1. Prinsip Independensi
Merupakan prinsip yang sangat penting dalam transaksi L/C. Prinsip ini menegaskan bahwa
kontrak L/C sebagai instrumen pembayaran transaksi ekspor-impor merupakan kontrak yang
TERPISAH dari perjanjian antara eksportir dan importir yang mereka tuangkan dalam Sales
Contract. Karena itu, jika terjadi perselisihan antara eksportir dan importir, Sales Contract tidak
dapat dijadikan alasan untuk menolak pembayaran L/C sepanjang dokumen yang dipresentir
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam L/C (complying presentation).
Prinsip independensi L/C bertujuan untuk melindungi bank dari kerugian yang disebabkan
karena terjadinya perselisihan antara eksportir dan importir mengenai isi Sales Contract. Bank
dalam transaksi ini hanya berhubungan dengan dokumen yang disyaratkan dalam l/C.
Selain itu, prinsip ini juga bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian atas kewajiban bank
terhadap L/C yang diterbitkan untuk melaksanakan pembayaran sepanjang dokumen yang
dipresentir oleh nominated bank (bank dari pihak eksportir/ beneficiary) telah memenuhi syarat
yang ditetapkan L/C.
Prinsip ini ditegaskan dalam UCPDC 600 Pasal 4 tentang Credit vs Contracts.
Pada prinsip ini, ditekankan bahwa L/C memberikan jaminan pembayaran kepada eksportir
(beneficiary) sepanjang dokumen yang dipresentir oleh beneficiary melalui banknya (nominated
bank) via courier service kepada pihak importir (applicant) sesuai dengan segala persayaratan
yang ditentukan dalam L/C, yang notabene merupakan kesepakatan antara eksportir dan
importir yang pada awalnya dituangkan dalam Sales Contract yang kemudian dituangkan ke
dalam klausul-klausul L/C.
Prinsip ini ditegaskan dalam UCPDC 600 pada Pasal 15 tentang Complying Presentation
(Presentasi yang Sesuai) yang menyatakan apabila presentasi dokumen sesuai (dengan syarat
L/C), maka L/C WAJIB DIBAYAR.
Sebagai manifestasi dari Sales Contract, L/C diterbitkan untuk memberikan jaminan kepastian
pembayaran kepada beneficiary dan kepastian perolehan barang kepada applicant. Jaminan
penerimaan barang bagi applicant yang diwujudkan dengan penyerahan dokumen yang telah
disyaratkan dalam L/C merupakan kondisi bahwa L/C itu dapat dibayar. Dokumen-dokumen
yang disyaratkan dalam L/C ini merupakan dasar utama bagi bank untuk menentukan sikapnya
dalam rangka pembayaran L/C tersebut.
Prinsip ini ditegaskan dalam UCPDC 600 pada Pasal 5 tentang Documents vs Goods, Services,
or Performance yang menyatakan bank berurusan dengan dokumen, tidak dengan barang,
jasa, atau pelaksanaan yang mungkin berkaitan dengan dokumen tersebut.
Baca Juga:
Ekspor Impor
Impor tanpa Angka Pengenal Importir (API)
Importir Wajib Memiliki Angka Pengenal Importir (API)
Download Gratis UCPDC 600 Bilingual (Inggris-Indonesia)
Incoterms 2010 Mulai Efektif 1 Januari 2011
Impor tidak dilakukan secara terus menerus dan yang tidak dimaksudkan
untuk diperdagangkan atau dipindahtangankan.
Barang yang diimpor adalah barang untuk keperluan lainnya yang berupa alat
penunjang kelancaran produksi atau alat pembangunan infrastruktur.
Selain itu, impor dapat dilakukan tanpa API untuk barang-barang dengan spesifikasi
dan sifat tertentu, yaitu:
Barang pindahan
Barang promosi
Barang ekspor yang ditolak oleh pembeli di luar negeri kemudian diimpor
kembali dalam kuantitas yang sama dengan kuantitas pada saat diekspor
.
Baca Juga:
Ekspor Impor
Importir Wajib Memiliki Angka Pengenal Importir (API)
Download Gratis UCPDC 600 Bilingual (Inggris-Indonesia)
Incoterms 2010 Mulai Efektif 1 Januari 2011
BNI The Best Trade Finance Bank in Indonesia 2010
Seputar Red Clause L/C
Langkah-langkah Pembukaan Letter of Credit (L/C)
Tentang PBI 5/6/PBI/2003, Rujukan SKBDN
Bukan Bank Koresponden
SKBDN dan L/C UPAS
1. Ketentuan legalitas
Angka Pengenal Impor (API) ==> Boleh berupa: API definitif, API Sementara
(APIS) yang brlaku selama 2 tahun, API Terbatas (APIT) untuk PMDN atau
PMA, APIS/ API Umum untuk kegiatan usaha perdagangan impor yang
bertujuan untuk dijual kembali, APIS/ API Produsen untuk kegiatan usaha
industri atau produksi yang memerlukan bahan baku dari luar negeri.
2. Jaminan (collateral)
Pembukaan L/C akan menimbulkan kewajiban bagi issuing bank untuk melakukan
pembayaran kepada eksportir (beneficiary), karena issuing bank mengambil alih
kewajiban importir untuk membayar barang yang dikirim eksportir.
Untuk itu issuing bank akan meminta jaminan pembukaan L/C dari importir yang
berupa setoran Marginal Deposit/ MD. Besarnya setoran MD yang harus disetor
importir dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya fasilitas impor yang didapat
importir dari banknya.
Tanpa fasilitas
Importir diwajibkan menyetorkan MD sebesar 100% (full cover) dari nilai L/C yang
akan dibuka dalam mata uang yang sama dengan L/C. Setoran MD boleh berupa
setoran efektif, saldo diblokir di rekening giro, atau deposito yang diblokir.
Dengan fasilitas
Dengan mendapat fasilitas impor dari banknya, importir dimungkinkan berkewajiban
3. Aplikasi L/C
Aplikasi merupakan perintah dari importir kepada bank untuk membuka L/C
berdasarkan kesepakatan dengan eksportir yang dituangkan dalam kontrak (sales
contract). Aplikasi pembukaan L/C mempunyai fungsi sebagai:
Sepanjang L/C telah diterbitkan atas dasar aplikasi L/C, maka aplikasi L/C
dimaksud tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh applicant.
5. Tenor (at sight atau usance) dan atas nama siapa wesel (draft) akan ditarik
6. Deskripsi barang, perincian jumlah/ unit, dan harga per unit
7. Syarat penyerahan barang (terms of delivery) => FOB, CFR, CIF, dll
8. Dokumen yang diminta beserta rincian rangkapnya (asli dan copy)
9. Nama pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan
10.Pengiriman barang sebagian (partial shipment) dan pindah kapal
(transhipment) diperbolehkan atau tidak
11.Tanggal terakhir pengiriman
12.Tanggal dan tempat jatuh tempo L/C
13.Tanggal terakhir penyerahan dokumen kepada bank yang dikuasakan untuk
memperoleh kepastian pembayaran (latest presentation document)
14.Apakah L/C dapat dialihkan (transferable)
15.Jenis sarana komunikasi yang digunakan untuk mengadviskan L/C yang akan
dibuka (by mail, telex, atau SWIFT)
16.Lain-lain yang bersifat khusus
4. Issuing bank
Issuing bank adalah bank pembuka L/C. Sebelum L/C dibuka, hal-hal yang harus
dipastikan oleh issuing bank adalah:
Jika hal-hal di atas telah dipenuhi applicant, maka issuing bank siap menerbitkan
L/C yang dimaksud. Dengan begitu, issuing bank telah berkomitmen untuk:
L/C dapat dibuka menggunakan berbagai sarana, antara lain surat (mail), telex,
maupun SWIFT. Di antara semuanya, SWIFT yang paling banyak digunakan karena
praktis dan memiliki tingkat keamanan yang relatif lebih terjamin.
Setelah L/C dibuka, proses selanjutnya adalah mengirimkan L/C tersebut
ke advising bank, yang bertugas meneruskan L/C kepada eksportir (beneficiary).
Namun hal ini akan kita bahasa di artikel yang lain, karena akan sangat panjang jika
diteruskan di artikel ini :)
Semoga sharing tentang proses pembukaan L/C ini bisa berguna untuk anda. Jika
anda mempunyai pendapat atau apapun sehubungan dengan topik ini, silakan
tuliskan komentar anda.
Baca Juga:
Ekspor Impor
Impor tanpa Angka Pengenal Importir (API)
Importir Wajib Memiliki Angka Pengenal Importir (API)
Download Gratis UCPDC 600 Bilingual (Inggris-Indonesia)
Incoterms 2010 Mulai Efektif 1 Januari 2011
BNI The Best Trade Finance Bank in Indonesia 2010