Anda di halaman 1dari 35

HUKUM SURAT

BERHARGA
DISUSUN OLEH:
1. Amalia Susanti (3.51.18.2.02)
2. Deva Letytia W (3.51.18.2.06)
3. Hesti Nur Aqida (3.51.18.2.11)
4. Miladiya Choirinnisa
(3.51.18.2.15)
01
PENGERTIAN SURAT BERHARGA
Surat berharga adalah surat yang berisi perintah kepada pihak ketiga untuk
menyerahkan suatu hak yang tercantum di dalamnya kepada orang yang atas
surat berharga tersebut.

Surat berharga juga merupakan surat legitimasi, yaitu bukti


pemegang surat tersebut tanpa pembuktian lebih lanjut berhak
atas sesuatu yang tercantum di dalam surat berharga tersebut.
FUNGSI SURAT BERHARGA
1. Sebagai Alat Pembayaran.
Fungsi setara dengan uang, dalam artian memudahkan
terjadinya kegiatan bisnis.
Contoh: seseorang yang membeli barang membayar
dengan selembar cek.
2. Sebagai Pembawa Hak
Surat berharga berfungsi sebagai pembawa hak, dala
artian bahwa tanpa adanya pembuktian lebih lanjut la
baik mengenai keabsahan perikatannya, maupun ad
tidaknya itikad baik dari pemegangnya.
3. Sebagai Alat Bukti Perikatan Dasar Contoh: sebagai bukti suatu kepemilikan.
Surat berharga dapat membuktikan adanya perikatan dasar
yang menyebabkan diterbitkannya surat berharga. dasar.
Contoh: surat saham, maka dari saham tersebut dapat
menunjukkan perikatan dasarnya berupa perjanjian
penyertaan modal untuk membentuk suatu perseron
terbatas.
4. Sebagai Alat/Saran Berinvestasi
Sebagai saran berinvestasi, maka surat berharga dapat
berfungsi sebagai alat berinvestasi bagi pemiliknya
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh: Promes dan Obligasi

5. Sebagai Surat Bukti Hak Tagih


Pemegang surat berharga berhak atas sejumlah barang
atau uang sebagaimana yang tercantum dalam lembaran
surat berharga tersebut.
Contoh: Surat Legitimasi

6. Sebagai Salah Satu Instrumen Untuk Memindahkan Tagihan


Pemilik surat berharga tersebut dapat memindahkan hak tagih kepada
pihak lain dengan mudah sekali. Akan tetapi hal ini tergantung pada
klausula yang terdapat dalam surat berharga tersebut, apabila
dialihkan maka dilaksanakan dengan cara endosemen.
SYARAT PENERBITAN SURAT BERHARGA

Syarat Formal Syarat Materiil

1. Menyebutkan nama/jenis surat berharga secara


1. Adanya perikatan dasar atau sebab yang sah.
jelas.
2. Merupakan hak tagih untuk mendapatkan
2. Memuat persyaratan suatu kesanggupan, janji,
pembayaran uang atau penyerahan kebendaan.
perintah/kewjiban yang tidak bersyarat yang isinya
3. Dapat dialihkan dengan cara endosemen, ceessie
berupa surat perintah membayar, surat hak tagih.
atau penagihan dari tangan ke tangan.
3. Mencantumkan nama pihak yang wajib membayar.
4. Tidak dapat dibatalkan oleh penerbit.
4. Penetapan nama tempat pembayaran.
5. Tersedianya dana dan bendanya jika pada saat
5. Penyebutan tanggal dan tempat surat diterbitkan.
penguangan atau penyerahan.
6. Harus ditandatangani dengan atau tanpa stampel
dari penerbit yang sah.
PENGATURAN SURAT BERHARGA
Surat berharga diatur di dalam KUH Dagang dan di luar KUH
Dagang. Sistematika pengaturan surat berharga yang diatur dalam
KUH Dagang, yaitu:
Surat wesel : dalam Buku I
title ke 6 bagian 1-12 Pasal
100 s/d Pasal 173 KUH
Dagang
Kwitansi-kwitansi dan Surat sanggup : dalam Buku
promes atas tunjuk : I title ke 6 bagian ke 13
dalam Buku I title ke 7 Pasal 174 s/d Pasal 77 KUH
bagian ke 11 Pasal 229 s/d Dagang
Pasal 229 KUH Dagang Surat cek : dalam Buku
I title ke 7 bagian 1-10
Pasal 178 s/d Pasal 229
KUH Dagang
SURAT BERHARGA & SURAT
YANG MEMPUNYAI HARGA 02
Surat Berharga Surat Yang Mempunyai
Harga
Bila surat berharga diterbitkan
untuk memenuhi suatu Surat yang mempunyai harga
prestasi, maka surat yang tidak dapat diperjualbelikan
berharga diterbitkan hanya karena haknya bersifat
untuk menjadi bukti bahwa subjektif.
pemiliknya berhak atas
sesuatu.
PERBEDAAN ANTARA SURAT BERHARGA &
SURAT YANG MEMPUNYAI HARGA

Surat Berharga Surat Yang Mempunyai Harga


1. Haknya bersifat subyektif
1. Haknya bersifat obyektif 2. Tidak dapat diperdagangkan
2. Dapat diperdagangkan 3. Menganut legitimasi materiil
3. Menganut legitimasi formal 4. Krediturnya satu orang, yang
4. Krediturnya berganti-ganti namanya tercantum dalam
surat

Misalnya: cek, wesel, dll Misalnya: SIM, KTP, dll


PENGGOLONGAN SURAT BERHARGA
1. Surat-surat Yang Bersifat Hukum Kebendaan
03
Surat yang bersifat hukum kebendaan yaitu surat berharga yang di dalamnya terkandung hak
atas pemilikan barang-barang tertentu yang tercantum dalam surat berharga tersebut. Contoh:
 Konosemen (cognossement, Bill of Lading): Yaitu dokumen pengangkutan barang di laut
yang diserahkan oleh pengangkut kepada pengirim.
 Ceel: yaitu dokumen penitipan barang di gudang-gudang pelabuhan (veem) sebelum
diangkut ke atas kapal.

2. Surat-surat Tanda Keanggotaan Suatu Persekutuan


Yaitu surat berharga yang berisi hak-hak keanggotaan suatu persekutuan. Misalnya saham
suatu perseroan terbatas atau CV atas saham. Pemilik saham ini berhak mendapat deviden
(keuntungan) dari perusahaan tersebut. Contohnya: saham

3. Surat-surat Tagihan Utang

Yaitu surat berharga yang berisi hak untuk menagih sejumlah uang yang tercantum di dalam
surat berharga tersebut. Perikatan dasarnya adalah untuk pemenuhan suatu prestasi. Contoh:
cek, wesel, bilyet giro
04 Klausul dalam Surat Berharga
Klausul atas pembawa Klausul atas tunjuk (an order, to order)
(an toonder, to bearer) Yaitu suatu klausul yang berisi
Yaitu surat klausul yang pernyataan bahwa orang yang
berisi pernyataan bahwa berhak atas surat berharga adalah
orang yang berhak atas orang yang namanya disebut dalam
surat berharga atau orang yang
surat berharga adalah
ditunjuk sebagai penggantinya.
orang yang membawanya.

Klausul atas nama


Yaitu bila dalam surat berharga dimuat kata-kata tidak kepada pengganti atau istilah
lain yang menyatakan bahwa orang yang berhak atas surat berharga hanyalah orang
yang namanya tercantum di dalam surat berharga itu.
05 Surat Berharga sebagai Surat Legimitasi

Surat berharga merupakan surat legimitasi,


artinya sebagai bukti bahwa pemegangnya
merupakan orang yang berhak dan dalam hal ini
debitur tidak perlu lagi meneliti kebenaran dari surat
wesel tersebut.

Perlindungan untuk debitur yang beritikad baik


diatur dalam pasal 1386 KUH Perdata dan bagi
kreditur yang beritikad baik diatur dalam pasal 1977
ayat 2 KUH Perdata.
Dalam pasal 1386 KUH Perdata Dalam pasal 1977 ayat 2 KUH Perdata
dikatakan: “Pembayaran yang dilakukan menyebutkan: “namun demikian, siapa yang
dengan itikad baik kepada seseorang kehilangan atau kecurian suatu barang dalam
yang memegang surat piutangnya jangka waktu 3 bulan sejak hari hilangnya
adalah sah juga apabia surat piutang atau dicurinya barang tersebut, ia dapat
tersebut dikenakan suatu penghukuman memuntir kembalii barangnya yang hilang
untuk menyerahkan kepada orang lain, atau dicuri itu sebagai miliknya dari siapa
diambil dari penguasaan orang yang dalam tangannya ditemukan barang
tersebut”. tersebut, dengan tak mengurangi hak orang
tersebut menuntut barang dari yang telah
memberinya barang tersebut”.

