Anda di halaman 1dari 14

Penilaian Piutang

1. Pengertian Piutang
Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan
(umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa
secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terdiri atas piutang usaha dan memungkinkan
piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang debitur yang biasanya
langsung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan
pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak).
Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:

a.  Piutang usaha
         Yaitu jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagian akibat pejualan barang atau jasa
secara kredit. Piutang usaha biasanyaa diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang
relatif pedek, biasanya dalam waktu 30 hingga 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam
neraca sebagai aktiva lancar.

b. Piutang wesel
Piutang wesel adalah suatu piutang pada pihak lain, disertai dengan janji tertulis bahwa yang
mempunyai hutang akan membayar pada tanggal tertentu. Jangka waktu pada piutang wesel pada
umumnya paling sedikit 60 hari. Piutang wesel diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva
lancar atau tidak lancar.

c. Piutang lain-lain
Umunya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca. Contohnya: piutang
bunga, piutang deviden, piutang pajak, dan tagihan kepada karyawan.

2. Penilaian Piutang Usaha


            Piutang  disajikan dalam neraca sebesar piutang yang dapat ditagih.Menurut Prinsip
Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas
bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian
Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Contoh penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
           Piutang dagang                                     Rp. 10.000.000
            (-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp.   1.000.000  -
            Nilai realisasi bersih                             Rp.   9.000.000

Faktor-faktor piutang menjadi tak tertagih:


1.      Langganan bangkrut
2.      Langganan meninggal dunia
3.      Langganan pindah alamat tanpa pemberitahuan
3.  Penilaian wesel Tagih
a.    Pada saat timbulnya wesel tagih
Piutang wesel timbul karena adanya : 
1.  penjualan kredit
2.  pemberian pinjaman
3.  perubahan dari piutang menjadi piutang wesel 

-    Menurut timbulnya wesel dikelompokkan menjadi 2 yaitu:


1.      Wesel timbul secara langsung (timbul pada saat terjadinya transaksi)
2.      Wesel timbul secara tidak langsung ( timbul pada beberapa hari kemudian sejak
terjadinya transaksi)

Karakteristik wesel tagih:


a.       Nominal
b.      Tanggal pembuat wesel
c.       Bunga
d.      Tanggal jatuh tempo
e.       Nilai jatuh tempo
f.       Jangka waktu
Penentuan tanggal jatuh tempo:
1.      Wesel tagih dinyatakan dalam hari
2.      Wesel tagih dinyatakan dalam bulan

Jenis piutang wesel :


1. Piutang wesel tidak berbunga = piutang wesel yang tidak membebani bunga kepada
pihak debitur, pada tanggal jatuh tempo jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah
sebesar nilai nominal ( nilai yang dinyatakan dalam surat wesel ). Atau yang sering disebut
dengan NN.
2. piutang wesel berbunga = jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel / promes
pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga . Bunga piutang
wesel biasanya dinyatakan dalam prosentase ( % ) dari nilai nominal piutang wesel. Atau yang
sering disebut dengan NN + bunga.
Rumus bunga: p x r x t
Keterangan : p: nilai nominal
                     r : tingkat bunga
                     t : jangka waktu,
Wesel

1.       Sejarah Surat Wesel


Surat wesel, sebagai yang ada pada waktu sekarang, pada zaman Romawi belum dikenal.
Sejarah surat wesel baru dimulai pada abad ketiga belas, yang erat hubungannya dengan
penukaran uang (wisselen van geld). Dari sanalah perkataan “wissel”. Orang yang akan pergi ke
Negara lain, di mana mata uangnya berbeda dengan uang di daerah tempat tinggalnya, merasa
perlu untuk menukarkan uangnya dengan uang di tempat yang akan dikunjungi itu. Hal itu
dilakukan dengan cara dia datang di tempat penukar uang di daerahnya untuk mendapat tukaran
secukupnya. Untuk itu ia tidak mendapat uang asing sebagai tukarannya, tetapi dia hanya
menerima sepucuk surat yang harus ditukarkan di tempat yang akan dikunjungi itu. Maklum,
pada waktu itu berpergian dengan membawa uang sangat berbahaya.

