Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“SURAT BERHARGA DAN PINJAMAN YANG DITERIMA”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anggraini Mustikawati 2127000030
Yayat Solihah 2127000034
Ardiyanto
Sintikhe R. Dere 2127000036
Antonio Vivaldy 2127000042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


PERBANAS INSTITUTE
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Salah satu sumber dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan
menjual surat pengakuan hutang yang telah diterbitkan dan ditanda
tangani oleh nasabah yang belum mampu melunasi hutangnya. Surat
pengakuan hutang ini diserahkan kepada Bank sebagai jaminan atas
pelunasan hutang nasabah yang bersangkutan. Surat pengakuan hutag
dari nasabah ini dianggap sebagai aktiva oleh bank yang
menerimanya dan dengan demikian dapat diperjual belikan. Oleh bank
yang menerima surat pengakuan tersebut dapat saja dijual ke Bank
Indonesia untuk mendapatkan alat likuid yang diperlukan oleh bank
yang bersangkutan. Penjualan surat berharga ini disebut Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU) yang akan dikenakan sejumlah biaya bunga oleh si
pembeli, dalam hal ini Bank Indonesia.

Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank,


seringkali suatu bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan
nasabah perorangan, seperti lembaga keuangan di dalam atau luar
negeri, pemerintah atau lembaga lainnya. Pinjaman ini akan menambah
komponen dana suatu bank disisi passiva. Dari segi penggolongan
hutang, lazimnya dana dalam bentuk pinjaman yang diterima ini akan
dibukukan sebagai hutang jangka panjang. Dana ini memiliki bunga
dan harus diadministrasikan setiap kali jatuh tempo. Jadi pinjaman yang
diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak
lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam
mata uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam
pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman
subordinasi. Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank
yang bersangkutan. Modal bank ini juga merupakan hutang bank
kepada para pemiliknya, oleh karena itu disajikan sebagai salah satu
komponen passive disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan
modal awal pada saat pendirian yang jumlahnya telah ditetapkan dalam
suatu ketentuan atau pendirian bank.

II. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi surat berharga yang diterbitkan ?

2. Jelaskan apa fungsi dari surat berharga ?

3. Jelaskan jenis-jenis surat berharga ?

4. Apa yang dimaksud dengan pinjaman yang diterima ?

5. Jelaskan jenis-jenis dari pinjaman yang diterima ?

III. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

 Mengetahui apa itu definisi dari surat berharga yang diterbitkan.

 Mengetahui apa saja fungsi dari surat berharga.

 Mengetahui jenis-jenis surat berharga.

 Mengetahui apa itu pinjaman yang diterima.

 Mengetahui jenis-jenis dari pinjaman yang diterima.


BAB II

PEMBAHASAN

A. SURAT BERHARGA
Secara etimologis Surat berharga bisa diartikan sebagai surat yang
mempunyai harga Istilah surat yang mempunyai harga atau nilai merupakan
terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “Papier Van Waarde”.
Pengertian menurut beberapa ahli
1. Menurut pendapat Abdulkadir Muhammad surat berharga adalah surat
yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan
pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang,
tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata
uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain.
2. Sedangkan menurut Purwosutjipto, surat berharga adalah surat bukti
tuntutan utang yang sukar diperjualbelikan.

Menurut Dunil Z (2004), pengertian dari Surat Berharga adalah surat


pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap
derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit,
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar
uang.
Sedangkan menurut Bank Indonesia, surat berharga pasar uang
adalah surat utang yang diterbitkan oleh badan usaha swasta, pemerintah,
dan agen pemerintah, umumnya berjangka waktu maksimum satu tahun;
Surat utang yang demikian merupakan investasi yang sangat likuid;
contohnya, Sertifikat Bank Indonesia,surat berharga pasar uang, surat
berharga komersial, termasuk di dalamnya surat utang jangka pendek,
akseptasi bad, surat berharga komersial, surat berharga jangka pendek
pemerintah daerah yang bebas pajak, dan sertifikat deposito bank yang
dapat dijual (money market instruments).

I. Fungsi Surat Berharga


 Sebagai alat pembayaran atau alat tukar uang
 Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih yakni dapat
diperjualbelikan dengan mudah.
 Sebagai surat bukti hak tagih atau surat Legitimasi: adalah surat
bukti diri bagi pemegangnya sebagai orang yang berhak.
 Tujuan penerbitan Surat Berharga ini sebagai pemenuhan
prestasi berupa pembayaran sejumlah uang.

II. Jenis-Jenis Surat Berharga


 Wesel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata
wesel, tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang
memberikan perintah tanda syarat kepada pihak terkait perihal
hari pembayaran kepada penerima yang telah ditunjuk penerbit
maupun penggantinya di suatu tempat. Ada pun syarat-syarat
wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD, sebagai berikut: 

 Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen. 

 Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang


sudah ditentukan. 

 Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk


membayar. 
 Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat
pembayaran akan dilakukan, dan nama orang yang
akan menerima uang. 

 Tempat dan tanggal surat wesel ditarik. 

 Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan


wesel atau penerima. 

 Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes adalah surat
berharga yang memuat kata accept atau promes yang mana
penerbit menyanggupi untuk melakukan pembayaran kepada
pihak yang juga disebutkan dalam surat berharga tersebut,
maupun penggantinya pada hari pembayaran. Mengapa dikatakan
surat sanggup? Karena surat ini merupakan janji kesanggupan
untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada surat
sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi.
Nah, berikut ini ketentuan dalam surat sanggup: 

 Keterangan terkait yang menyebutkan bahwa sanggup


dalam menanggung pembayaran. 

 Adanya penetapan waktu dan tempat pembayaran. 

 Adanya tanggal surat sanggup yang ditandatangani. 

 Adanya tanda tangan orang yang membuat atau


mengeluarkan surat. 

 Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda
kepimilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.
Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas( PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan
bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari
perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham.

Jenis-jenis saham
 Saham biasa
 Saham preferen

 Obligasi
Merupakan suatu surat pengakuan hutang berjangka panjang
dengan jangka waktu lebih dari 1(satu) tahun dengan bersuku
bunga tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan untuk menarik
dana dari masyarakat

 Deposito
Berdasarkan UU perbankan sertifikat deposito adalah deposito
berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.
Sedangkan menurut Blacks Law Dictionary yaitu : pengakuan
tertulis dari bank kepada penyimpan (deposan) dengan janji untuk
membayar kepada penyimpan atau penggantinya.

 Surat berharga cek


Surat berharga ini mungkin sudah sering Anda dengar. Cek
merupakan salah satu surat berharga yang sifatnya sebagai alat
bayar. Berikut ini ciri-ciri cek secara umum: 
 Nama harus tertulis dengan jelas. 
 Adanya perintah untuk membayarkan sejumlah uang. 
 Tertera nama badan hukum atau bank yang wajib
membayar. 
 Sudah ditetapkan tanggal, tempat pembayaran, dan tempat
mengeluarkan cek. 
 Semua syarat atau ciri di atas ini harus terpenuhi. Jika tidak,
maka cek dikatakan tidak sah.
 Cek dapat dikeluarkan secara atas tunjuk, atas perintah, atas
bawa, dan/atau atas nama.

 Kuitansi
Kuitansi merupakan surat berharga yang berisi
penandatanganan untuk suatu pembayaran sejumlah uang/dana
dan waktu yang sudah ditentukan kepada petunjuk.

 Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah nasabah yang telah
distandadisir/dibekukan bentuknya kepada bank penyimpan dana
untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebut namanya pada
bank yang sama atau berlainan.

 Promes (Akseptasi)
Promes disebut juga “surat sanggup” yaitu surat pernyataan
dari seorang debitur untuk menyanggupi/berjanji membayar
sejumlah uang pada waktu tertentu kepada orang yang tertulis
namanya diatas surat tersebut.

III. Prosedur Penerbitan Surat Berharga


Terdapat dua cara penerbitan surat berharga yaitu :
1. Penerbitan secara langsung kepada investor jangka panjang
seperti lembaga keuangan, atau penerbitan langsung ini
biasanya dilakukan oleh lembaga keuangan yang memiliki
kebutuhan tetap atas pinjaman dalam jumlah besar yang
memilih melakukan penerbitan langsung yang lebih
ekonomis dibandingkan menggunakan pialang investasi. Di
Amerika perusahaan yang melakukan penerbitan surat
berharga komersial secara langsung ini dapat menghemat 3
basis poin ( 1 basis poin = 1/10000%) setahunnya. Diluar
Amerika imbalan jasa pialang investasi ini lebih murah.
2. Penerbitan secara tidak langsung yaitu dijual kepada pialang
dan pialang tersebutlah yang memperdagangkannya di pasar
uang. Bursa perdagangan surat berharga komersial ini
melibatkan perusahaan-pemsahaan pialang yang besar dan
anak pemsahaan bank dimana banyak diantaranya juga
mempakan pialang pada pasar keuangan Amerika (US
Treasury Securities).

IV. Prosedur Akuntansi Untuk SBPU


1. SB PU yang diterbitkan dicatat dan disajikan sebesar nilai
nominalnya.
2. Penjualan surat berharga diatas nilai nominal (premium)
dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan
diamortisasi selama jangka waktu surat berharga.
3. Penjualan surat berharga dibawah nilai nominal (diskonto),
selisih nilai nominal dengan harga jual dicatat sebagai bunga
dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu surat
berharga.
4. Saldo bunga dibayar dimuka disajikan sebagai pos
pengurang (offsetting account) dari nilai SB PU tersebut.
5. Biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan SBPU dicatat
sebagai beban dalam periode tahun berjalan.

V. Akuntansi Untuk Penerbitan SBPU


Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan menjadi
antara lain : penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU.
Rekening SB PU yang diterbitkan merupakan rekening hutang /
dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat
berharga masih outstandinp.
Penerbitan :
Seorang nasabah Bank Omega membuat surat pengakuan
hutang atas pinjaman yang telah diterima sejumlah Rp 80 juta
Peserta bunga Rp 20 juta / secara keseluruhan sejumlah Rp
100 juta dengan suku bunga 14% per tahun jangka
waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh
Bank Omega ke BI dan dibebankan diskonto.
13.5 % setahun.
Oleh Bank Omega transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:

D : Surat berharga Rp
100.000.000

K : Debitur Rp
80.000.000

K : Pendapatan Bunga Debitur yang diterima dimuka Rp 20.000.000


SPBU dijual ke BI diskonto 13.5% / tahun : (Penjualan)
D : BI-Giro Rp 93.250.000
D : Diskonto SPBU yang belum diamortisasi Rp 6.750.000
K : Surat Berharga - SPBU Rp 100.000.000

Diskonto SPBU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam


rekening biaya dengan jurnal sebagai berikut:

D : Biaya Diskonto SPBU Rp 1.250.000

K : Diskonto SPBU yang belum diamortisasi Rp 1.250.000

Pelunasan :

Pada saat jatuh tempo setelah amortisasi diskonto bulan terakhir


dan SBPU dilunasi oleh Bank Omega dan oleh nasabah yang
menerbitkan surat pengakuan hutang tersebut , oleh Bank Omega
dicatat sebagai berikut:
D: Surat berharga —SB PU Rp

D: Kas/Giro Nasabah Rp

K: Surat berharga Rp

K: BI—Giro Rp
B. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau
pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata
uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman
yang diterima tidak termasuk pinjaman subordinasi.

I. Jenis Pinjaman Yang Diterima


Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank terdiri dari beberapa
ragam pinjaman antara lain:
1. Pinjaman jangka panjang dari bank lain.
Pinjaman dari bank lain yang sifatnya jangka panjang lazimnya
berupa penerbitan surat berharga dari bank yang menerima pinjaman,
baik dalam bentuk Sertifikat Deposito, Commercial Paper, atau bentuk
lainnya.
2. Pinjaman dari luar negeri yang disalurkan kepada pemerintah untuk
kemudian diteruskan kepada bank pelaksana.
Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan
melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana lazimnya
dikenal dengan nama Two Step Loan. Disebut Two Step Loan karena
pinjaman yang diberikan oleh kreditur luar negeri ini akan diterima oleh
pemerintah sebagai penjamin pinjaman tersebut untuk kemudian
disalurkan kepada bank-bank pelaksana untuk dipergunakan menyalurkan
kredit perbankan.
3. Obligasi
Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang.
Sumber dana berasal dari obligasi yang merupakan alternative bank
dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan hutang,
bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada
obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu
secara tetap. Kewajiban ini akan pelunasan obligasi pada saat jatuh
tempo.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi
penjualan obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok
obligasi. Untuk bias mencatatnya perlu mengetahui harga jual (kurs)
obligasi yang terbentuk dipasar.
Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh
bank adalah dari penjualan surat berharga obligasi.
Pengadministrasian penerbitan obligasi ini harus diketahui oleh
Kantor Pusat sebagai dasar pengelolaan dana bank. Penjualan
obligasi dapat saja dilakukan di cabang. Pencairan obligasi pada
saat jatuh waktu dapat dilakukan di cabang-cabang.
4. Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek.
Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama
proyek-proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali
diterima dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan
dibukukan ke dalam rekening Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan
Bersama. Rekening ini akan tetap outstanding disebelah passiva hingga
proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi oleh bank.

II. Akuntansi Untuk Pinjaman Yang Diterima


a. Pinjaman Dari Bank Lain
Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Deposito,
Commercial Paper dan surat berharga lainnya.
Contoh 1:
1. Tanggal 15 juni 2012 Bank Permata Jakarta telah
menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Mitra Niaga
Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit
(kreditur). Niai kredit yang yang disepakati Rp. 1.000.000.000,
suku bunga 12%. Jangka waktu 3 tahun.
2. Tanggal 1 juli 2012 Bank Permata menarik kreditnya melalui
Bank Indonesia (kliring) senilai Rp. 600.000.000 dan langsung
didebitkan ke rekening milik Bank Permata di Bank Indonesia
Jakarta. Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank
Mitra Niaga Jakarta sebesar Rp. 400.000.000. Langsung
didebitkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga.
Pencatatannya adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/6/2012 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang Diterima
dan belum digunakan 1.000.000.000