Dapat disimpulkan bahwa walaupun surat berharga menganut legimitasi formal, tetapi debitur serta kreditur yang beritikad baik
tetap dilindungi.
06 Hubungan antara Surat Berharga dengan KUH
Perdata
Dalam pasal 613 KUH Perdata ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa penyerahan surat berharga atas
nama dinyatakan bahwa penyerahan surat berharga atas nama secara sesi ini sulit karena harus
memenuhi 2 syarat:
1. Menggunakan akta otentik maupun di bawah tangan.
2. Ada pemberitahuan atau persetujuan dari debitur.

Hubungan antara surat berharga dengan KUH Perdata terdapat dalam pembuktian
yang diatur dalam pasal 1866 KUH Perdata. Pasal tersebut menyebutkan 5 macam alat
pembuktian, yaitu:
● Tulisan
● Kesaksian
● Persangkalan
● Pengakuan
● Sumpah
CEK
Cek adalah surat atau warkat yang berisi perintah tak bersyarat dari nasabah bank agar bank
tersebut membayarkan sejumlah uang yang tertera pada surat itu kepada orang atau
pembawanya.

Pasal 178 KUHD menyebutkan syarat-syarat formal yang


akan dipenuhi oleh cek, yaitu:
1. Nama cek yang dimuat di dalam teks surat tersebut dan diistilahkan
dalam bahasa cek itu ditulis (di Indonesia cek, di Perancis cheque,
di Inggris Cheek, dsb).
2. Perintah tak bersyarat untuk membayar uang tertentu
3. Nama orang yang harus membayarnya (tertarik)
4. Penetapan tempat pembayaran harus dilakukan
5. Tempat dan tanggal cek ditarik
6. Tanda tangan penarik
Bila di dalam cek tidak terdapat syarat di atas maka tidak dapat disebut cek,
kecuali hal-hal sebagai berikut:
1. Jika tidak ditetapkan secara khusus maka tempat yang tertulis disamping nama tertarik
dianggap sebagai tempat pembayaran
2. Jika disaamping nama tertarik disebut lebih dari satu tempat, maka cek harus dibayar di
tempat yang disebut untuk pertama kali
3. Cek yang tidak menerangkan tempat pabriknya dianggap ditandatangani di tempat yang
tertulis di samping nama penarik.

Pihak-pihak yang terlibat dalam penarikan cek:


1. Penarik (penerbit cek)
2. Tertarik (orang yang diberi perintah tanpa syarat untuk
membayar)
3. Penerima (orang yang menerima hak memperoleh pembayaran
untuk petama kalinya)
4. Pembawa (orang yang menerima hak memperoleh pembayaran
dari pemegang sebelumnya )
5. Pengganti (orang yang menngantikan kedudukan pemegang cek
Latar Belakang Penerbitan Cek
Terdapat perikatan antara dua orang yang mempunyai hak dan kewajiban. Penarik merupakan
orang yang harus memenuhi suatu prestasi (membayar) kepada orang lain yang akan menjadi
penerima cek tersebut. Akan tetapi tidak membayar dengan uang tunai, melainkan dengan
menerbitkan cek.

Kewajiban Penarik Cek


Yaitu menyediakan dana yang cukup. Dalam pasal 189 KUHD meyatakan bahwa setiap
penarik harus menjamin pembayaran cek. Klausula yang menyiapkan kewajiban penarik untuk
untuk menjamin pembayaran harus dianggap tidak tertulis.
Dana tersebut harus tersedia sekurang-kurangnya pada hari bayar. Bila pada hari bayar dana
belum terpenuhi berarti penarik telah menerbitkan cek kosong.
Penarikan Cek Kosong
Cek kosong diatur dalam surat edaran Bank Indonesia (SEBI) No. BE 8/7 UPPB tanggal
16 Mei 1975. Dalam SEBI tersebut dijelaskan bahwa penarik (nasabah bank) hanya
diperolehkan menerbitkan cek yang jumlahnya maksimum sama dengan saldo giro yang
ada.
Menurut Abdulkadir Muhammad hukum dagang tentang surat-surat berharga, cek kosong
terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kelemahan pasal 180 KUHD
2. Rahasia bank seperti diatur dalam pasal 36 UU Pokok Perbankan No. 14 tahun 1967
3. Spekulasi dari pihak pemilikan rekening giro
4. Administrasi bank yang kurang waspada
MACAM-MACAM SURAT CEK

Cek Atas Pengganti Penerbit –


01 Cek Biasa 02 pasal 183 (1) KUHD
Adalah cek yang memenuhi Adalah cek diman nama
semua kriteria dan ciri-ciri pemegang pertama tidak
dari suatu Cek, tanpa suatu disebutkan sehingga pihak
ketentuan tambahan penarik sama dengan
terhadap cek terdebut. pemegang pertama.
04
03 Inkaso - pasal 183a
05 (1) KUHD
Cek Atas Nama Cek Untuk Perhitungan Pihak
Ketiga - pasal 183 (2) KUHD Adalah cek yang
Penerbit Sendiri
didalamnya terdapat kata
Adalah cek dimana nama Adalah cek yang “Inkasso” atau kata “ dalam
pihak tertarik juga terbitkan untuk diri pemberian kuasa” atau
tertindak sebagai penarik. penarik sendiri. kata lain sejenisnya.
MACAM-MACAM CEK
Cek Berdomisili - pasal 07 Cek Silang
06
185 KUHD Adalah cek yang dilembarannya
Adalah cek yang ditempat diberikan garis silang, diman cek
pencariannya di tunjukkan di seperti ini hanya dapat di
tempat tertentu, yakni di bayarkan jika pembawannya
tempat pihak ketiga atau adalah bank lain atau nasabah
ditempat pihak tersangkut.. tertarik.

Cek Untuk
09 Cek Perjalanan
08
Perhitungan Adalah cek yang diterbitkan oleh
Adalah cek yang seseorang yang akan melakukan
dipembayaranya diberikan perjalanan ketempat lain. Sehingga ia
kata “untuk tidak perlu membawa uang tunai dalam
diperhitungkan” atau kata pejalanan.
lain yang sejenis..
BILYET GIRO
Bilyet Giro adalah perintah kepada bank penyimpan dana, guna memindahkan dana ke dalam
jumlah tertentu ke rekening lain yang tertulis dalam dokumen bilyet giro.

Bilyet Giro Kosong


Bilyet giro yang ketika diajukan kepada bank tidak tersedia dana/saldo milik penarik yang tidak
cukup untuk membayar bilyet giro tersebut.
 
Bilyet giro kosong wajib ditolak oleh bank. Penolakan tersebut dilakukan dengan peringatan dari
bank kepada nasabah dengan cara sebagai berikut:
1. Memberi SP I yang menyatakan agar nasabah yang bersngkutan tidak menerbitkan bilyet giro
kosong lagi
2. Memberi SP II yang memuat ancaman penutupan rekening dan pencantuman namanya dalam
daftar hitam bila nasabah tersebut menerbitkan bilyet giro untuk ketiga kalinya
3. Menutup rekening nasabah yang bersangkutan
Pihak-Pihak Dalam Bilyet Giro
1. Penarik
2. Bank penyimpan dana / tertarik Syarat-syarat formal suatu Bilyet Giro
3. Bank penerima 1. Nama dana nomor biliyet giro yang
4. Pemegang bersangkutan.
2. Nama bank penyempinan dana / tertarik
3. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan
4. Nama dan nomor rekening pemegang
5. Nama bank penerima
6. Tempat dan tanggal penarikan
7. Tanda tangan penarik dan stempel jika
merupakan badan hukum.
  8. Penyebutan jumlah uang yang diperintah
  transfer
 
Keuntungan Bilyet Giro
1. Bebas dari materai
2. Lebih aman karena pemindahbukuan hanya dapat diberikan kepada nasabah suatu
bank
3. Mempunyai kesempatan untuk menyediakan dananya sebelum tersedia sehingga tidak
menimbulkan bilyet giro kosong
WESEL
Wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang diperuntukkan kepada debitur untuk membayar
uang sejumlah tertunte pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang tertera pada surat wesel.

Fungsi Wesel:
1. Alat pembayaran
2. Alat perkreditan Dalam KUHD disebutkan bahwa syarat wesel
3. Alat penjamin kredit berisikan:
1. Nama surat wesel yang dimuat dalam teksnya sendiri
2. Pintah bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Nama orang yang harus membayarnya
4. Penetapan hari bayar
5. Penetapan tempat pembayaran
6. Nama orang yang akan menerima pembayaran
7. Tanggal dan tempat wesel ditarik
8. Tanda tangan orang yang mengeluarkannya
Bila di dalam wesel tidak terdapat syarat di atas maka tidak dapat disebut wesel,
kecuali hal-hal sebagai berikut:
1. Surat Wesel yang tidak ditetapkan hari jatuh tempo pembayarannya, dianggap harus dibayar
pada hari ditunjukkannya.
2. Bila tidak terdapat penunjukan tempat khusus, maka tempat yang tersebut di samping nama
tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran dan juga sebagai tempat domisili tertarik.
3. Surat Wesel yang tidak menunjukkan tempat penarikannya, dianggap telah ditandatangani di
tempat yang tercantum di samping nama penarik

Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Wesel


1. Penerbit (orang yang mengeluarkan surat wesel)
2. Tersangkut (orang yang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar)
3. Akseptan (tersangkut yang telah setuju untuk membayar surat wesel pada hari bayar dengan
memberikan tanda tangan persetujuannya)
4. Pemegang Pertama (orang yang pertama kali menerima surat wesel dari tangan penerbit) 
5. Pengganti (orang yang menerima peralihan surat wesel dari pemegang sebelumnya) 
6. Endosant (orang yang memperalihkan surat wesel kepada pemegang)
MACAM-MACAM WESEL
Wesel atas Penerbit
01 Sendiri 02 Wesel untuk Perhitungan Orang
Wesel yang telah diterbitkan Ketiga
dengan menjadikan penerbitnya Wesel yang telah diterbitkan atas perintah
sebagai tersangkut atau penerbit orang ketiga yang pembayarannya
menunjuk dirinya sendiri. dibebankan kepada rekeningnya pihak ke 3

04 Wesel Inkaso
05 Wesel Berdomisili
Wesel yang diterbitkan
Wesel yang telah diterbitkan
dengan tujuan untuk memberi
melalui cara yang dilakukan
03 kekuasaan kepada pemegang
yang pertama untuk menagih dengan pembayarannya
uang dari tersangkut
Surat Wesel atas
ditentukan pada tempat
Pengganti Penerbit 06 tinggal dari pihak ke 3.
wesel yang telah diterbitkan dengan Wesel Berdomisili Blangko
menunjuk dirinya sendiri sebagai Wesel yang diterbitkan melalui ketentuan pembayaran yang dilakukan
pemegang yang pertama. ditempat lain, yang mempunyai perbedaan dengan tempat berdomilisi
dari yang bersangkutan.
Lembaga Dalam Hukum Wesel
Endosemen
Endosemen adalah suatu lembaga dalam hukum wesel, dengan mana hak tagih dari pemegang surat wesel
dapat diperalihkan kepada pemegang berikutnya dengan cara yang sederhana.Endosemen selain berfungsi
peralihan hak tagih juga berfungsi sebagai kuasa untuk menagih dan untuk menjamin hutang, setiap
endosemenharus dilakukan tanpa syarat.
 
Akseptasi
Akseptasi adalah suatu lembaga dalam hukum wesel, dengan mana tersangkut menyatakan
setujuuntuk membayar surat wesel pada hari bayar. Dengan pernyataan itu tersangkut menjadi
terikat sebagai debitur menurut hukum wesel, terikatnya tersangkut untuk membayar itu ditentukan
oleh tanda tangan yang dicantumkan dalam surat wesel itu.
 
Aval
Aval adalah suatu lembaga jaminan dalam hukum wesel, dengan mana pihak ketiga mengingatkan
diri untuk menjamin pembayaran surat wesel itu pada hari bayar. Artinya apabila pada hari bayar
pemegang tidak memperoleh pembayaran dari akseptan, orang yang memberi jaminan ini akan
membayarnya.
Hari Bayar Wesel
Hari bayar adalah hari penawaran surat wesel untuk memperoleh pembayaran.
1. Pada waktu diperlihatkan (op zicht, at sight) pada waktu itulah surat wesel itu dapat dibayar.
2. pada waktu tertentu sesudah diperlihatkan (nazicht, after sight) sesudah diperlihatkan itulah
dapat diketahui hari bayarnya karena dihitung sejak tanggal diperlihatkan.
3. Pada waktu tertentu sesudah tanggal penerbitan, misalnya dua bulan sesudah tanggal
penerbitan.
4. Pada tanggal yang ditentukan dalam teks surat wesel.

 
Hak regres
Hak regres ialah hak untuk menagih kepada debitur wesel yang berwajib regres berhubung karena
tersangkut tidak mau mengakseptasi ketika ditawarkan akseptasi, atau karena tersangkut tidak
membayar ketika dimintakan pembayaran pada hari bayar.
Hal-hal yang menyebabkan pemegang surat wesel menggunakan hak regresnya adalah:
1. Karena adanya penolakan akseptasi dari tersangkut, baik seluruhnya maupun sebagian,
sehingga terdapatkeadaan non akseptasi.
2. Karena adanya penolakan pembayaran dari akseptasi setelah terjadi akseptasi, sehingga terdapat
keadaan non pembayaran.
3. Karena adanya penolakan akseptasi dan sekaliguspenolakan pembayaran dari tersangkut,
sehingga terdapat keadaan non akseptasi dan non pembayaran
PERBEDAAN SURAT WESEL & CEK
Pembeda Surat Wesel Surat Cek
Sebagai alat pembayaran
sebagai alat pembayaran
Fungsi ekonomis kredit yaitu untuk
tunai 
memperoleh uang kredit

surat cek sebagai alat


mempunyai peredaran yang
pembayaran tunai
Waktu peredaran lama bisa melibihi satu
mempunyai waktu peredaran
tahun
yang singkat yaitu 70 hari

sebagai alat pembayaran


kredit, surat wesel harus
dibayar pada waktu surat cek harus dibayar
Waktu membayar
tertentu yang telah pada waktu diperlihatakan
ditetapkan dalam surat
wesel
PERBEDAAN SURAT WESEL & CEK

Pembeda Surat Wesel Surat Cek


surat wesel bisa diterbitkan
surat cek harus diterbitkan
Penerbitan atas bankir atas bankir atau bukan
atas bankir
bankir

surat wesel mengenal cek tidak mengenal lembaga


Lembaga akseptasi lembaga Akseptasi Akseptasi

sedangkan surat cek dapat


Klausa yang berlainan wesel bersifat atas pengganti diterbitkan atas pengganti
dan atas tunjuk
SAHAM
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham
berarti telah memilki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut
Contoh:
a. Saham BUMN
b. Saham Properti
c. Saham Perbankan
d. Saham Farmasi

Keuntungan yang bisa diperoleh investor saham, yaitu:


1) Capital Gain, yaitu laba yang didapat dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga beli. Setiap
investor saham mendapat untung sesuai dengan ukuran saham yang dimiliki
2) Dividen, yang merupakan laba yang diperoleh dari distribusi dividen tunai emiten. Ini adalah penghasilan
tambahan yang diperoleh investor ketika membeli saham dari emiten yang memiliki kinerja pendapatan yang
baik.
Jenis Saham Berdasarkan Hak Klaim:

Saham biasa
Saham yang umum diperdagangkan dalam pasar modal.Jenis saham yang umum diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan yang sudah  go public.

Saham preferen
Gabungan dari saham biasa dengan obligasi. Ciri dari saham ini yaitu terdapat klaim atas laba
dan aktiva sebelumnya, pembagian dividen tetap selama masa berlakunya saham, dan memiliki
hak tebus atau dapat ditukar dengan saham biasa.

Saham atas unjuk


Saham yang tidak mencantumkan nama pemiliknya, sehingga mudah untuk alihkan atau
dipindahtangankan kepada pihak lain.  

Saham atas nama


kebalikan dari saham atas unjuk, di mana pada saham atas nama tertulis dengan jelas nama
pemiliknya. Jika dilihat dari segi keamanannya, jenis saham atas nama lebih aman
dibandingkan dengan saham atas unjuk.
Jenis Saham dilihat dari segi kinerja perdagangan:

BlueChip Stocks, saham biasa dari perusahaan bereputasi tinggi, adalah pemimpin pasar di industri serupa,
memiliki pendapatan stabil, dan secara konsisten membayar dividen,
 
Income Stocks,  saham dari penerbit dengan kemampuan untuk membayar dividen di atas
pembayaran dividen rata-rata tahun sebelumnya.
 
Growth Stocks, saham yang perusahaanya memiliki potensi untuk menaikkan nilai perusahaan
dengan cara yang cepat.
 
Speculative Stock,  yang merupakan bagian dari perusahaan yang belum dapat memiliki
pendapatan reguler setiap tahun, tetapi memiliki potensi untuk memiliki pendapatan tinggi di
masa depan, meskipun itu tidak pasti.
 
Counter Cyclical Stockss, yaitu saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi
makro atau situasi bisnis secara umum. Nilai saham ini dapat tetap tinggi selama resesi ekonomi
karena emitennya dapat memperoleh penghasilan tinggi sehingga mereka dapat memberikan
dividen yang tinggi.
OBLIGASI
Adalah surat pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Ringkasnya, penerbit
obligasi adalah pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam
obligasi, dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban
penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi

Jenis Obligasi dari Sisi Penerbit


Corporate Bonds
Jenis obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik Pemerintah (BUMN) maupun
swasta. Sebagai contoh.
Government Bonds
Jenis obligasi yang diterbitkan Pemerintah.
Municipal Bonds
Jenis obligasi yang diterbitkan Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk
membiayai pembangunan yang berhubungan kepentingan publik.
Contoh Kasus yang Berkaitan
Dengan Surat Berharga
Kasus Penipuan Bilyet Giro
(sumber: Tribunmanado.co.id)

“Imelda dan Reinaldo, tersangka dugaan kasus penipuan lewat bilyet giro kosong
berbandrol 2,5 miliar, kembali menjalani pemeriksaan di Sub Dit Kejahatan dan
Kekerasan Direskrimum Polda Sulut, Selasa (22/11/2011). Imelda bersama suaminya
diperiksa sejak pagi dan baru keluar pukul 17.00 Wita. Ditemani pengacaranya Sigar
Ticoalu, Imelda dan Rienaldo berjalan buru-buru ke mobil. pasangan suami istri itu
enggan bicara. “Tanya saja ke pengacara,” ujar Imenda. Sigar Ticoalu menuturkan,
seharusnya kasus bilyet tersebut masuk ranah perdata. “Itu seharusnya masuk
perdata bukan pidana,” ujar Ticoalu. Namun saat diminta penjelasan soal unsur
perdatanya, Ticoalu tak dapat menjelaskanya dengan gamblang. “Cari di internet,” kata
dia. Setelah itu mereka langsung naik mobil meninggalkan markas Polda Sulut.
Maximus Watung kuasa hukum korban Ratna Waliliong menuturkan, tak ada yang perlu
diragukan soal penyidikan pidana kasus penipuan tersebut.
Kata Watung hal tersebut sudah jelas, tersangka melanggar tindak pidana.
“Kalau perdata kenapa ada tersangka, dalam kasus pidana harus
berdasarkan bukti yang cukup, haknya tersangka itu bilang namun hal itu
sangat lemah,” ujarnya Menurut Watung, kasus tersebut dilaporkan 24
Agustus. Setelah ada bukti cukup 10 Oktober meningkat dari penyelidikan
ke penyidikan, kemudian 13 November penetapan tersangka Kasus itu sejak
2008, Imelda menawarkan jasa kepada Ratna Waliliong untuk menjualkan
berlian milik pelapor. Pada transaski pertama, pembayaran hasil penjualan
berlian tersebut pun berjalan lancar dengan jumlah pembayaran Rp 1 miliar.
Pembayaran pun dilakukan dengan menggunakan bilyet giro. Mei 2011
ketika jumlah berlian yang di ambil telah mencapai nilai Rp 3,2 miliar terlapor
hanya sanggup membayar Rp 700 juta, sedangkan sisanya Rp 2,5 miliar oleh
terlapor coba dilunasi dengan memberikan 45 lembar bilyet giro. Setelah
dikliring Bilyet Giro tersebut ditolak Bank dengan keterangan saldo tidak
cukup. Belakangan ketahuan rekening bilyet giro Reinaldo Sanyoto telah
ditutup. Berdarkan laporan itu, Polda Sulut mengusut dan berhasil
mengungkap tiga tersangka termasuk oknum sopir Imelda dan Reinaldo
yakni SN alias Stanly ikut ditetapkan tersangka karena disebut ‑sebut
Thank You

Anda mungkin juga menyukai