Anda di halaman 1dari 12

Hukum Surat Berharga

Pengaturan Surat Berharga


Definisi Surat Berharga

SURAT BERHARGA ADALAH


• SURAT YANG MENGANDUNG NILAI UANG
• BERSIFAT MUDAH DIALIHKAN ATAU DIJUALBELIKAN
• DIBUAT DENGAN MAKSUD UNTUK MENGGANTIKAN FUNGSI UANG ATAU
MEMBUKTIKAN BAHWA PEMEGANGNYA MEMPUNYAI HAK UNTUK
MENDAPATKAN PEMBAYARAN UANG PADA WAKTU TERTENTU
Hukum Surat Berharga

HUKUM SURAT BERHARGA ADALAH


HUKUM YANG MENGATUR MENGENAI SURAT BERHARGA SEBAGAI SALAH
SATU INSTRUMEN PEMBAYARAN (PAYMENT INSTRUMENT)
Pengaturan Surat Berharga
Pengaturan Surat Berharga

Wesel

Surat Sanggup

Di dalam KUHD Cek


Surat Berharga
Konosemen
Pengaturan

Kuitansi atas Tunjuk

Obligasi

Sertifikat Deposito
Di luar KUHD Efek/Saham

Surat Berharga Komersial

Surat Berharga Lainnya


Surat Berharga

 Wesel (Pasal 100 – 177 KUHD)


Surat berharga yang memuat kata “wesel” di dalamnya, ditanggali dan
ditandatangani di suatu tempat, dimana penerbit (trekker) memberi perintah tak
bersyarat kepada tersangkut (betrokkene) untuk membayar sejumlah uang pada
hari bayar (vervaldag) kepada orang yang ditunjuk oleh penerbit yang disebut
penerima (nemer) atau penggantinya di suatu tempat tertentu

 Surat Sanggup (Pasal 174 – 177 KUHD)


Surat yang memuat kata surat sanggup atau promesse aan horder, yang
ditandatangani pada tanggal dan tempat tertentu, yang mana penandatanganan
menyanggupi tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
pemegang atau penggantiya pada tanggal dan tempat tertentu
Surat Berharga

 Cek (Pasal 178 – 229d KUHD)


Surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum
dalam cek, dimana Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama" maupun "atas
unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan (negotiable
paper)

 Konosemen (Pasal 506 – 517d KUHD)


Surat berharga yang memuat kata konosemen atau bill of lading, yang merupakan
tanda bukti penerima barang dari pengirim, ditandatangani oleh pengangkut dan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menuntut penyerahan
barangbarang yang disebut dalam konosemen itu
Surat Berharga

 Kuitansi Atas Tunjuk (Pasal 229e – 229k KUHD)


Surat bukti pembayaran yang diterbitkan oleh penerbit, dimana pemegang kuitansi
berposisi sebagai kreditur yang berhak atas pembayaran sejumlah uang dan pihak
penerbit berposisi sebagai debitur yang berkewajiban membayar, debitur
membayar kepada kreditur dengan menyerahkan kuitansi atas tunjuk dengan
permintaan supaya kuitansi itu ditunjukan kepada orang yang namanya terdapat
pada kuitansi, sehingga kuitansi yang telah diterbitkan merupakan alat bukti bahwa
pihak yang disebutkan dalam kuitansi telah dibebaskan dari kewajiban hutangnya
kepada penerbit
Surat Berharga

 Obligasi (UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal)


Surat berharga berupa surat utang dengan jangka menengah atau jangka panjang
yang dapat diperdagangkan di pasar modal (tercatat di Bursa), dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran bunga atau kupon dalam jumlah dan
sesuai ketentuan dalam perjanjian penerbitan dan/atau sertifikat obligasi

 Sertifikat Deposito (POJK No.10/POJK.03/2015)


Sertifikat atas simpanan dalam bentuk deposito termasuk yang berdasarkan
prinsip syariahyang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan

 Efek/Saham (UU No.40 tahun 2007, UU No.8 tahun 1995)


Bukti penyertaan modal yang dimasukkan oleh subjek hukum ke dalam suatu
Perseroan Terbatas, dimana pemegang saham memiliki hak-hak sesuai ketentuan
anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Surat Berharga

 Surat Berharga Komersial (PBI No.19/9/PBI/2017)


Surat berharga yang diterbitkan oleh Korporasi Non-Bank berbentuk surat sanggup
(promissory note) dan berjangka waktu sampai dengan 1 tahun yang terdaftar di
Bank Indonesia

 Surat Berharga Lain


 Medium term notes (MTN) merupakan surat utang jangka menengah yang tidak
diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang, dimana pemegang MTN
akan mendapatkan pembayaran bunga atau kupon dalam jumlah dan sesuai
ketentuan dalam perjanjian penerbitan dan/atau sertifikat obligasi saham yang
setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi
saham lain
Surat Berharga

 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek
 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan
Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia Syariah
 Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan
utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran
bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa
berlakunya
 Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di
gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang
Thank You
Aziz Rahimy S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai