Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

Analisis UMKM ( BEP, Laba Maksimum ) dan


Penentuan Biaya “Ayam Penyet Bang Udin”

DOSEN PENGAMPU : PUTRI SARI M J SILABAN SE., M.SI

DISUSUN OLEH :

RONALDI SIMANJUNTAK (7213260026)

KEWIRAUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas Mini Riset

ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya..

Mini Riset ini telah dibuat dengan dari beberapa sumber dan beberapa bantuan

dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas Mini

Riset ini.

saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Mini

Riset ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta

kritik. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan

tugas selanjutnya.

Akhir kata semoga tugas yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran Ibu Putri Sari M J

Silaban SE., M.Si dengan mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.

Medan, 09 November 2021

Ronaldi S.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang....................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1. 3 Tujuan Penelitian................................................................................................1
1. 4 Manfaat Penelitian..............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI
2. 1 Pengertian Break Event Point.......................................................................2
2. 2 Kajian Teori........................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Pelaksanaan.....................................................................................6
3. 2 Subjek Penelitian................................................................................................6
3. 3 Jenis Penelitian...................................................................................................6
3. 4 Pengambilan Data...............................................................................................6
3. 5 Pengolahan Data.................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian.............................................................................................7
BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan...................................................................................................9
5. 2 Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
II

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakang Tujuan mendirikan usaha tidak lain adalah untuk memperoleh
keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup. Kemajuan dan
perkembangan usaha akan membawa akibat bagi pembangunan itu sendiri baik positif
maupun negatif . Pada kalangan pengusaha itu sendiri, perkembangan dan kemajuan dunia
usaha telah membawa kearah persaingan yang semakin ketat, sedangkan usaha untuk mencapai
laba tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan, peningkatan penjualan yang tinggi bukan
selalu berarti mendapatkan laba yang lebih besar. Analisis break even point dilakukan untuk
melihat kinerja dari perusahaan itu sendiri, memberikan wawasan mengenai seberapa
pentingnya melakukan pembukuan keuangan dan analisis ekonomi teknik yang dapat
membantu pengusaha dalam mengambil tindakan-tindakan yang diusulkan dalam pertimbangan
alternatif-alternatif pengambila keputusan yang mampu meningkatkan daya saing perusahaan.
Dikarenakan banyak usaha kecil menengah (UKM) dari awal membuka usahanya hingga
sekarang belum pernah melakukan analisa perhitungan untung rugi dan perhitungan secara
konprehensif berapa unit produk semestinya yang dibuat agar usaha tersebut balik modal .

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana menganalisa BEP sebagai alat perencanaan laba?
b. Apakah hasil analisis BEP dapat digunakan sebagai alat perencanaan laba?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk Menganalisa Break Even Point sebagai alat perencanaan laba.
b. Untuk mengetahui hasil Break Event Point yang digunakan sebagai alat perencanan laba.

1.4 Manfaat Penelitian


Dapat mengetahui bagaimana metode Break Even Point (BEP) dapat menjadi tolak
ukur perusahaan dalam menentukan
1
langkah yang diambil demi kelancaran produksi dan
penjualan perusahaan dan membantu perusahaan untuk mengetahui bagaimana cara
menganalisa biaya, dan laba dalam menanggapi peluang-peluang yang ada pada usaha.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Break Event Point (BEP)


Menurut Purba (2002) Titik impas (break even) berlandaskan pada pernyataan sedarhana,
berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produk tersebut.
Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah
disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat
keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.
Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan
biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.
Menurut Garrison dan Noreen (2004) Break even point adalah tingkat penjualan yang
diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum
bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even adalah
membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya
ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung
langsung dengan penjualan, bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.
Apabila perusahaan mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah
break even point dalam perusahaan tersebut. Masalah break even point baru akan muncul apabila
suatu perusahaan disamping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya
biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi perusahaan,
sedangkan besarnya biaya tetap sacara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada
perubahan volume produksi.
Karena adanya unsur biaya variabel disuatu sisi dan unsur biaya tetap disisi lain maka
2
suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu menderita kerugian karena penjualan hanya
menutupi biaya tetap. Ini berarti bahwa bagian dari hasil penghasilan penjualan yang tersedia
hanya cukup untuk menutupi biaya tetap tetapi tidak cukup menutupi biaya variabelnya.
Volume penjualan dimana penghasilan total sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga
perusahaan tidak mencapai laba atau keuntungan dan tidak menderita kerugian disebut Break
Even Point.

2.2. Kajian Teori


Meningkatkan Daya Saing UKM Pendekatan strategi yang dimunculkan oleh Michael
Porter (Chaniago, 2008) dalam meningkatkan daya saing UKM di Indonesia adalah di mana
strategi itu terbagi atas 3, yaitu pada:
1. Cost leadership (Keunggulan Biaya) Berusaha untuk memenangkan persaingan
dengan pendekatakan harga, dimana dengan harga tertentu akan produk yang
dihasilkannya konsumen lebih tertarik untuk membeli produk tersebut.
2. Differentiation (Product Unique)Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan
berusaha membuat produk yang unik, dimana produk tersebut sulit ditiru oleh pesaing
perusahaan.
3. Focus/Competifines StrategyStrategi ini memfokuskan kegiatan pada konsumen
dengan segmen tertentu. Pengincaran konsumen segmen tertentu ini akan lebih
memudahkan perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis.

2.2.1. Pengertian Analisa Break Even Point (Titik Impas)


Break event point atau titik impas Menurut Pujawan (2004) dalam bukunya
yang berjudul Ekonomi Teknik Analisis Break Even Point adalah salah satu analisa
dalam ekonomi teknik yang sangat popular digunakan terutama pada sektor-sektor
industri yang padat karya. Analisa ini akan berguna apabila seorang akan mengambil
keputusan pemilihan alternatif yang cukup sensitif terhadap parameter atau variabel dan
bila variabel-variabel tersebut sulit diestimasi nilainya.[9] Dengan mengatahui titik
impasnya (Break even point) manajer suatu perusahaan dapat mengindikasikan
tingkat penjualan yang disyaratkan agar terhindar dari kerugian, dan diharapkan
dapat mengambil langkah-langkah
3 yang tepat untuk masa yang akan datang.
2.2.2 Kegunaan dan Aplikasi Break Even Point (Titik Impas)
Menurut Alwi (1994) bahwa analisa break even point dapat membantu pimpinan
dalam mengambil keputusan antara lain: 1. Jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Menurut Harahap (2008)
dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus break even point :
1. Untuk mengetahui hubungan antara penjualan, biaya, dan laba.
2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.
3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas
dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.

2.2.3 Jenis-Jenis Biaya Dalam analisa Break Even Point


Pada dasarnya biaya merupakan titik tolak dalam menetapkan harga jual suatu
produk yang dihasilkan. Yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam analisa titik impas, seringkali fungsi biaya maupun
fungsi pendapatan diasumsikan linier terhadap volume produksi. Ada tiga komponen
biaya yang dipertimbangkan dalam analisa ini, yaitu :
1. Biaya Tetap Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Hermawan
(2000) biaya tetap adalah biaya yang tetap sama dalam jumlah seiring dengan kenaikan
atau penurunan keluaran kegiatan. Adapun biaya tersebut meliputi: 1. Gaji 2. Penyusutan 3.
Asuransi 4. Sewa 5. Bunga utang 6. Biaya kantor
2. Biaya VariabelMenurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Hermawan
(2000) biaya variabel adalah 4 biaya yang meningkat dalam total seiring dengan
peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan penurunan keluaran
kegiatan. Biaya variabel itu antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bahan baku 2. Upah
buruh langsung 3. Kondisi penjualan 4. Biaya produksi 5. Biaya pemasaran
3. Biaya Total Kesimpulan biaya total menurut penulis adalah jumlah dari keseluruhan
biaya-biaya yang harus atau akan dikeluarkan dari jumlah kedua biaya variable dan
biaya tetap atas hasil produksi yang dihasilkan atau akan direncanakan.

2.2.4 Menentukan Break Even Point (Titik Impas)


Alat analisa yang dapat digunakan dalam mencari tingkat break even point
adalah: 1 Pendekatan Matematika Perhitungan break evenpoint dalam unit dapat dilakukan
dengan menghitung rumus: BEP (X)= Perhitungan Break evenpoint dalam rupiah dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BEP(p.X) =Di mana: BEP(X)= Break
event point/Volume produksi dalam unit BEP(p.X) = Break even point/volume produksi dalam
rupiah FC= Fixed Cost/Biaya tetap (Rp) p = Price/Harga jual per unit (Rp/Unit) c= Cost/Biaya
variabel untuk membuat satu unit produk.

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal :04-11-2021
Jam :11:00-12:00
3.2 Subjek Penelitian
Pemilik Usaha Ayam Penyet Bang Udin
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana penulis akan melakukan pengumpulan data
berupa angka yang dibutuhkan sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitiannya dapat lebih dipercaya dan diandalkan kebenarannya.

3.4 Pengambilan Data


Melakukan Pengambilan data komponen biaya-biaya yang dibutuhkan dala UMKM yaitu
1. Biaya tetap (fixed cost)
a. Biaya peralatan
b. Biaya sewa bangunan
2. Biaya tidak tetap (variabel cost)
Biaya bahan baku, Biaya pengoperasian alat, Biaya gaji pegawai, Biaya lampu

3.5 Pengolahan Data


Memasukkan dan mengolah data-data yang akan diproleh ke dalam tabel-tabel biaya sehingga
memudahkan analisis data yang akan di lakukan.

3.6 Analisa Data


Alat analisis yang digunakan
a. Break Even Point ( Unit )
6
b. Break Even Point ( Rupiah )
c. Laba
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Tabel 4.1
Data Penjualan
Nama Produk Unit Terjual Harga Jual Jumlah Proporsi
Ayam penyet 132 10.000 1.320.000 20
Nasi goreng 165 10.000 1.650.000 25
Mie Aceh 242 15.000 3.630.000 55
TOTAL 539 6.600.000 100

No Keterangan Biaya Tetap Biaya Variabel


Ayam Nasi Goreng Mie Aceh
Penyet
1 Biaya Bahan
Baku
Ayam / Mie - 369.600 462.000 1.210.000
Tempe - 27.000 - -
Sayuran - 180.000 - -
Nasi - 60.000 120.000 -
Sambal Ayam - 66.000 - -
Total - 1.036.000 1.046.000 1.310.000

2 Biaya Bahan
Penolong
Plastik Bungkus - 25.000 50.000 75.000
Sendok - 25.000 65.000 70.000
Kertas Nasi - 35.000 60.000 60.000
TOTAL - 85.000 175.000 205.000

3 Biaya Tenaga - 144.000 186.000 270.000


Kerja

4 Biaya Overhead
Biaya Sewa 333.000 - - -
Biaya Penyusutan 16.111 - - -
Biaya listrik 150.000 - - -
Biaya 100.000 - - -
Transportasi 7
599.111 - - -
TOTAL 599.111 - - -
TOTAL Biaya- 599.111 1.280.360 1.426.065 1.812.675
Biaya
Jumlah produk - 132 165 242
Biaya - 9.700 8.643 7.490
variable/unit
PERHITUNGAN BREAK EVENT POINT

Nama Biaya Tetap Harga Jual Biaya Margin 1-(VC/P)


Produk (FC) (P) Variabel Kontribusi
(VC)
Ayam 146.721 10.000 9.700 300 0,03
Penyet
Nasi 183.401 10.000 8.643 1.357 0,14
Goreng
Mie Aceh 268.989 15.000 7.490 7.510 0,50
Jumlah 599.111

a.Ayam Penyet
BEP Per Unit =FC/P-VC
=146.721/300
=489 unit
BEP (Rupiah) =FC/1-(VC/P)
=146.721/0,03
=4.890.700
b.Nasi Goreng
BEP Per Unit = FC/P-VC
=183.401/1.357
=135 unit
BEP (Rupiah) = FC/1-(VC/P)
=183.401/0,14
=1.310.007
c.Mie Aceh
BEP per Unit = FC/P-VC
=268.989/7.510
=36 unit
BEP (Rupiah) = FC/1-(VC/P)
=268.989/0,50
= 537.978

Laba Maksimum = TR-TC


= 14.000.000 -5.118.675
8
= 8.881.325
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisa Break
Even Pointdapat digunakan sebagai dasar perencanaan laba pada perusahaan industri pangan.

5.2 Saran
a. Hasil perhitungan Break Even Point akan berbeda pada setiap industri dikarenakan klasifikasi
biaya yang berbeda.
b. Hal terpenting dalam menggunakan metode Break Even Point adalah memperhatikan jenis-
jenis biaya yang terdapat dalamsebuah usaha.

9
DAFTAR PUSTAKA
www.gunadarma.ac.id

Marhaeni, A.P., 2001, Analisis Break Even Point sebagai alat perencanaan Laba pada industry
kecil tegal di Kecamatan Pendurungan Periode 2004-2008 (Studi Kasus Usaha Manufaktur),
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang

Sigit. S., 1990, Analisa Break Even, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai