SKOR NILAI :
NIM : 190201002
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan..........................................................................2
C. Topik Wawancara............................................................................2
D. Waktu dan Tempat Wawancara.......................................................2
E. Tim Kerja dan Narasumber Wawancara..........................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis usaha sebagai cara
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang sudah memiliki pekerjaan
utama ataupun bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan. Bidang bisnis yang
bisa dikerjakan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat itu ataupun
dengan skill dan hobi yang dimiliki. Untuk membuka usaha, sebenarnya tak perlu
langsung membuka usaha yang besar dan dengan modal yang besar pula. Berbisnis
bisa dimulai dengan usaha berskala kecil.
Usaha dengan skala kecil yang dimaksudkan di sini adalah usaha yang
dibangun dengan investasi dana yang nilainya kecil. Tentunya, jumlah dana yang
dimaksud di sini setiap orang memiliki ukurannya masing-masing. Namun
mungkin banyak orang yang sedikit meragukan, bagaimana bisa membangun
bisnis dengan modal yang kecil?
Oleh karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin sedikit membagikan
pengalaman penulis mewawancarai salah seorang pengusaha yang menurut penulis
adalah seorang pengusaha kecil yang telah berhasil. Kegiatan wawancara yang
dilakukan juga merupakan salah satu tugas di bidang mata mata kuliah
kewirausahaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan tips-tips sukses
dari narasumber, yamg mungkin akan sangat berguna bagi penulis dan pembaca di
kemudian hari.
B. Maksud dan Tujuan
• Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
C. Topik Wawancara
Berani mengubah usaha kecil menjadi usaha besar.
Usaha Bapak Efrid ini berdiri sejak tahun 2009, dimana usaha ini diawali
dengan usaha jual pulsa, dengan memanfaatkan dapurnya sebagai tempat usaha.
Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang dengan membangun
kios sendiri disebelah rumahnya yang agak besar.
Saya memilih Ibu Samaria Hasibuan menjadi tokoh pengusaha dalam paper
ini adalah alasan yang utama karena ia adalah mamak saya dan alasan yang kedua
karena melihat hasil dari usahanya. Di umur yang masih muda dan dengan ijazah
SMA, dia sudah bisa punya rumah sendiri, , dan sebuah sepeda motor. Ibu Samaria
ini mengajarkan kepada kami bahwa kerja keras dan tidak gampang putus asa
merupakan kunci untuk bisa hidup.
Untuk keuntungan pada usaha awalnya, karena di sekita tempat tinggal ibu
tersebut masih sedikit yang membuka usaha warung, Ibu Samaria mendapatkan
keuntungan bersih kira-kira 2-3 juta perbulannya. Setelah mendapatkan modal
yang cukup, akhirnya Ibu tersebut memutuskan untuk membesarkan warungnya.
Dan akhirnya ia membangun warung itu tepat disebelah rumahnya. Setelah dirasa
cukup, akhirnya dari usaha ini keuntungan bersih yang dia dapatkan sudah semakin
membaik yaitu kira-kira 5 jutaan sebulan.
BAB III
Sebelum saya membuka warung/kedai harian, saya dulu adalah seorang pekerja di
lapangan tepatnya bagian pembibitan. Namun karena lama kelamaan saya tidak
sanggup bekerja dilapangan dikarenakan keadaan yang kurang nyaman akhirnya
saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya tersebut. Namun setelah saya
berhenti, saya teringat pada saat saya duduk dibangku sekolah menengah atas, saya
dulu tinggal bersama bou saya yang kebetulan buka usaha grosir kebutuhan harian.
Pada saat itu saya melihat hasil dari usaha tersebut dapat menyekolahkan anak-
anaknya hingga kejenjang S1 dan juga sangat menambah pendapatan ekonomi
mereka. Puji Tuhan saya memiliki modal yang sedikit dan saya mulai untuk
menjual pulsa di lingkungan komplek rumah saya. Pada saat itu suami saya bekerja
sebagai mandor dilapangan bagian pembibitan dan kebetulan umumnya pekerja
disitu adalah seorang ibu-ibu. Nah pada saat itu anggota suami saya datang
kerumah untuk memesan keperluan untuk rumah tangga seperti sembako dan
setelah berdiskusi dengan suami saya akhirnya kami membuka usaha kedai harian
dikomplek rumah kami yang pada saat itu orang yang membuka kedai harian
ditempat ini masih 1 atau 2 orang saja.
Awalnya pada tahun 2009 saya membuka kedai harian ini didapur saya yang
memang ukuran tempatnya masih terbilang kecil. Namun lambat laun Puji Tuhan
keuntungan dari kedai harian tersebut semakin banyak dikarenakan semua anggota
suami saya datang ke kedai kami untuk berbelanja harian. Akhirnya saya pun
membesarkan usaha tersebut dan membangun kios kedai tepat di sebelah rumah
saya. Ukurannya kios yang baru dibangun tersebut terbilang cukup besar dan
setelah pembangunan kios tersebut selesai saya pun mulai menambah jualan saya
dengan membuat meja dan bangku-bangku untuk tempat nongkrong minum-
minum kopi,ginseng maupun teh manis bahkan bisa juga untuk memesan makanan
seperti Indomie ataupun nasi goreng. Dan hasil dari penjualan tersebut Puji Tuhan
saya dapat menyekolahkan anak-anak dan dapat menambah perabot-perabot rumah
tanpa harus berpangku pada penghasilan suami saya.
“Kalo bicara kendala, saya kira banyak sekali kendala yang saya hadapi. Mungkin
yang pertama adalah modal. Jujur, saya tidak suka pinjam uang. Jadi semua
barang-barang kedai harian ini saya beli dari uang hasil kumpul usaha. Walaupun
pelan, tetapi setidaknya akhirnya ada hasil.”
“Seperti yang saya bilang tadi, saya lebih memilih untuk kumpul sedikit-sedikit.
Kalo saya ada target mau beli barang baru, saya selalu usahakan simpan uang dulu
untuk bisa secepatnya beli.”
“Kalo modal awal saya buka usaha dulu; Rp. 5.000.000. Sekarang, tiap bulannya
saya mungkin keluarkan modal kira-kira 5 jutaan untuk beli sembako dan barang
kios supaya selalu terisi.
“Kalo penghasilan bersih perhari 200.000 ,dan biasanya saya bisa dapat 6-8 juta
perbulannya.itu dari usaha bengkel dan kios.
Saya pernah berfikir untuk membuka usaha grosir pakaian. Dikarenakan saya
memang sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan fashion.
“Pokoknya kalo kita ada kemampuan atau keterampilan, kerja saja! Coba fokus di
satu bidang dan tekuni itu. Jangan putus asa karena masalah itu akan datang terus.
Dan juga, pimtar-pintar atur uang.”
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Ibu Samaria tidaklah mudah. Akan
sangat banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan. Sukses
bukanlah hal yang instan. Dari pengalaman Ibu Samaria pelajaran penting yang
dapat diteladani, yaitu sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang,
percaya diri, tekun, berpikiran positif, dan berani mengambil risiko.