1/7/2012 Cr. RAR. Fas. Pinjaman yang diterima


dan belum digunakan 600.000.000

Dr. Giro BI 600.000.000


Cr. Pinjaman yang diterima 600.000.000

5/7/2012 Dr. RAR pinjaman yang Diterima


dan belum digunakan 400.000.000

Dr. Giro Bank-Bank Lain 400.000.000


Cr. Pinjaman yang diterima 400.000.000

Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank
ABC sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat
Deposito dengan jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun.
Dana diterima Bank Omega dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC.
Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
D: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 30.000.000.000
K: Pinjaman yang Diterima Sertifikat Deposito 3 Tahun Rp
30.000.000.000

Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank


Omega Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama
sebesar Rp 4.500.000. Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor
Pusat sebagai berikut.

D: Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000


K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000

Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor
cabang. Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak
mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon
agar Kantor Pusat untuk memakai dana tersebut, oleh Kantor Pusat
mentrasfer dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank Indonesia setempat.
Ayat jurnal sebagai berikut:
D: RAK-Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini
sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000

b. Two Step Loan


Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Bank PenerimaPemerintahBank Pemberi


Pinjaman RIPinjaman di
Dalam negeri LN

Sebagai Bank Sebagai Penjamin Bank LN


Penerima Kredit TSL dan Penyalur TSL
Lembaga LN

Pemerintah

cabang cabang

Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh


Kantor Pusat dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-
TSL. Rekening ini merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang
bersangkutan.
Adapun ciri-ciri daro TSL;
1. Pinjaman diberikan oleh tender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan
industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, atau jasa/tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution (PFI)
yaitu bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang
terjadi menjai tanggungjawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI berkisar
80% : 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada emerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada tender oleh pemerintah
sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu
berkisar 0.75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan :
Tanggal/ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Saat Dr. RAR Pinjaman yang diterima
Persetujuan Dan belum digunakan

Saat Cr. RAR. Pinjaman yang diterima


Realisasi Dan belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima TSL

Saat Dr. Biaya Bunga


Penyesuain Cr. Biaya Bunga Harus dibayar
Bunga

Saat Pmbyr Dr. Biaya Bunga harus dibayar


Bunga stlh Cr. Giro BI
Penyesuaia
n

Bila Bunga Dr. Biaya Bunga


Dibayar Cr. Giro BI
Langsung

Saat Dr. Pinjaman yang diterima


Pelunasan
Pinjaman Cr. Giro BI

Contoh:
Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan
sebesar Rp 12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal
sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan
jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.

c. Obligasi
Contoh:
Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp
1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual
seluruh obligasi kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi
ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan
biaya bunga obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai
berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta
sebanyak 10 lembar @Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke
cabang Surabaya hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua
sebelum bunga dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai
cabang pembayar. Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa
keabsahan dokumen atau bilyet obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang
bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang
Surabaya akan dibukukan melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan
sebagai berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000

d. Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama


Proses pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan dapat
dijabarkan pada gambar berikut ini:
Penerima kredit Bank Koordinator Penyalur Bank Penyalur
Pembiayaan Kredit Modal

Mendapat dana dan Menyalurkan Menyediakan


mempergunakan pembiayaan bersama Dana

Dana Sendiri Menyediakan


Dana

Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek


sebesar Rp 300 M. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua
buah bank lain: Bank ABC dan Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan
modal Rp 100 M. Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima untuk tujuan
pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta yang disediakan langsung dalam
rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban Bank
Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega kantor pusat akan
dibukukan sebagai berikut:
D : Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000
D: Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000
K : Pinjaman yang Diterima Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000
Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap
bertanggung jawab terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah
menerima dana dari bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai
langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank
pemberi dana kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang
diberikan tersebut dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan
oleh masing-masing bank. Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Penerima KreditPemberi Dana

Proyek Menerima dan Bank A


mempergunakan
Bank B

Bank C

Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega


tidak pernah akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan
tidak akan muncul dalam neraca.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,


sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang. Jenis-jenis surat berharga yaitu :wesel, surat cek, surat
sanggup/surat aksep, kuitansi dan promes atas tunjuk,bilyet giro, konosemen,
saham, obligasi, deposito. Penerbitan Surat Berharga adalah sebagai
pelaksanaan dari kewajiban membayar dengan kata lain, perjanjian adalah
perikatan dasar, tanpa ada perikatan dasar tidak mungkin diterbitkan Surat
Berharga. Jadi, penerbitan Surat Berharga, bukan perbuatan yang berdiri
sendiri lepas dari perikatan dasarnya.
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yanq diterima dari bank
atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun
dalam mata uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam
pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman subordinasi

Anda mungkin juga menyukai