OLEH
KELOMPOK 3
PRODI TEOLOGI
FAKULTAS ILMU TEOLOGI
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Metodologi,
Pendekatan dan Aliran Kajian Sosiologi Agama: Pengertian Metodologi, Ciri Khas Metodologi
Sosiologi Agama, dan Aliran Metodis Sosiologi Agama", yang menurut saya dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Tuhan Yesus memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Perumusan masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metodologi.......................................................................................2
Metodologi penelitian adalah tata cara yang lebih terperinci mengenai tahap-
tahap melakukan sebuah penelitian.
Jadi, metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam
menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Metodologi
tersusun dari cara-cara yang terstruktur untuk memperoleh ilmu.
2. Akibat dari perbedaan visi tesebut, digunakan pula metode dan pendekatan
yang berbeda.
A. Aliran Klasik
Aliran ini muncul pada pertengahan abad ke-19 dan belahan pertama dari abad ke-
20 yang ditopang oleh sejumlah sarjana (kecuali Durkheinm dan Weber). Bagi
mereka kedudukan sosiologi agama sangat dekat dengan sejarah dan filsafat dan
merupakan suatu refleksi dan analisis sistematis terhadap masyarakat, kebudayaan
dan agama.
Tujuan aliran ini adalah hendak mengungkap pola-pola social dasar dan
peranannya dalam mencipatakan masyarakat. Instansi pemerintah dan kalangan
agama yang berkonsultasi dengan pendukung aliran ini, akan mendapat jawaban
panjang tentang sejarah dari masyarakat agama yang bersangkutan dan akan
ditunjukkan kekuatan-kekuatan (social) yang mendorong berdirinya unsure-unsur
budaya yang menopang kelangsungan hidup, disbanding dengan tuntutan-tuntutan
modern dalam situasi yang sudah berubah, lantas mempersilakan instansi yang
bersangkutan untuk mengadakan perubahan yang sesuai.
B. Aliran Positivisme
Menurut ahli teori ini, masyarakat yang baik ialah masyarakat yang hidup dalam
situasi konfliktual. Masyarakat yang hidup dalam keseimbangan (equilibrium)
dianggap sebagai masyarakat yang tertidur dan berhenti dalam peruses
kemajuannya. Karena konflik social dianggapnya sebagai kekuatan social utama
dari perkembangan masyarakat yang ingin maju kepada tahap-tahap yang lebih
sempurna. Gagasan ini dicetuskan oleh Hegel, Karl Marx dan Weber. Sebagai
sarana mutlak (yang diberikan oleh alam sendiri) untuk memajukan masyarakat
manusia.
Aliran ini tidak sepakat dengan para ahli aliran fungsionalisme yang melihat
keseimbangan soosial masyarakat sebagai bentuk hidup yang ideal, karena
dianggap kurang menyadari atau membiarkan adanya kekurangan dan
ketidakadilan yang dibungkam oleh struktur kekuasaan yang bertahan. Aliran ini
juga tidak menyetujui metode kuantitatif dari aliran positivism, karena dianggap
sebagai suatu hal yang mengasingkan orang dari masyarakat.
Aliran ini tidak dapat memusatkan perhatiannya pada problem mikro saja, karena
pengkajian masalah yang kecil akan mengundang persoalan yang lebih besar. Dan
hal yang tidak boleh dilupakan dalam analisisnya adalah usaha menempatkan
situasi yang dhadapi dalam kurun sejarah perkembangan yang telah dilewati yang
tidak dapat dilepaskan dari masalah baru yang hendak dicari pemecahannya. Aliran
sosiologi ini mempunyai persamaan dengan aliran sosiologi kalsik yang selalu
tertarik pada problem-problem makro, dan masalah-masalah mikro hanya
diperhatikan sejauh itu dapat memberikan keterangan bagi pemecahan masalah
yang besar.
Para pendukung aliran ini bertolak belakang dari pendirian dasar bahwa
masyarakat itu suatu system perimbangan, di mana setiap kelompok memberikan
sumbangannya yang khas melalui peranannya masing-masing yang telah
ditentukan demi lestarinya suatu masyarakat. Menurut mereka, timbulnya suatu
bentrokan dalam organisasi dipandang berfungasi korektif untuk membenahi
kesalahan-kesalahan yang telah terjadi, yang tidak berjalan baik. Penelitian yang
dilakukan sebegaian besar bertujuan untuk mendapatkan keterangan-keterangan
tentang apakah tugas-tugas yang dilaksanakan oleh pimpinan adan anggotanya
berjalan dengan baik.
Aliran ini menerima prinsip kerja yang memperkecil penelitiannya pada suatu
problem mikro, yang dianggap berguna sebagai sampel untuk mengetahui kedaan
keseluruhannya sebagai system keseimbangan. Apabilapendukung aliran ini
diminta untuk melakukan sebuah penelitian terhadap suatu masyarakat agama,
maka ada 2 hal pokok yang menjadi perhatian utamanya: 1). Bagian mana dari
lembaga tersebut yang berfungsi baik 2). Bagian mana dari lembaga tersebut yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Aliran ini menerima prinsip kerja yang memperkecil penelitiannya pada suatu
problem mikro, yang dianggap berguna sebagai sampel untuk mengetahui kedaan
keseluruhannya sebagai system keseimbangan. Apabilapendukung aliran ini
diminta untuk melakukan sebuah penelitian terhadap suatu masyarakat agama,
maka ada 2 hal pokok yang menjadi perhatian utamanya: 1). Bagian mana dari
lembaga tersebut yang berfungsi baik 2). Bagian mana dari lembaga tersebut yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Menurut aliran ini, baik masyarakat
religious maupun masyarakat profan, keduanya mengembang fungsi bagi umat
manusia, dan mempunyai kewajiban moril untuk menyadari sifat saling
ketergantungannya.
Teori ini melihat agama sebagai suatu bentuk kebudayaan yang istimewa, yang
pengaruhnya meresapi tingkah laku manusia penganutnya, baik lahiriyah maupun
bathiniyah, sehingga system sosialnya untuk sebagian besar terdiri dari kaidah-
kaidah yang dibentuk oleh agama.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Studi agama dapat dimaknai sebagai pengkajian dan penyelidikan atau penelitian
terhadap agama atau agama-agama dengan berbagai pendekatan keilmuan,
sebagaimana telah dikembangkan dalam ilmu agama atau ilmu perbandingan
agama ataupun yang dikenal dengan istilah science of religions. Dalam sebuah
studi tentunya tidak akan terlepas dari Metodologi yang akan dgunakan, sebab
metodologi adalah kombinasi sistematik dari proses-proses kognitif, dengan
menggunakan teknik-teknik khusus.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.statistikian.com/2016/11/metodologi-penelitian.html
2. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjy75Onm4vsAh
WV73MBHQQWBU4QFjAEegQIBBAB&url=http%3A%2F
%2Fejournal.radenintan.ac.id%2Findex.php%2FalAdyan%2Farticle
%2Fdownload
%2F2111%2F1600&usg=AOvVaw1hFAaQWPf2D0mlsanRbxi5
3. http://ejournal.uin-
suka.ac.id/ushuluddin/SosiologiAgama/article/download/1559/1325