Wesel sebagai alat pembayaran piutang dalam bisnis mampu sebagai referensi solusi
dalam pengembangan bisnis Anda, cari tahu saat ini tentang hal tersebut untuk bisa
menggunakannya.
Syarat-syarat yang disebutkan diatas tersebut selalu tercantum dalam surat ini dan
dinyatakan tidak valid jika syarat tersebut tidak terpenuhi dari salah satu kondisi catatan.
Namun adapula contoh kasus pengecualian yang valid tanpa syarat tersebut didalamnya
seperti :
1. Jika tidak ditentukan pada hari pembayaran, akan dianggap dibayar pada hari
ditunjukkan.
2. Jika tidak ditentukan, tempat pembayaran yang ditulis di sebelah nama bunga
dianggap sebagai tempat pembayaran dari tempat di mana Anda tertarik untuk
berdomisili.
3. Jika tidak disebutkan di mana wesel ditarik, maka tempat yang dinyatakan di samping
laci dianggap sebagai tempat menarik surat ini.
Wesel memiliki peran penting untuk sebuah perusahaan yang telah berkembang sebagai
cara menanggulangi risiko keuangan. Anda harus mengetahui tentang fungsi dan
jenisnya sebelum Anda memulai bisnis.
Jenis-Jenis Wesel
Pentingnya Wesel tergantung macam dan kebutuhan yang digunakan para pebisnis.
Adapun macam-macam jenis yang diatur dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum
Dagang), diantaranya yaitu:
1. Wesel atas Penerbit Sendiri (pasal 102 ayat 2 KUHD)
Jenis ini adalah yang telah diterbitkan salah satu perantara keuangan dengan
menjadikan penerbitnya sebagai tersangkut atau penerbit menunjuk dirinya sendiri
sebagai keterkaitannya sehingga penerbit dan tersangkut menjadi pihak yang sama.
2. Untuk Perhitungan Orang Ketiga (Pasal 102 ayat 3 KUHD)
Wesel yang telah diterbitkan atas perintah orang ketiga yang pembayarannya
dibebankan kepada rekening pihak ke-3. Dan biasanya pihak penerbit yakni adalah
bank.
3. Surat Wesel atas Pengganti Penerbit (pasal 102 ayat 1 KUHD)
Jenis yang ketiga ini adalah yang telah diterbitkan dengan menunjuk dirinya sendiri
sebagai pemegang yang pertama, sehingga penerbit dan pemegang yang pertama
adalah orang / pihak yang sama.
4. Wesel Inkaso atau Wesel untuk Menagih (pasal 102a ayat 1 KUHD)
Merupakan yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberi kekuasaan kepada
pemegang yang pertama untuk menagih uang dari tersangkut dan tidak dimaksudkan
untuk di perjual belikan atau dipindah tangankan.
5. Wesel Berdomisili (pasal 103 KUHD)
Wesel Berdomisili adalah yang telah diterbitkan melalui cara yang dilakukan dengan
pembayarannya ditentukan pada tempat tinggal dari pihak ke 3. Tujuan utamanya
yakni agar mempermudah pembayaran.
6. Berdomisili Blangko (pasal 126 KUHD)
Merupakan wesel yang diterbitkan melalui ketentuan pembayaran yang dilakukan
ditempat lain, yang mempunyai perbedaan dengan tempat berdomilisi dari yang
bersangkutan.