Anda di halaman 1dari 24

HUKUM

SURAT BERHARGA

Dosen: Joanna Fransisca Sintha Arum Puspita, S.H, M.Kn

1
Daftar Pustaka:
Fuady, Munir (2020). Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern
di Era Global. Bandung: Citra Aditya Bakti
Sembiring, Sentosa (2019). Hukum Surat Berharga. Bandung: Nuansa
Aulia
Kitab Undang Undang Hukum Dagang

2
Bahasa Belanda : waarde papier
Bahasa Inggris : negotiable instrument

•DEFINISI
KUHD tidak merumuskan.
Munir Fuady:
Surat Berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan prestasi berupa pembayaran
sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang didalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada
pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya, ataupun kepada
pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan.
Pasal 1 angka 10 UU no 10 tahun 1998 ttg Perubahan UU no 7 tahun 1992 ttg Perbankan (UUP)
Surat Berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivative dari surat berharga
atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal atau
pasar uang.

Pasar keuangan meliputi: -pasar uang (money market) : jangka pendek


-pasar modal (capital market): Jangka panjang
-Lembaga pembiayaan lainnya ct leasing, modal ventura
3
Pasal 6 UUP: bank dapat menerbitkan surat pengakuan hutang
Surat pengakuan hutang :- jangka pendek
-Jangka Panjang
Surat pengakuan hutang jangka pendek diatur dalam Pasal 100 sd Pasal 229 k KUHD, yg dalam praktek dikenal sebagai Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU) yaitu promes dan wesel atau jenis lain yg mungkin dikembangkan dimasa yg akan datang
Surat pengakuan hutang jangka Panjang dapat beruba obligasi atau sekuritas kredit.
Jenis-jenis SB
a.menurut KUHD: aksep, promes, wesel, cek, saham, surat angkut, kuitansi, polis asuransi, charter party (persetujuan sewa
kapal), konosemen, delivery order
b.diluar KUHD; Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), sertifikat deposito, Commercial Paper, Bank’s
Acceptance, obligasi, traveller’s cheque, surat atau instrument lainnya

•FUNGSI
Secara yuridis:
1.Sebagai alat pembayaran
2.Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan)
3.Sebagai surat legitimasi (surat bukti hak tagih)
4
Dilihat dari fungsi, 3 macam surat berharga:
1.Surat yang bersifat hukum kebendaan, cth konosemen (bill of lading)
2.Surat tanda keanggotaan dari suatu persekutuan, cth saham
3.Surat tagihan hutang cth wesel, cek, surat sanggup

5
SURAT BERHARGA MENURUT KUHD:
•WESEL (Bill of exchange/wissel)
Wesel adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan perintah tanpa
syarat oleh penarik (penerbit) untuk membayar kepada pihak pemegang atau yang ditunjuk oleh pihak pemegang tersebut
(tertunjuk), pembayaran mana dilakukan oleh pihak pembayar (tertarik) (Munir Fuady)
Wesel adalah perintah tak bersyarat kepada tertarik untuk melakukan pembayaran dari penerbit kepada penerima atau
pemegang wesel. (Sentosa Sembiring)

Dalam SB berlaku asas tiap pemegang surat berharga harus dianggap sebagai pemegang yang sah apabila pemegang bisa
membuktikan haknya dengan memperlihatkan deretan tak terputus dari segala pengendosemenan dalam surat itu, begitu
pula sekiranya endosemen yang terakhir dilakukan dalam blangko.

