Anda di halaman 1dari 5

Resume Hukum Dagang Pertemuan ke 11 dan 12 (Surat Berharga)

Nama : Muhammad Rifqi


Nim : 2202056070
Kelas : IH-B3
Dosen : : Dr. Ja’far Baehaqi, MH.

Pertemuan 11

A. Surat Berharga

-Surat berharga adalah sebuah dokumen yang memiliki nilai uang yang diakui dan
dilindungi oleh hukum untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran,
penagihan atau sejenis lainnya. Selain digunakan sebagai alat pembayaran, fungsi
utama surat berharga adalah sebagai surat legitimasi karena surat berharga tersebut
adalah panduan bagi pemegang surat yang dianggap sebagai pihak yang dapat
melakukan atau memiliki hak tertentu.
-Menurut Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, SH. Beliau mengatakan bahawa istilah
surat berharga itu terpakai untu surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang
dapat dipakai untuk alat pmbayaran. Ini artinya pula bahwa surat berharga dapat
diperdagangkan dan dapat diuangkan sewaktu-waktu dengan uang tunai.

B. Wesel

-Surat Wesel adalah bill of exchange yaitu surat perintah tidak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada seseorang yang disebut namanya atau
kepada orang yang ditunjuknya pada tanggal pembayaran.

-Berdasarkan definisi diatas, maka personal yang terkait dengan wesel adalah :

1. Penerbit (trekker) : Orang yang membuat/menerbitkan/mengeluarkan surat wesel.


Wesel diterbitkan oleh Kreditur (pihak yang berpiutang), Berbeda dengan Cek
dan surat sanggup yang diterbitkan oleh debitur (pihak yang berhutang).
2. Tersangkut : Orang yang mendapat perintah dari penerbit untuk membayar
sejumlah uang pada hari bayar kepada penerima.
3. Akseptan : kedudukan tersangkut yang sudah mengakseptasi surat wesel
(perbuatan ini dinamakan mengakseptasi, yaitu perbuatan tersangkut dengan cara
menulis kata setuju (accepted) disebelah kiri atas surat wesel dan ditandatangani
sebagai tanda bukti bahwa tersangkut (dalam hal ini telah berubah menjadi
akseptan) sanggup membayar wesel tersebut pada saat hari bayar/jatuh tempo)
4. Penerima (nemer) : penerbit sendiri atau orang yang ditunjuk oleh penerbit untuk
menerima sejumlah uang sebagaimana disebut dalam surat wesel pada hari bayar
(jatuh tempo)
5. Pemegang (houder) orang yang memperoleh surat wesel dari penerima atau
pemegang lain.
6. Andosan : Kedudukan penerima atau pemegang yang menyeraahkan surat wesel
kepada orang lain (sedangkan orang lain yang menerima penyerahan surat wesel
disebut pemegang)
7. Pengganti/indorsee, yaitu orang yang menerima peralihan surat wesel dari
pemegang sebelumnya.

-Berdasarkan fungsinya, wesel dibedakan ke dalam:

a. wesel untuk keperluan kiriman uang (bank draft),

b. wesel dagang atau wesel tagih (bill of exchange, merchants draft), yang lazim
digunakan dalam transaksi trade finance. Wesel yang tergolong surat berharga
dalam bab ini adalah wesel dagang atau lazim juga disebut wesel tagih. wesel
tagih atau bill of exchange didefinisikan sebagai: Perintah tertulis tanpa syarat
dari pihak yang satu kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang saat
diminta atau pada waktu yang ditetapkan.

-Dasar Hukum Wesel

1. Pasal 100 sampai dengan Pasal 173 KUHD;

2. Konvensi Genewa, 1930 dan 1931.

C. Surat Berharga

-Dalam undang-udang tidak terdapat definisi promes, namun dari sifatnya,


promes dapat digolongkan ke dalam surat tagihan utang.

-Surat Sanggup/promesse mempunyai sifat yang sama dengan Surat Wesel


ditinjau dari sudut isi perikatannya yang merupakan surat tagihan hutang. Akan
tetapi dari sisi perbedaannya maka Surat sanggup merupakan Janji untuk
membayar, sedang wesel merupakan perintah untuk membayar

-Berdasarkan Blacks Law Dictionary, promes didefinisikan sebagai: Janji atau


komitmen tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat yang
dtetapkan, atau saat diminta, atau saat diunjukkan, kepada pihak yang tercantum
namanya, atau kepada penggantinya, atau siapapun pembawa promes. Promes
akan menjadi negotiable apabila diterbitkan dengan kondisi payable to order or
bearer.

-Dasar Hukum : Pasal 174 sampai dengan Pasal 177 KUHD.

-Syarat Formal

1. Memuat kata “Surat sanggup” atau “Promes Atas (Kepada) Pengganti;


2. Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu;
3. Penunjukan hari bayarnya;
4. Penetapan tempat dimana pembayaran harus terjadi;
5. Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya,
pembayaraan harus dilakukan;
6. Tanggal dan tempat surat sanggup ditandatangani;
7. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup (penandatangan).

D. Cek

-Istilah cek berasal dari bahas Perancis “Cheque” yang kemudian istilah ini
diikuti oleh Belanda dan Inggris. Dari pasal 178 KUHD menunjukkan bahwa cek
adalah surat yang membuat kata cek yang diterbitkan pada tanggal dan tempat
tertentu, dengan mana perintah tanpa syarat kepada banker untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa surat tersebut.

