Anda di halaman 1dari 10

A.

LATAR BELAKANG

Surat berharga merupakan surat yang memiliki suatu hak tertentu dan memiliki nilai
objektif dalam bentuk hak untuk menuntut penyerahan barang, hak yang berhubungan dengan
perusahaan atau hak untuk menagih sejumlah uang, sehingga surat berharga dapat
diperjualbelikan seperti surat wesel, surat sanggup, surat cek, charter partai, konosemen,
obligasi dan sertifikat.1

Wirjono Prodjodikoro menjelaskan bahwa istilah surat berharga digunakan untuk


surat-surat yang bersifat seperti uang tunai yang dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran. Hal ini memiliki arti bahwa surat berharga dapat diperdagangkan atau dapat
ditukarkan dengan uang tunai (negotiable instrument).2

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit,
atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam
bentuk lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.3

Surat berharga atau waarde papier atau negotiable instrument merupakan sebuah
dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suati prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang, sehingga berfungsi sebagai alat pembayaran yang didalamnya
berisi suatu perintah untuk membayar kepada para pihak yang memegang surat berharga.

Kata “dapat diperjualbelikan” merupakan perbuatan jual beli yang diartikan dalam
pasal 1457 KUHPer sebagai suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain dapat membayar harga
yang telah diperjanjikan. Surat berharga memiliki dua fungsi utama yaitu;

1. Surat berharga sebagai alat yang dapat diperdagangkan.


2. Surat berharga sebagai alat bukti terhadap utang yang telah ada.

Berdasarkan sifat yang dimiliki oleh surat berharga, sebagian ahli hukum membagi surat
berharga menjadi tiga sifat, yaitu;

1. Surat berharga yang memiliki sifat hukum kebendaan.

1
Man Suparman Sastrawidjaya, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, PT.Alumni, Bandung,
1997, hlm.237.
2
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Wesel, Cek dan Aspek Di Indonesia, Sumur, Bandung, 1992, hlm.34.
3
Dunil Z, Kamus Istilah Perbankan, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
2. Surat berharga yang memiliki sifat sebagai tanda keanggotaan dari
persekutuan.
3. Surat berharga yang memiliki sifat sebagai tagihan utang.

Bentuk dan pengaturan mengenai surat berharga dalam perkembangannya sangat


beragam, dalam arti surat berharga tidak hanya yang dicantumkan dalam KUHD, tetapi surat
berharga dapat meliputi semua surat atau dokumen yang memiliki nilai ekonomis dan dapat
diperjualbelikan, seperti dokumen kontrak yang dilakukan oleh para pihak yang diatur
sedemikian rupa hingga memiliki nilai ekonomis tersendiri.

Surat berharga yang diatur dalam KUHD dapat ditemukan dalam Buku I Bab VI dan
Bab VII KUHD yang mengatur surat berharga tentang wesel, surat sanggup, cek, kuitansi-
kuitansi dan promes atas tunjuk. Sedangkan surat berharga yang diatur diluar KUHD dapat
ditemukan di dalam Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dan
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, seperti bilyet giro, travels
cheque, saham, dan obligasi. Lebih lanjut, KUHD telah menyatakan surat berharga secara
tegas sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 60, Pasal 96, dan Pasal 469 KUHD,
meskipun secara khusus KUHD telah merumuskan surat berharga dalam Bab VI Tentang
Surat Wesel dan Surat Sanggup, serta pada Bab VII Tentang Cek dan Kuitansi.

B. Tujuan

Mengetahui dan memahami bagaimana konsep surat berharga, khususnya obligasi


secara teori serta mampu menerapkan konsep seuai teori di lapangan, terutama dalam dunia
perbankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana keberadaan obligasi sebagai salah satu surat berharga dalam fungsinya
sebagai salah satu alat pembayaran dan benda yang memiliki nilai ekonomis?

D. Pembahasan

Obligasi (Surat Hutang Jangka Panjang) merupakan surat berharga dalam bentuk
pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan atau penerbit obligasi dari
pemodal, yang jangka waktu (maturity) pengembalian dan imbalan (bunga) telah ditentukan
sebelumnya dalam perjanjian, sehingga obligasi dapat dijadikan sebagai sumber dana dalam
jangka waktu yang panjang.
Surat berharga dalam bentuk obligasi memiliki empat daya tarik tersendiri, seperti :

a) Obligasi membayar serangkaian bunga dalam jumlah tertentu secara regular dan tetap.
b) Emiten akan membayar kembali seluruh pinjaman dalam obligasi secara tepat waktu.
c) Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan, dan harus dibayar sesuai
nominal.
d) Obligasi memiliki tingkat bunga yang kompetitif, karena memiliki tingkat suku bunga
yang lebih tinggi.4

Obligasi diterbitkan dengan tujuan menghimpun dana atau modal dari masyarakat untuk
keperluan usaha-usaha yang produktif atau untuk menghimpun modal dari masyarakat untuk
keperluan pembangunan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka badan usaha yang dapat
menerbitkan obligasi dibatasi hanya pada lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non-
bank, atau perseroan terbatas bonafide yang berusaha di bidang pembangunan, misalnya real
estate, jalan tol. Setiap badan hukum yang menerbitkan obligasi harus mendapatkan izin dari
menteri keuangan.5

Obligasi diterbitkan atas nama, artinya pada obligasi itu tercantum nama pemilik
(pemegang) sebagai orang yang berhak. Jika dipindahkan atau dialihkan kepada pihak lain,
maka pemindahan haknya dilakukan dengan cessie seperti diatur dalam Pasal 613 ayat (1)
KUHPerdata. Selain itu obligasi juga memat klausula jumlah nilai uang dalam rupiah yang
menunjukkan batas hak yang diperoleh dari pemegang perseroan penerbit obligasi, atau
jumlah maksimum yang dapat diterima oleh pemegang jika obligasi itu dialihkan kepada
pemegang berikutnya (penerima). Jumlah nilai nominal ini menyatakan besarnya nilai harga
perikatan dasar yang melandasi penerbitan obligasi tersebut.6

Obligasi adalah surat legitimasi, artinya pemegang yang menguasai secara sah adalah
orang yang berhak atas nilai yang tercantum pada atau yang terbit dari obligasi itu. Karena
obligasi adalah surat berharga, maka ia dapat dijualbelikan secara bebas melalui pasar modal.

Perbedaan saham dengan obligasi, diantaranya;

a) Saham merupakan bukti kesertaan modal pada suatu perseroan terbatas, sedangkan
obligasi merupakan bukti pengakuan hutang perseroan terbatas pada masyarakat.

4
Muthiah Aulia, Hukum Dagang Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, hlm.185.
5
Muhammad Abdulkadir, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, PT.Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2013,
hlm. 265.
6
Ibid.
b) Keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham bergantung pada besar kecilnya
keuntungan perseroan terbatas yang bersangkutan, sedangkan besarnya bunga yang
diberikan kepada pemegang obligasi bersifat tetap, tidak peduli apakah perseroan
terbatas itu untung atau rugi.
c) Jika perseroan terbatas itu bangkrut, pemegang saham akan menderita kerugian
sejumlah nilai saham yang dimilikinya saja, sedangkan pemegang obligasi tetap
memperoleh haknya sebesar nilai obligasi yang dimilikinya.

E. Penutup

Kesimpulan

Obligasi merupakan salah satu jenis surat berharga yang tidak diatur dalam KUHD
namun diatur diluar KUHD. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisikan
kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi
pinjaman. Dalam sistem perbankan, obligasi juga merupakan salah satu produk perbankan
yang eksistensinya tentu memiliki dampak positif dalam perbankan sebagai lembaga
intermediasi di Indonesia. Oleh karenanya, obligasi harus senantiasa dipertahankan,
ditegakkan pengaturannya, juga diamati perkembangannya.

