“
Surat Berharga adalah alat bayar atau instrumen pembayaran dalam berbagai transaksi
perdagangan sebagai pengganti uang, pemegang Surat Berharga orang yang berhak
atau dianggap berhak melakukan penagihan. Surat- surat Berharga (waarde papieren)
yang dalam perdagangan disebut surat perdagangan atau surat perniagaan (han -
delspapier) atau juga disebut Commercial paper. Surat Berharga adalah untuk men-
“
dorong kegiatan transaksi perdagangan para pedagang karena .dapat diperjual belikan,
surat tersebut merupakan penjelmaan dari suatu “ hak “ untuk mendapatkan suatu
kekayaan
Alat pembayaran
03 Kemudahan alat pembayaran, aman, praktis, lancar dan
mudah dalam lalu lintas perdagangan.
Surat Wesel
01 surat yang memuat kata wesel didalamnya, ditanggali dan ditandatangani disuatu
tempat, penerbit memberi perintah tanpa syarat kepada tersangkut untuk pada hari
bayar membayar sejumlah uang kepada orang (penerima) yang ditunjuk oleh pener-
bit atau penggantinya disuatu tempat tertentu
Surat Cek
02 Surat Berharga yang memuat kata cek. Penerbitnya memerintahkan pada bank ter-
tentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang disebut cek, penggantinya
atau pembawa pada saat diunjukkan
Surat Saham
03 surat berharga yang mencantumkan kata saham didalamnya, sebagai tanda bukti
kepemilikan sebagian dari modal perseroan
Surat-surat berharga diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang sbb:
Surat sanggup
04 surat berharga yang memuat kata aksep atau promes, penerbit menyanggupi untuk
membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, peng-
gantinya atau pembawanya pada hari bayar Promes atas tunjuk atau promes atas
pembawa : surat berharga yang ditanggali dimana penandatanganannya sendiri ber -
janji akan membayar sejumlah uang yang ditentukan didalamnya kepada tertunjuk,
pada waktu diperlihatkan pada suatu tertentu
Obligasi
05 Surat Berharga yang pengaturannya tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD), tetapi diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan diluar
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Bilyet Giro
06 surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya, kepada
bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada Bank yang
sama atau kepada bank lainnya
Surat-surat berharga diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang sbb:
Kwintasi
07 surat perintah dari si penerbit kepada pemegang dalam waktu selambat-lambatnya
20 hari, jadi merupakan surat berharga jangka pendek
Sertifikat saham
08 surat bukti kepemilikan sejumlah saham suatu perseroan; dalam sertifikat tersebut di-
cantumkan nama penerbit, jumlah nominal atau mewakili nilai yang dinyatakan, atau
deklarasi nilai bukan nominal, dan hak pemegang saha
Wesel Inkaso
01 Wesel yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberi kuasa kepada 1. Surat
Pemegang pertama menagih sejumlah uang, tidak untuk diperjual be-
likan (Pasal 102a KUHD ayat (3))
Wesel
Wesel Jaminan
02 Suatu Wesel yang dipergunakan sebagai jaminan, dalam hubungan
ini endosemen jaminan
Wesel lunas
06 wesel yang sudah dibayar lunas oleh yang berkepentingan dibubuhi
tanda “lunas” dan ditandatangani oleh yang yang berkepentingan
tersebut
(Pasal 613 (1) KUHPer): penyerahan piutang-piutang atas nama dan barang-
barang lain yang tidak bertubuh, dilakukan dengan jalan membuat akta
otentik atau dibawah tangan yang melimpahkan hak-hak atas barangbarang
itu kepada orang lain. Dalam praktiknya penyerahan dilakukan dengan bukti
penyerahan dilakukan dengan bukti penyerahan hak (cessie). Cessie diatur
dalam Buku II KUHPerdata tentang “ kebendaan”, karena merupakan salah
satu cara untuk memperoleh (mengalihkan) hak milik (Pasal 584
KUHPerdata).
4. Surat Sanggup Surat
surat berharga yang memuat kata aksep atau promes, Sanggup
penerbit menyanggupi untuk membayar sejumlah uang
kepada orang yang namanya disebut dalam cek,
penggantinya atau pembawanya pada hari bayar
Promes atas tunjuk atau promes atas pembawa : surat
berharga yang ditanggali dimana penandatanganannya
sendiri berjanji akan membayar sejumlah uang yang
ditentukan didalamnya kepada tertunjuk, pada waktu
diperlihatkan pada suatu tertentu
5. Obligasi Obligasi
Obligasi merupakan Surat Berharga yang pengaturannya
tidak diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang
(KUHD), tetapi diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan diluar Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD)