Anda di halaman 1dari 5

1.

Endosemen Dari Wesel :


Endosemen merupakan cara pengalihan wesel oleh pemegangnya kepada pihak lain secara
sederhana, yakni dengan cara menulisnya di belakang surat wesel tersebut. Kata Dasar “Endos”
sendiri secara harfiah berarti “Belakang”.4
2. Hak regres artinya adalah hak menagih.
Hak regres ini diberikan kepada pemegang wesel karena wesel yang ada ditolak akseptasinya
oleh tertarik (non akseptasi) atau tertarik menolak pembayaran wesel pada hari bayar (non
pembayaran).
3. Secara singkat, akseptasi bisa dikatakan sebagai janji untuk membayar oleh pihak
tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan dalam surat wesel. Apabila telah
diakseptasi, wesel ini menjadi sama dengan promes (surat sanggup bayar), yang berarti
dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal
a. Cessie adalah pemindahan hak piutang, yang sebetulnya merupakan penggantian
orang berpiutang lama, yang dalam hal ini dinamakan cedent, dengan seseorang
berpiutang baru, yang dalam hubungan ini dinamakan cessionaris.
b. Endosemen adalah suatu cara penyerahan menurut hukum kepada orang lain yang
berkaitan beralihnya hak milik atas surat berharga tersebut.
c. Regresi adalah metode statistik yang dipakai untuk memperkirakan hubungan
antara sebuah variabel terikat dan satu variabel independen atau ...
d. Wesel adalah alat pembayaran piutang yang biasa digunakan dalam beberapa
aktivitas, salah satunya saat berbisnis. Wesel bisa disebut juga ...
Pihak Tersangkut atau Betrokkene: Orang yang ...
Penerbit: Pihak pertama yang menerbitkan we...
Pemegang Pertama atau Holder: Orang perta...
Avalist: Orang yang bertugas sebagai penjami

4. Wesel. Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel, tanggal, dan
ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah tanda syarat kepada pihak terkait
perihal hari pembayaran kepada penerima yang telah ditunjuk penerbit maupun penggantinya di
suatu tempat. ... Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
5. Surat Sanggup
Surat sanggup sering disebut juga “surat aksep”. Surat sanggup adalah suatu surat
berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan
kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar (pengakuan hutang) kepada
pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu tertentu
oleh pihak penerbit itu sendiri.

Jadi surat sanggup atau surat aksep adalah surat tanda sanggup atau setuju membayar
sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya pada hari tertentu.
HomeArtikel

Macam-macam Surat Berharga


Syafira Agata RamadhaniOktober 26, 2021 9:28 am

Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya, memiliki nilai uang
dan dilindungi oleh hukum.

Macam-macam surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
terdapat pula diluar KUHD.

Surat Berharga yang diatur dalam KUHD :

 WESEL pasal 100 KUHD : surat perintah secara tertulis tak bersyarat dari penarik (tanda
tangan orang yang mengeluarkannya) untuk membayar sejumlah uang tertentu ditujukan
kepada seseorang (tertarik atau pembayar) untuk membayar sejumlah uang kepada pihak
yang ditujukan untuk menerimanya.  Wesel sebagai alat pembayaran kredit dengan waktu
yang telah ditetapkan. Dapat diterbitkan atas banker atau bukan banker.

Wesel mengenal akseptasi yaitu pembayar atau tertarik menyatakan setuju untuk membayar surat
wesel. Tiap-tiap akseptasi harus ditulis diweselnya dengan kata “sanggup” dan ditandatangani
oleh tertarik.

 CEK pasal 178 KUHD: surat perintah secara tertulis tak bersyarat dari penarik (tanda
tangan orang yang mengeluarkan cek) untuk membayar sejumlah uang tertentu ditujukan
kepada seseorang (tertarik ) untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang ditujukan
untuk menerimanya. Cek sebagai alat pembayaran tunai, harus diterbitkan atas banker .
cek tidak terdapat akseptasi.
 KUITANSI : Sebuah dokumen sebagai tanda bukti telah dilaksanakan pembayaran.

Dalam pasal 229f KUHD “Penerbit asli kuitansi atas-tunjuk, yang harus dibayar oleh pihak
ketiga, bertanggung jawab terhadap setiap pemegangnya untuk memenuhinya selama dua puluh
hari setelah hari tanggalnya dan hari itu tidak termasuk”.

Pasal 229g “Akan tetapi tanggung jawab penerbit asli tetap berlangsung, kecuali bila ia
membuktikan bahwa selama waktu yang ditentukan dalam pasal yang lampau mempunyai dana
sebesar jumlah pada Surat yang diterbitkannya pada orang yang atas dirinya telah diterbitkan
Surat itu. Penerbit asli, dengan ancaman hukuman tanggung jawabnya akan berlangsung terus,
wajib melepaskan dan menyerahkan kepada pemegang saham pada dana yang ada darinya pada
hari jatuh tempo di tangan orang yang atas namanya Surat itu telah dikeluarkan, dan hal itu
sebesar jumlah pada Surat yang dikeluarkan; dan ia harus memberikan kepada pemegang atas
biayanya ini, bukti yang diperlukan untuk menjadikan tagihan itu berlaku sah. Bila penerbit asli
dinyatakan pailit, para pengawas hartanya mempunyai kewajiban yang sama, kecuali bila mereka
menganggap lebih baik untuk mengizinkan pemegang itu sebagai penagih utang untuk jumlah
pada Surat yang dikeluarkan itu.”

 SURAT SANGGUP pasal 174 KUHD : surat yang berisi keterangan kesanggupan
debitur dengan penyebutan “sanggup” di dalam surat tersebut kepada kreditur,
Kesanggupan tak bersyarat tersebut untuk membayar sejumlah uang tertentu.

Syarat surat sanggup :

1. Klausul “kata pengganti “ (order) atau istilah kata “sanggup” harus ditulis disurat tersebut
2. Kesanggupan tanpa bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Penepatan hari dan tempat pembayaran
4. Nama atau penggantinya kepada siapa harus dibayar
5. Nama dan tempat surat sanggup itu ditandatangani
6. Ditandatangani oleh yang menerbitkan surat sanggup tersebut.

Apabila persyaratan diatas tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak berlaku sebagai surat
sanggup, kecuali :

1. Apabila hari bayar tidak ditentukan , dapat dianggap akan dibayar pada waktu yang
ditentukan.
2. Apabila tempat pembayaran tidak ditentukan secara khusus, maka tempat
penandatanganan surat sanggup tersebut sebagai tempat pembayaran.

Surat Berharga di Luar KUHD :

 BILYET GIRO : pembayaran nontunai di Indonesia. Istilah bilyet giro juga digunakan
seorang nasabah bank untuk memberikan perintah pada bank agar memindahbukukan
sejumlah uang kepada penerima.

Dalam penggunaan Bilyet Giro berlaku prinsip umum sebagai berikut:

1. Sebagai sarana perintah pemindahbukuan.


2. Tidak dapat dipindahtangankan.
3. Diterbitkan dalam mata uang Rupiah.
4. Ditulis dalam Bahasa Indonesia.

 KARTU KREDIT : alat pembayaran secara non tunai dengan menggunakan kartu yang
diterbitkan oleh bank. Kartu kredit dapat membantu untuk melakukan transaksi di awal
dan dibayarkan oleh bank, namun harus membayar nominal yang sudah di tentukan oleh
pihak bank setiap awal bulan ke bank bersangkutan.
 TRAVEL CHEQUE/TC : Cek perjalanan sebagai alat pembayaran bagi nasabah yang
melakukan perjalanan ke luar negeri. Penguangan TC atas dasar kurs beli yang berlaku
pada bank setempat dengan cara yang sangat mudah.
 OBLIGASI : Surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi dan perjanjian untuk membayar kembali utang beserta bunganya
dalam waktu yang ditentukan.

Jenis Obligasi

1. Obligasi Pemerintah

Pemerintah resmi menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh
investor lokal sebesar 10%.  Surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang
Rupiah dan Rupiah yang pembayaran bunga dan pokok nya dijamin oleh Pemerintah Republik
Indonesia sampai dengan jatuh tempo.

Obligasi Pemerintah bentuk mata uang Rupiah (IDR), antara lain :


o Obligasi dengan kupon tetap (seri FR-Fixed Rate)
o Obligasi dengan kupon variable(seri VR–Variable Rate)
o Obligasi dengan prinsip Syariah/Sukuk Negara.

Obligasi Pemerintah bentuk Valuta Asing (USD), antara lain :


o Obligasi dengan seri INDON
o Obligasi dengan prinsip Syariah (seri INDOIS)

2. Obligasi Pemerintah Ritel/Surat Berharga Negara (SBN)

Surat Berharga Negara untuk investor ritel adalah produk investasi yang diterbitkan oleh
pemerintah dan dijual kepada individu Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Agen Penjual.
Terdiri dari 2 jenis yaitu konvensional dan syariah, untuk konvensional dikenal dengan Obligasi
Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR). Sedangkan jenis syariah adalah Sukuk
Negara Ritel (SR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST).


o Saving Bond Ritel/SBR : Adalah Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada
Masyarakat secara retaildan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia atas masing-masing produk.
o Obligasi Ritel Indonesia / ORI : Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada
Masyarakat secara retail dan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia atas masing-masing produk.
o Sukuk Ritel dan sukuk tabungan : Surat Utang Negara yang berbasis Syariah atau
dengan nilai-nilai Islam yang ditawarkan kepada Masyarakat secara retail dan
mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan RI atas
masing-masing produk.

 SURAT SAHAM : Surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu
perusahaan.  Seseorang yang memiliki saham memiliki hak atas sebagian aset
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai