3/Mei/201
110
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/2018
berharga dan warkat perbankan tersebut membayar sejumlah uang pada hari
diuraikan berikut ini: bayar kepada penerima.
1. Wesel 3) Penerima yaitu orang yang ditunjuk oleh
Istilah wesel dalam bahasa Belanda penerbit untuk menerima sejumlah uang
disebut wisselbrief, bill of exchange dalam sebagai mana disebut dalam surat wesel
bahasa Inggris, atau letter de charge dalam pada hari bayar.
bahasa Perancis, dan wechsel dalam bahasa 4) Endosan adalah kedudukan penerima
Jerman. Secara etimologi kata wesel berasal atau pemegang yang menyerahkan surat
dari bahasa Arab al wasail, wasilah, tawassul, wesel kepada orang lain, sedangkan
yang berarti jalan atau alat perantara.3 orang yang menerima penyerahan surat
Menurut Abdulkadir Muhammad, wesel itu disebut pemegang.6
menyebutkan bahwa surat wesel adalah surat Menurut Munir Fuady, bahwa di dalam
yang memuat kata wesel, yang diterbitkan pada suatu surat wesel sekurang-kurangnya memuat
tanggal dan tempat tertentu, dengan mana persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada 1) Kata-kata surat wesel yang dimuat dalam
tersangkut untuk membayar sejumlah uang teks dan dituliskan dalam bahasa yang
tertentu kepada pemegang atau penggantinya dipakai untuk wesel tersebut.
pada tanggal dan tempat tertentu.4 2) Perintah tidak bersyarat untuk
Menurut H. M. N. Purwosutjipto, yang membayar sejumlah uang tertentu.
dimaksud dengan surat wesel adalah surat 3) Nama tertarik (orang yang harus
berharga yang memuat kata wesel di dalamnya, membayarnya).
ditanggali dan ditandatangani di suatu tempat, 4) Tanggal pembayaran.
dalam mana penerbit (trekker) memberi 5) Penetapan tempat pembayaran.
perintah tidak bersyarat kepada tersangkut 6) Nama orang yang kepadanya atau
(betrokkene) untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang ditunjuknya wesel
pada hari bayar (vervaldag) kepada orang yang tersebut harus dibayar.
ditunjuk oleh penerbit yang disebut penerima 7) Nama orang yang kepadanya atau
(nemer), atau penggantinya di suatu tempat kepada orang yang ditunjuknya wesel
tertentu.5 tersebut harus dibayar.
Berdasarkan pengertian tersebut bisa 8) Tanggal dan tempat surat wesel
diketahui bahwa surat wesel memiliki unsur- ditarik atau diterbitkan.
unsur sebagai berikut: pertama, surat berharga 9) Tanda tangan penerbit wesel (penarik).7
yang bertanggal dan mencantumkan tempat
penerbitannya; kedua merupakan perintah 2. Cek
tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang; Istilah cek berasal dari kata Inggris, cheque,
ketiga pihak-pihak yang terkait adalah (trekker), yang berarti mencocokkan, dalam pengertian
tersangkut atau tertarik (betrokkene), penerima itu juga meliputi melihat serta memperlihatkan.
(nemer), pemegang (houder) dan endosan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cek
(endossant). adalah perintah tertulis pemegang rekening
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan, kepada bank yang ditunjuknya supaya
dapatlah dikatahui bahwa pihak-pihak yang membayar sejumlah uang pemegangnya.8
terkait dengan surat wesel adalah: Menurut Munir Fuady, cek adalah surat
1) Penerbit atau penarik yaitu orang yang berharga bertanggal dan menyebutkan tempat
membuat atau menerbitkan atau peneritnya, yang merupakan perintah tanpa
mengeluarkan surat wesel. syarat oleh penarik (penerbit) untuk membayar
2) Tersangkut atau tertarik yaitu orang yang kepada pihak pemegang atau pembawanya,
mendapat perintah dari penerbit untuk pembayaran mana dilakukan oleh pihak
3
Sufirman Rahman dan Eddie Rinaldy, Hukum Surat
Berharga Pasa Uang, Cekatan I, Sinar Grafika, Jakarta,
6
2013, hal. 29. Ibid, hal. 111.
4 7
Ibid. Ibid.
5 8
Hermansyah, Op-Cit, hal. 110. Hermasyah, Op-Cit, hal. 112.
111
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/201
pembayar, yaitu bank dari pihak penerbit atau atas tunjuk (aan toonder) yang berlaku
penarik.9 bagi cek.
Berkaitan dengan itu, menurut Imam 5) Pengganti (order) yaitu orang yang
Syakir dan Soedarjanto, yang dimaksud dengan menggantikan kedudukan pemegang
cek adalah surat perintah pembayaran dari surat cek dengan jalan endosemen, di
orang yang menandatanganinya atau nasabah mana dalam hal ini, cek diterbitkan
kepada bank untuk membayar kepada orang dnegan klausul atas pengganti dengan
yang membawa atau orang yang namanya mencantumkan nama pemegang dalam
disebut dalam surat cek, atas sejumlah uang surat cek.12
yang jumlahnya tercantum pada cek.10 Dalam transaksi perdanganan dapat
Lebih lanjut, Abdulkadir Muhammad dilakukan pembayaran dengan menggunakan
berpendapat bahwa cek adalah surat yang cek. Dalam arti, bahwa cek adalah surat cek
memuat kata cek yang diterbitkan pada tanggal yang diterbitkan tersebut mempunyai fungsi
dan tempat tertentu, dengan mana penerbit sebagai pembayaran yang sama dnegan tunai
memerintahkan tanpa syarat kepada bankir karena dana yang tersimpan pada bank yang
untuk membayar sejumlah uang tertentu bersangkutan dapat diambil sewaktu-waktu.
kepada pemegang atau pembawa di tempat
tertentu.11 3. Bilyet Giro
Secara sederhana cek diartikan sebagai Istilah bilyet giro berasal dari bahasa
surat perintah tidak bersyarat dari penerbit Belanda. Kata Bilyet Giro terdiri dari dua kata
kepada tertarik (bank) untuk membayar yaitu bilyet yang berarti surat dan giro berarti
sejumlah uang tertentu kepada nama atau simpanan nasabah pada bank yang
pihak yang tersebut dalam cek atau kepada pengambilalihan dapat dilakukan setiap saat
pihak lain yang ditunjukkan olehnya, ditempat dnegan menggunakan cek, bilyet giro atau
di mana pembayaran harus dilakuka. sarana perintah pembayaran lainnya atau
Menurut Undang-Undang Perbankan dengan pemindahbukuan.13
Nomor 10 Tahun 1998, cek adalah salah satu Menurut H.M.N Purwosutjipto, bilyet giro
cara untuk melakukan penarikan terhadap adalah surat perintah tidak bersyarat dari
simpanan dalam bentuk giro yang dapat nasabah yang telah dibakukan bentuknya,
dilakukan setiap saat. Bertitik tolak dari kepada bank penyimpan dana untuk
pengertian di atas, Bambang Sunggono memindahkan sejumlah dana dari rekening giro
mengemukakan bahwa pihak-pihak yang terkait yang bersangkutan kepada pihak penerima
dengan cek adalah sebagai berikut: yang disebutkan namanya, kepada bank yang
1) Penerbit (trekker, drwaer) yaitu orang sama atau kepada bank lainnya.14
yang mengeluarkan surat cek. Lebih lanjut Imam Syakir dan Soedarjanto
2) Tersangkuut (betrokkene, drawee) yaitu mengartikan bilyet giro sebagai surat perintah
bankir yang diberi perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank untuk
untuk membayar sejumlah uang memindahbukukan sejumlah uang dari
tertentu. rekeningnya kepada pihak penerima yang
3) Pemegang (nemer, holder) yaitu orang disebutkan namanya serta bank di mana
yang diberi hak untuk memperoleh penerima menjadi nasabah. Tidak jauh
pembayaran dan yang namanya berbeda, menurut Abdulkadir Muhammad,
tercantum dalam cek. bilyet giro adalah surat perintah
4) Pembawa (toonder, bearer) yaitu orang pemindahbukuan sejumlah dana,
yang ditunjuk untuk menerima pemindahbukuan mana berfungsi sebagai
pembayaran tanpa menyebutkan pembayaran.15
namanya dalam surat cek. Adanya Dalam pengertian lain, Munir Fuady
pembawa ini sebagai akibat dari klausul merumuskan pengertian bilyet giro sebagai
12
Ibid.
9 13
Ibid. Hermansyah, Op-Cit, hal. 114.
10 14
Ibid. Ibid.
11 15
Ibid. Ibid.
112
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/2018
suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya melibatkan dua pihak saja, yaitu pihak penanda
untuk memindahbukukan sejumlah uang yanga tangan sebagai penerbit dan pihak pemegang.
da pada bank di mana penerbit memiliki Menurut H.M.N. Pusrwosutjipto, yang
rekening giro dan dana dalam jumlah yang dimaksud dengan surat sanggup atau promes
cukup, dana tersebut dipindahbukukan atau adah surat atau akta yang berisi kesanggupan
ditrasfer ke rekening (baik pada bank yang seorang debitur untuk membayar sejumlah
sama tau pada bank lain) milik pihak yang uang tertentu kepada seorang kreditur atau
namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.16 penggantinya.19
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Berkaitan dengan promes tersebut, dalam
Nomor 4/570/HPPB/PbB tanggal 24 Januari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan
1972, ditentukan bahwa yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan lain dikenal
bilyet giro adalah surat perintah nasabah yang dnegan nama promes atas tunjuk. Pada
telah distandarisasi bentuknya kepad dasarnya, promes atas tunjuk hanyalah
penyimpan dana untuk memindahbukukan merupakan kesanggupan tanpa syarat untuk
sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan membayar sejumlah uang yang harus dibayar
kepada pihak penerima yang disebutkan kepada si pembawa surat promes tersebut.
namanya pada bank yang sama atau pada bank Bentuk dan isi promes atas tunjuk tersebut
yang lainnya. tidak ditentukan secara khusus. Namun dari
ketentuan dalam Pasal 229e, Pasal 229i, Pasal
4. Promes 229j dan Pasal 229k Kitab Undang-Undang
Istilah promes yang dalam bahasa Belanda Hukum Dagang, dapat diketahui isi promes
disebut promesse adalah suatu perjanjian untuk pembawa atas tunjuk tersebut:
dagang yang berisi pengakuan utang dari pihak 1) Tanda tangan pihak penerbit yang
yang berutang dan bernilai uang sekian mengeluarkan.
sehingga surat promes itu dapat 2) Terdapat klausula berisikan janji atau
diperdagangakan. Selaku pro,esse aam toonder, kesanggupan untuk melakukan
kesanggupan ini tidak berbeda dari pembayaran sejumlah uang tertentu
kesanggupan dalam surat aksep yaitu kedua- kepada pemegang atau tertunjuk.
duanya tanpa unsur setelah ada permintaan.17 3) Tempat promes dikeluarkan.
Perbedaannya terletak pada hal, bahwa 4) Tanggal penandatanganan, mengingat
promes untuk pembawa atau promes atas masa berlakunya terbatas hanya 6 hari
tunjuk ini memberi hak kepada setiap dari tanggal tersebut.20
pembawa atau pengunjuk yang
memperlihatkan surat itu (toonder) untuk 5. Sertifikat Bank Indonesia
menerima pembayaran sejumlah uang hanya Mengenai sertifikat Bank Indonesia di atur
orang yang diberi kuasa (order) dari yang dalam Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun
semula berhak menerima pembayaran 1984 tentang Penerbitan Sertifikat Bank
sejumlah uang.18 Indonesia. Peraturan pelaksanaan dari
Secara sederhana surat promess atas Keputusan Presiden tersebut adalah Surat
pembawa atas tunjuk (promesse aan toonder) Keputusan Direksi Bank Indonesia
itu berisikan kesanggupan penanda tangan No.28/84/KRP/DIR tentang Penerbitan dan
untuk melakukan pembayaran sejumlah uang Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia yang
tertentu pada saat diperlihatkan kepada selanjutnya diubah dengan Surat Keputusan
pemegang/tertunjuk. Sebagaimana hal surat Direksi Bank Indonesia No. 31/67/KEP/DIR
sanggup, dalam penerbitan promes hanya tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat
Bank Indonesia serta Investasi Rupiah, tanggal
23 juli 1998.21
Menurut Surat Keputusan Direksi Bank
16
Ibid, hal. 115. Indonesia No. 31/67/KEP/DIR, yang dimaksud
17
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Dagang Surat-
Surat Berharga, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum
19
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1982, hal. 178. Hermasyah, Op-Cit, hal. 119.