Pihak-pihak dalam wesel:


1.Penarik (drawer) : pihak yang menerbitkan surat wesel, disbut juga dengan penerbit
2.Tertarik (drawee); pihak yang diberikan perintah tanpa syarat untuk membayar surat wesel, disebut juga dengan
tersangkut
3.Akseptan (acceptor): pihak yang telah setuju untuk membayar surat wesel pada hari bayar dengan sebelumnya
membubuhkan tanda tangannya pada wesel tersebut
6
4. Pemegang Utama (holder) : pihak yang pertama kali memegang/menerima wesel tersebut.
5. Pengganti (indorsee) : pihak yang menerima peralihan surat wesel dari pemegang sebelumnya
6. Endosan (endorser) : pihak yang mengalihkan surat wesel kepada pemegang selanjutnya

Syarat formal dalam surat wesel (Pasal 100 KUHD):


1.kata-kata “surat wesel” yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam Bahasa yang dipakai untuk wesel tersebut
2.Perintah tidak bersyarat untk membayar sejumlah uang tertentu
3.Nama tertarik (orang yang harus membayarnya)
4.Penunjukan tanggal jatuh tempo pembayaran
5.Penetapan tempat pembayaran
6.Nama orang kepada siapa pembayaran harus dilakukan atau orang lain yang ditunjuk kepada siapa pembayaran itu harus
dilakukan
7.Tanggal dan tempat surat wesel ditarik/diterbitkan
8.Tanda tangan orang yang mengeluarkan wesel (penarik)

7
Bagaimana jika suatu wesel tidak memenuhi salah satu syarat tsb diatas?
Surat tsb oleh hukum tidak dipandang sebagai surat wesel, sehingga hukum wesel tidak berlaku terhadapnya, dengan
pengecualian:
a.Jika dalam surat wesel tidak ditulis hari bayar, maka wesel tersebut diberlakukan sebagai wesel dengan penunjukan,
sehingga wesel spt ini harus dibayar kapanpun pada saat ditunjukkan oleh pemegangnya.
b.Jika dalam surat wesel tidak ditulis tempat dimana wesel tersebut harus dibayar, maka wesel tersebut harus dibayar
ditempat yang ditulis disamping nama tertarik dan di tempat dimana tertarik berdomisili
c.Jika dalam surat wesel tidak ditulis ditempat dimana wesel tersebut diterbitkan, maka wesel tersebut dianggap
ditandatangani ditempat yang ditulis disamping nama penarik.

Macam-macam Wesel
1.Wesel Biasa
Bentuk seperti biasa dimana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan wesel, yaitu penarik, tertarik,
pemegang pertama, pemegang pengganti, akseptan dan endosan
2.Wesel atas pengganti penerbit
Wesel diterbitkan untuk diri penarik sendiri, maksudnya bahwa pihak pemegang pertama dari wesel adalah
penarik itu sendiri meskipun wesel itu dapat dialihkan kepada pihak lain
3.Wesel atas penerbit sendiri
Wesel diterbitkan oleh penarik tetapi pihak tertarik adalaj pihak penarik itu sendiri. Pihak penarik perintahkan8diri
sendiri untuk membayar tanpa syarat kpd pihak pemegang wesel tsb.
4. Wesel untuk perhitungan pihak ketiga
Wesel yang tidak diterbitkan oleh penarik sendiri, tetapi oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri. Pihak ketiga misalnya bank
dimana penarik mempunyai rekening di bank tsb
5. Wesel Inkaso
Wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk menagih sejumlah uang, sehingga jenis ini tidak dapat
dipindahtangankan.
6. Wesel berdomisili
Wesel yang pembayarannya dilakukan oleh pihak lain (pihak ketiga) selain dari tertarik dan pembayaran dilakukan ditempat pihak
ketiga tsb

Kewajiban Penarik Wesel


Pada dasarnya ada 2 kewajiban pokok yaitu:
1. Kewajiban menjamin akseptasi dan pembayaran
Penarik menjamin bhw pihak tertarik akan mengakseptasi dan membayar wesel tsb ketika ditunjukkan kepadanya.
Jika tertarik tdk mau bayar? Kewajiban penarik utk membayarnya
Jika wesel tdk diakseptasi dan dibayar pada saat ditentukan, pihak pemegang wsel dpt melakukan protes non akseptasi dan non
pembayaran hak regres: hak utk meminta pihak wajib regres utk membayar. Siapa? Penarik,endosan dan avalis

9
2. Kewajiban menyediakan dana
Penarik sediakan cukup dana pada tertarik, bisa berupa cash ataupun
tagihan penarik kpd tertarik yg sdh jatuh tempo

Endosemen dalam Wesel


Endosemen : cara pengalihan wesel oleh pemegangnya kpd pihak lain dgn cara menuliskannya di belakang surat wesel
tersebut
Endosemen harus dilakukan tanpa syarat
Agar dapat dialihkan harus ada klausula ‘atas pengganti’ endosemen biasa
Jenis endosemen lainnya:
1. Endosemen blanko : tidak mengisi nama pihak penerima pengalihan wesel
2. Endosemen inkaso : wesel tidak dpt dialihak dengan endosemen biasa, tetapi dengan pemberian kuasa
3. Endosemen jaminan: pihak penerima peralihan hanya sebagai pemegang jaminan (gadai) saja

Akseptasi terhadap Wesel


Pernyataan dari tertarik bahwa dia bersedia membayar wesel yang ditujukan kepadanya oleh pemegangnya.
Jika tertarik sudah melakukan akseptasi, maka terikat secara hukum untuk membayar wesel.
10
AVAL dalam Wesel
Lembaga pemberian jaminan dalam hukum wesel
Avalis: pihak ke-3 yang menjamin bahwa jika wesel tidak terbayarkan pada saatnya, maka avalis yg akan membayarnya.
Aval dapat dicantumkan dengan tegas dalam wesel dan menandatangani atau cukup tandangan saja.

Pembayaran Wesel:
1. Pada waktu diperlihatkan
2. Pada waktu tertentu sesudah diperlihatkan
3. Pada waktu tertentu sesudah tanggal penerbitan
4. Pada tanggal tertentu spt yang tertulis dalam wesel

• CEK
Diatur dalam KUHD
Cek merupakan suatu surat berharga tertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan perintah tanpa
syarat oleh penarik (penerbit) untuk membayar kepada pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana
dilakukan oleh pihak pembayar yaitu bank dari pihak penerbit/penarik

11
Pihak-pihak dalam cek:
1.Penarik
2.Tertarik
3.Pemegang : nama disebutkan dalam cek
4.Pembawa : membawa cek tanpa menyebutkan nama
5.Pengganti
6.Endosan

Syarat formal dalam Cek:


1.Kata-kata “cek”
2.Perintah tdk bersyarat utk membayar
3.Nama tertarik (nama bank yg harus membayar)
4.Tanggal pembayaran
5.Penetapan tempat pembayaran
6.Tanggal dan tempat surat cek ditarik/diterbitkan
7.Tanda tangan penerbit cek (penarik)
Jika 1-7 tidak ada? Cek scr hukum tdk dipandang sbg cek, dengan 3 pengecualian:
12
1. Tidak tertulis tempat dimana cek tsb harus dibayarkan dibayar di tempat yang ditulis disamping nama tertarik (Bankir)
2. Tempat pembayaran sama sekali tdk disebut , juga tdk ada penyebutan tempat disamping nama tertarik dibayar
dikantor pusat tertarik (banker)
3. Tidak ditulis tempat dimana cek diterbitkan dianggap ditandatangani ditempat yg ditulis disamping nama penarik

Perbedaan Pokok Wesel dgn Cek:


1. Waktu peredaran -cek: relative pendek yaitu 70 hari
-wesel: lbh Panjang dan dilakukan pada waktu tt spt yg disebut
dalam wesel
Why? Krn cek adalah alat pembayaran tunai, sedangkan wesel adalah alat pembayaran kredit
2. Waktu pembayaran -cek: dibayar pada saat ditunjukkan kepada bank
-wesel: pada waktu tertentu spt yg disebut dalam surat wesel
3. Klausula atas tunjuk/atas pengganti -cek: pada umumnya diterbitkan atas tunjuk
-wesel: pada umumnya diterbitkan ats pengganti

13
4. Bankir sbg tertarik: -cek: tertarik adalah Bank
-wesel: tertarik bisa bank bisa pihak lain
5. Akseptasi : -cek: karena tunai tdk kenal Lembaga akseptasi
-wesel: karena alat bayar kredit maka dikenal Lembaga akseptasi
6. Alat pembayarn kredit/ tunai: -cek : alat pembayaran tunai
-wesel: alat pembayaran kredit

Jenis-Jenis Cek:
1. Cek Biasa
2. Cek atas pengganti penerbit: nama pemegang pertama tdk disebut shg penarik sama dengan pemegang pertama
3. Cek atas penerbit sendiri : tertarik juga bertindak sbg penarik
4. Cek untuk perhitungan pihak ke-3:cek diterbitkan oleh seseorang ttp pembayarannya bukan dr rekening penarik melainkan
dr pihak ke-3
5. Cek Inkaso: cek didalamnya ada kata ‘dalam pemberian kuasa”. Pemegang cek hanya sbg pemegang kuasa
6. Cek berdomisli: pencairanntya ditunjukkan ditempat terterntu
7. Cek silang : cek yg pd lembarannya diberikan garis silang, hanya dpt dibayarkan jika pembawanya adalah bank lain atau
nasabah tertarik (umum)
14
-ada penyebutan nama pihak yg menerima uang, hanya dpt dibayarkan kpd banker yang ditunjuk (khusus)
8. Cek untuk perhitungan : pada lembarannya diberikan kata “untuk diperhitungkan” atau kata lain sejenis. Tidak dpt
dibayarkan dengan tunai, hanya scr pemindahbukuan ke rekening pembawanya
9. Cek perjalanan (traveller’s cheque): diterbitkan oleh orang yg akan melakukan perjalanan ke tempat lain shg dia tdk perlu
membawa uang tunai

Cek Kosong
Peraturan Bank Indonesia (PBI) no 18/43/PBI/ 2016: cek/bilyet giro yang ditolak pembayaran/pemindahbukuannya oleh bank
tertarik dengan alasan penolakan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan BI
Sebab penolakan: -tidak cukup dana
-rekening penerbit yg sdh ditutup
Kategori cek kosong tidak berlaku apabila: -syarat formal cek tidak terpenuhi
-cek dibatalkan setelah tenggang waktu pengunjukan berakhir
-cek kadaluarsa

15
SURAT SANGGUP/ AKSEP
Surat berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yg merupakan tanpa syarat oleh penerbit untuk
membayar (pengakuan hutang) kpd pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu tertentu
oleh penerbit sendiri.
Persyaratan formal:
1.kata-kata “surat sanggup”
2.Kesanggupan tdk bersyarat untuk membayar sejumlah uang ttt
3.Tanggal pembayaran
4.Penetapan tempat pembayaran
5.Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/diterbitkan
6.Tanda tangan penerbit surat aksep
7.Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran hrs dilakukan
Jika tdk penuhi salah satu syarat formal tsb diatas? Scr hukum surat sanggup tsb tdk dipandang sbg surat sanggup, kecuali:
1.Tidak ditulis dmana surat sanggup hrs dibayar, maka hrs dibayar di tempat yg dtulis disamping tandatangan penerbit atau
tempat domisili penandatangan tsb
2.Tidak ditulis dimana surat sanggup diterbitkan, maka dianggap diterbitkan ditempat yang ditulis disamping nama penerbit.

16
Selain dr ketentuan tsb diatas, ketentuan ttg wesel berlaku mutatis mutandis terhadap ketentuan surat sanggup, seperti ttg
endosemen, hak regres, kadaluarsa dll

SURAT BERHARGA DILUAR KUHD


•BILYET GIRO
Peraturan Bank Indonesia 18/41/PBI/2016 (PBI 18/16)
Bilyet Giro : surat perintah dari Penarik kepada Bank Tertarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada
rekening Penerima
Prinsip Umum: -sbg sarana pemindahbukuan
-tidak dapat dipindatangankan
-diterbitkan dalam mata uang rupiah
-ditulis dalam bhs Indonesia
Pihak yang terkait dengan BG:
1.Penarik: yg mempunyai rekening dalam bank, yang menerbitkan/menandatangani BG
2.Bank penyimpan dana/tertarik: bank dimana terdapat rekening giro dari penerbit BG
3.Bank penerima: bank dimana terdapat rekening pembawa, dana ditransfer ke rekening ini
4.Pemegang : pihak yg memegang BG yg namanya tercantum dalam BG tsb
17
Syarat Formal BG:
1.nama “Bilyet Giro” dan nomor
2.Nama Bank Tertarik
3.Perintah jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana atas beban
4.Nama dan no rekening penerima
5.Nama bank penerima
6.Jumlah dana yang dpindahbukukan
7.Tanggal penarikan
8.Tanggal efektif: tgl mulai berlakunya perintah pemindahbukuan pada BG
9.Nama jelas penarik dan tanda tangan penarik

Masa Berlaku: 70 hari terhitung sejak tanggal penarikan


Penolakan BG:
1.Tidak penuhi syarat formal
2.Pencantuman tgl efektif tidak dalam tengang waktu pengunjukan
3.Terdapat koreksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
4.Diunjukan tidak dalam tenggang waktu efektif
18
5. Syarat formal BG diduga diisi pihak lain selain Penarik
6. BG diblokir pembayarannya
7. Tanda tangan tidak sesuai dengan specimen oleh Bank Tertarik
8. BG diduga palsu/dimanipulasi
9. Rekening giro penarik telah ditutup atau tidak tersedia dana yang cukup

• SERTIFIKAT DEPOSITO
Pasal 1 angka 5 PBI 19/2/PBI/2017 SD adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat
dipindahtangankan, melalui transaksi Pasar Uang.
Sertifikat Deposito yang ditransaksikan di Pasar Uang wajib memenuhi kriteria sebagai berikut(Pasal 3 ayat 1) PBI 19/2017:
a. diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat (scripless);
b. bunga dibayarkan secara diskonto;
c. diterbitkan dalam denominasi rupiah dan/atau valuta asing;
d. diterbitkan dengan besaran nominal paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam
valuta asing, dan selanjutnya dengan kelipatan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam
valuta asing;
e. memiliki tenor paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan, yaitu 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan,
6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, 12 (dua belas) bulan, 24 (dua puluh empat) bulan, atau 36 (tiga puluh enam) bulan;
dan
f. didaftarkan dan ditatausahakan di Bank Indonesia atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang ditunjuk oleh
Bank Indonesia. 19
Bentuk Sertifikat Deposito: -bentuk warkat wajib bersifat atas pengganti
-tanpa warkat wajib diidentifikasi kepemilikannya oleh Bank pada pencatatan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Bank Umum Syariah dpt menerbitkan SD berdasarkan prinsip syariah

SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)


PBI no 4/10/PBI/2002
SBI : surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka waktu
pendek
Karakteristik SBI:
a.Satuan unit satu juta rupiah
b.Berjangka waktu minimal 1 bulan, paling lama 12 bulan
c.Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan system diskonto/bunga
d.Diterbitkan tanpa warkat
e.Dapat dipindahtangankan
20
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
SB berdasarkan prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh BI
Karakteristik SBIS: hampir sama dengan SBI kecuali bahwa SBIS tidak dapat diperdagangakan dalam pasar sekunder

SURAT BERHARGA KOMERSIAL


PBI No 19/9/PBI/2017
Surat Berharga Komersial/Commercial Paper (CP) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh korporasi non bank berbentuk
surat sanggup (promissory note) dan berjangka waktu sampai dengan 1 tahun yang terdaftar di Bank Indonesia.
Karakteristik SBK/CP:
1.Janji untuk membayar hutang tanpa syarat
2.SB yg tergolong dalam jenis surat sanggup
3.Jangka waktu pendek
4.Umumnya diperjualbelikan dalam bentuk diskon, ada juga yg memberikan suatu bunga
5.Tidak mempunyai jaminan hutang
6.Dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah mempunyai nama dengan rating bagus
7.Instrumen pasar uang, yg kmd berkembang mjd instrumen pasar modal

21
Para Pihak dlm SBK/CP;
a.Penerbit (issuer) : i) korporasi non bank yg tercatat sbg emiten di BEI
ii) tdk tercatat sbg emiten/perusahaan public ttp telah beroperasi minimal 3 th atau kurang sepanjang
punya penjaminan atau penanggungan, memiliki ekuitas minimal 50 milyar rupiah, menghasilkan laba bersih untuk 1 th
terakhir
a.Pemodal (investor)
b.Pengatur Penerbitan (arranger)
c.Agen penerbit (issuing agent)
d.Agen pembayar (paying agent)
e.Pedagang efek (dealer)
f.Perusahaan pemeringkat (rating agency)

Kriteria SBK: a. diterbitkan bentuk tanpa warkat (scriptless)


b. dialihkan scr elektronik
c. diterbitkan dgn system diskonto
d. diterbitkan dalam denominasi rupiah atau valuta asing
e. nilai penerbitan 10M untuk rupiah dan 1juta USD atau ekuivalennya
22
SURAT UTANG NEGARA (SUN)
UU no 24 th 2002 ttg Surat Utang Negara
Surat Hutang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai dengan masa berlakunya.
SUN:
A. bentuk dengan atau tanpa warkat
SUN dgn warkat sertifikat atas nama
sertifikat atas unjuk
SUN scripless: kepemilikan dicatat scr elektronis (book-entry system)
-bentuk yg diperdagangkan atau tidak diperdagangkan dalam pasar sekunder
B. -diperdagangkan dipasar sekunder
-tidak diperdagangkan di pasar sekunder, biasanya diterbitkan scr khusus untuk pemodal institusi tertentu, baik domestic atau
asing
Jenis SUN yg diperdagangkan:
a. Surat Perbendaharaan Negara, jangka waktu sd 12 bln dgn pembayaran bunga scr diskonto
b. Obligasi Negara, jangka waktu lbh dr 12 bln dgn kupon dan atau bunga scr diskonto

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)


23
Pembeli SUN (Pasal 9 UUSUN)
1.Orang perseorangan, perusahaan, usaha Bersama, asosiasi atau kelompok yg terorganisasi dapat membeli SUN di pasar
perdana,
2.dilakukan dengan mengajukan penawaran pembelian kepada agen lelang BI, melalui peserta lelang yg terdiri dari Bank,
Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing, dan Perusahaan Efek
3.Dalam lelang SUN di pasar perdana, Bank dan Perusahaan Efek dapat mengajukan penawaran pembelian untuk dan atas
nama diri sendiri dan pihak lain, sedangkan Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing hanya dapat
mengajukan penawaran pembelian untuk dan atas nama pihak lain
4.Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing dapat melakukan pembelian SUN hanya untuk jenis Surat
Perbendaharaan Negara

Obligasi Ritel Indonesia (ORI)


Agar SUN dapat dimilikin oleh individu, pemerintah menawarkan dalam pecahan yang lebih kecil dikenal sebagi ORI. Pertama
kali diterbitkan th 2006
ORI adalah obligasi negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan WNI melalui Agen Penjual bank dan
atau perusahaan efek yg ditunjuk oleh Menkeu untuk melaksanakan penjualan ORI.

- end-
24

Anda mungkin juga menyukai