Anda di halaman 1dari 1

Perubahan dan Pemalsuan WESEL Dalam wesel adakalanya terjadi adanya wesel yang tidak sesuai dengan wesel

yang seharusnya yaitu diantaranya : a. Tanda tangan Dalam hal ini dapat terjadi yaitu tanda tangan dalam wesel dipalsukan, dipksakan, tanda tangan yang dibuat oleh orang yang tidak cakap berbuat, ataupun tanda tangan yang dibuat oleh orang yang sakit jiwa dan lain-lain. Tanda tangan yang dipalsukan atau dipaksakan tidak mengikat orang yang melakukan tanda tangan, karena kesepakatan kehendak (konsensus) tidak ada, paksaan terjadi jika para pihak menyetujui apa yang diperjanjikan karena suatu ancaman (duress). Sedangkan dalam hal pemalsuan hal tersebut termasuk ke dalam penipuan yang mana penipuan terjadi jika salah satu pihak sengaja memberikan keterangan-keterangan yang tidak benar disertai dengan tipu daya. Apabila pihak lain menyetujui karena adanya tipu daya ini, maka dikatakan bahwa persetujuan itu dilakukan karena unsur penipuan, Bila orang yang melakukan tanda tangan ini mengetahui bahwa pihak yang diberikan olehnya wesel tersebut memberikan keterangan-keterngan yang tidak benar, maka niscaya ia tidak akan memberikan persetujuan. Kemudian dalam hal tanda tangan dibuat oleh orang yang tidak cakap berbuat, orang yang sakit jiwa atau gila, karena tidak ada persetujuan kehendak, maka tanda tangan tidak mengikat si penandatangan, hal tersebut dikarenakan orang yang belum dewasa (di bawah umur) dianggap belum memiliki kemampuan untuk memahami akibat dari suatu tindakan hukum dan karenanya oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap melakukan tindakan hukum ( tidak mempunyai legal capacity). Jadi pasal 116 KUHD tidak berlaku bagi si penandatangan surat wesel itu. b. Andosemen Andosemen yang dipalsukan berbeda dengan hal tanda tangan yang dipalsukan, jika seseorang kehilangan wesel yang dikuasainya, orang yang menemu atau mencuri surat wesel tersebut mengandosemen wesel tersebut kepada orang lain dalam rangka untuk mendapatkan uang dari hasil penemuan atau pencurian wesel tersebut. Andosemen tersebut adalah andosemen palsu, sedang orang yang membeli wesel tersebut menjadi pemegang yang jujur dan beritikad baik. Terhadap pemegang yang jujur ini, pemegang wesel yang dulu, yang kehilangan weselnya, tidak bisa berbuat apa-apa. (pasal 115 ayat (3)). c. Isi dalam naskah wesel Menurut pasal 168 apabila mereka yang menaruh tanda tangannya sebelum perubahan, terikat pada naskah tadi sedangkan mereka yang menaruh tanda tangannya sesudah perubahan, terikat pada naskah yang baru (naskah perubahan) PERALIHAN WESEL

Anda mungkin juga menyukai