Anda di halaman 1dari 14

Regulasi Bisnis

Dosen Pengampu :
Sabda Dian Nurani Siahaan,

S.Pd., M.B.A
Hukum bisnis dan
Surat berharga

•Pengertian dan Dasar Hukum •Wesel •Cek •Surat Sanggup

•Bilyet Giro •Surat Berharga


Kelompok 3
Ronaldi Simanjuntak Rafid Manfadzi

Riama Pakpahan

Ruth Rumahorbo Sesilia Nduru


Latar Belakang

Secara hukum surat berharga merupakan sebuah

dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya

sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa

pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi

sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan

suatu perintah untuk membayar kepada

pihakpihak yang memegang surat tersebut.


Surat berharga (commercial paper) seperti

yang di lansir dari laman resmi Investopedia,


adalah dokumen yang mempunyai nilai

berharga berupa uang yang sudah diakui dan

bahkan dilindungi oleh hukum untuk keperluan

transaksi pembayaran, perdagangan,

penagihan, atau jenis lainnya.

Bagaimana proses dan syarat-syarat penerbitan surat berharga, dapat

dilihat pada ketentuan Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 dari Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No.28/52/KEP/DIR tanggal 11

Agustus 1995.
Wesel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya

memuat kata wesel, tanggal, dan ditandatangani oleh

penerbit yang memberikan perintah tanda syarat

kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada

penerima yang telah ditunjuk penerbit maupun

penggantinya di suatu tempat.


Ada pun syarat-syarat wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD,

sebagai berikut:
1. Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen.
2. Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang

sudah ditentukan.
3. Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk

membayar.
4. Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat

pembayaran akan dilakukan, dan nama orang yang akan

menerima uang.
5. Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel

atau penerima.
Cek
Cek (cheque) adalah surat atau (dokumen) yang berisi perintah tak

bersyarat dari nasabah bank agar bank tersebut membayarkan sejumlah

uang yang tertera pada surat itu kepada orang atau pembawanya.

Dasar hukum pengaturan cek diatur dalam Pasal 178

sampai dengan 229 KUH Dagang.


Di samping itu, ada tambahan penjelasan yang

dimuat dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Dalam

Pasal 178 KUH Dagang, di mana suatu cek harus

memenuhi syarat formal sebagai berikut:


1. Nama Cek harus termuat dalam teks.
2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar

sejumlah uang tertentu.


3. Nama pihak yang harus membayar (tertarik).
4. Penunjukan tempat di mana pembayaran harus

dilakukan.
5. Pernyataan tanggal serta tempat Cek ditarik.
6. Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek

(penarik).
Jenis-jenis Cek
Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang

bersifat khusus, sehingga menyebabkan

adanya beberapa jenis cek, sebagai berikut :


1. Cek atas Tunjuk/Pembawa (aan toonder)
2. Cek atas Nama (aan order)
3. Cek atas Pembawa
4. Cek Mundur (postdated cheque)
5. Cek Silang (crossed cheque)

Perbedaan Wesel dan Cek


Perbedaan utama antara wesel dan cek adalah wesel sebagai

alat bayar kredit sedangkan cek merupa kan alat bayar tunai.
Surat sanggup
surat (akta) yang berisi kesanggupan seorang debitor
untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal dan tempat tertentu tanpa syarat kepada
seorang kreditor atau penggantinya. Penerbit dalam
surat sanggup bukan yang memberikan perintah
untuk membayar, tapi adalah pihak yang
menyanggupi untuk membayar.
Menurut Pasal 174 KUHD, suatu akta atau surat dapat
disebut sebagai surat sanggup atau promes apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. klausul “kepada pengganti” (order) atau istilah “surat
sanggup” atau “promes kepada pengganti” yang harus
ditulis di dalam naskah surat tersebut;
2. kesanggupan tanpa syarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu;
3. penetapan hari bayar;
4. penetapan tempat pembayaran;
5. nama orang atau penggantinya kepada siapa
pembayaran harus dilakukan.
Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari

nasabah kepada bank epnyimpan dana

untuk memindahkan sejumlah dana dari

rekening yang bersangkutan kepada

rekening pemegang yang disebutkan

namanya. bilyet giro merupakan surat

Dasar hukum penerbitan bilyet giro

yang berharga dapat dialihkan/

adalah SKBI No.28/32/Kep/Dir

diperdagangkan serta ditukarkan dengan


Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan

uamg seperti halnya cek. SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995

tentang Bilyet Giro yang berlaku

terhadap hubungan hukum yang

terjadi antara penerbit, penerima,

tertarik dan bank penerima.


Thank You!!

Anda mungkin juga menyukai