Anda di halaman 1dari 21

 Wesel

 Cek
 Aksep/Surat Sanggup
 Promes
 Bilyet Giro (BG)
 Surat-surat Berharga Lainnya
 Surat Bernilai: surat yang mempunyai nilai untuk para
pihak yang berkepentingan saja, misalnya, surat utang
piutang.
 Surat Berharga: surat yang memiliki ciri-ciri:
 memiliki nilai nominal sebagai uang;
 dapat digunakan sebagai alat bayar;
 dapat dipindahtangankan, diperdagangkan, dialihkan,
misal, wesel, cek, bilyet giro, dsb;
 Surat Legitimasi: surat yang memberikan hak kepada
pemegangnya, misal tiket perjalanan, karcis parkir,
dsb.
 Karena ada perikatan yang ditimbulkan antara para pihak, dengan salah
satu sumbernya adalah perjanjian.
 Berdasarkan sumber tsb., ada 3 golongan surat berharga:
 Surat berharga tanda kebendaan: surat berharga yang berisi daftar benda-
benda yg dipesan melalui jual beli perniagaan, misal, konosemen (surat
tanda bukti angkutan kapal).
 Surat berharga tanda hubungan utang piutang:
• Surat perintah untuk membayar sejumlah uang;
• Surat kesanggupan untuk membayar sejumlah uang;
• Surat tanda lunas hutang piutang/pembayaran.
 Surat berharga memiliki klausula:
• Atas perintah: wesel;
• Atas tunjuk: cek;
• Atas nama: wesel, cek.
Wesel
 Wesel (wessel, bhs Belanda): suatu kesanggupan untuk
membayar sejumlah uang.
 Dasar hukum: ps. 100 KUHD.

 Sifat: kredit karena penerima dapat menerima dana


pada “Hari Gugur”.
 Para pihak:

 Penerbit: yang menerbitkan wesel


 Tertarik: yang tertarik dananya (bank, orang pribadi,
Kantor Pos/PT Pos.
 Klausul: surat berharga dengan klausul atas perintah
(aan order).
 Macam-macam wesel:
 Wesel incaso:
penerima hanya merupakan pemegang kuasa dari
penerbit sehingga tidak diperkenankan mengalihkan
wesel tsb;
 Wesel untuk perhitungan orang III:
penerbit menerbitkan sepucuk wesel karena ada kuasa
dari pihak/orang III di luar para pihak wesel ybs.;
 Wesel domisili:
wesel yang menyebut nama/alamat lain selain tempat
tertarik.
 Cara pemindahan: dengan klausul aan order, dilakukan
dengan cara “endosemen”, yaitu:
 kolom kosong di belakang lembar wesel ybs dituliskan
pengalihan dari yang berhak semula kepada yang
berhak kemudian;
 apabila kolom tsb penuh sedangkan hari gugur belum
tiba, wesel masih dapat dialihkan dengan membuat
lembar tambahan sebesar kolom ybs dan direkatkan
pada wesel ybs;
 lembar tambahan disebut verlengstuck atau a-longe.
 Syarat-syarat sahnya endosemen:
 untuk seluruh nilai nominal wesel ybs; dan
 ditempatkan pada lembar belakang wesel.

 Akseptasi
 penerima wesel diberi kesempatan melakukan akseptasi, yaitu,
kesanggupan pembayaran wesel dari tertarik pada hari gugur/hari bayar;
 dalam waktu 2x24 jam penerima dapat mendatangi tertarik untuk minta
akseptasi; tertarik yang memberi akseptasi disebut akseptan
 tertarik boleh memberikan akseptasi sebagian dari nominal wesel yang
belum diakseptasi karena telah punya ketetapan hukum bahwa pada hari
bayar dana benar-benar akan cair;
 penerima yang memohon akseptasi dapat memperoleh akseptasi disetujui
(tanda tangan lembar muka wesel) atau non akseptasi (ditolak).
ENDOSEMEN AKSEPTASI

 pengalihan surat berharga  kesanggupan pembayaran


dengan klausula aan order; pada hari gugur untuk surat
berharga aan order;
 ditempatkan pada lembar  ditempatkan pada bagian
belakang wesel atau pada a- lembar muka wesel sebelah
longe; kiri;
 disebutkan nama penerima  hanya tanda tangan akseptan;
dan tanda tangan;
 diatur dalam ps. 110 KUHD.  ps. 120 KUHD.
 Dasar hukum: ps. 178 KUHD;
 Sejarah timbulnya cek:
 berasal dr Inggris: cheque;
th 1882 dikenal “Bill of Exchange Act”, yaitu, UU ttg Wesel; namun,
Inggris mengenal cheque sebagai surat wesel yang khusus ditujukan
kepada bank untuk melakukan pembayaran atas perintah pembawa
surat tsb;
 cara-cara tsb diikuti oleh Perancis dan Jerman, yang kemudian
dilengkapi dengan diselenggarakannya konverensi internasional th
1910 dan 1912, yang menganjurkan adanya peraturan yang seragam
ttg cheque di dunia perdagangan internasional;
 th 1931 di Jenewa diadakan traktat pelbagai negara , termasuk
Belanda, untuk mengadakan UU yang seragam ttg cek;
 Th 1933 peraturan tsb dimasukkan ke dalam Wetboek Van Koophandel
(WVK), di Indonesia masuk dalam Titel 7 Buku I KUHD.
 Sifat-sifat cek:
 Sbg alat bayar bersifat tunai (op-zicht) dengan tertarik selalu bank;
 Para pihak:
• Penerbit : yang menerbitkan cek;
• Tertarik : yang membayar (harus/selalu bank);
• Penerima : yang menerima dana.
 Klausula cek
 klausula atas nama toonder/atas tunjuk: tanpa nama penerima dan hari gugur,
pembawa cek atau mereka yang dapat menunjukkan cek tsb berhak menerima
pembayaran dari sebuah bank;
 klausula atas nama (op naam): ada nama penerima shgg dikenal sbg wesel atau
cek op naam; hanya dpt dipindahtangankan dg cara cessie (ps. 613 KUHPer),
pemindahan piutang atas nama dilakukan dengan membuat akta autentik atau
akta di bawah tangan; pemindahan tidak berakibat apapun (namun senaiknya
diberitahukan kepada berutang)
 klausula rekta: menyebutkan nama penerima/tidak ada pengganti.
Wesel dan cek rekta yang semula memiliki klausula aan order maupun
an toonder dpt diubah shgg memiliki klausula rekta. Pemindahannya
dipersulit dengan cara cessie (ps. 613 KUHPer).
 Akte
 Pengertian: suatu pernyataan yang ditandatangani untuk menyatakan
kebenaran pada akte tsb.
 Macam akte:
• Akte autentik: akte yang dibuat dan ditandatangani di hadapan pejabat
umum yang berwenang, misal, notaris, pegawai catatan sipil, juru sita,
dsb.
• Akte di bawah tangan: akte yang dibuat dan ditandatangani para pihak
yang namanya disebutkan di dalam akte tsb.
• Surat bukan akte di bawah tangan: surat pengakuan utang piutang yang
ditandatangani penerbit (ps. 1870 – KUHPer)
WESEL CEK
 Berasal dari Belanda  Berasal dari Inggris
(wissel); (cheque);
 Diatur dlm ps. 100 KUHD;  Diatur dlm ps. 178 KUHD;
 Klausula aan order;  Klausula aan toonder;
 Alat bayar kredit;  Alat bayar tunai;
 Alat akseptasi;  Tanpa akseptasi;
 Pengalihan: endosemen;  Pengalihan langsung;
 Ada nama penerima;  Tanpa nama penerima;
 Ada hari gugur.  Tanpa hari gugur.
 Surat kesanggupan membayar sejumlah uang kepada
orang yang disebutkan namanya/order pada
hari/tanggal yang ditentukan setelah ada permintaan;
 Dasar hukum: ps. 100 KUHD;
 Sifat: surat kesanggupan untuk membayar sejumlah
uang dengan klausula atas nama order;
 Para pihak dalam penerbitan aksep: aksep dan
penerima.
 Surat kesanggupan membayar sejumlah uang kepada
pembawa surat tsb.
 Dasar hukum: ps. 178 KUHD;
 Sifat: surat kesanggupan membayar sejumlah uang
dengan klausula atas nama toonde;
 Para pihak dlm penerbitan aksep: aksep dan penerima;
 Diterbitkan tanpa ada permintaan;
 Berasal dari Perancis (= aksep)
WESEL DAN CEK AKSEP DAN PROMES

 Surat perintah untuk  Surat perintah untuk


membayar sejumlah membayar sejumlah
uang tanpa syarat uang;
apapun;  Tidak ada pihak tertarik
 Terdapat pihak tertarik.
 Definisi: surat perintah dari seorang nasabah kepada bank
untuk memindahbukukan sejumlah dana ke dana nasabah
yang disebutkan namanya pada tanggal efektif, bisa pada
bank yang sama atau pada bank yang berlainan.
 Dasar hukum:
 Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 4/670/UPPB, Pb.B
 Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) tgl 24 Januari 1972.
 Para pihak: penerbit, bank/tertarik, dan penerima.
 Cara pembayaran melalui penerbitan BG dapat dilakukan
pada bank yang sama atau bank yang berlainan.
 Syarat-syarat sahnya sepucuk BG:
 nama BG tercantum pada formulir BG;
 perintah tak bersyarat untuk memindahbukukan sejumlah dana;
 nama dan tempat bank tertarik kepada siapa perintah ditujukan;
 nama penerima dan bank penerima;
 jumlah (nominal) yang dipindahbukukan;
 tanda tangan penarik/penerbit;
 tempat tanggal penarikan;
 tanggal efektif apabila tidak ada penyebutan maka tanggal
penerbitan dianggap sebagai tanggal efektif.
 Pembatalan BG
BG dapat dibatalkan asalkan dilakukan sebelum tanggal
efektif tiba, yaitu, sebelum bank bekerja untuk
memindahbukukan dana penerbit ke rekening
penerima.
 Saham (menurut UU No. 1 Tahun 1995)
 Saham blanko (tanpa nama pemegang, dapat
dipindahtangankan secara langsung);
 Saham atas nama (disebutkan nama penerima,
pengalihan dengan cara cessie).
 Konosemen (surat tanda bukti muatan angkutan kapal
yang dapat diperjualbelikan).
Konosemen adalah surat yang berisi daftar barang
yang dipesan oleh pembeli dalam perjanjian jual beli
perusahaan.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai