Anda di halaman 1dari 22

SURAT

WESEL

Nama Kelompok :

Denis Riska Ayu M.R (11010114140460)


Ika Dewi Ambarwati
(11010114140483)
Anugerah Ramadhani P. (11010114140490)

APA ITU SURAT


WESEL?
Surat Wesel adalah surat berharga yang memuat kata
wesel didalamnya, ditanggali dan ditandatangani disuatu
tempat, dalam mana penerbit (trekker) memberi perintah tak
bersyarat kepada tersangkut (betrokkene) untuk membayar
sejumlah uang pada hari bayar (vervaldg) kepada orang yang
ditunjuk oleh penerbit yang disebut penerima (nemer) atau
penggantinya disuatu tempat tertentu.

SIAPA SAJA YANG


BERSANGKUTAN DENGAN SURAT
WESEL ?
Penerbit (trekker) : orang yang membuat/ menerbitkan/
mengeluarkan surat wesel
1. Tersangkut (betrokkene) : orang yang mendapat perintah dari
penerbit untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar
kepada penerima
2. Penerima (nemer) : orang yang ditunjuk oleh penerbit untuk
menerima sejumlah uang sebagai disebut dalam surat wesel
pada hari bayar
3. Pemegang (houder) : orang yang memperoleh surat wesel dari
penerima atau pemegang lainnya
4. Andosan (endossant) : kedudukan penerima atau pemegang,
yang menyerahkan surat wesel itu disebut pemegang

SEJARAH SURAT WESEL


Kata wissel berasal dari abad ke-XIII yang erat
hubungannya dengan penukaran uang (wisselen van geld).
Dalam perniagaan internasional, perdagangan uang
dipusatkan pada bursa (jaarbeurzen of missen), dimana
banyak sekali dilakukan pembayaran uang. Dari sinilah
timbul adanya niswissel, yakni wesel yang berlaku di
bursa. Selanjutny timbul rekta wissel (wesel tidak kepada
pengganti), dalam mana pemilik wesel itu tidak boleh diganti
dia dapat memberikan kuasa kepada orang lain untuk
mengambil uang pada penukar uang tertentu di negara lain,
dimana sekarng ia berada.

PENGATURAN WESEL ?

Surat wesel diatur


dalam pasal 100-173
KUHD.

SYARAT-SYARAT SURAT
WESEL
Diatur dalam pasal 100 KUHD, yaitu :
Dalam naskah surat wesel itu harus terdapat kata wesel.
Inilah yang disebut wisselclausule, yang dulu diharuskan
dalam undang-undang jerman, tetapi tidak diperlukan dalam
undang-undang jerman, tetapi tidak diperlukan dalam undangundang Inggris-Amerika. Maksud diharuskannya adanya
wisselclausule itu ialah agar orang dapat mengenal segara
apakah akta itu benar-benar surat wesel apa bukan.
Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
Nama orang yang harus membayar (tersangkut/akseptan)
Ketentuan hari bayar (vervaldag)

Lanjutan....
Tempat, dimana pembayaran harus dilakukan
Nama orang, kepada siapa pembayarn harus dilakukan.
Orang ini disebut penerima. Perundang-undangan inggris
memperkenankan adanya wesel kepada-pembawa (to
bearer, aan toonder), sedangkan perundang-undangan
Belanda wesel kepada-pembawa itu tidak dikenal
Tanggal dan tempat, dimana wesel itu diterbitkan
Tanda tangan penerbit
Bila salah satu syarat diatas tidak ada, maka surat itu
bukan urat wesel, kecuali bila undang-undang itu sendiri
membuat penyimpangan-penyimpangan. (ps.101
ayat 1
KUHD)

PENYIMPANGAN YANG
DIPERBOLEHKAN
Penyimpangan yang diperbolehkan adalah :
1. Bila hari bayar tidak ditulis, maka wesel itu dipandang
sebagai wesel unjuk (zichtwissel, sight exchange/draft),
yaitu wesel yang dapat dimintakan pembayarannya pada
saat wesel itu diunjukkan kepada tersangkut/akseptan, tanpa
lebih dahulu dimintakan akseptasi
2. Wesel yang tidak menunjukkan suatu tempat, dimana
pembayaran harus dilakukan, dianggap bahwa tempat itu
ialah tempat tinggal tersangkut/akseptan
3. Wesel yang tidak menentukan tempat, dimana wesel itu
diterbitkan, dianggap bahwa wesel itu ditandatangani
ditempat yang disebut disamping penerbit.

BENTUK UMUM SURAT


WESEL
1. Wesel atas nama
Wesel yang nama pemiliknya ditulis dalam wesel itu.
Meskipun wesel ini atas nama, ttapi dapat diserahkan
kepada orang lain dengn andosemen yng mempunyai akibat
sebagai andosemen biasa (pasal 110 ayat (1))
2. Wesel kepada pengganti
Wesel yang dismping nama pemiliknya ada tambahan
sebuah klausul yang berbunyi atau penggantinya.
Penyerahan wesel ini kepada orang lain dilakukan dengan
andosemen (pasal 110 ayat 1)

Lanjutan...

3.

Wesel tidak kepada pengganti


Wesel atas nama dengan tambahan klausul tidak
kepada pengganti wesel jenis ini bukanlah surat
berhrga, melainkan surat yang berharga atau wesel
rekta, sedangkan penyerahannya tidak boleh
mempergunakan
andosemen,
melainkan
harus
dilakukan dengan sesi (cessie), yang berakibatkan
peralihan itu harus
diketahui/ disetujui oleh debitur
(pasal 110 ayat2)

PEMBAYARAN DAN
PERALIHAN
Pembayaran uang wesel diberikan kepada siapa dan
bagaimana cara pralihannya dapat diperinci sebagai berikut :
pasal 110 KUHD :
1. Wesel atas nama ( pasal 110 ayat 1 )
Pembayaran diberikan kepada orang yang namanya
disebut dalam naskah surat wesel. Peralihan wesel ini
harus dengan andosemen, kekhususan peralihan
andosemen ini ialah terjadfi pada turut sertanya debitur

Lanjutan...
2.

3.

Wesel kepada pengganti ( pasal 110 ayat 1 )


Pembayaran uang diberikan kepada orang yang
namanya disebut dalam naskah atau penggantinya.
Peralihan wesel ini harus dengan andosemen,
kekhususan peralihan andosemen ini ialah terjadfi pada
turut sertanya debitur
Wesel tidak kepada pengganti ( pasal 110 ayat 2)
Pada wesel bentuk ini uang pembayarannya
diberikan kepada orang yang namanya disebut dalam
naskah wesel. Peralihannya tidak boleh mempergunakan
andosemen tetapi harus menggunakan sesi

BENTUK KHUSUS SURAT


WESEL
Diatur dalam pasal 102 , 102a,103 dan 126.
Perinciannya sebagai berikut :
1. Wesel yang diterbitkan untuk penerbit sendiri atau
penggantinya
2. Wesel yang diterbitkan kepada penerbit sendiri
3. Wesel yang diterbitkan atas tanggungan pihak
ketiga
4. Wesel inkaso
5. Wesel domisili
6. Wesel domisili dalam blangko

WESEL UNJUK DAN


WESEL SETELAH UNJUK
Diatur dalam pasal 132 KUHD :
Perbedaannya adalah jika wesel unjuk harus bayar pada
saat di unjukkan sedangkan wesel setelah unjuk menurut
pasal 134 saat pengunjukkan ini ialah saat wesel diunjukkan
nuntuk akseptasi kepada tersangkut. Dan bila tersangkut
menolak akseptasi maka saat pembayaran dihitung mulai
tanggal protes yang dibuat.

KEPADA SIAPA UANG


PEMBAYARAN WESEL
DIBERIKAN ? Dan
BAGAIMANAKAH
PERALIHANNYA ?
a. Wesel atas nama ( pasal 110 ayat 1 )
Pembayaran diberikan kepada orang yang
namanya disebut dalam naskah surat wesel.
Peralihan wesel ini harus dengan andosemen,
kekhususan peralihan andosemen ini ialah terjadfi
pada turut sertanya debitur

b. Wesel kepada pengganti ( pasal 110 ayat 1 )


Pembayaran uang diberikan kepada orang
yang namanya disebut dalam naskah atau
penggantinya. Peralihan wesel ini harus dengan
andosemen, kekhususan peralihan andosemen ini
ialah terjadfi pada turut sertanya debitur
c.

Wesel tidak kepada pengganti ( pasal 110 ayat 2)


Pada wesel bentuk ini uang pembayarannya
diberikan kepada orang yang namanya disebut
dalam naskah wesel. Peralihannya tidak boleh
mempergunakan
andosemen
tetapi
harus
menggunakan sesi

KELALAIAN DALAM
MENULIS JUMLAH
UANG DALAM WESEL
Apabila penulisan angka dan huruf berbeda maka
penulisan dengan huruflahyang dianggap benar. Jika
penulisan jumlah uang baik dengan angka maupun dengan
huruf masing-masing berbeda penulisan jumlah uag yang
terkecillah yang dianggap benar ( pasal 105 KUHD )

PERINDUNGAN BAGI
PIHAK KETIGA
Apabila terdapat salah satu tanda tangan yag palsu atau
tidak sah. Dalam hal ini UU memberi perlindunan pada pihak
ketiga yang jujur, yang membeli wesel itu dengan itkad baik
dan bernggapan bahwa wesel yang dibelinya itu adalah sah
dan sempurna. Perlindungan UU berwujud pemberian suatu
asas otonomi bagi setiap tanda tangan yang terdapat dalam
wesel yang artinya wesel tetap berlaku dan sah meskipun ada
tanda tangan yang tidak sah atau palsu ( pasal 106 )

TANDA TANGAN YANG


TERDAPAT DALAM
SURAT WESEL,
MELIPUTI :
1.
2.
3.
4.
5.

Penerbit
Akseptan
Avalis
Penyela
Andosan

PEMEGANG SURAT WESEL


yang SAH
Untuk menjadi pemilik surat wesel yang sah, orang
cukup membuktikan bahwa :
1. Pemeganglah sekarang yang menguasai (bezitten)
surat wesel itu.
2. Dalam Surat wesel itu ada satu deretan tak
terputus dari semua pengandosemenan, meskipun
andosemen yang terakhir dilakukan dengan
blangko (Pasal 115 ayat (1)).

KEDUDUKAN
PEMEGANG SURAT
WESEL YANG HILANG

Bila sepucuk surat wesel hilang dan sekarang ada


ditangan seorang pemegang yang beitikad baik dan dapat
membuktikan bahwa :
a) Dialah sekarang yang menguasai surat wesel itu
b) Dia dapat membuktikan adanya sattu deretan tak
terputus pengandosemen dalam surat wesel itu
Maka pemegan itu tidak berkewajiban untuk
menyerahkan surat wesel itu kepada orang yang menyatakan
kehilangan surat wesel tersebut , kecuali bila surat wesel itu
diperolehnya dengan itikad buruk atau karena suatu kelalaian
kasar ( Pasal 115 ayat 3 KUHD )

Daftar Pustaka :
Purwosutjipto.1990. Pengertian Pokok Hukum Dagang
Indonesia Jilid 7 Hukum Surat Berharga. Jakarta :
Djambatan

Anda mungkin juga menyukai