Dalam perniagaan internasional, perdagangan uang dipusatkan pada bursa (jaarbeurzen of


missen), di mana banyak sekali dilakukan pembayaran uang. Dari sinilah timbul adanya
“miswissel”, yakni wesel yang berlaku di bursa. Selanjutnya timbul “rekta wissel” (wesel tidak
kepada-pengganti), dalam mana pemilik wesel itu tidak boleh diganti. Paling banter dia dapat
memberikan kuasa kepada orang lain untuk mengambil uang pada penukar uang tertentu di
Negara lain, di mana sekarang dia berada. Andosemen pada waktu itu belum ada, sebab
andosemen baru timbul pada abad ketujuh belas.

2.        Pengertian surat wesel


Wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh penarik kepada yang
kena tarik yang harus melakukan pembayaran itu kepada pemegangnya.
Surat wesel adalah surat berharga yang memuat kata “wesel” didalamnya, ditanggali dan
ditanta tangani di suatu tempat, dalam mana penerbit (treker) memberi perintah tak bersyarat
kepada tersangkut (betrokkene) untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar (vervaldag)
kepada orang yang ditunjuk oleh penerbit yang disebut penerima (nemer) atau penggantinya di
suatu tempat tertentu.
Dengan begitu, maka personalia yang bersangkutan dengan surat wesel dapat diperinci
sebagai berikut:

a.    Penerbit (treker), yaitu orang yang membuat atau menerbitkan atau mengeluarkan
surat wesel.

b.    Tersangkut (betrokkene) yaitu orang yang mendapat perintah dari penerbit untuk
membayar sejumlah uang pada hari bayar kepada penerima.

c.    Penerima (nemmer) yaitu orang yang ditunjuk oleh penerbit untuk menerima sejumlah
uang sebagai disebut dalam surat wesel pada hari bayar.
d.    Pemegang (houder) adalah orang yang memperolah surat wesel dari penerima atau
pemegang lainnya.

e.    Ansodan (endosant) ialah kedudukan penerima atau pemegang, yang menyerahkan


surat wesel kepada orang lain, sedangkan orang lain yang menerima penyerahan surat itu disebut
“pemegang”.

3.        Pengelompokan peraturan-peraturan Surat Wesel


Dari sejarahnya dapat diambil kesimpulan bahwa wesel itu adalah suatu lembaga hukum
yang berlaku di semua Negara. Kalau kita selidiki, peraturan-peraturan mengenai wesel yang
berlaku di Negara-negara di dunia ini, maka kita dapat mengelompokkan menjadi 3 kelompok
besar, yaitu:

a.    Kelompok prancis
Kelompok prancis, dalam mana peraturan Nederland termasuk, mempunyai ciri-ciri yang
memandang bahwa perjanjian wesel adalah tidak lain dari pada perjanjian jual beli uang asing.
Klausul valuta dan perbedaan tempat merupakan unsur pokok. Klausul valuta dalah klausul
dalam perjanjian pinjaman uang, di mana ditentukan bahwa pembayaran kembali pinjaman itu
harus dilakukan dengan uang asing. Perbedaan tempat, ialah ketentuan dalam hukum wesel pada
waktu itu bahwa tempat tinggal penerbit dan tersangkut atau aksepten harus berlainan, artinya
tidak menjadi satu tempat.

b.    Kelompok jerman
Kelompok jerman ini berpegang teguh pada teori “abstaksi material”, di mana wesel itu
merupakan suatu janji membayar yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan
hubungan dasar yang menjadi sumber perikatan dan penerbitan wesel itu.

c.    Kelompok inggris-amerika
Kelompok inggris-amerika ini berdiri di tengah-tengah, yakni pada satu pihak dia ingin
melindungi pihak ketiga yang jujur dengan cara memberlakukan teori abstraksi material bagi
pihak keriga atau pihak luar, di ;lain pihak mereka memberlakukan ajaran hubungan klausal
antara para pihak asli (pihak dalam).

4.        Bentuk surat Wesel


Bentuk surat wesel dibagi menjadi 2, yaitu:

a.    Bentuk surat wesel umum


Ada tiga bentuk umum mengenai surat wesel, yaitu:
1).   Wesel atas nama, yaitu wesel yang nama pemiliknya ditulis dalam wesel itu.
Meskipun wesel ini atas nama, tetapi dapat diserahkan kepada orang lain dengan andosemen,
yang mempunyai akibat sebagai andosemen biasa (pasal 110 ayat1).
2).   Wesel kepada pengganti, yaitu wesel yang disamping nama pemiliknya ada
tambahan sebuah klausul yang berbunyi “atau penggantinya”. Penyerahan wesel ini kepada
orang lain dengan andosemen (pasal 110 ayat 1).
3).   Wesel tidak kepada pengganti, ialah wesel atas nama dengan tambahan klausul
“tidak kepada pengganti”. Wesel jenis ini bukanlah jenis surat berharga, melainkan surat yang
berharga atau “wesel rekta” sedangkan peyerahannya tidak boleh mempergunakan andosemen,
melainkan harus dilakukan dengan sesi (cessie), yang berakibat peralihan itu harus
diketahui/disetujui oleh debitur (pasal 110 ayat 2).

b.   Bentuk wesel khusus


Di samping bentuk wesel umum sebagai yang telah dibicarakan pada pelajaran yang lalu, KUHD
mengenal wesel-wesel bentuk khusus yang diatur dalam pasal 102. 102 a, 103 dan 126. Yang
perinciannya adalah sebagai berikut.
1)   Wesel yang diterbitkan untuk penerbit sendiri atau penggantinya.
2)   Wesel yang diterbitkan kepada penerbit sendiri.
3)  Wesel yang diterbitkan atas tanggungan pihak ketiga.
4)   Wesel inkaso.
5)   Wesel domisili.
6)   Wesel domisili dalam blanko.

5.        Ketentuan pembayaran
Ketentuan tentang tanggal pembayaran wesel atau tanggal penarikan wesel, dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a.   Payable  after sight of  Bill of Exchange
    Wesel yang harus dibayar setelah diperlihatkan oleh pembawanya kepada tertarik setelah
melampaui waktu atau tanggal yang ditentukan, yang tertera pada wesel tersebut.

b.   Payable of demand of Bill of Exchange


Wesel yang harus dibayar kepada pembawanya setelah diperlihatkan dalam waktu setahun
setelah tanggal pembayarannya diminta oleh pembawanya itu.

Surat berharga ini banyak dipergunakan dalam lalu lintas pembayaran, baik
dalam negeri maupun luar negeri.
Persediaan
1. Definisi Persediaan (PSAK 14)
Aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, baik barang dagangan untuk
usaha perdagangan maupun barang jadi untuk manufaktur; berada dalam proses produksi (barang
dalam proses manufaktur dan pekerjaan dalam proses untuk kontraktor); dan dalam  bentuk
bahan baku atau perlengkapan (bahan pembantu) untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
(Kieso dan Weygandt ; 1995,491)
“Persediaan adalah pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha yang biasa atau
barang yang dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.”

PSAK 14 Persediaan adalah aset:


  Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
  Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
  Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa

2. Jenis-jenis Persediaan
Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan
pengerjaan produk, yaitu (Assauri, 1998):

a)         Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)


Merupakan persediaan dari barang-barang yang dibutuhkan untuk proses produksi. Barang ini
bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari supplier yang menghasilkan barang
tersebut.
b)        Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain,
yang secara langsung diassembling dengan parts lain tanpa melalui proses produksi.
c)         Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)
Merupakan persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu
kelancaran produksi, tetapi tidak merupakan bagian dari barang jadi.
d)        Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process)
Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih diproses lebih
lanjut sehingga menjadi barang jadi.
e)         Persediaan Barang Jadi (Finished Good)
Merupakan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
disalurkan kepada distributor, pengecer, atau langsung dijual ke pelanggan.

Adapun jenis-jenis Persediaan antara antara lain :

• Biaya pembelian
Meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali yang dapat ditagih kembali
kepada kantor pajak
• Biaya konversi
Meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead
produksi tetap dan variable yang dialokasikan secara sistematis.
• Biaya lain
Biayayang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai (present location and condition)

3. Fungsi – fungsi Persediaan


Fungsi persediaan yaitu untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya barang dan
dengan adanya persediaan, maka operasional perusahaan dapat terus berjalan sehingga pelayanan
terhadap konsumen dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya.
Menurut Freddy Rangkuti dalam buku “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang
Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu :
1. Fungsi Decoupling.
2. Fungsi Economic Lot Sizing.
3. Fungsi Antisipasi.

Efesiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting
persediaan. Pertama, harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan produk fisikal pada
berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian
barang jadi. Fungsi – fungsi dari persediaan antara lain:

1.         Fungsi “ Decoupling “
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan internal dan
eksternal mempunyai kebebasan. Persediaan “ decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi langganan tanpa terganggu supplier.
Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses
diadakan agar departemen – departemen dan proses – proses individual perusahaan terjaga
kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak
pasti dari para langganan.Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebutfluctuation stock.

2.       Fungsi “Economic Lot Sizing”


Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber
daya – sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit. Persediaan “Lot
Size” ini perlu mempertimbangkan penghematan dalam hal pembelian, biaya pengangkutan per
unit lebih murah karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar,
dibandingkan dengan biaya – biaya yang timbul karena besarnya persediaan ( biaya sewa
gedung, investasi, resiko dan sebagainya ).

3.       Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasar pengalaman atau data – data masa lalu, yaitu permintaan musiman.Dalam
hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman.
Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang selama periode permintaan kembali, sehingga
memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut persediaan pengaman. Pada
kenyataannya, persediaan pengaman merupakan pelengkap fungsi “ decoupling “ yang telah
diuraikan diatas. Persediaan antisipasi ini penting agar kelancaran proses produksi tidak
terganggu.

Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam fungsi penting
yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan antara lain:
1.    Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan
perusahaan.
2.    Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3.    Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4.    Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak
akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.
5.    Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas (Quantity
Discount).
6.    Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang yang diperlukan

Sistem Penilaian Persedian:


1. Berdasarkan harga Perolehan
a. Metode Identifikasi Khusus
Metode ini berasumsi arus barang harus sama dng arus biaya, sehingga setiap kelompok
brg diberi identifikasi dan dibuat kartu. HP untk setiap brg dpt diketahui, sehingga HPP terdiri
atas HP Brg yg dijual dan sisanya sebagai persedian akhir .Metode ini digunakan untk persh yg
mempunyai persedian relatif sedikit ttp harga per unitnya besar.Karena itu HPP dan HP
Persedian menggunakan arus harga pokok sebenarnya (actual) dari persedian.

b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In Firt Out – FIFO)


Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yg masuk pertama akan dikeluarkan
pertama.

c. Masuk Terakhir Keluar pertama (Last In First Out – LIFO )


Cara ini digunakan dng mendasarkan pd asumsi bahwa arus pembebanan ke Harga Pokok
Penjualan berdasarkan pada harga pembelian terakhir.

d. Metode Rata-rata (Average)


Dengan metode rata-rata pembebanan ke harga pokok untk brg yg dijual atau untk
persedian akhir menggunakan harga rata-rata. Metode rata-rata terdiri atas:
       - Rata – rata Sederhana (Simple Average), harga rata-rata dihitung dng cara menjumlahkan
harga pokok per unit (tanpa mengalikan juml barang ) dibagi dng banyaknya harga.
       -  Rata – rata Bergerak (Moving Average)
seperti pd perhitungan rata-rata tertimbang,Pembebanan  ke harga pokok penjualan dilakukan
setiap terjadi pembelian. Metode ini digunakan pada perpetual.

Contoh rata-rata bergerak:

2. Berdasarkan Estimasi
Penetapan besarnya nilai persedian akhir dpt dilakukan dng mendasarkan estimasi pada:

A. Metode laba Kotor


Pada metode ini nilai persedian akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan dlm jeadaan
khusus. Con : persh dlm keadaan terbakar, sehingga sulit menetapkan secara fisik nilai persedian
akhir.
B. Metode Eceran (Ritel)
Penetapan nilai persedian akhir berdasarkan pd hrg pasar (market value).

Metode Penilaian Lainnya:


1. Harga Terendah antara Hrg Perolehan dan Harga Pasar (Lower of cost or Market
whichever is Lower–LOCOM)
                 Jika persedian di gudang secara fisik mengalami kerusakan sehingga manfaatnya tdk
lagi sepadan dng harga pokok atau akibat lainnya.Seperti perubahan tingkat harga.  Oleh krn itu
pd umumnya persedian dinyatakan sebesar Harga Terendah antara Harga Perolehan dan Harga
Pasar nya. Selisih penurunan tsb diakui sebagai kerugian pd saat terjadinya.
2. Nilai Jual
terhadap produk yg harga jual dapat ditentukan secara pasti, ttp harga perolehannya sulit
ditetapkan, maka nilai persedian ditetapkan sebesar harga jual dikurangi taksiran biaya-biaya
penjualan yg dpt terjadi. Metode ini digunakan untuk menetapkan persedian produk pertanian
atau logam mulia.

6. Teknik menghitung nilai persediaan akhir


1. Metode laba bruto (gross profit method), metode ini biasa digunakan apabila inventarisasi
fisik tidak mungkin dilakukan dan pencatatan perpetual tidak dilaksanakan 
2. Metode  harga eceran (retail method), metode ini  sering digunakan oleh pengecer, pasar
swalayan dan toserba untuk menaksir nilai persediaan guna penyusunan penyusunan
laporan perhitungan laba rugi. UU PPh No.36/2008 dalam menghitung Penghasilan Kena
Pajak harus berdasarkan data yang benar dan bukan berdasarkan penaksiran.
Hutang Jangka Pendek
1. Definisi

Utang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai “Pengorbanan manfaat ekonomi di


masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini
untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang
sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu”.(FASB, Conccepts no 3 Op,cit hal 3090).
Utang – utang yang merupakan kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu:
a. utang jangka pendek
b. utang jangka panjang

Pengelompokkan utang didasarkan pada jangka waktu pembayaran utang. Namun siklus
usaha perusahaan berbeda-beda, batasan yang digunakan kurang memenuhi oleh karena itu
batasan yang digunakan berubah menjadi:

“Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya
akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan
utang jangka pendek yang baru”.

Jadi utang jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dengan menggunakan
sumber – sumber  aktiva lancar dalam waktu satu tahun sebagai akibat dari peristiwa masa lalu.

2. Macam – macam Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendekdapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :


A. Utang jangka pendek yang sudah pasti.
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban membayar.
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

Jenis – jenis utang yang termasuk dalam utang jangka pendek yang sudah pasti:
• Utang Dagang dan Utang Wesel.
Utang dagang yaitu utang yang timbul dari pembelian barang – barang dagangan atau jasa.
Utang wesel yaitu utang – utang yang memakai bukti – bukti tertulis berupa kesanggupan untuk
membayar pada tanggal tertentu.
Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang – barang
yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih
dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.

• Utang Jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu.


Seluruh atau sebagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan
dilunasi dengan menggunakan sumber – sumber aktiva lancar kurang dari satu tahun dilaporkan
sebagai utang jangka pendek.
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui sebagai utang jangka
panjang apabila akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru
atau akan ditukar dengan saham.

• Utang Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar
saham yang dimilikinya. Utang dividen yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah:
1. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera akan
dilunasi
2. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi

Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal
pengumuman belum merupakan utang.Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan
elemen modal

• Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali


Uang muka yang merupakan utang jangka pendek adalah pembayaran dimuka atas penjualan
barang sebelum barang- barang tersebut di serahkan pada pembeli. Jaminan yang diminta dari
langganan merupakan utang jangka pendek jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu –
waktu. Tetapi jika jaminan disimpan dalam jangka waktu lama maka termasuk utang jangka
panjang.

• Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga


Terkadang perusahaan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari langganan/pegawai yang
nantinya diserahkan kepada pihak lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara
pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah tertentu.

• Utang Biaya ( Biaya yang masih harus dibayar )


Merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi
tetapi belum dibayar, seperti utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, dan biaya sewa.
• Utang Bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan dapat dihitung berdasarkan:
1. Penjualan atau laba, dapat dengan cara:
a. bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh
b. bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus
c. bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh.
2. Perjanjian, misalnya kelebihan penjualan di atas jumlah tertentu.      

• Utang Gaji dan Upah


Perhitungan jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah, bunga, sewa,  dan lainnya
berdasarkan waktu terjadinya biaya tersebut.
• Pendapatan yang diterima di muka.
Merupakan jumlah yang diterima dari pembeli untuk barang dan jasa yang akan diserahkan
dalam periode yang akan datang.

Penerimaan ini merupakan pendapatan diterima di muka hingga pekerjaan atas pembayaran
dikerjakan.
a. Taksiran Utang
Biasanya jumlah kewajiban dari utang sudah dapat ditentukan dari kontrak atau dari perhitungan
dengan dasar tarif tertentu. Terkadang jumlah kewajiban belum jelas tetapi sudah jelas harus
dibayar, maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara
taksiran.Taksiran utang dapat dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau utang jangka
panjang, tergantung saat pelunasannya.

Jenis taksiran utang jangka pendek yang Nampak dalam neraca adalah :

• Taksiran utang pajak penghasilan


Pada akhir periode, perlu dilakukan taksiran pajak penghasilan dari laba yang diperoleh. Pajak
penghasilan akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besar pajak ditaksir dengan cara
mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba.

• Taksiran utang Hadiah yang beredar.


Hadiah atas pembelian barang tertentu merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang
tersebut terjadi.

• Bila hadiah tersebut habis waktunya pada akhir periode, makatidak perlu membuat jurnal
penyesuaian
• Bila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada
akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian:

Jumlah utang hadiah yang beredar dihitung dengan carataksiran dari jumlah penjualan
A. Taksiran utang garansi
Jika barang terjual disertai garansi untuk perbaikan, maka pada akhir periode dihitung taksiran
jumlah biaya yang akan terjadi dan dicatat.

B. Taksiran utang Pensiun


Biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidup karyawan akan dibebankan sebagai biaya ke
periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang dibayarkan ditaksir
berdasarkan jumlah karyawan, umur, dan jangka waktu pembayaran pensiun kemudian dibagi
dengan taksiran jangka waktu bekerja karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran tersebut
dicatat.
C. Utang – utang bersyarat

Merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan
menjadi kewajiban atau tidak
• Jika kewajiban membayar utang pasti timbul (walau jumlah belum pasti), maka utang ini
termasuk taksiran utang
• Jika kewajiban membayar utang belum pasti (jumlah sudah pasti atau belum pasti), maka
utang ini termasuk utang-utang bersyarat
Perbedaan antara taksiran utang dan utang-utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban
membayar
Yang termasuk utang-utang bersyarat adalah :
1.  Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan
2.  Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel
3. Sengketa hukum
4. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
5. Jaminan terhadap utang anak perusahaan
6.Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dalam judul
tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang – utang yang lain.

Anda mungkin juga menyukai