Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anggraini Mustikawati 2127000030
Yayat Solihah 2127000034
Ardiyanto
Sintikhe R. Dere 2127000036
Antonio Vivaldy 2127000042
Salah satu sumber dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan
menjual surat pengakuan hutang yang telah diterbitkan dan ditanda
tangani oleh nasabah yang belum mampu melunasi hutangnya. Surat
pengakuan hutang ini diserahkan kepada Bank sebagai jaminan atas
pelunasan hutang nasabah yang bersangkutan. Surat pengakuan hutag
dari nasabah ini dianggap sebagai aktiva oleh bank yang
menerimanya dan dengan demikian dapat diperjual belikan. Oleh bank
yang menerima surat pengakuan tersebut dapat saja dijual ke Bank
Indonesia untuk mendapatkan alat likuid yang diperlukan oleh bank
yang bersangkutan. Penjualan surat berharga ini disebut Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU) yang akan dikenakan sejumlah biaya bunga oleh si
pembeli, dalam hal ini Bank Indonesia.
III. Tujuan
PEMBAHASAN
A. SURAT BERHARGA
Secara etimologis Surat berharga bisa diartikan sebagai surat yang
mempunyai harga Istilah surat yang mempunyai harga atau nilai merupakan
terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “Papier Van Waarde”.
Pengertian menurut beberapa ahli
1. Menurut pendapat Abdulkadir Muhammad surat berharga adalah surat
yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan
pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang,
tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata
uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain.
2. Sedangkan menurut Purwosutjipto, surat berharga adalah surat bukti
tuntutan utang yang sukar diperjualbelikan.
Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes adalah surat
berharga yang memuat kata accept atau promes yang mana
penerbit menyanggupi untuk melakukan pembayaran kepada
pihak yang juga disebutkan dalam surat berharga tersebut,
maupun penggantinya pada hari pembayaran. Mengapa dikatakan
surat sanggup? Karena surat ini merupakan janji kesanggupan
untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada surat
sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi.
Nah, berikut ini ketentuan dalam surat sanggup:
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda
kepimilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.
Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas( PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan
bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari
perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham.
Jenis-jenis saham
Saham biasa
Saham preferen
Obligasi
Merupakan suatu surat pengakuan hutang berjangka panjang
dengan jangka waktu lebih dari 1(satu) tahun dengan bersuku
bunga tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan untuk menarik
dana dari masyarakat
Deposito
Berdasarkan UU perbankan sertifikat deposito adalah deposito
berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.
Sedangkan menurut Blacks Law Dictionary yaitu : pengakuan
tertulis dari bank kepada penyimpan (deposan) dengan janji untuk
membayar kepada penyimpan atau penggantinya.
Kuitansi
Kuitansi merupakan surat berharga yang berisi
penandatanganan untuk suatu pembayaran sejumlah uang/dana
dan waktu yang sudah ditentukan kepada petunjuk.
Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah nasabah yang telah
distandadisir/dibekukan bentuknya kepada bank penyimpan dana
untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebut namanya pada
bank yang sama atau berlainan.
Promes (Akseptasi)
Promes disebut juga “surat sanggup” yaitu surat pernyataan
dari seorang debitur untuk menyanggupi/berjanji membayar
sejumlah uang pada waktu tertentu kepada orang yang tertulis
namanya diatas surat tersebut.
D : Surat berharga Rp
100.000.000
K : Debitur Rp
80.000.000
Pelunasan :
D: Kas/Giro Nasabah Rp
K: Surat berharga Rp
K: BI—Giro Rp
B. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau
pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata
uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman
yang diterima tidak termasuk pinjaman subordinasi.
Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank
ABC sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat
Deposito dengan jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun.
Dana diterima Bank Omega dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC.
Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
D: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 30.000.000.000
K: Pinjaman yang Diterima Sertifikat Deposito 3 Tahun Rp
30.000.000.000
Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor
cabang. Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak
mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon
agar Kantor Pusat untuk memakai dana tersebut, oleh Kantor Pusat
mentrasfer dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank Indonesia setempat.
Ayat jurnal sebagai berikut:
D: RAK-Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini
sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000
Pemerintah
cabang cabang
Contoh:
Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan
sebesar Rp 12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal
sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan
jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
c. Obligasi
Contoh:
Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp
1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual
seluruh obligasi kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi
ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan
biaya bunga obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai
berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta
sebanyak 10 lembar @Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke
cabang Surabaya hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua
sebelum bunga dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai
cabang pembayar. Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa
keabsahan dokumen atau bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang
bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang
Surabaya akan dibukukan melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan
sebagai berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000
Bank C
KESIMPULAN