang yang berkesadaran sangat sehat.
BAB III
PEMBAHASAN
Saat ini, banyak pemimpin-pemimpin dunia yang secara tidak disadari, telah menerapkan konsep-
konsep biblical dengan lebih baik daripada pemimpin-pemimpin Kristen dalam hal kepemimpinan. Hal
ini merupakan ironi, karena seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen yang justru memberikan teladan,
tapi malah pemimpin-pemimpin dunia yang menjadi teladan. Bersyukur saya dapat membaca buku ini,
karena sebagai seorang yang saat ini sedang menjalani panggilan sebagai pemimpin, saya dapat kembali
merefleksikan apakah saya saat ini telah menjadi pemimpin yang dikehendaki Allah. Ada 3 hal yang saya
nikmati dan menjadi bahan refleksi saya ketika membaca buku ini:
Jika kita sebutkan karakter-karakter kepemimpinan Kristen yang diterapkan oleh pemimpin dunia secara
tidak disadari mungkin memang adalah hal yang umum dibawakan dalam acara-acara pelatihan, seminar,
training, buku, dsb. Karakter-karakter itu adalah visioner, berintegritas, rendah hati, melayani, akuntabel,
tabah dalam menghadapi kesulitan dan belajar dari pengalaman tersebutLalu apa yang membuat
pemimpin Kristen berbeda? Ada kualifikasi eksklusif yang dimilik oleh pemimpin Kristen, yaitu
kelemahan.
Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang rela dipimpin ke tempat yang ia tidak ingin tuju, ke tempat
yang ia tidak inginkan, ke tempat yang penuh air mata dan penderitaan. (Yohanes 21:18). Jalan pemimpin
Kristen berakhir pada salib. Namun ada sesuatu tentang salib yang sangat kontradiksi dengan harapan
manusia. Bagaimana mungkin Juruselamat manusia mati di atas kayu salib? Bahkan Paulus menulis
bahwa salib adalah sebuah kebodohan bagi manusia dan untuk memberitakan berita kebodohan tersebut,
Allah memilih yang bodoh, yang lemah, yang tidak terpandang, yang hina dan yang tidak berarti bagi
dunia (1 Korintus 1:27-28). Yang dimaksudkan Paulus adalah bahwa kuasa Allah hanya bekerja di dalam
orang-orang yang mengakui kelemahannya, bukan orang-orang yang merasa diri pandai, kuat, dan hebat.
Sehingga seorang pemimpin Kristen harus menyadari bahwa tak ada satu kualifikasi pun yang ia miliki
yang dapat ia banggakan di hadapan Allah.
Ada 2 macam otoritas di dunia ini, yang pertama adalah otoritas intrinsic yaitu otoritas yang dimiliki
karena natur dari pemiliknya (hanya dimiliki oleh Allah) dan yang kedua adalah otoritas turunan yaitu
otoritas yang didelegasikan dari Allah (Roma 13:1 misalnya orang tua, pemerintah, pemimpin gereja,
majikan). Mungkin kita seringkali bingung, alkitab mengajarkan bahwa kita harus tunduk pada orang tua
dan pemerintah, tapi bagaimana apabila mereka meminta kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan
kebenaran alkitab? Memang penolakan terhadap otoritas turunan adalah hal yang serius (anarki) tetapi
kita harus berkhikmat dalam hal ketaatan kepada otoritas turunan karena mereka jugalah manusia yang
bisa salah. Kita bisa lihat contoh 2 orang bidan di Mesir, SIfra dan Pua yang tidak taat pada Firaun
(Keluaran 1:16-17) mereka takut akan Allah sehingga mereka tidak taat pada Firaun. Ketaatan kita
terhadap otoritas turunan tidak boleh melebihi otoritas Allah, karena Allah memberikan otoritas turunan
kepada pemimpin untuk melayani. Yesus Kristus memiliki seluruh otoritas di sorga dan di bumi untuk
melayani manusia berdosa. Ironinya, memang kebanyakan pemimpin menyelewengkan otoritas tersebut
(tirani). Sehingga di dalam pengambilan keputusan kita perlu belajar dari Kisah Para Rasul 15:28,
pemimpin-pemimpin harus berdiskusi mencari kehendak Allah dan diakhiri dengan kebulatan hati
sebagai berikut, “Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.”
Ada 3 hal yang seringkali menjadi alasan mengapa kita segan menegur orang lain:
Buktikan dulu bahwa kita sudah lebih baik daripada orang tersebut.
Orang-orang yang lebih tinggi kedudukannya tidak bolek dikritik.
Kita tidak boleh menghakimi
Pemimpin butuh orang-orang kritis yang peduli dengannya. Saling menegur dapat membentuk komunitas
umat Allah yang sehat dan bertumbuh, namun karena ketiga alasan diatas seringkali kita menjadi sulit
menegur atau mengkritik pemimpin padahal pemimpin tetaplah manusia yang bisa salah dan butuh kritik
atau teguran yang dapat membangun dia. Mari kita belajar untuk mengubah cara pandang kita:
Menegur pemimpin adalah bukti kasih kita kepadanya. Pemimpin punya kelemahan dan resiko
untuk jatuh ke dalam jurang dosa, tidak menegurnya berarti membiarkan dia jatuh dan
mengabaikan tanggung jawab moral yang Allah berikan sebagai saudara seiman.
Tujuan menegur bukan untuk mengutuk pemimpin atau membeberkan kesalahannya melainkan
untuk merestorasi pemimpin semakin efektif dalam hidup dan pelayanannya.
Setiap teguran yang kita lontarkan harus didahului dengan 3 hal: fakta, firman Tuhan dan
pergumulan doa. Teguran yang positif juga disertai dengan tetesan air mata dan hati yang berat.
Kalau salah satu dari elemen-elemen tersebut tidak ada, sebaiknya batalkan niat untuk menegur.
Yang tidak pernah menegur perlu berdoa meminta hikmat, kepekaan, dan keberanian dari Allah. Yang
terlalu sering menegur perlu berdoa juga meminta pengontrolan diri dan pengampunan Allah.
KEUNGGULAN BUKU PEMBANDING
Buku ini terkesan tidak ilmiah karena merupakan suatu kesaksian dari Kehidupan R.C.
Chapman.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA