Pertemuan 11
A. Surat Berharga
-Surat berharga adalah sebuah dokumen yang memiliki nilai uang yang diakui dan
dilindungi oleh hukum untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran,
penagihan atau sejenis lainnya. Selain digunakan sebagai alat pembayaran, fungsi
utama surat berharga adalah sebagai surat legitimasi karena surat berharga tersebut
adalah panduan bagi pemegang surat yang dianggap sebagai pihak yang dapat
melakukan atau memiliki hak tertentu.
-Menurut Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, SH. Beliau mengatakan bahawa istilah
surat berharga itu terpakai untu surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang
dapat dipakai untuk alat pmbayaran. Ini artinya pula bahwa surat berharga dapat
diperdagangkan dan dapat diuangkan sewaktu-waktu dengan uang tunai.
B. Wesel
-Surat Wesel adalah bill of exchange yaitu surat perintah tidak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada seseorang yang disebut namanya atau
kepada orang yang ditunjuknya pada tanggal pembayaran.
-Berdasarkan definisi diatas, maka personal yang terkait dengan wesel adalah :
b. wesel dagang atau wesel tagih (bill of exchange, merchants draft), yang lazim
digunakan dalam transaksi trade finance. Wesel yang tergolong surat berharga
dalam bab ini adalah wesel dagang atau lazim juga disebut wesel tagih. wesel
tagih atau bill of exchange didefinisikan sebagai: Perintah tertulis tanpa syarat
dari pihak yang satu kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang saat
diminta atau pada waktu yang ditetapkan.
C. Surat Berharga
-Syarat Formal
D. Cek
-Istilah cek berasal dari bahas Perancis “Cheque” yang kemudian istilah ini
diikuti oleh Belanda dan Inggris. Dari pasal 178 KUHD menunjukkan bahwa cek
adalah surat yang membuat kata cek yang diterbitkan pada tanggal dan tempat
tertentu, dengan mana perintah tanpa syarat kepada banker untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa surat tersebut.
-Pada prinsipnya cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada
bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek
tersebut
-Dasar Hukum
Pertemuan Ke 12
A. Bilyet Giro
-Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank untuk meminta
pemindahbukuan. Selain itu, arti dari istilah bilyet giro adalah suatu metode
pembayaran atau dapat disebut pencairan dana yang berlaku untuk rekening giro.
Surat perintah ini bertujuan untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening nasabah
tersebut kepada rekening penerima.
-Masa berlaku bilyet giro adalah 70 hari dari tanggal bilyet diterbitkan. Dengan kata
lain, kadaluarsa bilyet giro dihitung setelah jangka waktu tersebut. Artinya bilyet akan
hangus dan nasabah harus menerbitkan ulang. Jumlah uang yang bisa
dipindahbukukan melalui bilyet giro adalah maksimal Rp500 juta. Di sisi lain,
keamanan transaksi surat ini lebih terjamin daripada nasabah menggunakan surat cek.
Selain persyaratan yang harus Anda penuhi untuk menerbitkan surat berharga ini, ada
beberapa aturan mengenai bilyet giro, antara lain:
B. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memiliki hak klaim atas keuntungan dan aktiva perusahaan.1 Saham
merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian dari kepemilikan perusahaan,
jika para investor berinvestasi dengan membeli saham berarti investor tersebut
membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut, dan investor tersebut berhak
atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen.
jenis-jenis saham yang dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain sebagai berikut :
1) Dari Segi Cara Peralihan a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Merupakan saham
yang nama pemilk sahamnya tidak tertulis pada saham. Saham jenis ini mudah untuk
dialihkan kepada pihak lain.
b. Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama merupakan saham yang
nama pemiliknya tertulis dalam saham. Jenis saham ini juga sulit untuk dapat
dialihkan kepada pihak lain, karena diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
2) Dari Segi Hak Tagih
a. Saham Biasa (Common Stocks) Saham biasa adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dsb)
dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang
selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.
b. Saham Preferen (Preferen Stocks)
aham preferen merupakan suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan
yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dsb) dimana pemegangnya akan
memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal
(tiga bulan).
C. Obligasi
-Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk
membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang
obligasi tersebut (Brigham dan Houston, 2009). Obligasi merupakan salah satu pilihan
investasi yang sangat diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang
bersifat tetap
a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan)
Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
c. Jatuh tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara
umum semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi bunganya.
d. Penerbit atau Emiten ( Issuer) mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur
resiko atau kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran
kupon dan pokok obligasi tepat waktu ( defaultrisk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PT. PEFINDO
atau Kasnic Indonesia.