4. Wesel. Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel, tanggal, dan
ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah tanda syarat kepada pihak terkait
perihal hari pembayaran kepada penerima yang telah ditunjuk penerbit maupun penggantinya di
suatu tempat. ... Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
5. Surat Sanggup
Surat sanggup sering disebut juga “surat aksep”. Surat sanggup adalah suatu surat
berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan
kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar (pengakuan hutang) kepada
pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu tertentu
oleh pihak penerbit itu sendiri.
Jadi surat sanggup atau surat aksep adalah surat tanda sanggup atau setuju membayar
sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya pada hari tertentu.
HomeArtikel
Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya, memiliki nilai uang
dan dilindungi oleh hukum.
Macam-macam surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
terdapat pula diluar KUHD.
WESEL pasal 100 KUHD : surat perintah secara tertulis tak bersyarat dari penarik (tanda
tangan orang yang mengeluarkannya) untuk membayar sejumlah uang tertentu ditujukan
kepada seseorang (tertarik atau pembayar) untuk membayar sejumlah uang kepada pihak
yang ditujukan untuk menerimanya. Wesel sebagai alat pembayaran kredit dengan waktu
yang telah ditetapkan. Dapat diterbitkan atas banker atau bukan banker.
Wesel mengenal akseptasi yaitu pembayar atau tertarik menyatakan setuju untuk membayar surat
wesel. Tiap-tiap akseptasi harus ditulis diweselnya dengan kata “sanggup” dan ditandatangani
oleh tertarik.
CEK pasal 178 KUHD: surat perintah secara tertulis tak bersyarat dari penarik (tanda
tangan orang yang mengeluarkan cek) untuk membayar sejumlah uang tertentu ditujukan
kepada seseorang (tertarik ) untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang ditujukan
untuk menerimanya. Cek sebagai alat pembayaran tunai, harus diterbitkan atas banker .
cek tidak terdapat akseptasi.
KUITANSI : Sebuah dokumen sebagai tanda bukti telah dilaksanakan pembayaran.
Dalam pasal 229f KUHD “Penerbit asli kuitansi atas-tunjuk, yang harus dibayar oleh pihak
ketiga, bertanggung jawab terhadap setiap pemegangnya untuk memenuhinya selama dua puluh
hari setelah hari tanggalnya dan hari itu tidak termasuk”.
Pasal 229g “Akan tetapi tanggung jawab penerbit asli tetap berlangsung, kecuali bila ia
membuktikan bahwa selama waktu yang ditentukan dalam pasal yang lampau mempunyai dana
sebesar jumlah pada Surat yang diterbitkannya pada orang yang atas dirinya telah diterbitkan
Surat itu. Penerbit asli, dengan ancaman hukuman tanggung jawabnya akan berlangsung terus,
wajib melepaskan dan menyerahkan kepada pemegang saham pada dana yang ada darinya pada
hari jatuh tempo di tangan orang yang atas namanya Surat itu telah dikeluarkan, dan hal itu
sebesar jumlah pada Surat yang dikeluarkan; dan ia harus memberikan kepada pemegang atas
biayanya ini, bukti yang diperlukan untuk menjadikan tagihan itu berlaku sah. Bila penerbit asli
dinyatakan pailit, para pengawas hartanya mempunyai kewajiban yang sama, kecuali bila mereka
menganggap lebih baik untuk mengizinkan pemegang itu sebagai penagih utang untuk jumlah
pada Surat yang dikeluarkan itu.”
SURAT SANGGUP pasal 174 KUHD : surat yang berisi keterangan kesanggupan
debitur dengan penyebutan “sanggup” di dalam surat tersebut kepada kreditur,
Kesanggupan tak bersyarat tersebut untuk membayar sejumlah uang tertentu.
1. Klausul “kata pengganti “ (order) atau istilah kata “sanggup” harus ditulis disurat tersebut
2. Kesanggupan tanpa bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Penepatan hari dan tempat pembayaran
4. Nama atau penggantinya kepada siapa harus dibayar
5. Nama dan tempat surat sanggup itu ditandatangani
6. Ditandatangani oleh yang menerbitkan surat sanggup tersebut.
Apabila persyaratan diatas tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak berlaku sebagai surat
sanggup, kecuali :
1. Apabila hari bayar tidak ditentukan , dapat dianggap akan dibayar pada waktu yang
ditentukan.
2. Apabila tempat pembayaran tidak ditentukan secara khusus, maka tempat
penandatanganan surat sanggup tersebut sebagai tempat pembayaran.
BILYET GIRO : pembayaran nontunai di Indonesia. Istilah bilyet giro juga digunakan
seorang nasabah bank untuk memberikan perintah pada bank agar memindahbukukan
sejumlah uang kepada penerima.
KARTU KREDIT : alat pembayaran secara non tunai dengan menggunakan kartu yang
diterbitkan oleh bank. Kartu kredit dapat membantu untuk melakukan transaksi di awal
dan dibayarkan oleh bank, namun harus membayar nominal yang sudah di tentukan oleh
pihak bank setiap awal bulan ke bank bersangkutan.
TRAVEL CHEQUE/TC : Cek perjalanan sebagai alat pembayaran bagi nasabah yang
melakukan perjalanan ke luar negeri. Penguangan TC atas dasar kurs beli yang berlaku
pada bank setempat dengan cara yang sangat mudah.
OBLIGASI : Surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi dan perjanjian untuk membayar kembali utang beserta bunganya
dalam waktu yang ditentukan.
Jenis Obligasi
1. Obligasi Pemerintah
Pemerintah resmi menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh
investor lokal sebesar 10%. Surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang
Rupiah dan Rupiah yang pembayaran bunga dan pokok nya dijamin oleh Pemerintah Republik
Indonesia sampai dengan jatuh tempo.
o Obligasi dengan kupon tetap (seri FR-Fixed Rate)
o Obligasi dengan kupon variable(seri VR–Variable Rate)
o Obligasi dengan prinsip Syariah/Sukuk Negara.
o Obligasi dengan seri INDON
o Obligasi dengan prinsip Syariah (seri INDOIS)
Surat Berharga Negara untuk investor ritel adalah produk investasi yang diterbitkan oleh
pemerintah dan dijual kepada individu Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Agen Penjual.
Terdiri dari 2 jenis yaitu konvensional dan syariah, untuk konvensional dikenal dengan Obligasi
Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR). Sedangkan jenis syariah adalah Sukuk
Negara Ritel (SR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST).
o Saving Bond Ritel/SBR : Adalah Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada
Masyarakat secara retaildan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia atas masing-masing produk.
o Obligasi Ritel Indonesia / ORI : Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada
Masyarakat secara retail dan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia atas masing-masing produk.
o Sukuk Ritel dan sukuk tabungan : Surat Utang Negara yang berbasis Syariah atau
dengan nilai-nilai Islam yang ditawarkan kepada Masyarakat secara retail dan
mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan RI atas
masing-masing produk.
SURAT SAHAM : Surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu
perusahaan. Seseorang yang memiliki saham memiliki hak atas sebagian aset
perusahaan.