Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Piutang Wesel


Menurut Lilis Setiawati (2017:115) Piutang wesel adalah sebagai berikut : “Piutang
yang didukung dengan surat wesel, yaitu janji tertulis bahwa pihak yang berutang
akan membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Piutang wesel
diukur pada baiya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Jenis piutang wesel menurut Sri Dewi Anggadini (2014:251):
1. Piutang Wesel tidak berbunga Yaitu wesel yang tidak memberikan bunga,
dengan demikian pada tanggal jatuh tempo jumlah uang yang diterima oleh
pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal (nilai yang dinyatakan dalam
surat wesel).
2. Piutang Wesel Berbunga Yaitu wesel yang memberikan bunga pada periode
antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo. Dengan demikian,
jumalah uang yang diterima pemegang wesel atau promes pada tanggal jatuh
tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga.
3. Piutang lain-lain Piutang lain lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan
secara terpisah dalam neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang
deviden (tagihan kepada investee sebagai hasil atas investasi, piutang pajak
(tagihan perusahaan kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian
atas kelebihan pembayaran pajak), dan tagihan kepada karyawan.
Sumber: https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2415/8/UNIKOM_ULYA
%20AMALIYAH_10.BAB%20II.pdf
2. Unsur, syarat, jenis piutang wesel
Unsur Unsur Wesel
Unsur-unsur wesel terdiri dari:

 Surat berharga yang bertanggal dan mencantumkan tempat penerbitannya.


 Merupakan perintah tanpa adanya syarat untuk membayar sejumlah uang.
 Pihak yang terkait diantaranya penerbit, tersangkut atau tertarik, penerima, pemegang
dan endosen.

Syarat-Syarat Wesel
Wesel di Indonesia diperkenalkan oleh para pedagang bangsa lain dan untuk aturan
yang tercantum dalam buku ke VI KUHD berdasakan pasal 100 hingga pasal 173.
Berikut persyaratan atau syarat-syarat wesel diantaranya yaitu:

Agar dikatakan sebagai wesel, maka perlu memenuhi syarat seperti:

 Kata Surat Wesel yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang
digunakan untuk menulis wesel tersebut.
 Adanya perintah tidak bersyarat dalam membayar sejumlah uang tertentu.
 Nama pembayar/tertarik/betrolene/drawee
 Tanggal pembayaran
 Penetapan tempat dimana pembayaran dilakukan.
 Nama orang atau pihak kepada siapa atau pihak lain yang ditunjuk olehnya
pembayaran harus dilakukan/nemer.
 Tanggal dan tempat wesel ditarik/diterbitkan.
 Tanda tangan penerbit.

Jika salah satu dari delapan syarat tersebut tidak terpenuhi, maka bisa dikatakan tidak
berlaku kecuali dalam hal berikut ini:

 Jika tidak ditetapkan hari bayarnya maka wesel tersebut dianggap harus dibayar pada
hari ditunjukkannya (wesel unjuk).
 Jika tidak ditetapkan tempat pembayarannya yang ditulis disamping nama tertarik
dianggap sebagai tempat pembayaran dari tempat dimana tertarik berdomisili.
 Jika tidak disebutkan tempat wesel itu ditarik, maka tempat yang disebutkan
disamping penarik dianggap tempat tertariknya wesel itu.

Jenis Jenis Wesel


Macam-macam jenis wesel yang diatur dalam KUHD, diantaranya yaitu:

Surat Wesel atas Pengganti Penerbit (Pasal 102 ayat 1 KUHD)


Pengertian wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang diterbitkan dengan
menunjuknya sendiri sebagai pemegang yang pertama, sehingga penerbit dan
pemegang yang pertama adalah orang atau pihak yang sama.

Wesel atas Penerbit Sendiri (Pasal 102 ayat 2 KUHD)


Pengertian wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan dengan
menjadikan penerbitnya sebagai tersangkut atau dengan kata lain penerbit menunjuk
dirinya sendiri sebagai tersangkutnya sehingga penerbit dan tersangkut merupakan
pihak yang sama.

Wesel untuk Perhitungan Orang Ketiga (Pasal 102 ayat 3 KUDH)


Maksud wesel dalam hal ini untuk perhitungan orang ketiga adalah wesel yang
diterbitkan atas perintah orang ketiga yang pembayarannya dibebankan kepada
rekeningnya pihak ketiga. Umumnya pihak penerbit adalah bank.

Wesel Inkaso atau Wesel untuk Menagih (Pasal 102a ayat 1 KUHD)
Pengertian wesel inkaso adalah wesel yang diterbitkan dengan tuuan untuk
memberikan kuasa kepada pemegang pertama untuk menagih sejumlah uang dari
tersangkut dan tidak dimaksudkan untuk dipindahtangankan atau diperjualbelikan.

Wesel Berdomisili (Pasal 103 KUHD)


Pengertian wesel berdomisili adalah wesel yang diterbitkan dengan cara yang
dilakukan dengan pembayarannya ditentukan pada tempat tinggal dari pihak ketiga
(baik di tempat tinggal tersangkut maupun tempat lain). Tujuan utamanya yaitu
mempermudah pembayaran.

Wesel Berdomisili Blangko (Pasal 126 KUHD)


Pengertian wesel berdomisili blangko adalah wesel yang diterbitkan melalui dengan
ketentuan pembayaran yang dilakukan ditempat lain, yang memiliki perbedaan
dengan tempat berdomilisi yang bersangkutan.

Berdasarkan pencatatannya, ada 2 (dua) jenis Wesel diantaranya yaitu:


Wesel Tidak Berbunga
Pengertian wesel tidak berbunga adalah wesel yang nilai pada saat jatuh tempo sama
dengan nilai nominalnya, sehingga nilai tunai pada saat wesel tersebut diperjual
belikan akan berkurang sebesar bunga diskonto yang diperhitungkan.

Wesel Berbunga
Pengertian wesel berbunga adalah wesel yang nilai nominalnya merupakan nilai pada
saat penarikan sehingga nilai tunai pada saat jatuh tempo atau pada saat diperjual
belikan sama dengan nilai nominal ditambah bunga yang diperhitung.

Sumber : https://www.pelajaran.co.id/wesel/

3. Akuntansi untuk mencatat piutang wesel

Perusahaan A menjual mesin ke Perusahaan B seharga $ 300.000, dengan pembayaran


jatuh tempo dalam waktu 30 hari.

Setelah 45 hari tidak dibayar oleh Perusahaan B, kedua belah pihak setuju bahwa
Perusahaan B akan menerbitkan wesel bayar untuk jumlah pokok $ 300.000, dengan
tingkat bunga 10%, dan dengan pembayaran $ 100.000 ditambah bunga jatuh tempo
pada akhir setiap bulan selama tiga bulan ke depan.

Sebagai alternatif, wesel dapat menyatakan bahwa jumlah total bunga yang harus
dibayar bersama dengan pembayaran pokok ketiga dan terakhir sebesar $ 100.000.

Dalam contoh ini, Perusahaan A mencatat jurnal piutang wesel di neracanya,


sedangkan Perusahaan B mencatat jurnal wesel bayar di neracanya. Nilai pokok
adalah $ 300.000, $ 100.000 harus dibayar setiap bulan. Selain itu, tingkat bunga atas
wesel yang disepakati adalah 10%.

Wesel tagih $ 300.000, jatuh tempo dalam 3 bulan berikutnya, dengan pembayaran $
100.000 pada akhir setiap bulan, dan tingkat bunga 10%, dicatat untuk Perusahaan A.

Entri jurnal yang tepat untuk Perusahaan A adalah sebagai berikut:


Pada akhir bulan pertama, Perusahaan B membayar $ 100.000 serta pembayaran
bunga = $ 2.465,75 (dihitung sebagai $ 300.000 x 10% x 30/365 hari = $ 2.465,75).

Pada akhir bulan kedua, Perusahaan B membayar $ 100.000, bersama dengan bunga $
200.000 x 10% x 30/365 hari = $ 1.643,84. Perhatikan bahwa jumlah bunga lebih
rendah karena jumlah pokok terutang sekarang hanya $ 200.000 ($ 300.000 – $
100.000), yang telah dikurangi dengan pembayaran bulan sebelumnya.

Pada akhir bulan ketiga dan terakhir, Perusahaan B membayar sisa pokok $ 100.000,
serta bunga $ 100.000 x 10% x 30/365 hari = $ 821,92

Pada akhir tiga bulan, wesel, dengan bunga, lunas.

Sumber : https://accurate.id/akuntansi/pengertian-piutang-wesel-dalam-akuntansi/

4. Penentuan tanggal jatuh tempo dan nilai jatuh tempo


Tanggal pembayaran wesel ini kita sebut dengan tanggal jatuh tempo. Perhitungan
tanggal jatuh tempo periode waktu antara tanggal penerbitan dan juga tanggal jatuh
tempo wesel tagih jangka pendek nantinya bisa dinyatakan dalam bentuk jumlah
harian ataupun jumlah bulanan.

