1. Akuntabilitas (Accountability)Accountability
atau disebut dengan
akuntabilitas ialah suatu kewajiban hukum dan juga moral, yang dimana
melekat untuk setiap individu, kelompok ataupun sebuah perusahaan dalam
memberikan penjelasan bagaimana dana ataupun suatu kewenangan yang telah
diberikan oleh pihak ke-3 dipergunakan. Pada Setiap pihak harus memberikan
penjelasan dalam mengenai penggunaan sumber daya dan apa yang telah
dicapai suatu bentuk pertanggung jawaban kepada suatu yang berkepentingan,
agar semua tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu
dipergunakan.
6. Integritas (Integrity)Integrity
atau yang disebut dengan integritas ialah pada
setiap individu wajib memiliki tingkat integritas yang memumpuni dalam
menjalankan sebuah kegiatan operasional. Tidak hanya itu, dalam pencatatan
dan laporan keuangan harus terjaga integritasnya dengan kelengkapan dan
tingkat keakuratan dalam suatu pencatatan keuangan.
1. Wesel
Surat berharga jenis wesel adalah surat berharga yang di dalamnya memuat kata
wesel, tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit. Di dalam wesel juga berisi
perintah tanda syarat dari penerbit kepada pihak terkait perihal hari pembayaran
kepada penerima yang telah ditunjuk maupun penggantinya di suatu tempat.
Secara terperinci, berikut syarat-syarat wesel sesuai dengan Pasal 100 KUHD:
2. Cek
Cek adalah surat berharga yang dikeluarkan bank dan bisa digunakan oleh nasabah
untuk melakukan perintah penarikan uang kepada bank tersebut. Nominal uang
yang bisa ditarik dari bank bergantung kepada jumlah nominal uang yang tertulis
dalam cek.
Cek merupakan jenis surat berharga ini cukup sering digunakan sebagai alat bayar.
Berikut ciri-ciri cek secara umum:
3. Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes atau promissory notes adalah
surat berharga yang berisi kesanggupan dari penerbit untuk melakukan
pembayaran kepada pihak yang disebutkan dalam surat berharga tersebut.
Jika pada wesel berisi perintah membayarkan, pada surat sanggup berisi
pernyataan menyanggupi. Berdasarkan pasal 174 KUHD, surat sanggup harus
memenuhi persyaratan berikut ini:
Surat sanggup ini bisa timbul karena adanya kewajiban pelunasan atas suatu
utang. Biasanya surat sanggup memiliki jatuh tempo paling lama satu tahun,
sehingga dijadikan sebagai salah satu instrumen investasi jangka pendek.
4. Surat Saham
Saham sebagai surat berharga telah diatur dalam Pasal 40 KUHD. Saham
merupakan surat berharga yang menjelaskan bahwa pemilik dokumen tersebut
merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan surat saham tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan dari seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Dalam surat saham juga berisi para pemegang saham yang merupakan orang atau
badan hukum yang memiliki hak atas dividen, hak suara, dan hak lainnya.
Dari segi perpajakan, pajak atas transaksi nilai penjualan surat saham bersifat final
dengan besaran 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan saham.
5. Bilyet Giro
Pengertian surat berharga jenis bilyet giro adalah surat perintah nasabah kepada
bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang
bersangkutan ke rekening pihak yang namanya sudah tertulis di dalam bilyet giro
tersebut.
6. Surat Utang
Definisi surat utang adalah sebuah dokumen pengakuan utang yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara atau sebuah korporasi sesuai masa
berlakunya. Surat utang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Obligasi, Surat Utang
Negara (SUN), dan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN).
Obligasi merupakan jenis surat utang jangka menengah hingga panjang yang
dapat dipindahtangankan. Obligasi berisi janji untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Obligasi dapat diterbitkan
oleh korporasi atau negara.
Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh
Pemerintah yang digunakan untuk membiayai defisit APBN dan menutup
kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran.
Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) merupakan surat berharga yang
sering disebut juga sukuk negara, dan diterbitkan oleh pemerintah
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Artinya, sukuk negara merupakan
instrumen utang piutang tanpa riba.
Surat utang negara diperuntukkan untuk konsumen ritel dan individu maupun
untuk konsumen institusi, seperti lembaga keuangan, pengelola dana pensiun,
reksa dana, dan lain-lain. Surat utang negara yang diperuntukkan bagi individu
contohnya antara lain SBR (Saving Bonds Ritel), ORI (Obligasi Ritel Indonesia), ST
(Sukuk Tabungan), dan SR (Sukuk Ritel).
Risiko sistematis adalah jenis risiko investasi yang terpengaruh oleh pasar atau
segmen pasarnya. Jenis risiko ini termasuk contoh risiko investasi karena pengaruh
dari luar yang tak dapat dikendalikan.
Berubahnya tren saham berpengaruh pada investasi. Perubahan ini menjadi sebab
terjadinya fluktuasi nilai aktiva bersih (NAB) dan portofolio investasi. Semisal,
reksadana.
Contoh, nilai tukar mata uang rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat,
maka bila pemerintah mengeluarkan banyak rupiah untuk membeli dolar, maka
rupiah pasti melemah.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas yaitu risiko yang terjadi saat perusahaan tak mampu menyiapkan
uang tunai untuk membayar kewajibannya. Akibat dari risiko ini, investor tak dapat
menarik dana dari investasinya.
Risiko Reinvestasi
Risiko reinvestasi yaitu risiko karena seorang investor memindah portofolio
investasinya ke tempat lain. Akibatnya, nilai cash investasi menurun drastis.
Potensi risiko sering membuat Anda takut berinvestasi, namun Anda harus tetap
optimis karena risiko bisa diatasi. Cara meminimalisir risiko investasi, antara lain:
Misalnya, Anda memutuskan berinvestasi jangka pendek, maka reksadana bisa jadi
pilihannya. Berinvestasi pada reksadana itu aman bagi pemula.
Jangan meletakkan semua investasi Anda di satu tempat. Letakkan investasi Anda
pada portofolio yang berbeda. Tentu saja, portofolio yang aman dan menjanjikan.
Gunakan Instrumen Investasi yang Sesuai
Untuk menghasilkan return yang tepat, maka Anda perlu berinvestasi pada
instrumen yang sesuai dengan tujuan Anda berinvestasi. Bagi pemula, sebaiknya
Anda berinvestasi pada portofolio yang terbilang aman, seperti reksadana,
deposito, P2P lending dan emas.
Namun, bila ingin hasil maksimal, Anda bisa berinvestasi pada obligasi dan saham.
Arti dari pengawasan adalah memegang penuh kendali atas investasi yang Anda
lakukan. Lakukan monitor secara berkala atas pergerakan nilai investasi Anda.
Memahami naik turunnya trend investasi akan mampu meminimalisir risiko
investasi itu.