18 20
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Wesel, Cek, dan Aksep di Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 458.
21
Indonesia, Sumur, Bandung, 1992, hal. 14. Hermansyah, Op-Cit, hal. 119.
113
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/201
dengan sertifikat Bank Indonesia adalah surat untuk mengurangi kelebihan uang primer
berharga atas unjuk dalam rupiah yang tersebut.
diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan Hal tersebut sebagai salah satu piranti,
uatang berjangka waktu pendek dengan sistem operasi pasar terbuka, maka Sertifikat Bank
diskonto. Indonesia dapat dimiliki oleh bank dengan tidak
Sistem diskonto adalah di mana pihak yang menutup kemungkinan dapat dimiliki pihak lain
memberi Sertifikat Bank Indonesia menerima yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sertifikat
pembayaran bunga di muka atau seketika itu, Bank Indonesia memiliki karakteristik sebagai
dengan ketentuan bunga yang telah berikut:
diterimanya itu akan diperhitungkan pada saat 1) Satuan unit terkecil sebesar Rp.1 juta
Sertifikat Bank Indonesia dibayarkan kembali rupiah,
tepat pada tanggal jatuh tempo. Yang dapat 2) Jangka waktu (tenor) minimal 1 bulan
memiliki Sertifikat Bank Indonesia adalah dan maksimal 12 bulan yang dinyatakan
perseorangan/perusahaan. dalam jumlah hari dan dihitung dari
Untuk memiliki Sertifikat Bank Indonesia tanggal penyelesaian transaksi sampai
tersebut diperoleh melalui bank atau dengan tanggal jatuh tempoh.
perusahaan pialang pasar uang, baik dijual 3) Penerbitan dan perdagangan dilakukan
melalui pasar perdana maupun pasar sekunder. dengan sistem diskonto.
Adapun Bank Indonesia melakukan 4) Diterbitkan tanpa warkat dan seluruh
penjualannya melalui lelang, yang dapat diikuti kepemilikan maupun transaksi dicatat
oleh bank dan/atau pialang. Bank sebagai dalam sarana Bank Indonesia,
peserta lelang dapat mengajukan penawaran 5) Dapat dipidahtangankan
kuantitas dan tingkat diskonto menurut jangka 6) Sertifikat Bank Indonesia dapat
waktu untuk kepentingan sendiri atau pihak dijadikan agunan.23
lain. Transaksi Sertifikat Bank Indonesia meliputi
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat penerbitan Sertifikat Bank Indonesia di pasar
berharga dalam mata uang rupiah yang perdana dan transaksi Sertifikat Bank Indonesia
diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan Repo bank dnegan Bank Indonesia. Penerbitan
utang berjangka waktu pendek dengan sistem Sertifikat Bank Indonesia dan transaksi
diskonto murni. Jadi, Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia Repo dilakukan
ini diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai melalui mekanisme lelang dan/atau non lelang.
salah satu piranti operasi pasar terbuka dalam Sertifikat Bank Indonesia yang
rangka pengendalian moneter untuk memupuk diperdagangkan di pasar sekunder dilakukan
dana masyarakat berjangka pendek melalui secara penjualan bersyarat (repurchase
perbankan.22 agreement/REPO), yaitu transaksi penjualan
Selain itu penerbitan Sertifikat Bank bersyarat Sertifikat Bank Indonesia dengan
Indonesia juga dimaksudkan untuk mendorong Kewajiban pembelian kembali sesuai dengan
pembangunan pasar uang dalam rangka harga dan jangka waktu yang disepakati.
meningkatkan efisiensi peengolaan dana. Pembelian lepas (outrigh buying) yaitu
Operasi pasar terbuka adalah kegiatan transaksi transaksi pembelian Sertifikat Bank Indonesia
di pasar uang yang dilakukan oleh Bank (SBI) tanpa kewajiban untuk menjual kembali.
Indonesia dengan bank dan pihak lain dalam Penjualan lepas (outright selling) yaitu
rangka pengendalian moneter. transaksi pembelian SBI tanpa kewajiban untuk
Bank Indonesia sebagai otoritas moniter membeli kembali. SBI Repo merupakan
berkewajiban memelihara kestabilan nilai transaksi penjualan SBI secara bersyarat oleh
rupiah. Dalam paradigma yang dianur jumlah bank kepada Bank Indonesia dnegan
uang primer, uang kartal, dan uang giral di Bank persyaratan kewajiban pembelian kembali
Indonesia yang berlebihan dapat mengurangi sesuai dengan harga dan jangka waktu yang
kestabilan nilai rupiah. Sertifikat Bank Indonesia disepakati dan sekaligus sebagai instrumen
diterbitkan dan dijual oleh Bank Indonesia kebijakan moneter yang bersifat ekspansif.
22 23
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 470. Ibid.
114
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/2018
Saat ini, jumlah maksimal surat berharga lembaga keuangan bukan bank untuk
milik bank yang dapat direpokan adalah 50 % membiayai kegiatan tertentu; surat sanggup
dari nilai SBI. Penyelesaian transaksi repo yang diterbitkan oleh bank atau lembaga
dilakukan pada hari yang sama pula. Bank yang keuangan bukan bank dalam rangka pinjaman
melakukan transaksi SBI di pasar perdana baik antar bank. Kedua surat wesel yang berupa
untuk kepentingan sendiri maupun untuk surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan
kepentingan pihak lain non bank, wajib diaksepkan oleh pihak lain dalam rangka
memiliki saldo giro rupiah pada Bank Indonesia transaksi tertentu. Penarikan dan/atau tertarik
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi adalah nasabah bank atau lembaga keuangan
kewajiban penyelesaian transaksi SBI dengan bukan bank; surat wesel yang tertarik oleh
Bank Indonesia pada waktu penyelesaian nasabah bank atau lembaga keuangan bukan
transaksi.24 bank dalam rangka pemberian kredit untuk
Bank penyelesaian pembayaran untuk membiayai kegiatan tertentu.
transaksi SBI dengan Bank Indonesia tersebut, Ketiga surat-surat berharga lainnya yang
Bank Indonesia berwenang untuk mendebet akan ditetapkan kemudian oleh Bank Indonesia.
rekening giro bank yang berkewajiban SBPU yang dapat dijualbelikan harus memenuhi
menyelesaikan transaksi SBI. Transaksi SBI persyaratan yang ditetapkan di dalam
dinyatakan batal bila pada waktu penyelesaian peraturan perundang-undangan yang berlaku.
transaksi, bank atau pihak lain tidak memenuhi Kertas dan percetakan warkatnya harus
kewajiban penyelesaian transaksi SBI dengan bermutu baik dan tinggi sehingga daat disimpan
Bank Indonesia. dan tahan sampai daluarsa.27
Penulisan harus diperhatikan benar-benar
6. Surat Berharga Pasar Uang unsur pengamanannya, sehingga perlu
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah diciptakan ciri-ciri pengamanan dan peka
surat-surat berharga pendek yang bisa terhadap penghapusan, baik dnegan alat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank penghapus maupun dnegan cairan kimia. Jika
Indonesia atau dengan lembaga keuangan yang SBPU yang diterbitkan berupa surat sanggup,
ditunjuk oleh Bank Indonesia.25 harus dipenuhi ketentuan dalam Pasal 174
Karakter yuridis dari surat berharga pasar KUHD, sedangkan jika SBPU berupa wesel harus
uang adalah: merupakan instrumen jangka dipenuhi ketentuan dalam Pasal 100 KUHD.
pendek, tingkat likuiditasnya tinggi, tidak
mempunyai pasar fisik, berfungsi sebagai 7. Commercial Paper (CP)
sarana mobilitas dana, berfungsi juga sebagai Commercial paper (CP) adalah suatu surat
sarana pengendalian moneter, berfungsi juga berharga berupa pengakuan utang jangka
sebagai rujukan penetapan tingkat suku bunga, pendek dua sampai dua ratus tujuh puluh hari
dan ditujukan hanya untuk surat berharga (2-270) yang dikeluarkan oleh suatu
tertentu. perusahaan sebagai meinjam uang kepada
Warkat surat berharga pasar uang terbagi pihak lain yang mempunyai dana segar untuk
dua jenis. Yang pertama surat sanggup atau membeli obligasi tersebut, utang tersebut
aksep adalah surat berharga, bertanggal dan tanpa memberikan suatu jaminan utang, utang
menyebutkan tempat penerbitannya yang mana diberikan diskon tertentu meskipun ada
merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh juga yang diberikan dengan memberikan suatu
penerbit untuk membayar (pengakuan utang) bunga tertentu.28
kepada pihak pemegang atau pembawanya, Munir Fuady mengemukakan bahwa
pembayaran mana dilakukan pada waktu karakter yuridis dari suatu commercial paper
tertentu oleh pihak penerbit sendiri.26 adalah sebagai berikut:
Surat sanggup atau aksep berupa: surat 1) Merupakan janji untuk membayar utang
sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam tanpa syarat,
rangka penerimaan kredit dari bank atau 2) Merupakan surat berharga yang
tergolong ke dalam jenis surat sanggup,
24
Ibid, hal. 471.
25 27
Hermasyah, Op-Cit, hal. 120. Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 466.
26 28
Ibid, hal. 121. Hermasyah, Op-Cit, hal. 121.
115
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/201
116
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/2018
pembayaran yang diatur dan diakui dalam maksudnya sama. Surat wesel itu masih dapat
hukum surat-surat berharga. Pemegang baru digunakan oleh pemegang sebagai bukti untuk
akan memperoleh pembayaran dalam arti uang melaksanakan hak regres atas jumlah yang
ditentukan dengan menyerahkan surat wesel, belum dibayar.33
dan tersangkut atau yang disebutkan dalam Agar terjamin pembayaran wesel yang
surat wesel itu. 31 diterbitkan, maka pihak tertarik diwajibkan
Atas dasar ini pula surat wesel disebut untuk melakukan akseptasi dengan cara
sebagai alat tukar uang (letter de change). Pasal membubuhkan pernyataan kesanggupan
137 Ayat (1) KUHD menentukan bahwa “untuk tertarik melakukan pembayaran pada hari
memperoleh pembayaran, pemegang surat bayar yang telah ditetapkan. Adanya akseptasi
wesel harus menunjukkan surat wesel kepada ini akan mengikat tertarik berkewajiban untuk
tersangkut atau akseptan di tempat tinggalnya melakukan pembayaran pada hari yang telah
atau di mana surat wesel itu didomisilikan pada ditentukan bilamana wesel tersebut
34
hari bayarnya atau pada dua hari kerja ditunjukkan kepadanya.
berikutnya”.32 Hal ini ditegaskan dalam ketentuan Pasal
Apabila penunjukkan untuk memperoleh 120 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
pembayaran dilakukan kepada suatu balai (KUHD) bahwa setiap wesel sampai hari
pemberesan dianggap juga sebagai penunjukan bayarnya oleh pemegangnya yang sah atau
yang sah untuk pembayarannya. Sedangkan oleh orang yang hanya memegangnya belaka,
apa yang dimaksud dengan balai pemberesan dapat diunjukkan kepada tertarik di tempat
adalah balai yang ditunjuk oleh Presiden. Baik tinggalnya guna mendapatkan akseptasi. Lebih
pemegang maupun tersangkut (akseptan) harus lanjut bahwa tertarik diwajibkan untuk
menjadi anggota badan pemberesan, agar melakukan akseptasi atau wesel yang
supaya dapat dimintakan kepada badan diterbitkan:
tersebut. a. Bilamana tertarik menyatakan sanggup
Tanggal minta pembayaran tersebut melakukan akseptasi.
dicatat pada surat wesel oleh pimpinan badan b. Bilamana tertarik memegang dana yang
itu. Ini adalah merupakan bukti bahwa telah cukup untuk melakukan pembayaran yang
dimintakan pembayaran, dan mempunyai arti sebelumnya diterimanya dari penarik.
penting dalam pembuatan protes non Kedua mengenai sistem pembayaran cek.
pembayaran. Bagi tersangkut ata akseptan Dengan pembayaran cek, tersangkut atau
yang telah membayar surat wesel itu, boleh bankir dapat menuntut agar supaya surat
menuntut penyerahan surat weselnya disertai ceknya diserahkan kepadanya, disertai dengan
dengan surat tanda terima pembayaran yang tanda lunas yang sah dari pemegangnya,
sah dari pemegangnya. kecuali jika surat ceknya hilang.35
Dalam praktek apabila surat wesel sudah Pembayaran setiap cek dilakukan pada
dibayar, surat wesel itu dikuasai oleh waktu yang telah ditentukan dalam cek yang
tersangkut atau akseptan dnegan dibubuhi bersangkutan yang diunjukkan kepada bank,
tulisan lunas atau kata-kata yang maksudnya kendati cek yang diunjukkan tersebut untuk
sama, dan ditanda tangani oleh pemegang yang pembayarannya sebelum hari yang telah
telah menerima pembayaran. Surat wesel itu disebut sebagai hari tanggal dikeluarkannya,
berlaku sebagai alat bukti bahwa akseptan maka cek harus dibayarkan pada hari
telah embayar surat wesel itu. pengunjukkannya.36
Ternyata ada juga surat wesel yang sudah Tenggang waktu pengunjukkannya selama
dibayar itu ditandatangani saja oleh pemegang 70 hari terhitung mulai hari yang disebut
dibagian belakang surat-surat wesel itu, tanpa sebagai tanggal pengeluarannya. Selama
ditulis dengan kata lunas atau kata-kata yang tenggang waktu tersebut, penerbit wajib
menyedikana dana yang cukup untuk
31
Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, Surat
33
Berharga Alat Pembayaran dalam Masyarakat Modern, Ibid, hal. 119.
34
PT.Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal. 118. Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 452.
32 35
Lihat, Pasal 137 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Lihat, Pasal 211 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
36
Dagang. Goni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 455.
117
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/201
37 38
Hermasyah, Op-Cit, hal. 117. Ibid, hal. 118.
118
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/2018
dipindahbukuan ke dalam rekening orang yang perbankan yaitu wesel, cek, bilyet giro,
menjadi tujuannya. promes, sertifikat Bank Indonesia, dan Surat
Kelima dapat dibatalkan. Selama amanat Berharga Pasar Uang.
dalam bilyet giro belum dilaksanakan oleh bank 2. Sistem pembayaran surat berharga dan
yang bersangkutan, maka bilyet giro tersebut warkat perbankan dalam kegiatan
dapat dibatalkan oleh penerbitnya. Faktor ini pembayaran yaitu pertama surat wesel,
merupakan penolong yang sangat tepat bagi untuk memperoleh pembayaran, pemegang
penerbit yang kebetulan berhubungan dnegan surat wesel harus menunjukkan surat wesel
pihak yang tidak jujur, beritikad buruk, maupun kepada tersangkut atau akseptan di tempat
wanprestasi. tinggalnya atau di mana surat wesel itu
Keempat yang akan dibahas yaitu sistem didomisilikan pada hari bayarnya atau pada
pembayaran promes. Promes atas pembawa dua hari kerja berikutnya. Kedua cek,
atau tunjuk ini tidak banyak atau jarang Pembayaran setiap cek dilakukan pada
digunakan dalam lalu lintas perdagangan. waktu yang telah ditentukan dalam cek yang
Pembayaran tagihan promes atas tunjuk ini bersangkutan yang diunjukkan kepada bank,
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 229i kendati cek yang diunjukkan tersebut untuk
KUHD dilakukan dalam waktu enam hari pembayarannya sebelum hari yang telah
setelah surat itu diterimanya sebagai disebut sebagai hari tanggal dikeluarkannya,
pembayaran, hari mana tidak terhitung dalam maka cek harus dibayarkan pada hari
perhitungan enam hari tersebut. pengunjukkannya. Ketiga, Di dalam transaksi
Apabila promes tidak dibayarkan selama perdagangan tersebut telah disepakati
tenggang waktu enam hari tersebut, bersama antara para pihak bahwa
pemegangnya harus menunjukkan promesnya pembayaran atas transaksi akan dilakukan
untuk dicabut. Seandainya tindakan tersebut dengan bilyet giro. Nilai dari transaksi itulah
tidak dilakukan, maka pemegangnya diancam yang harus dibayar dengan cara
dengan hukuman akan kehilangan hak menerbitkan bilyet giro. Sebagai alat
tagihannya kepada orang yang telah perintah pemindahbukuan, bilyet giro tidak
memberikan kepadanya pembayaran, namun dapat dilakukan pembayarannya dengan
hak itu tidak mengurangi haknya terhadap menggunakan uang tunai. Dan keempat
penanda tangannan promesnya.39 promes, pembayaran dilakukan dalam
Selama masa tenggang waktu enam hari waktu enam hari setelah surat itu
itulah pemegang promes untuk membawa atau diterimanya sebagai pembayaran, hari mana
promes atas tunjuk dapat membawa atau tidak terhitung dalam perhitungan enam
menunjukkannya kepada penandatanganan hari tersebut
untuk melakukan pembayaran sejumlah uang
tertentu tertera pada promes yang B. SARAN
bersangkutan. Apabila selama tenggang waktu 1. Diharapkan perlu adanya sosialisasi
tersebut, pemegang atau tertunjuk tidak mengenai surat berharga dan warkat
mengunjukkan agar dibayar, maka perbankan agar supaya dengan diketahuinya
pemegang/tertunjuk yang bersangkutan bentuk-bentuk surat dan warkat perbankan
kehilangan haknya atas tagihan dari orang yang masyarakat memperoleh bisa dengan
telah memberikannya kepadanya sebagai mudah melakukan pembayaran
pembayaran.40 menggunakan surat-surat berharga dan
warkat perbankan tersebut.
PENUTUP 2. Diharapkan kepada pemerintah dapat
A. KESIMPULAN merevisi undang-undang perbankan yang
1. Bentuk-bentuk surat berharga dan warkat ada agar supaya adanya kepastian hukum
perbankan yang berlaku dalam praktik dalam pembayaran menggunakan surat-
surat berharga dan warkat perbankan
39
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Op-Cit, hal. 458.
seperti halnya: cek, dan bilyet giro yang
40
Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Surat Berharga: sering digunakan oleh para nasabah.
Warkat Perbankan dan Pasar Uang, Djambatan, Jakarta,
2001, hal. 54.
119
Lex Privatum Vol. VI/No. 3/Mei/201
DAFTAR PUSTAKA
Bahsan, M., Giro dan Bilyet Giro Perbankan
Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
Fuady, Munir, Pengantar Hukum Bisnis: Menata
Bisnis Modern di Era Global, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2002.
Gazali dan Rachmadi Usman, Goni S., Hukum
Perbankan, Cetakan I, Sinar Grafika,
Jakarta, 2010.
Hermasyah, Hukum Perbankan Nasional
Indonesia Edisi Kedua, Cetakan Keenam,
Prenada Media Group, Jakarta, 2011.
Husein, Yunus, Hukum Perbankan, Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,
1994.
Irawan, James Julianto, Surat Berharga Suatu
Tinjauan Yuridis dan Praktis, Cetakan I,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2014.
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Dagang
Tentang Surat-Surat Berharga, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2007.
Puspaningrum, Galuh, Aspek Hukum Cek
Kosong (Perspektif Hukum Perdata dan
Hukum Pidana, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta, 2004.
Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Wesel, Cek, dan
Aksep di Indonesia, Sumur, Bandung, 1992.
Rahman dan Eddie Rinaldy, Sufirman, Hukum
Surat Berharga Pasa Uang, Cekatan I, Sinar
Grafika, Jakarta, 2013.
Sadjono, Agus, Pengantar Hukum Dagang,
Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014.
Simanjuntak, Emmy Pangaribuan, Hukum
Dagang Surat-Surat Berharga, Seksi
Hukum Dagang Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
1982.
Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, Imam
Prayogo, Surat Berharga Alat Pembayaran
dalam Masyarakat Modern, PT.Bina
Aksara, Jakarta, 1987.
Usman, Rachmadi, Dimensi Hukum Surat
Berharga: Warkat Perbankan dan Pasar
Uang, Djambatan, Jakarta, 2001.
120