Ketika wesel dinyatakan dalam jumlah harian, maka tanggal jatuh temponya adalah
jumlah hari tertentu pasca tanggal penerbitan tersebut dibuat.

Agar lebih jelasnya, mari kita perhatikan contoh berikut ini:

Contohnya tanggal jatuh tempo dari wesel selama 90 hari di tanggal 16 Maret adalah
14 Juni, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sedangkan wesel jatuh tempo dalam kurun waktu 90 hari adalah sebagai berikut:

Untuk cara menghitung jatuh tempo piutang bisa dinyatakan dalam jumlah bulan
pasca tanggal penerbitan tersebut dirilis. Dalam hal ini, maka tanggal jatuh tempo bisa
ditentukan dengan menghitung jumlah bulan dari tanggal penerbitan.

Perhatikanlah contoh berikut ini:

Wesel selama 3 bulan di tanggal 5 Juni akan jatuh tempo di tanggal 5 September.
Sedangkan wesel 2 bulan di tanggal 31 Juli akan jatuh tempo di tanggal 30
September. Umumnya, wesel ini menyebutkan bahwasanya bunga harus dibayarkan
dalam periode antara tanggal penerbitan hingga tanggal jatuh tempo tersebut tiba.

Wesel yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun periode umumnya akan
membebankan bunga yang dibayar secara tahunan ataupun bulanan. Tujuannya agar
bisa menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan juga tanpa bunga.

Jika ketentuan pembayaran wesel tersebut berada di bawah waktu satu tahun, maka
bunga biasanya dibayarkan ketika wesel dilunasi. Tingkat bunga wesel ini umumnya
akan dinyatakan dalam waktu tahunan, tanpa melihat periode waktu yang sebenarnya.

Sumber: https://accurate.id/akuntansi/wesel-tagih

5. Perhitungan bunga
Menghitung bunga wesel bayar dan tagih bergantung kesepakatan para pihak. Bunga
wesel diakui sebagai pendapatan bunga dan terutang pajak penghasilan badan. Bunga
wesel dapat diakui sebagai pengurang penghasilan kena pajak sehingga laba ditahan
dilaporkan lebih sedikit.

Rumus menghitung bunga pada wesel berbunga dalah nilai nominal wesel
dibandingkan tingkat bunga yang didapatkan per tahun. Catatan akuntansi untuk
wesel tanpa bunga tidak akan memperhitungkan bunga yang didapatkan karena nilai
nominal wesel akan berbeda pada akhir bulannya.

Cara menghitung jumlah wesel tagih dan wesel bayar adalah berdasarkan laporan
posisi keuangan yang diterbitkan perusahaan. Akun wesel tagih terdapat pada
rekening aktiva yaitu total kekayaan perusahaan yang bersumber dari pemilik modal
atau hutang.

Adapun perhitungan bunga wesel yang ditanggung perusahaan selama masa


perpanjangan jangka waktu pembayaran tagihan adalah

Bunga = Rp 48.560.000 x90/360x6%
Bunga = Rp Rp728.400

Sumber: https://www.staffaccounting.my.id/2021/07/cara-menghitung-bunga-
wesel.html

6. Perdiskontoan oiutang wesel

Akun Wesel Diskonto adalah akun di dalam pembukuan dengan penjual  yang
memulihkan jumlah tagihan penjualannya dari perantara keuangan sebelum tanggal
jatuh tempo. Beban biaya perantara untuk layanan ini dimasukkan ke dalam
pencatatan dana akuntansi perusahaan.

Pihak peminjam dana kadang kala mengelurakan wesel bayar diskonton dan bukan
merupakan wesel yang dikenakan bunga, walaupun tidak menyatakan adanya tingkat
bunga wesel secara jelas, tapi pihak peminjam dana tetap akan menentukan tingkat
bunga dan mengurangi bunga tersebut dari nilai yang dicantumkan dalam wesel.

Bunga tersebut disebut sebagai bunga diskonto, dan besar bunga yang dipakai untuk
menghitung adalah tingkat diskonto.

Apabila periode akuntansi telah berakhir sebelum wesel dibayarkan dengan diskonto


dilunasi, ayat jurnal penyesuaian harus mencatat bunga yang dibayarkan di muka yang
belum menjadi beban.

Kemudian bunga yang ditangguhkan ini dikurangkan dari wesel di bagian kewajiban
lancar pada laporan keuangan neraca perusahaan.
Sumber : https://www.idntimes.com/business/economy/kiki-amalia-6/akun-wesel-
diskonto/1

Anda mungkin juga menyukai