Saran

Penulis memaparkan seluruh narasi dalam makalah ini tentu hanya melalui beberapa
literatur yang dapat dijangkau. Seluruh pembahasan dirasa sangat kurang jika harus dijadikan
rujukan utama, maka dari itu penulis mengharapkan dengan sangat pembaca dapat mengkritik
dengan objektif dan menambahkan bebrapa saran sebagai pelengkap dalam makalah ini.
Pengertian Obligasi 

Obligasi atau yang juga dikenal dengan istilah bond merupakan sertifikat atau surat berharga
yang berisi tentang pengakuan atas hutang oleh penerbit obligasi kepadad investor (pemberi
pinjaman).

Pengertian obligasi adalah sertifikat atau surat berharga yang isinya adalah kontrak antara
investor selaku pemegang obligasi dengan perusahaan penerbit obligasi yang menyatakan
bahwa pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah dana kepada perusahaan penerbit
obligasi.

Perusahaan penerbit obligasi sebagai peminjam dana, berkewajiban untuk membayar


sejumlah bunga secara berkala sesuai dengan tempo yang telah ditetapkan dan juga melunasi
pokok pinjaman ketika tanggal jatuh tempo obligasi.

Utang obligasi umumnya diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta yang
membutuhkan dana dari luar perusahaan.

Kupon obligasi adalah tingkat bunga pinjaman obligasi yang harus dibayarkan oleh debitur
kepada kreditur.

Pada umumnya obligasi diterbitkan pada rentang waktu tertentu. Pinjaman obligasi umumnya
berjangka waktu menengah - panjang. Rata rata obligasi di Indonesia memiliki jangka waktu
5 tahun dan yang paling lama 30 tahun.

Obligasi adalah produk dari pasar modal. Bukan produk dari lembaga keuangan seperti bank
atau lembaga keuangan bukan bank.

Bank biasanya tidak bertanggungjawab terhadap semua tuntutan dan resiko yang muncul dari
investasi obligasi. Obligasi tidak termasuk objek program penjaminan simpanan. Bank hanya
menjadi agen penjual obligasi.

Kesepakatan lain dalam obligasi bisa dicantumkan seperti pemegang obligasi atau adanya
pembatasan upaya hukum yang dibisa diambil oleh penerbit obligasi.
Obligasi adalah utang namun dalam bentuk sekuritas. Sama seperti saham, utang obligasi bisa
dipindahtangankan. Obligasi bisa diperjual-belikan dipasar sekunder layaknya saham.

Bagi penerbit, baik pemerintah ataupun perusahaan, obligasi merupakan opsi pendanaan yang
menarik karena memiki jangka waktu yang relatif panjang dengan biaya yang relatif murah.

Dari sudut investor, ketika berinvestasi obligasi. Akan terlihat mirip dengan investasi
dideposito bank. Investor akan memperoleh bunga (kupon) secara berkala. Umumnya
diberikan setiap tiga (3) bulan, enam (6) bulan atau satu (1) tahun sekali sampai dengan
jangka waktu tempo yang telah ditentukan.

Pengertian Obligasi Menurut Para Ahli


Berk [2007:212]

"Obligasi merupakan surat berharga yang diterbitkan (dijual) oleh perusahaan atau
pemerintah untuk memperoleh dana dari investor dengan pemberian kompensasi berupa
bunga yang dibayarkan berdasarkan perjanjian awal."

Fahmi [2013:42]

"Obligasi adalah surat berharga yang didalamnya tercantum berbagai hal yang menjelaskan
tentang nilai nominal, tingkat kupon (suku bunga), nama penerbit, jangka waktu serta
ketentuan ketentuan lain yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku yang dijual
kepada publik."

Tandelilin [2010:40]

"Obligasi merupakan sekuritas berisi janji untuk memberi pembayaran tetap sesuai jadwal
yang telah ditetapkan."

Pratomo dan Nugraha [2009]

"Obligasi merupakan surat hutang berjangka waktu lebih dari satu (1) tahun dengan tingkat
suku bunga tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah untuk memperoleh
dana dari masyarakat yang nantinya akan digunakan untuk pembiayaan perusahaan atau
anggaran pemerintah."

Yuliana dkk [2011]

"Obligasi adalah surat tentang pengakuan hutang yang diterbitkan perusahaan atau
pemerintah atau lembaga yang lain sebagai pihak yang berhutang. Memiliki nilai nominal
dan kesanggupan dalam pembayaran bunga secara berkala dengan tingkat persentase atau
bunga tertentu yang tetap."

Frank J. Fabozzi
"Obligasi merupakan jenis hutang atau surat pengakuan utang sebuah perusahaan atau
pemerintah yang akan dibayar lunas ketika waktu jatuh tempo sebesar jumlah nominalnya.
Penghasilan yang bisa diperoleh dari sebuah obligasi adalah tingkat bunga yang dibayarkan
oleh penerbit obligasi."

Keuntungan Obligasi ?

Perusahaan maupun investor akan mendapatkan keuntungan dengan dengan obligasi.

Bagi perusahaan, obligasi jelas menguntungkan dengan mendapatkan sumber dana


perusahaan yang akan diperlukan untuk kegiatan operasional maupun pengembangan
ekspansi perusahaan.

Obligasi dan saham sering menjadi pertimbangan utama manajemen keuangan dalam


mendapatkan sumber dana perusahaan. Ada beberapa keuntungan ketika manajemen
memutuskan untuk memilih menerbitkan obligasi daripada saham. Antara lain :

 Penerbitan obligasi tidak mengganggu hak pengendalian pemegang saham karena


pemegang obligasi statusnya adalah kreditur. Tidak mempunyai hak suara didalam
perusahaan.
 Obligasi bisa menghemat pajak. Bunga obligasi adalah beban perusahaan yang bisa
menjadi pengurang pajak.
 Earning Per Share (EPS) lebih tinggi karena tidak terdapat penerbitan saham baru.

Keuntungan untuk Investor ?

1. Bunga

Obligasi memberikan pendapatan bunga untuk investornya. Bunga tersebut umumnya disebut
dengan kupon obligasi. Ada 2 jenis kupon dalam obligasi. Fixed coupon (kupon tetap) dan
floating coupon (kupon mengambang)

Kupon obligasi umumnya lebih tinggi daripada bunga deposito bank.

Perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut berkewajiban membayar bunga kepada


pemilik obligasi dari perusahaan tersebut. Karena pada dasarnya obligasi adalah SURAT
UTANG.

Karena obligasi adalah hutang, maka obligasi mempunyai privelage yang lain. Yakni menjadi
prioritas pelunasan apabila jika dibandingkan dengan instrumen lain seperti saham.
Walaupun obligasi adalah hutang. Namun pada kasus tertentu ada obligasi yang tidak
memberikan bunga. Zero Coupon Bond namanya.

               Baca juga : Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond)

2. Mudah dijual belikan.

Obligasi mudah untuk diperjual-belikan atau diperdagangkan dipasar sekunder. Bursa Efek
Indonesia (BEI) atau diluar BEI

3. Capital Gain

Capital gain merupakan keuntungan yang didapat dari selisih harga obligasi ketika obligasi
yang dimiliki diperdagangkan. Contohnya, harga obligasi awal adalah 100 %, dan ketika
obligasi tersebut akan dijual, harganya naik menjadi sebesar 120 %. Jika obligasi tersebut
terjual, maka pemilik obligasi tersebut akan mendapatkan keuntungan sebesar 20 %.

4. Dijadikan Agunan. Obligasi bisa dijadikan jaminan seperti obligasi negara.

5. Aman. Obligasi termasuk investasi yang aman karena pembayaran bunga dan pokok
pinjamannya telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Pihak yang Menerbitkan Obligasi


Siapa saja yang bisa menerbitkan obligasi ?

Tentu saja pihak yang membutuhkan uang. Dengan cara berhutang.

Umumnya yang menerbitkan obligasi adalah perusahaan yang memerlukan tambahan uang
untuk pengembangan usaha. Selain itu pemerintah juga bisa menerbitkan obligasi. Bahkan
obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah lebih sering kita dengar.

Berikut pihak pihak yang biasanya menerbitkan obligasi.

 Pemerintah
 Lembaga supranasional. Misalnya Bank Investasi Eropa
 Lembaga pemerintahan. Umumnya disebut agency bonds
 Sub-sovereign. Di Indonesia biasa disebut dengan SUN (Surat Utang Negara)
 Perusahaan swasta
 Spesial Purpose Vehicles. Sebuah perusahaan yang bertujuan khusus untuk menguasai
aset tertentu. Tujuannya untuk penerbitan obligasi yang disebut Efek Beragun Aset 
Jenis Jenis Obligasi
Di Indonesia, jenis utang obligasi terdapat beberapa macam. Beberapa jenis obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah di Indonesia contohnya sebagai berikut :

 Obligasi Rekap. Obligasi yang bertujuan untuk Program Rekapitalisasi Perbankan


 Obligasi Ritel Indonesia. Obligasi yang bertujuan menutup defisit APBN. Obligasi ini
bernominal kecil supaya bisa dibeli secara ritel.
 Surat Utang Negara. Sama dengan Obligasi Ritel Indonesia, Tujuannya menutup
defisit APBN
 Sukuk atau Obligasi Syariah. Sama seperti Surat Utang Negara namun dengan
berdasarkan pada prinsip syariah.

Pada perusahaan swasta, ada beberapa jenis obligasi yang umum diterbitkan. 

 Secure and Unsecured Bonds, Secure bond merupakan obligasi yang terdapat
jaminan aset perusahaan tertentu seperti tanah, pabrik, gedung. Sedangkan Unsecured
bond merupakan obligasi yang diterbitkan dngan kredit umum oleh penerbit.

 Term and Serial Bonds. Term bond adalah obligasi yang memiliki jangka waktu
yang spesifik dimasa depan. Serial Bond merupakan obligasi yang dibayar dengan
cara cicilan.

 Registered and Bearer Bonds. Registered bond adalah obliglasi yang diterbitkan
menggunakan nama dari pemiliknya. Bearer bond merupakan obligasi yang
terdaftar/didaftarkan. Pemegang bearer bond harus menggunakan kupon dalam
menerima pembayaran bunganya.

 Convertible and Callable Bond. Convertible bonds merupakan obligasi yang bisa
dikonversi menjadi saham biasa perusahaan. Callable bonds merupakan obligasi yang
bisa ditarik dalam jumlah tertentu sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

Kak, bagaimana dengan pembelian obligasi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan
yang digunakan untuk infrastruktur, apakah benar hal tersebut termasuk dalam
pelanggaran HAM terhadap buruh yang membayar BPJS?

Dalam kaca mata aksi korporasi: itu sah sah saja. Menurut saya. 

Dan selama ini saya tidak melihat ada larangan menggunakan dana asuransi untuk
investasi. Bahkan negara menyuruh perusahaan asuransi untuk membeli obligasinya:
SBN. Untuk mendanai proyek infrastruktur.
Jadi tidak ada masalah. Kecuali ada aturan tertentu yang tidak saya ketahui dan batasan
batasan jumlah dana yang bisa di investasikan.

Melanggar HAM? tidak. Kecuali jika buruh/nasabah tidak mendapatkan haknya. Selama
bisa diberikan. Itu tidak ada masalah.

Haram/halal? itu lain soal.

Anda mungkin juga menyukai