NIM : 2018200125
KELAS : E
MATKUL : HUKUM KEGIATAN EKONOMI
TUGAS RESUME
HUKUM DALAM EKONOMI BAB 5
ASPEK HUKUM DALAM BISNIS BAB 5
HUKUM KEGIATAN EKONOMI BAB 4
Surat Sanggup
Surat sanggup adalah surat yang dibuat oleh seorang yang berisikan suatu kesanggupan untuk
membayar sejumlah uang pada waktu tertentu.
Perbedaan pokok antara surat sanggup dengan wesel adalah bahwa wesel merupakan surat
perintah membayar, sedangkan surat sanggup adalah surat janji / kesanggupan untuk membayar.
Commercial Paper
Commercial paper adalah surat sanggup tanpa jaminan berjangka waktu pendek yang diterbitkan
oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek dengan
sistem diskonto.
Pembiayaan Konsumen
Adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen
dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala. Sejak tahun 1988 melalui SK Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 yang secara formal mengangkat kegiatan usaha
pembayaran ke permukaan, sebagai bagian resmi sektor jasa keuangan.
HUKUM KEGIATAN EKONOMI BAB 4
ASPEK HUKUM DALAM TRANSPARANSI PENGELOLAAN PERUSAHAAN
BUMN/BUMD
SEBAGAI UPAYA MEMBERANTAS KKN
Sampai sekarang ini, pembicaraan good corporate governance, khususnya peningkatan
transparansi dalam etos kerja pengelolaan perusahaan masih mampu untuk menarik perhatian
banyak orang. Mengapa pembicaraan itu menarik ? tidak lain, oleh karena adanya pendapat,
rupa-rupanya penerapan prinsip transparansi perusahaan sampai sekarang belum seluruhnya
memuaskan. Berita-berita tentang inefficiency, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sebagai hidden
enemy masih menghiasi berbagai media massa. Cina, Rusia, dan Indonesia merupakan negara
yang paling buram.
Apabila penerapan prinsip transparansi yang terdapat dalam strategi good corporate governance
dikaitkan dengan upaya memberantas KKN, maka penekanan pelaksanaan prinsip keterbukaan
menjadi penting. Sebab penerapan transparansi akan dapat meminimalisasi KKN tersebut. Pasal
20 ayat 2 Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa tindak pidana korupsi dilakukan oleh
korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang baik berdasarkan hubungan
kerja maupun berdasarkan hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik
sendiri maupun bersama-sama. Dalam Pasal 20 ayat 3 Undang-Undang tersebut juga ditentukan
bahwa dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap suatu korporasi, maka korporasi tersebut
diwakili oleh pengurus.
Secara spesifik, penerapan prinsip transparansi itu berfungsi untuk mendukung jalannya Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang kemudian diperbaiki dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001, dimana dalam konsideran peraturan perundang-undangan tersebut ditegaskan
bahwa korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat
pembangunan nasional yang membutuhkan efisiensi tinggi.
Holly J. Gregory dan Marshal E. Simms menguraikan istilah pengelolaan perusahaan dari Ira
M. Millstein, «The Evolution of Corporate Governance in the United States,» yang dibacakan di
depan Forum Ekonomi Dunia, di Davos, Swiss pada tanggal 2 Februari 1998, dimana dikatakan
bahwa istilah «pengelolaan perusahaan» memiliki banyak definisi. Istilah tersebut dapat
mencakup segala hubungan perusahaan, yaitu hubungan antara modal, produk, jasa dan penyedia
sumber daya manusia, pelanggan dan bahkan masyarakat luas.
Istilah pengelolaan perusahaan juga dapat mencakup segala aturan hukum yang ditujukan untuk
memungkinkan suatu perusahaan untuk dapat dipertanggungjawabkan di depan para pemegang
saham perusahaan publik, seperti juga audit juga kerja dari pasar untuk mengkontrol perusahaan.
Secara singkat istilah pengelolaan perusahaan tersebut oleh Gregory dan Simms diuraikan
dengan pandangan definisi luas dan terbatas. Secara terbatas, istilah tersebut berkenaan dengan
hubungan antara manajer, direktur dan pemegang saham perusahaan. Istilah tadi juga dapat
mencakup hubungan antara perusahaan itu sendiri dengan pembeli saham dan masyarakat.
Sedangkan, secara luas istilah pengelolaan perusahaan dapat meliputi kombinasi hukum,
peraturan, aturan pendaftaran dan praktik pribadi yang memungkinkan perusahaan menarik
modal masuk, berkinerja secara efesien, menghasilkan keuntungan dan memenuhi harapan
masyarakat secara umum dan sekaligus kewajiban hukum.
Salah satu bidang diantara tiga bidang lainnya adalah bidang transparansi. Tiga bagian lainnya
ialah, pertama, pemastian adanya perlindungan atas hak–hak pemilik saham minoritas dan asing,
dan pemastian diberlakukannya kontrak yang adil dengan penyedia sumber daya/bahan. Kedua,
pengklarifikasian peran dan tangung jawab pengelolaan serta usaha-usaha yang dapat membantu
memastikan kepentingan pengelolaan dan kepentingan pemilik saham untuk diawasi oleh dewan
direksi. Ketiga, pemastian bahwa perusahaan memenuhi kewajiban hukum dan peraturan lainnya
yang menggambarkan penilaian masyarakat adalah bidang transparansi, yang sekaligus menjadi
salah satu prinsip OECD dalam pengelolaan perusahaan.
Prinsip transparansi tersebut menyatakan, bahwa «kerangka pengelolaan perusahaan harus dapat
memastikan bahwa pengungkapan informasi yang akurat atau tepat dilaksanakan berkaitan
dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan
dan kepemimpinan dari suatu perusahaan.
Fungsi Transparasi
Fungsi prinsip keterbukaan untuk mencegah penipuan tersebut adalah pendapat yang paling tua.
Dengan demikian prinsip keterbukaan menjadi isu utama yang harus dikaji. Prinsip keterbukaan
sekarang ini bukan merupakan hal baru, tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam
kegiatan perusahaan atau dunia pasar modal. Untuk lebih memahami pembenaran prinsip
keterbukaan tersebut, dapat diikuti pengamatan Coffee tentang perlunya sistem keterbukaan
wajib , dimana dengan teori yang lebih sederhana ia dapat menjelaskan bagaimana sistem
keterbukaan difokuskan.
Jr mengatakan, bahwa ada dasar substansial untuk dipercaya bahwa ketidakefisienan yang lebih
besar akan terjadi tanpa sistem keterbukaan wajib, karena biaya sosial yang berlebih akan
dikeluarkan investor untuk mengejar laba perusahaan. 14 Dengan perkataan lain, tujuan yang
ingin dicapai ketentuan penerapan keterbukaan itu adalah untuk menghasilkan dokumen yang
menceritakan kepada investor atau stakeholders, mengenai berbagai hal yang seharusnya
diketahui oleh mereka. Sebaliknya, informasi itu juga sangat berfungsi karena berisi fakta
materiel, yang dapat dibuat sebagai bahan untuk memberantas KKN dalam BUMN/BUMD.