Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN SURAT BERHARGA

DOSEN PENGAMPU : Dedy Dwi Arseto, S.E, M.M

KELAS C SORE MANAJEMEN KELOMPOK 7 :

FARHAN ABDILLAH ( 22110263 )

ARWANDA SIDDIK ( 22110214 )

DHANI FAHREZY ( 22110235 )

RIZKY HABIBI ( 22110273 )


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR…..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1. Latar Belakang...........................................................................................
2. Rumusan Masalah.....................................................................................
3. Tujuan…....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................

1. Pengertian Surat Berharga........................................................................


2. Sifat Surat – Surat Berharga......................................................................
3. Perbedaan Surat Berharga Dengan Surat Yang Beharga..........................
4. Unsur – Unsur Surat Berharga...................................................................
5. Macam – macam Surat Berharga..............................................................

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia perdagangan, pembayaran tunai memiliki banyak risiko.


Membawa barang bawaan tidak hanya menjadikan Anda sasaran orang yang
salah, tetapi juga menyulitkan membawa uang tunai karena terlalu berat untuk
dibawa kemana-mana. Oleh karena itu, dunia perdagangan memerlukan bentuk
pembayaran yang lebih sederhana, lancar, sederhana dan aman. Memfasilitasi
pembayaran dalam transaksi apa pun memerlukan surat berharga dengan nilai
moneter, selama dokumen tersebut diakui secara hukum dan dilindungi dalam
transaksi komersial, pembayaran, penagihan utang, dll. Uang kertas ini mudah
untuk diperdagangkan karena mewakili nilai tertentu yang dapat ditransfer dari
satu tangan ke tangan lain. Surat berharga adalah bagian dari aset lancar.
Komponen ini merupakan aset perusahaan yang paling likuid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen surat berharga ?
2. Apa saja sifat – sifat surat berharga ?
3. Apa perbedaan surat berharga dan surat yang berharga ?
4. Apa saja unsur-unsur surat berharga ?
5. Apa saja macam-macam surat berharga ?

1.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Surat Berharga
2. Dapat mengetahui sifat-sifat surat berharga
3. Dapat mengetahui perbedaan surat berharga dan surat yang berharga
4. Dapat mengetahui unsur-unsur surat berharga
5. Dapat mengetahui macam-macam surat berharga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surat Berharga


Pengertian surat berharga
Ada beberapa istilah yang identik dengan surat berharga, seperti
surat berharga, surat berharga, surat berharga yang dapat dinegosiasikan,
surat berharga, dan surat berharga. Menurut Virjono Projodikoro, istilah
surat berharga digunakan untuk dokumen seperti uang tunai sehingga
dapat digunakan untuk pembayaran. Artinya, surat tersebut dapat
diperdagangkan dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunai
atau surat berharga. Sekuritas mengacu pada surat kredit, obligasi, saham,
surat hutang, sekuritas kredit atau turunannya, atau kepentingan atau
kewajiban lain dari penerbitnya dalam bentuk yang biasa diperdagangkan
di pasar modal dan keuangan.

2.2 Sifat Surat – Surat Berharga


 Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan
 Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai
perusahaan lain
 Memanfaatkan dana surplus surat berharga akan dijual Kembali
jika dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan
 Mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Jadi sifat
khas dari surat berharga yaitu sebagai alat pembayaran yang
berisikan perintah kepada pemegang surat tersebut atau pun kepada
pihak ketiga yang kepada siapa surat itu dialih kan.
2.3 Perbedaan Surat Berharga Dengan Surat Yang Berharga
Surat Berharga adalah surat yang secara sadar diterbitkan oleh
penerbitnya sebagai pelaksanaan suatu jasa berupa pembayaran dalam jumlah
tertentu; uang. Namun pembayaran ini tidak dilakukan secara tunai, melainkan
melalui metode pembayaran lainnya. Metode pembayaran adalah surat Berisi
perintah atau pernyataan kepada pihak ketiga Anda dapat membayar sejumlah
tertentu kepada pemilik surat. di samping itu Harga atau dokumen nilai bukanlah
alat pembayaran atau penerbitan Tidak untuk dijual, hanya sebagai sertifikasi
mandiri bahwa Anda adalah orang yang mempunyai pernyataan atau hak atasnya;
Nikmati hak-hak yang tercantum dalam surat tersebut. Bahkan jika seseorang
berhak atasnya, Jika barang bukti di luar kendalinya, dia dapat terus menerima
barang tersebut. Gunakan hak ini dengan menggunakan bukti lain.
Surat tersebut harus memuat surat yang disebut dengan surat
jaminan Nilai yang diberikan sesuai dengan nilai dalam kontrak yang
mendasarinya. Upaya dasar Inilah sebabnya mengapa surat berharga diterbitkan.
Dengan kata lain, Surat itu disebut surat berharga karena di dalam surat itu
tertulis nilai Hal ini sesuai dengan nilai komitmen dasar. Hubungan mendasar
antara keduanya adalah: Apa alasan penerbitan surat berharga?

2.3 Perbedaan Surat Berharga Dengan Surat Yang Berharga


Surat berharga adalah suatu surat yang dengan sengaja dikeluarkan
oleh penerbit untuk memberikan suatu jasa berupa pembayaran sejumlah tertentu.
Namun, pembayaran ini tidak dilakukan dalam mata uang;
Namun, harap gunakan metode pembayaran lain. Alat pembayarannya adalah
surat yang berisi perintah kepada pihak ketiga atau pernyataan kesanggupan
membayar sejumlah tertentu kepada pemilik surat. Sebaliknya, suatu dokumen
harga atau nilai bukanlah alat pembayaran, penerbitannya bukan untuk tujuan jual
beli, dan pemegangnya berhak menerima apa yang tercantum di dalamnya atau
tidak berhak menerima. apa yang tercantum di dalamnya, dikeluarkan hanya
sebagai bukti bahwa Anda adalah orang yang mempunyai hak untuk itu .
Sekalipun seseorang mempunyai hak milik, ia dapat menggunakan alat bukti lain
untuk memperoleh barang atau hak tersebut apabila alat bukti surat itu tidak
berada dalam penguasaannya. Agar suatu surat dapat disebut jaminan, surat itu
harus mempunyai nilai yang dinyatakan sesuai dengan nilai kewajiban yang
mendasarinya. Perjanjian dasar inilah yang menjadi alasan penerbitan surat
berharga. Dengan kata lain, surat tersebut disebut surat berharga karena
mengandung nilai yang sesuai dengan nilai kontrak yang mendasarinya.
Hubungan mendasar antara dua orang inilah yang menjadi pemicu penerbitan
surat berharga.

2.4 Unsur-unsur Surat Berharga :


1). Surat bukti tuntutan utang.
Surat adalah suatu akta, sedangkan akta adalah surat yang
ditandatangani yang sengaja dijadikan alat bukti. Oleh karena itu, akta tersebut
berfungsi sebagai bukti adanya suatu kewajiban (hutang) pihak yang
menandatanganinya. Hutang adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
penandatangan surat (debitur), dan pemilik surat (kreditur) berhak menuntutnya
dari orang yang menandatangani surat itu. Klaim dapat berupa uang (cek), barang
(bills of lading/bills of lading), dan piutang (charterparts).
2). Pembawa Hak.
Pemegang hak mempunyai hak untuk menuntut sesuatu terhadap
debitur yang dijamin, artinya hak itu melekat pada surat jaminan. Jika Anda
kehilangan dokumen Anda, Anda kehilangan hak Anda. Contoh: Anda dapat
menghubungi B.I karena uang kertas Anda hilang. Jangan minta uang kertas baru.
3). Mudah dijual belikan.
Surat yang berharga adalah Surat bukti tuntutan utang, yang sukar
dijual belikan.

2.5 Macam-Macam Surat Berharga


Terdapat beberapa macam surat berharga yang diatur di dalam
KUHD,yaitu :

 Wesel

Perintah pembayaran adalah surat berharga yang memuat perintah


pembayaran yang harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam Kitab Undang-
undang Hukum Dagang. Atau lebih jelasnya
lagi, “wesel” adalah suatu perintah pembayaran yangdiberikan oleh penarik
kepada
yang kena tarik yang harus melakukanpembayaran itu kepada pemegangnya.
Pasal 100 KUHD mengatur syarat-syarat perintah pembayaran sebagai berikut:
 Kata wesel harus jelas tertulis pada surat itu;
 Perintah yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang yang
telah ditentukan (yang tertulis);
 Nama orang yang harus membayarnya (tertarik atau pembayarnya);
 Penetapan atau ketentuan tanggal pembayaran;
 Penetapan atau ketentuan tempat di mana pembayaran itu harus
dilakukan;
 Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk
olehnya, pembayaran harus dilakukan;
 Tanggal dan tempat surat wesel tersebut ditariknya;
 Tanda tangan yang mengeluarkan wesel tersebut (penarik).

Pasal 101 KUHD menegaskan bahwa semua persyaratan di atas harus


dipenuhi dan seandainya salah satu syarat itu tertinggal atau tidak terpenuhi maka
surat tersebut tidak berlaku sebagai surat wesel, kecuali jika didapat hal-hal
sebagai berikut :
 Kata wesel harus jelas tertulis pada surat itu ;
 Perintah yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang yang
telah ditentukan (yang tertulis);
 nama orang yang harus membayarnya (tertarik atau pembayarnya);
 Penetapan atau ketentuan tanggal pembayaran;
 Penetapan atau ketentuan tempat di mana pembayaran itu harus dilakukan;
 Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk
olehnya, pembayaran harus dilakukan;
 Tanggal dan tempat surat wesel tersebut ditariknya;
 Tanda tangan yang mengeluarkan wesel tersebut (penarik).

Pasal 101 KUHD menegaskan bahwa semua persyaratan di atas harus dipenuhi
dan seandainya salah satu syarat itu tertinggal atau tidak terpenuhi maka surat
tersebut tidak berlaku sebagai surat wesel, kecuali jika didapat hal-hal sebagai
berikut :
 Hari/tanggal bayar yang tidak ditentukan dalam wesel, dianggap
pembayaran harus dilakukan pada tanggal/hari ditunjukkan wesel tersebut
(wesel unjuk);
 Dalam hal tidak adanya ketentuan khusus, maka tempat yang tertulis di
samping nama tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran dan tempat di
mana tertarik berdomisili;
 Surat wesel yang tidak menerangkan tempat ditariknya, hal ini harus
dianggap ditandatangani di tempat yang tertulis di samping penarik.

Macam – macam wesel :


 Wesel Tunjuk : wesel yang dibayar oleh tertarik kepada orang yang
ditunjuk dalam surat wesel.
 Wesel Rekta (Pasal 101 KUHD) : Wesel dengan klausul tertentu, tidak
kepada wakilnya dan tidak boleh dipindahkan kepada orang lain.
 Wesel Domisili (Pasal 103 KUHD) : Wesel yang pembayarannya harus
dilakukan kepada orang yang tersebut dalam surat wesel, pada alamat yang
ditunjuk dalam wesel tersebut.
 Wesel Inkaso (Pasal 102a KUHD) : Wesel yang ditambahkan dengan kata
“Untuk Ditagih”, misalnya pada Bank atau kantor inkaso untuk
menagihnya.
 Wesel atas tertera perhitungan orang lain : Wesel yang harus
diperhitungkan dengan orang lain yang namanya tersebut dalam surat
wesel.
 Wesel Lihat : Surat wesel yang harus dibayar oleh tertarik pada hari
diperlihatkan kepada orang tertentu atau kepada ordernya.

Untuk memudahkan penjualan atau penggadaian, biasanya wesel dibuat


atas dasar jaminan oleh barang atau orang. Jaminan atas pembayaran wesel
disebut “aval”. Wesel yang terjamin pembayarannya oleh orang atau barang
disebut “weselaval”. Barang atau orang yang menjamin pembayaran wesel disebut
“avails”.

Personil – personil pada wesel :


 Penarik wesel, yaitu mereka yang menulis wesel dan memerintahkan
untuk membayar;
 Tertarik, yaitu mereka yang mengakui (mengaksep) untuk membayar
jumlah uang yang tercantum dalam surat wesel
 Avails, yaitu mereka yang menjamin atas pembayaran jumlah wesel.

Hari Pembayaran : Wesel itu kemungkinan ditarik dengan jangka pembayaran:


 Apabila diperlihatkan (wesel lihat);
 Beberapa lama setelah diperlihatkan (wesel sesudah dilihat);
 Beberapa lama sesudah tanggal wesel (wesel tanggal);
 Pada hari yang ditentukan (wesel hari).

Fungsi surat wesel :


 Sebagai alat pembayar, yaitu sebagai ganti pembayaran utang sebelum
waktunya dengan uang tunai;
 Sebagai alat kredit dapat dijadikan uang tunai dengan menjual atau
menggadaikannya;
 Sebagai alat pemindahan hak untuk menagih, hak menagih dari kreditur
dipindahkan kepada orang lain;
 Sebagai keterangan memindahkan kewajiban membayar, yaitu kewajiban
debitur untuk membayar kepada orang lain;

Cek
Menurut ketentuan undang-undang, “cek” adalah surat berharga
yang mempunyai sifat sebagai alat pembayar, sehingga para pedagang umumnya
atau pun orang-orang yang terlibat dalam dunia usaha dapat merasakan dan
merupakan sebagai uang dunia.
Cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque, dalam
mana penerbitnya memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar sejumlah
uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya atau
pembawanya pada saat ditunjukkan. Cek dipandang sebagai pembayaran tunai,
seperti uang biasa. Tujuan penerbitan cek ialah untuk meningkatkan jaminan
pembayaran. Oleh karena itu ada ketentuan :
 Cek hanya diterbitkan kepada banker
 Cek boleh diterbitkan, jika bankir telah mempunyai dana untuk
pembayaran itu
 Cek berlaku dalam jangka waktu singkat, dalam jangka waktu mana cek
tidak boleh dicabut.

Bentuk surat Cek.

Bentuk Surat cek sebagai surat berharga harus memenuhi syarat-syarat


sebagaimana diatur dalam pasal 178 KUHD :
 Istilah “cek” harus ditulis dalam naskah dan dalam bahasa yang
dipergunakan dalam naskah tersebut;
 Perintah membayar tidak bersyarat mengenai sejumlah uang;
 Nama bank yang harus membayar ;
 Tempat dimana diadakan pembayaran ;
 Ketentuan Tanggal dan tempat, dimana cek diterbitkan ;
 Tanda tangan penerbit cek.

Persamaan cek dan wesel adalah :

 Masing masing surat berharga itu mengandung perintah untukmembayar;


 Masing-masing surat berharga itu dapat di endosir (dipindahkan kepada
orang lain).
Perbedaan cek dan wesel adalah :

Cek merupakan alat pembayaran dan wesel merupakan alat penagihan dan
alat kredit. Cek itu terjadi karena kita mempunyai simpanan pada bank atau kantor
giro.Simpanan itu dapat diambil kembali, dan untuk pengambilan tersebut
diperlukan suatu surat pengambilan yang disebut cek. Jadi orang yang mempunyai
rekening Koran di bank paling sedikit harus sudah satu tahun dan selama itu pula
telah membuktikan kepercayaan di bank, baru bisa mendapatkan buku blanko cek.
Setelah blanko cek diisi dan ditandatangani, baru dapat dipergunakan untuk
melakukan pembayaran setiap waktu diperlukan.

Suatu surat dapat disebut cek, kalau di dalamnya terdapat:


 Nama Cek;
 Perintah membayar sejumlah uang yang tidak bersyarat;
 Tempat pembayaran; kalau tidak ada, maka berlakulah tempat yang
namanya tertera di samping si wajib bayar atau kantor pusatnya;
 Tanggal dan tempat penarikan; apabila tidak ada seperti di atas;
 Tanda tangan si penarik dan cap perusahaan si penarik;
 Nama yang bersangkutan.

Manfaat cek :
 Lebih oraktis, terutama untuk pembayaran jarak jauh dan dalam
jumlah besar;
 Cek itu baru ditulis dan ditandatangani bilamana akan dipergunakan
pembayaran, sehingga bilamana blanko cek tersebut dicuri orang tidak
akan membawa masalah apa-apa, karena tidak dapat dipakai untuk
melakukan pembayaran;
 Tidak perlu menyimpan uang tunai di rumah dala jumlah besar.

