Anda di halaman 1dari 2

Sebagai salah satu 

cara mengatasi Inflasi, wesel sering digunakan para pebisnis


kebanyakan. Istilah kata “wesel” berdasarkan d engan Bahasa  (etimologi) adalah dari
istilah bahasa Belanda “Weslee” yang artinya juga “wesel”. Dan didalam Bahasa Inggris
disebut dengan sebutan “Bill of exchange”. Definisi wesel adalah sebuah surat perintah
yang dibuat oleh orang yang memberi kredit kepada Anda dan diperuntukan kepada
debitur untuk membayar sejumlah uang dan tanggal tertentu sebagaimana disebutkan
dalamnya.

Wesel sebagai alat pembayaran piutang dalam bisnis mampu sebagai referensi solusi
dalam pengembangan bisnis Anda, cari tahu saat ini tentang hal tersebut untuk bisa
menggunakannya.

Definisi Wesel Menurut Para Ahli


Menurut Mahmoeddin adalah “sejenis surat berharga dan termasuk surat tagihan oran
dan merupakan suatu perintah tertulis yang tidak bersyarat dari penanda tangan (penarik)
kepada seseorang atau bank (tertarik) untuk membayar tanpa syarat suatu jumlah uang
tertentu kepada orang atau pihak tertentu atau orang yang ditunjuk olehnya kepada
pembawa.”

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dijelaskan bahwa “Surat


yang memuat kata wesel yang diterbitkan dengan tanggal dan tempat tertentu yang mana
penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada yang tersangkut untuk membayar sejumlah 
uang kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan waktu yang telah
ditentukan.”

Pengertian menurut KBBI adalah “surat pos untuk mengirimkan uang; surat


pembayaran yang dapat diuangkan ke bank oleh pemegangnya.”

Dasar Hukum Wesel


Wesel sendiri memiliki dasar hukum menurut Pasal 100 sampai Pasal 173 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) menyebutkan bahwa beberapa syarat formal
bagi sebuah wesel. Meskipun begitu, dalam KUHD ini tidak ditemukan suatu definisi
eksplisit tentangnya karena dalam Pasal 100 KUHD yang tersirat hanyalah beberapa
persyaratan formal.

Unsur-Unsur Didalam Wesel


1. Merupakan suatu perintah tanpa adanya syarat untuk membayar sejumlah uang.
2. Pihak yang terkait diantaranya ialah penerbit, tersangkut atau tertarik, penerima,
pemegang dan endosen.
3. Surat berharga yang bertanggal dan juga mencantumkan tempat penerbitannya.

Syarat-Syarat Wesel Menurut KUHD :


Syarat-syarat dalam penggunaannya adalah sebagai berikut:
1. Nama pembayar / daya tarik / betrolene / drawee
2. Tanggal pembayaran
3. Penentuan tempat pembayaran dilakukan
4. Kata “Surat Wesel” terkandung dalam teks dan ditulis dalam bahasa yang digunakan
untuk menulis hal tersebut.
5.  Adanya perintah tanpa syarat dalam membayar sejumlah uang tertentu.
6. Nama orang atau orang yang kepadanya, atau pihak lain yang dirujuk olehnya,
pembayaran harus dilakukan
7. Tanggal dan tempat uang kertas ditarik / diterbitkan.
8. Tanda tangan penerbit.

Syarat-syarat yang disebutkan diatas tersebut selalu tercantum dalam surat ini dan
dinyatakan tidak valid jika syarat tersebut tidak terpenuhi dari salah satu kondisi catatan.
Namun adapula contoh kasus pengecualian yang valid tanpa syarat tersebut didalamnya
seperti :
1. Jika tidak ditentukan pada hari pembayaran, akan dianggap dibayar pada hari
ditunjukkan.
2. Jika tidak ditentukan, tempat pembayaran yang ditulis di sebelah nama bunga
dianggap sebagai tempat pembayaran dari tempat di mana Anda tertarik untuk
berdomisili.
3. Jika tidak disebutkan di mana wesel ditarik, maka tempat yang dinyatakan di samping
laci dianggap sebagai tempat menarik surat ini.
Wesel memiliki peran penting untuk sebuah perusahaan yang telah berkembang sebagai
cara menanggulangi risiko keuangan. Anda harus mengetahui tentang fungsi dan
jenisnya sebelum Anda memulai bisnis.

Jenis-Jenis Wesel
Pentingnya Wesel tergantung macam dan kebutuhan yang digunakan para pebisnis.
Adapun macam-macam jenis yang diatur dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum
Dagang), diantaranya yaitu:
1. Wesel atas Penerbit Sendiri (pasal 102 ayat 2 KUHD)
Jenis ini adalah yang telah diterbitkan salah satu perantara keuangan  dengan
menjadikan penerbitnya sebagai tersangkut atau penerbit menunjuk dirinya sendiri
sebagai keterkaitannya sehingga penerbit dan tersangkut menjadi pihak yang sama.
2. Untuk Perhitungan Orang Ketiga (Pasal 102 ayat 3 KUHD)
Wesel yang telah diterbitkan atas perintah orang ketiga yang pembayarannya
dibebankan kepada rekening pihak ke-3. Dan biasanya pihak penerbit yakni adalah
bank.
3. Surat Wesel atas Pengganti Penerbit (pasal 102 ayat 1 KUHD)
Jenis yang ketiga ini adalah yang telah diterbitkan dengan menunjuk dirinya sendiri
sebagai pemegang yang pertama, sehingga penerbit dan pemegang yang pertama
adalah orang / pihak yang sama.
4. Wesel Inkaso atau Wesel untuk Menagih (pasal 102a ayat 1 KUHD)
Merupakan yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberi kekuasaan kepada
pemegang yang pertama untuk menagih uang dari tersangkut dan tidak dimaksudkan
untuk di perjual belikan atau dipindah tangankan.
5. Wesel Berdomisili (pasal 103 KUHD)
Wesel Berdomisili adalah yang telah diterbitkan melalui cara yang dilakukan dengan
pembayarannya ditentukan pada tempat tinggal dari pihak ke 3. Tujuan utamanya
yakni agar mempermudah pembayaran.
6. Berdomisili Blangko (pasal 126 KUHD)
Merupakan wesel yang diterbitkan melalui ketentuan pembayaran yang dilakukan
ditempat lain, yang mempunyai perbedaan dengan tempat berdomilisi dari yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai