Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK

SURAT-SURAT BERHARGA

SATRIYANI CAHYO WIDAYATI

E-mail : satriyani@unik-kediri.ac.id
Ada beberapa pendapat mengenai pembebanan dari surat perniagaan, misalnya surat perniagaan
misalnya surat perniagaan itu terdiri atas surat berharga dan surat yang mempunyai harga.
Pendapat lain mengatakan bahwa surat berharga dan surat yang mempunyai itu ada dalam satu
kelompok. Vollmer membagi surat perniagaan tidak beberapa dalam beberapa kelompok surat
yang masing-masing kelompok mempunyai kekhususan sendiri-sendiri :
1. Surat berharga dan surat yang berharga
2. Surat bukti diri
3. Surat kepada-pengganti dan kepada-pembawa
4. Surat rekta
5. Surat kebendaan
6. Surat bukti keanggotaan

 JENIS-JENIS SURAT YANG BERHARGA


1. Surat Rekta
Surat rekta (surat papieren) : adalah akta yang menurut undang-undang dapat diberi
bentuk sebagai surat berharga. Akan tetapi, karena para pihak menghendaki agar
menghendaki agar akta itu sukar untuk diperjualbelikan, akta itu diberi bentuk tertentu
sehingga menjadi surat yang berharga, misalnya surat wesel. Menurut Undang-Undang,
surat tersebut dapat diberi bentuk sebagai surat berharga, yakni dengan bentuk atas nama
dan kepada-pengganti. Akan tetapi, apabila surat wesel itu diberi bentuk “tidak kepada-
pengganti” , surat wesel itu menjadi surat yang berharga ( pasal 110 ayat (2) KUHD).
Contoh lain mengenai surat yang berharga sebagai berikut :
a. Surat cek (cheque) dengan klausul “tidak kepada-pengganti” Pasal 191 ayat 2;
b. Charter partai dengan klausul “atas nama” (Pasal 457 ayat (2));
c. Konosemen dengan kausul “atas nama” (pasal 506 ayat (2));
d. Saham atas nama (Pasal 40 ayat (1) jo pasal 42.

2. Surat Bukti Diri


Surat Bukti Diri (legimatiepapier) ialah surat tuntuttan utang, biasanya nama pemiliknya
tidak disebut dalam akta yang menimbulkan anggapan bahwa pemegangnya adalah yang
berhak. Contoh jenis surat bukti ini adalah : kartu tanda bukti pegawai, kartu tanda
penduduk (KTP), karcis kereta api/bus/bioskop, tiket kapal laut, tiket pesawat, tanda bukti
titipan barang/mobil/motor,dan lain-lain.

3. Surat Pengakua/Perintah Membayar Utang Atas Nama


Surat pengakuan utang atas nama (schuldbrief of schuldbekentenis op naam) adalah surat
yang diterbitkan oleh bank tertentu dan ditanda tangani oleh debitur atau nasabah bank
tersebut yang berisikan perintah membayar sejumlah uang pada waktu tertentu kepada
pembawa, misalnya bilyet giro.

 JENIS – JENIS SURAT BERHARGA

1. Surat Wesel
Surat berharga yang memuat kata wesel didalamnya, ditanggali dan ditanda tangani di
suatu tempay. Si penerbit memberi perintah tanpa syarat kepada tersangka untuk, pada
hari bayar, membayar sejumlah uang kepada orang (penerima) yang ditunjuk oleh
penerbit atau penggantinya di suatu tempat tertentu (Pasal 100 KUHD).

2. Surat Sanggup
Surat berharga yang memuat kata “aksep atau promes“. Penerbit menyanggupi untuk
membayar sejumlah uang kepada orang yang disebut dalam surat sanggup itu atau
penggantinya/pembawanya pada hari bayar (Pasal 174 KUHD).

3. Surat Cek
Surat berharga yang memuat kata “Cek/cheque”. Penerbitnya memerintahkan kepada
bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam
cek, penggantinya, atau pembawanya pada saat ditunjukkan (Pasal 178 KUHD).

4. Carter Partai
Surat berharga yang memuat kata charter party yang membuktikan adanya perjanjian
pencarteran kapal. Si penanda tangan mengikatkan diri untuk menyerahkan sebagian atau
seluruh ruangan kapal kepada pencarter untuk dioperasikan, sedangkan pencarter
mengikatkan diri untuk membayar uang carter.

5. Konosemen.
Surat berharga yang memuat kata “konosemen atau bill of loading” yang merupakan
tanda bukti penerimaan barang dari pengirim serta ditanda tangani oleh pengangkut dan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menuntut penyerahan barang-barang
yang disebut dalam konosemen itu.

6. Delivery Order
Surat berharga yang mencantumkan kata delivery oreder di dalamnya dan merupakan
surat perintah dari pemegang konosemen kepada pengangkut agar kepada pemegang d/o
(delivery order) diserahkan barang-barang yang disebutkan dalam d/o yang dambil
konosemen.

7. Ceel
Surat berharga sebagai tanda bukti penerimaan barang-barang untuk disimpan dalam Bee
serta ditanda tangani oleh pengusaha veem yang memebri hak kepada pemegangnya
untuk menuntut penyerahan barang-barang yang disebut dalam ceel kepada pengusaha
veem.

8. Volgbriefje
Surat perintah dari penanda tangan (pemegang) ceel kepada pengusaha veem agar
menyerahkan barang-barangsebagai yang disebut dalam volgbriefje kepada
pemegangnya.

9. Surat Saham
Surat berharga yang mencantumkankata “saham“ di dalamnya sebagai bukti pemilikan
sebagian dari modal perseroan (Pasal 40 ayat [1]).
10. Surat Obligasi
Surat berharga yang mencantumkan kata “obligasi“ di dalamnya. Penerbit menyatakan
berutang kepada pemegang dang menyanggupi membayar/mengembalikanjumlah pokok
dengan bunga tertentu yang disebutkan yang disebutk dalam surat obligasi itu. Berbeda
dengan saham obligasi selalu diberi bunga. Walaupun perusahaan dalam keadaan merugi,
pemegang saham tidak akan mendapat dividen.

11. Sertifikat
Surat berharga yang mencantumkan kata “sertifikat” di dalamnya dan merupakan tanda
bukti penerimaan uang yang diterbitkan oleh bank-bank atau badan hukum lainnya atas
sejumlah uang yang diserahkan kepada bank atau badan hukum itu untuk suatu jangka
waktu tertentu atau tidak terbatas. Hal tersbut dilakukan dengan membayar bunga atau
uang ganti dividen sebagai imbalannya dan dapat diperjual belikan.

 PENERBITAN SURAT BERHARGA DAPAT DITERBITKAN

1. Atas Nama
Surat berharga diterbitkan atas nama apabila nama kreditur disebut denganjelas dalam
akta tanpa tambahan apa-apa, misalnya rumusan pada cek yang berbunyi, “Bayarlah atas
penyerahan cek ini kepada Sdr. Sudarmono uang sejumlah seratus ribu rupiah”.

2. Kepada-Pengganti
Surat berharga diterbitkan “kepada-penggani” apabila nama kreditur disebut dengan jelas
dalam akta dengan tambahan kata-kata “atau pengganti”, misalnya rumusan pada cek
yang berbunyi, “Bayarlah atas penyerahan cek ini kepada Sdr.Sudarmono atau pengganti
uang sejumlah seratus ribu rupiah”.

3. Kepada-Pembawa
Surat berharga diterbitkan “kepada-pembawa” apabila nama kreditur tidak disebut dalam
akta atau disebut dengan jelas dalam akta dengan tambahan kata-kata “atau pembawa”,
misalnya rumusan pada cek yang berbunyi, “Bayarlah atas penyerahan cek ini kepada
Sdr. Sudarmono atau pembawa uang sejumlah seratus ribu rupiah”.

Anda mungkin juga menyukai