Macam – macam cek :


 Cek atas nama (Cek Lurus), yaitu cek yang membayarnya ditujukan hanya
kepada orang yang namanya tersebut di dalamnya dengan klausul “tidak
kepada order”. Cek ini dapat dipindah tangankan dengan akta cessi.
 Cek kepada yang membawa, yang tidak menyebut dapat dilakukan kepada
siapa saja yang dapat menunjukkan untuk dibayar. Cek ini disebut “Cek
atas unjuk”.
 Cek kepada order, yaitu cek yang minta dibayarkan kepada orang yang
namanya tersebut di dalam klausul kepada order. Cek ini dapat
dipindahtangankan dengan endosemen dan penyerahan.
 Cek Perhitungan, yaitu cek yang tidak boleh dibayar tunai, tetapi hanya
disetorkan kepada bank atau dibukukan kepada rekening Koran.
 Cek kepada si penarik, pembayarannya hanya dapat dilakukan kepada si
penarik itu sendiri.
 Cek Inkaso, merupakan cek yang berada pada orang lain dan semata-mata
hanya untuk dipungut.
 Cek Bersilang, adalah cek yang bagian mukanya diberi dua garis
sejajar,yang menunjukan bahwa cek tersebut hanya dapat dibayarkan
kepada“bank”.

Silang pada cek dapat berupa :


 Silang Umum : Diantara dua garis tersebut tidak disebutkan atau tidak
ditulis apa-apa atauhanya ditulis bank saja.cek ini hanya boleh dibayarkan
oleh yang kena tarik kepada suatu bankatau kepada orang yang menjadi
pelanggan bank yang ditarik.
 Silang Khusus : diantara dua garis itu disebutkan nama bank. Cek ini
hanya boleh dibayar kepada bank yang namanya disebutkan itu

Jenis cek yang lain :


 Cek Kosong, adalah cek yang tidak mempunyai simpanan di bank atau
simpanannya habis atau ada dana tetapi tidak mencukupi.
 Cek Mundur, adalah cek yang belum dapat diuangkan pada waktu cek itu
dikeluarkan dan baru dapat diuangkan setelah beberapa waktu
kemudiansesuai dengan perjanjian yang dibuat, misalnya 3 (tiga) bulan
setelah cekitu dikeluarkan.

Promes
Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perintah, promes
(akseptasi) menyebutkan suatu janji atau kesanggupan untuk membayar.
Promes disebut juga “surat sanggup”, yaitu surat pernyataan dari seorang debitur
untuk menyanggupi/berjanji membayar sejumlah uang pada waktu tertentu kepada
orang yang tertulis namanya diatas surat tersebut. Promes berarti kesanggupan
atau berjanji dan “aksep”berarti “akhir”, maka dari itulah kita katakana surat
tersebut “promes” atau“aksep”.

Dalam promes harus tercantum keterangan – keterangan :


 Kata-kata promes atau keterangan order;
 Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah utang;
 Tempat pembayaran.Apabila ini tidak ada , maka tempat pembayaran
adalah
 Tempat yang tertera dekat nama tertarik;
 Tanggal pembayaran;
 Nama orang yang kepada seluruhnya uang itu harus dibayar;
 Tanda tangan orang yang mengeluarkan promes

Contoh Promes :

YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI, BERSEDIA UNTUK


MEMBAYAR
ATAS MEMPERLIHATKAN SURAT INI, SEJUMLAH UANG :

---------------------------SATU JUTA RUPIAH--------------------------

MATERAI JAKARTA, 4 MEI 2008

RYAN
Syarat – syarat promes

1. Harus memuat perkataan “surat order” atau “promes kepada order”;


2. Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang;
3. Harus ditentukan jangka waktu atau hari pembayaran;
4. Tempat pembayaran;
5. Nama orang yang harus menerima pembayaran atau kuasanya
(ordernya);
6. Nama tempat dan tanggal promes itu ditandantangani;
7. Tanda tangan promiten.

Promes-promes dibayarkan beberapa waktu sesudah dilihat dan


harus dalam waktu satu tahun sesudah tanggal penandatanganan
ditunjukkan kepada yang menandatanganinya untuk di tandatangani pula
dengan catatan “telah dilihat”.

Konosemen
Konosemen adalah surat berharga yang memuat kata “Konosemen/Bill of
Lading” yang merupakan tanda bukti penerimaan barang dari pengirim,
ditandatangani oleh pengangkut dan yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menuntut penyerahan barang-barang yang disebut dalam konosemen itu.

Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan
dibursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan,
atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang
memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan
yang mengeluarkan saham tersebut. Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun
2007, Saham merupakan benda bergerak dan rnemberikan hak untuk menghadiri
dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-
Undang ini.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama
dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan
mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang.
Dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip melainkan saham.
Untuk mendapatkan suatu saham, seseorang harus melakukan investasi
atau penanaman modal kesuatu perusahaan atau persero, dengan mana penanaman
modal di bagi menjadi, penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
Asing
1. Penanaman Modal dalam negeri
Penanaman modal dalam negeri menurut UU No.25 tahun 2007 adalah
kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Modal
dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,
perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum atau tidak berbadan hukum.
Sejalan dengan pengertian penanaman modal dalam negeri di atas,
pengertian penanam modal dalam negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No.25
tahun 2007 adalah penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga
negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah
yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

2. Penanaman modal asing


Berdasarkan UU No.25 tahun 2007 memberikan pengertian penanaman
modal asing sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri
Penanaman modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh
negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum
asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya
dimiliki oleh pihak asing.

Dalam prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk


PT. Menurut Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA :
“Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan
hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.
 Mengambil bagian saham pada saat pendirian PT.
 Membeli saham
 Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan per-UU-an

Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman
modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan
terbuka dengan persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal
asing adalah:
 Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
 Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan
undang- undang.

Jenis-jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan
saham preferen.
1. Saham biasa ( common stock )
Saham biasa merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk
mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan
dengan pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen
yang dibagikan, dan menerima sisa. kekayaan hasil likuidasi.

Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama yaitu:


 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
2. Saham Prefen ( Preferred Stock )
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini lebih aman
dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan
perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit
diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya yang sedikit.
Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:
 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik
yang berbeda
 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi
dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
 Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka
dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan
antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk

 Kuitansi.

Kuitansi mengandung perintah kepada pihak ketiga untuk membayarkan


sejumlah uang tertentu yang tertulis pada kuitansi tersebut kepada pengunjuknya.
Terjadinya “kuitansi pada pembawa” tentunya karena si penerbit “kuitansi pada
pembawa” itu telah ada kesanggupan dari pihak ketiga (tertarik) untuk
membayar/menyediakan dana untuk membayar sejumlah uang yang tertera pada
kuitansi itu.

Persyaratan yang harus dimiliki/dipenuhi suatu kuitansi pada pembawa adalah:


 Harus ada tanda tangan atau ditandatangani oleh pembuatnya;
 Harus dinyatakan pengakuan bahwa telah menerima sejumlah uang
tertentu;
 Harus disebutkan nama yang kena tarik;
 arus dinyatakan penanggalan hari pengeluaran “surat kuitansi pada
pembawa” tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Surat berharga atau sekuritas dapat diartikan sebagai sebuah dokumen


yang bernilai uang yang telah diakui dan dilindungi oleh hukum bagi keperluan
transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan tau sejenis lainnya.
Nilai uang dapat berubah menurut waktu. Artinya, nilai uang hari ini lebih
berharga daripada nilai uang di masa mendatang pada harga nominal yang sama.
Dalam perhitungannya, terbagi menjadi 2 yaitu nilai uang pada saat ini (present
value) dan nilai uang yang akan diterima pada waktu mendatang (future value).
jenis-jenis dari nilai majemuk terbagi menjadi 3 jenis, yakni nilai majemuk
tahunan, nilai majemuk beberapa kali setahun, dan nilai majemuk dari anuitas.
Yang menjadi dasar pertimbangan investasi pada surat berharga adalah
dengan melihat risiko-risiko, seperti risiko keuangan (financial risk), risiko suku
bunga (interest rate risk), risiko likuiditas (liquidityrisk), risiko inflasi.
Jenis risiko dalam investasi yang mungkin timbul adalah Risiko bisnis
(buisnis risk ), Risiko likuiditas (liquidity risk ), Risiko tingkat bunga (interest rate
risk ), Risiko pasar (market risk ), Risiko daya beli (purchasing power risk ), dan
Risiko mata uang (currency risk )
DAFTAR PUSTAKA

https://lovelycimutz.wordpress.com/2011/04/17/surat-surat-berharga/
https://brainly.co.id/tugas/9868249

Anda mungkin juga menyukai