Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rani Ahsani Alfi

Kelas : 1KA-01
NRP : 190513014
Matkul : Akuntansi Dasar Keuangan II

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN:
1. Jelaskan pengertian dan tujuan investasi.
PENGERTIAN INVESTASI
Investasi atau adalah istilah dalam ekonomi untuk menggambarkan suatu tindakan penanaman
modal berupa barang yang memiliki nilai ekonomi terhadap suatu perusahaan tertentu dengan tujuan
mendapatkan keuntungan di masa depan. Pihak yang melakukan investasi disebut dnegan investor.
Biasanya investor akan melakukan investasi kepada perusahaan kecil atau baru demi membantu
mereka berkembangan menjadi perusahaan yang lebih besar, investasi yang dilakukan ini akan
membuat investor mempunyai hak atas penghasilan perusahaan tersebut, oleh karena itu semakin
besar perusahaan yang dibantunya, investor akan semakin untung.
TUJUAN DAN MANFAAT INVESTASI
1. Bagi Investor
 Mendapatkan penghasilan tetap untuk setiap periode tertentu atas aset yang telah
diinvestasikan.
 Mengotrol perusahaan melalui investasi yang diberikan.
 Menjaga hubungan baik dengan perusahaan tersebut atau cabang perusahaan itu.
2. Bagi Penerima Investasi
 Mendapatkan dana khusus yang akan digunakan untuk mengembangkan usahanya.
 Menjamin ketersediaan bahan baku dari investor.
 Menambah kekurangan modal.

2. Sebutkan dan jelaskan macam macam surat surat berharga.


Macam-Macam Surat Berharga
1. Wesel atau Bill of Exchange
Wesel adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang
merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pemegang atau di
tunjuk oleh pemegang tersebut.
Macam-macam wesel
1. Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan
wesel tersebut.
2. Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik sendiri.
3. Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak tertarik
adalah pihak penarik itu sendiri.
4. Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh penarik
sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri.
5. Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk mengih
sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan. Pasal 102a KUHD) Wesel
yang ditambahkan dengan kata “Untuk Ditagih”, misalnya padaBank atau kantor inkaso untuk
menagihnya.
6. Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain selain
dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga. (Pasal 103 KUHD) Wesel
yang pembayarannya harus dilakukan kepada orang yangtersebut dalam surat wesel, pada
alamat yang ditunjuk dalam weseltersebut.
2. Cek
Cek adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya, yang merupakan
perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pihak pemegang atau
pembawanya.
Macam-macam Cek
1. Cek biasa adalah cek yang memenuhi semua kriteria dan ciri-ciri dari suatu Cek, tanpa suatu
ketentuan tambahan terhadap cek tersebut.
2. Cek atas pengganti penerbit adalah cek diman nama pemegang pertama tidak disebutkan
sehingga pihak penarik sama dengan pemegang pertama.
3. Cek atas nama penerbit sendiri adalah cek dimana nama pihak tertarik juga tertindak sebagai
penarik.
4. Cek untuk perhitungan pihak ketiga adalah cek yang terbitkan untuk diri penarik sendiri.
5. Cek inkasso adalah cek yang didalamnya terdapat kata “Inkasso” atau kata “ dalam
pemberian kuasa” atau kata lain sejenisnya.
6. Cek berdomisili adalah cek yang ditempat pencariannya di tunjukkan di tempat tertentu,
yakni di tempat pihak ketiga atau ditempat pihak tersangkut.
7. Cek silang adalah cek yang dilembarannya diberikan garis silang, diman cek seperti ini hanya
dapat di bayarkan jika pembawannya adalah bank lain atau nasabah tertarik.
8. Cek untuk perhitungan adalah cek yang dipembayaranya diberikan kata “untuk
diperhitungkan” atau kata lain yang sejenis.
9. Cek perjalanan adalah cek yang diterbitkan oleh seseorang yang akan melakukan perjalanan
ketempat lain. Sehingga ia tidak perlu membawa uang tunai dalam pejalanan.
3. Surat Sanggup
Surat Sanggup adalah suatu surat berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya yang
merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar kepada pihak pemegang surat
anggup.
4. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah
uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup
kerekening milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.
5. Treasury Bills / Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas unjuk
dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
 Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
 Instrumen yang sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank
Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh
perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai
cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil.
T-Bills (istilah umum digunakan di dunia internasional) kalau di Indonesia adalah SBI
(Sertifikat Bank Indonesia). 
SBI  adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek. 
Karakteristik SBI:
1. Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
2. Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.
3. Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
4. Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti
kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
5. Dapat dipindahtangankan (negotiable). 
6. Commercial Paper 
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan
(unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek
dan dijual kepada investor dalam pasar uang.  Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu
uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
 Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.
 Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya
menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
 Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank
yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan.  Dalam
perkembangannya di beberapa negara, CP diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan
lainnya, misalnya piutang, dsb. Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank
garansi atau jaminan dari perusahaan induknya.  Namun kasus ini terjadi bila investor
tertentu  meminta jaminan dari nilai CP yang dibeli dalam jumlah besar.
 Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun secara tidak
langsung dengan menggunakan jasa perantara.
7. Sertifikat Deposito Atau Negotiable Certificate Of Deposit (CD) 
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi mempunyai ciri pokok dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya. Di Indonesia, CD
diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto.  Perhitungan diskonto CD tersebut sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
8. Banker’s Acceptance (BA) 
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas suatu
bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
9. Repurchase Agreement (Repo) 
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan
membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga yang
telah ditetapkan lebih dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam
transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya
SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills.
10. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto
dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. 
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka ekspansi
moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis transaksi dan
warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb:
Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
1. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank
untuk membiayai kegiatan tertentu.
2. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
Surat Wesel, dapat berupa:
1. Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi
tertentu.  Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.
2. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian
kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
11. Saham
Saham adalah suatu bagaian dalam perusahaan yang merupakan kepentingan kepemilikan dalam
wujud benda bergerak dalam suatu perusahaan..
Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah hasil (return) dan
resiko (risk). Ada timbal balik setimbang antara hasil dan resiko, umumnya apabila hasil suatu jenis
investasi tinggi maka risikonya pun tinggi. Begitu juga investasi saham pada umumnya, yang memiliki
resiko dan hasil yang tinggi. High risk and high return. Dalam investasi saham, selain memperoleh
kesempatan mendapatkan Dividen dan Capital Gain, Investor memiliki keuntungan dari sifat saham
yang Fleksibel dan Liquid. Berikut deskripsinya:
1. Dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham pada
saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Oleh karena saham adalah tanda bukti
kepemilikian atas emiten (perusahaan penerbit saham) maka investor/pemegang saham
berhak mendapat bagian dari laba perusahaan.
2. Capital Gain, yaitu keuntungan yang berasal dari jual-beli saham berupa selisih antara harga
jual yang lebih tinggi dari harga beli.
3. Fleksibel, pemegang saham dapat menjual sebagian sahamnya apabila tiba-tiba
membutuhkan dana. Berbeda dengan investasi tanah, properti, emas dan sebagainya yang
harus dijual secara keseluruhan.
4. Liquid, prinsip good delivery dan good fund dalam pasar modal menjamin investor
mendapatkan saham dan dananya, dengan ketentuan 3 (tiga) hari setelah transaksi atau
dikenal T+3.
12. Kwitansi-Kwitansi Dan Promes Atas Tunjuk
Yang dimaksud dengan kwitansi atau kwitansi atas untuk dapat kita lihat dari definisi yang
dikemukakan oleh Mr. Chr Zevenbergen yang dikutip oleh Emy Pangaribuan yaitu: Kwitansi atas
unjuk adalah suatu surat yang ditanggali, diterbitkan oleh penanda tangannya terhadap orang lain
untuk suatu pembayaran sejumlah uang yang ditentukan didalamnya kepada penunjuk (atas unjuk)
pada waktu diperlihatkan.
13. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu tahun)
kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli
obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok
obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang
kepada perusahaan saat ini.

3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dalam neraca


Neraca ( balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu. Neraca menunjukkan kekayaan ( aktiva ) dan sumber kekayaan.

Klasifikasi dari Neraca adalah :


1. Harta Lancar / Aktiva Lancar
Yaitu aktiva yang digunakan untuk menyatakan sisa kas / bank dan aktiva lainnya yang dapat
dijadikan uang tunai, di jual / dipai habis dalam satu siklus operasi perusahaan. Seperti kas, piutang,
perlengkapan, persediaan.
2. Harta Tetap / Aktiva Tetap
yaitu aktiva yang sifatnya tetap dan permanen tidak untuk diperdagangkan tetapi untuk digunakan
dalam operasi perusahaan untuk jangka waktu yang lama dan mempunyai nilai yang besar. Seperti
tanah, bangunan, kendaraan.
3. Utang Lancar / Utang Jangka Pendek
Yaitu utang yang jangka pelunasannya kurang dari satu tahun. Seperti utang sewa, utang bunga,
utang pajak, dll
4. Utang Jangka Panjang
Yaitu utang yang jangka pelunasannya lebih dari satu tahun, seperti utang bank, utang obligasi, dll.
5. Modal
Modal adalah sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari pemilik. Modal pemilik akan
bertambah apabila adanya tambahan investasi dari pemilik dan perusahaan mendapat laba. Modal
pemilik juga bisa berkurang apabila perusahaan menderita rugi dan apabila pemilik melakukan
pengambilan harta perusahaan untuk keperluan pribadi.
Bentuk Neraca
1. Bentuk Scontro ( T. Foam )
Yaitu bentuk neraca yang mempunyai 2 sisi. Sisi kiri merupakan sisi debit yang berisi harta
perusahaan sedangkan sisi kanan merupakan sisi kredit yang berisikan kewajiban perusahaan.
2. Bentuk Staffel ( Laporan )
Penyajian neraca hanya mempunyai satu sisi.Dimana cara penyajiannya, yang pertama disajikan
adalah seluruh aktiva kemudian diikuti oleh utang dan modal.

4. Jelaskan bagaimana cara menentukan nilai investasi dalam saham


Investasi Saham
Saham-saham yang dibeli akan dicatat sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang
tergantung dari tujuan pembeliannya.
Bila saham-saham itu dibeli dengan tujuan penggunaan uang yang ‘nganggur’ dan penjualannya
untuk memenuhi kebutuhan uang,maka pembelian saham akan dicatat sebagai investasi jangka
pendek dan termasuk dalam kelompok aktiva lancar.
Sebaliknya bila saham-saham yang dibeli tidak untuk tujuan seperti di atas maka akan dicatat sebagai
investasi jangka panjang.
Pembahasan detilnya dapat dipelajari di artikel berikut: Cara Mudah Pencatatan Akuntansi Saham dan
Obligasi
Penanaman modal dalam saham yang dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang biasanya
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
 Untuk mengawasi perusahaan lain.
 Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode.
 Untuk membentuk suatu dana khusus.
 Untuk menjamin kontinuitas penyediaan bahan baku.
 Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
Penanaman modal dalam bentuk saham bisa dilakukan dalam bentuk saham biasa atau saham
prioritas. Tergantung pada tujuan yang diharapkan dari investasi tersebut.
Jika investasinya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode
maka lebih baik mambeli saham prioritas.
Namun bila investasinya dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi perusahaan lain maka lebih baik
membeli saham biasa karena dengan saham biasa memiliki hak suara.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki sebagian besar saham perusahaan lain disebut perusahaan
induk dan perusahaan yang diawasi disebut anak perusahaan.
Metode Pencatatan Investasi Saham
Jumlah saham yang dimiliki perusahaan akan menentukan metode pencatatan yang harus digunakan.
Persentase pemilikan saham akan menentukan terhadap metode yang digunakan untuk melakukan
pencatatan penanaman modal dalam saham.
Yang dimaksud dengan persentase pemilikan saham adalah persentase JUMLAH LEMBAR
SAHAM yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Pengelompokan persentase pemilikan saham adalah sebagai berikut :
 Persentase pemilikan saham kurang dari 20% dari jumlah saham yang beredar.
 Persentase pemilikan saham di kisaran 20% sampai dengan 50% dari jumlah saham yang
beredar.
 Persentase pemilikan saham lebih dari 50% dari jumlah saham yang beredar.
Pengelompokan tersebut adalah sebagai pedoman dalam memilih metode pencatatan yang sesuai.
Namun dalam situasi tertentu pengelompokan tersebut bisa berubah.
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki saham perusahaan lain kurang dari 20%, tapi perusahaan
pertama dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
Pada situasi seperti itu maka perusahaan yang memiliki saham kurang dari 20% itu bisa
menggunakan metode pencatatan investasi dalam saham yang persentase pemilikan sahamnya ada
di kisaran 20% sampai dengan 50%.
Perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain lebih dari 50% dari jumlah saham yang beredar
disebut sebagai perusahaan induk (parent company).
Perusahaan yang sahamnya dimiliki disebut anak perusahaan ( subsidiary company).
Laporan keuangan kedua perusahaan ini (induk dan anak) disusun menjadi satu dalam laporan
keuangan yang dikonsolidasikan.
Bagaimana dengan perlakuan dan pencatatan investasi dalam saham?
Berdasarkan pada pengelompokan persentase seperti di atas, ada 3 metode pencatatan penanaman
modal dalam saham, yaitu:
Metode #1. Harga Pokok (Cost Method)
Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dari jumlah saham yang
beredar
dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan metode harga
pokok.
Metode ini memperlakukan penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam neraca sebesar
harga pokoknya.
Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan laba atau rugi akan diakui pada saat saham-
saham tersebut dijual.
Bila penanaman modal dalam saham tersebut dilakukan pada saham-saham yang memenuhi
persyaratan untuk disebut sebagai marketable securities
maka perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah.
Perlakuannya seperti pada investasi jangka pendek.
Perhitungan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah diterapkan pada jumlah keseluruhan
saham-saham tersebut.
Perbedaan dengan investasi jangka pendek adalah pada perlakuan terhadap rekening Rugi
Penurunan Nilai Surat Berharga.
Dalam investasi jangka pendek rekening Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga ini diperhitungkan
dalam Laporan LABA RUGi.
Sedangkan dalam investasi jangka panjang rekening ini dikelompokkan dalam kelompok modal.
Metode #2. Pemilikan (Equity Method)
Metode pemilikan (equity method) digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain
dengan jumlah persentase saham sebesar 20% sampai dengan 50% dari saham yang beredar.
Metode ini juga digunakan oleh investor yang memiliki jumlah saham sebesar 20% dari saham yang
beredar, namun bisa mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.
Metode pemilikan (equity method) adalah suatu metode untuk mencatat penanaman modal dalam
saham dengan melakukan pencatatan investasi dalam saham sebesar harga pokoknya.
Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang
diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki.
Dividen yang diterima dari saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman modal
dalam saham.
Bagian laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun buku yang
bersangkutan.
#3. Equity Method dan dibuat laporan keuangan yang dikonsolidasikan untuk kedua perusahaan
Metode ini digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain yang jumlahnya lebih dari
50% dari saham beredar.
Melalui metode ini Laporan Keuangan perusahaan induk ( parent company) harus dikonsolidasikan
dengan laporan keuangan anak perusahaan (subsidiary company).

5. Jelaskan bagaimana cara menentukan nilai investasi dalam obligasi


Pengertian Obligasi adalah pengakuan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli
(investor).
Obligasi menunjukkan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya dan perjanjian-perjanjian
lain.
Sehingga obligasi merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap tanggal tertentu.
Pembeli surat obligasi dapat menjual kembali obligasi yang dimilikinya sewaktu-waktu. Waktu
penjualan itu bisa relatif pendek atau lama.
Sehingga obligasi yang dibeli dapat dicatat sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang.
Penanaman modal dalam obligasi akan memberikan pendapatan bunga yang tetap setiap periode.
Pengertian Obligasi dan Jenis-jenisnya
Jenis-jenis obligasi dibedakan berdasarkan pada hal-hal berikut ini :
#1. Ditinjau dari waktu jatuh temponya:
Ada 2 (dua) macam obligasi yaitu :
 Obligasi biasa (term bonds) adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat yang sama.
 Obligasi berseri (serial bonds) adalah obligasi yang jatuh temponya beruntun dalam periode-
periode tertentu.
#2. Ditinjau dari jaminannya :
Ada 2 (dua) jenis obligasi yaitu :
 Obligasi yang dijamin, yaitu obligasi yang dijamin oleh perusahaan.
Perusahaan memberi jaminan pada investor bila perusahaan tidak dapat membayar utangnya, maka
investor bisa mengklaim jaminannya.
Jaminan ini berbentuk aktiva tetap yang dimiliki perusahaan (hipotik).
Jaminan yang diberikan dapat beberapa tingkatan, jaminan tingkat pertama berarti mempunyai klaim
yang pertama.
Jaminan tingkat kedua, berarti klaimnya terhadap jaminan adalah sesudah obligasi dengan jaminan
pertama.
Terkadang jaminan dapat diberikan dalam bentuk surat-surat berharga (saham dan obligasi)
perusahaan yang dimiliki.
 Obligasi yang tidak dijamin.
#3. Obligasi yang dijamin oleh pihak lain disebut obligasi bergaransi.
Misalnya perusahaan induk menjamin obligasi anak perusahaannya.
#4. Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham.
Obligasi jenis ini disebut juga sebagai Obligasi Yang Dapat Ditukarkan. Pertukaran ini tergantung
pada keinginan pemegang obligasi.
Bila obligasi dapat ditukarkan dengan saham maka investor dapat mengubah pemilikannya menjadi
pemegang saham.
Oleh karena itu obligasi seperti ini banyak menarik perhatian investor.
#5. Ditinjau dari bentuknya.
Ada 2 (dua) jenis obligasi, yaitu :
 Obligasi Atas Nama.
Obligasi yang hanya dapat diambil bunganya oleh orang yang namanya terdaftar, sehingga
kalau dijual harus dilaporkan ke perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu.
 Obligasi Kupon.
Adalah obligasi yang bebas. Setiap lembar obligasi disertai dengan kupon-kupon sebanyak
tanggal pembayaran bunga. Kupon-kupon itu digunakan untuk mengambil bunga. Penjualan
obligasi ini tidak perlu diberitahukan ada perusahaan yang mengeluarkan.
Cara Menentukan Harga Obligasi
Harga jual beli obligasi tidak selalu sebesar nilai nominalnya. Besarnya harga ditentukan oleh tingkat
bunga obligasi.
Semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil bunga obligasi,
semakin rendah harganya.
Untuk mengetahui apakah bunga obligasi itu cukup besar atau kurang, dibandingkan antara
persentase bunga obligasi dengan tingkat bunga di pasar.
Bila persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar, maka harga jual obligasi akan di atas
nilai nominal (dengan agio).
Tapi bila tarif bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat bunga di pasar maka harganya di bawah
nilai nominal (dengan disagio).
Agio atau disagio obligasi merupakan perbedaan antara tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga di
pasar untuk seluruh bunga obligasi yang dibayarkan.
Bunga obligasi ditambah atau dikurangi dengan agio atau disagio yang timbul pada saat pembelian
menunjukkan hasil sesungguhnya dari obligasi, disebut tarif efektif.
Untuk menentukan besarnya harga obligasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Menghitung nilai tunai dari : Jumlah jatuh tempo + nilai tunai bunga yang akan diterima.
Contoh :
Pada tanggal 01 Januari 2015 Pak Budi membeli obligasi dari PT Berkah Jaya dengan nilai nominal
Rp. 10.000.000,- , bunga 7% per tahun, dibayarkan setiap tanggal 31 Desember.
Jatuh tempo tanggal 31 Desember 2015 dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya (tarif
efektif) sebesar 8%.
Perhitungan harga beli oleh Pak Budi sebagai berikut :
Jadi harga beli obligasi di atas agar menghasilkan tarif efektif 8% adalah sebesar Rp. 6.805.800,- +
Rp. 2.794.897,-  = Rp. 9.600.697,-
Atau dengan kata lain ada disagio obligasi sebesar Rp. 10.000.000 – Rp. 9.600.697 = Rp.  399.303,-
 
Terima kasih bu :)

Anda mungkin juga menyukai