-Pada prinsipnya cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada
bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek
tersebut

-Dasar Hukum

 Pasal 178-229d KUHD;


 SEBI No.8/7/UPPB tertanggal 16 Mei 1975 tentang Cek/Bilyet Giro Kosong
(“SEBI No.8/7/1975”);
 SEBI No.9/72/UPPB tertanggal 10 Januari 1977 tentang Penulisan Nilai Nominal
Cek/Bilyet Giro dalam Angka dan Huruf (“SEBI No.9/72/1975”);
 SEBI No.9/16/UPPB tertanggal 31 Mei 1976 tentang Larangan Menerbitkan
Cek/Bilyet Giro dalam Valuta Asing (“SEBI No.9/16/1976”);
 SEBI No.5/85/UPPB/PbB tertanggal 11 September 1972 tentang
Pembuatan/Penerbitan Cek/Bilyet Giro dan Alat-alat Lalu Lintas Pembayaran
Giral Lainnya (“SEBI No.5/85/1972”);

Pertemuan Ke 12

A. Bilyet Giro

-Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank untuk meminta
pemindahbukuan. Selain itu, arti dari istilah bilyet giro adalah suatu metode
pembayaran atau dapat disebut pencairan dana yang berlaku untuk rekening giro.
Surat perintah ini bertujuan untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening nasabah
tersebut kepada rekening penerima.

-Masa berlaku bilyet giro adalah 70 hari dari tanggal bilyet diterbitkan. Dengan kata
lain, kadaluarsa bilyet giro dihitung setelah jangka waktu tersebut. Artinya bilyet akan
hangus dan nasabah harus menerbitkan ulang. Jumlah uang yang bisa
dipindahbukukan melalui bilyet giro adalah maksimal Rp500 juta. Di sisi lain,
keamanan transaksi surat ini lebih terjamin daripada nasabah menggunakan surat cek.

-Sifat Bilyet Giro


Sama halnya dengan alat pembayaran non tunai lainnya, bilyet giro juga memiliki
sifat khusus yang menjadikan dirinya dianggap sebagai alat pembayaran non tunai
paling aman. Beberapa sifat khusus dari bilyet giro adalah:
a. Mempunyai masa berlaku yang sudah disahkan.
b. Tidak bisa langsung dibayarkan secara tunai.
c. Pembayaran dilaksanakan saat tanggal jatuh tempo.
d. Bilyet giro bisa dibatalkan secara sepihak oleh penarik atau nasabah pemberi.

-Syarat Bilyet Giro

Berdasarkan peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (PBI) No.


18/41/PBI/2016 tentang Bilyet Giro, terdapat sejumlah syarat yang harus diperhatikan
oleh penarik (nasabah pemberi bilyet giro), antara lain:

a. Bilyet giro tidak tergolong ke dalam surat berharga.


b. Penarik bilyet giro harus memenuhi syarat formal bilyet giro.
c. Penarik bilyet giro wajib memiliki dana yang cukup.
d. Penarik bilyet giro wajib menginformasikan kepada bank apabila bilyet giro ingin
dibatalkan atau diblokir.

-Aturan Bilyet Giro

Selain persyaratan yang harus Anda penuhi untuk menerbitkan surat berharga ini, ada
beberapa aturan mengenai bilyet giro, antara lain:

a. Masa berlaku bilyet giro sampai dengan 70 hari


b. Jumlah maksimal nominal kliring adalah Rp500 juta.
c. Penulisan nama pemberi bilyet giro harus berada tepat di bawah tanda tangan
d. Tanda tangan pemberi tidak bisa diulang.
e. Tanda tangan wajib ditulis secara manual menggunakan tinta.
f. Penyerahan bilyet giro ke bank harus dilakukan oleh pemberi langsung atau orang
yang mewakili dalam surat kuasa.
g. Proses pencairan uang tidak bisa dipindahtangankan.
h. Perbaikan penulisan hanya boleh dilakukan tiga kali untuk masing-masing kolom
isian.
i. Tanggal penerbitan dan tanggal efektif wajib ditulis.
j. Bilyet giro pada dasarnya hanya bisa diblokir, tidak bisa dibatalkan

B. Saham

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memiliki hak klaim atas keuntungan dan aktiva perusahaan.1 Saham
merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian dari kepemilikan perusahaan,
jika para investor berinvestasi dengan membeli saham berarti investor tersebut
membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut, dan investor tersebut berhak
atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen.
jenis-jenis saham yang dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain sebagai berikut :
1) Dari Segi Cara Peralihan a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Merupakan saham
yang nama pemilk sahamnya tidak tertulis pada saham. Saham jenis ini mudah untuk
dialihkan kepada pihak lain.
b. Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama merupakan saham yang
nama pemiliknya tertulis dalam saham. Jenis saham ini juga sulit untuk dapat
dialihkan kepada pihak lain, karena diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
2) Dari Segi Hak Tagih
a. Saham Biasa (Common Stocks) Saham biasa adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dsb)
dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang
selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.
b. Saham Preferen (Preferen Stocks)
aham preferen merupakan suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan
yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dsb) dimana pemegangnya akan
memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal
(tiga bulan).

C. Obligasi

-Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk
membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang
obligasi tersebut (Brigham dan Houston, 2009). Obligasi merupakan salah satu pilihan
investasi yang sangat diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang
bersifat tetap

-Karakteristik obligasi terdiri dari

a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan)
Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
c. Jatuh tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara
umum semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi bunganya.
d. Penerbit atau Emiten ( Issuer) mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur
resiko atau kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran
kupon dan pokok obligasi tepat waktu ( defaultrisk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PT. PEFINDO
atau Kasnic Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai