Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PERBANKAN

DEPOSITO DAN SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU)

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Komang Bintang Rosita Dewi 2007021011

Ni Putu Septiawati 2007021012

I Komang Agus Ariana 2007021020

Putu Dian Arnelia 2007021023

Kadek Wiraksini 2007021027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DIPLOMA IV

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
A. DEPOSITO
Simpanan deposito adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penyetorannya
maupun hanya dapat dilakukan dalam pada waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak
ketiga dan bank yang bersangkutan sehingga deposito dikenal juga tabungan berjangka.
Pengertian deposito menurut Undang-Undang No Tahun 1998 adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank. Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk
melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan.
Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan atas depositonya. Bagi bank, bunga yang
diberikan kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi jika dibandingkan
dengan simpanan giro atau tabungan, sehingga deposito oleh setiap bank dianggap dana
mahal. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang
tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative
panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang.
Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat bergantung
dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan
sehingga diperlukan sarana yang berbeda. Masing-masing jenis deposito ini memiliki
kelebihan tersendiri, yaitu:
1. Deposito Berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu
tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai
dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun
lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.
Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya
bunga pada saat deposito berjangka dibuka.
Deposito yang telah jatuh tempo dapat diperpanjang dengan dua cara, yaitu:
a. Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover) Perpanjangan ini dilakukan karena
permintaan deposan yang sudah dibuat atau diperjanjikan pada saat pembukaan
deposito.
b. Perpanjangan Biasa Deposito non automatic roll over adalah kebalikan dari cara
perpanjangan deposito secara otomatis ketika deposito telah jatuh tempo.
Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan di
kemudian hari saat jatuh tempo.Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif
bank (home service) untuk nasabah deposan. Kedua cara perpanjangan deposito
tersebut tidak berbeda pencatatan jurnal transaksinya.Bank akan mendebit rekening
deposito lama dan mengkredit deposito baru. Nomor rekening deposito dan bilyet
deposito tetap sama menggunakan yang lama. Kecuali suku bunga deposito dan bilyet
deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito.
Contoh pencatatan jurnal akuntansi deposito bank berikut:
Jika deposito atas nama Bening diperpanjang saat jatuh tempo tanggal 31 Agustus
2020.
Maka bank akan melakukan pencatatan jurnal transaksi deposito sebagai berikut:
[Dr] Deposito Berjangka (lama) Rp 50.000.000
[Cr] Deposito Berjangka (baru) Rp 50.000.000
2. Sertifikat deposito adalah produk bank yang mirip dengan deposito, namun berbeda
prinsipnya. Sertifikat deposito adalah instrumen utang yang dikeluarkan oleh bank dan
lembaga keuangan lain kepada investor. Sebagai pertukaran peminjaman uang
institusi untuk masa waktuyang ditentukan, investor mendapatkan hasil berupa suku
bunga yang cukup tinggi. Sertifikat Deposito merupakan deposito yang diterbitkan
dengan jangka waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk
dalam bentuk sertifikat.
Perbedaan deposito berjangka dan sertifikat deposito adalah: 1. Sertifikat deposito
diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas
tunjuk (nama). 2. Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja
boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut
kepada bank penerbit. 3. Di samping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh
masyarakat setelah mendapat ijin dari Bank Indonesia (BI). 4. Perbedaan yang lain
dengan deposito berjangka adalah bahwa deposito yang bunganya diperhitungkan dan
diterima di muka adalah sertifikat deposito.
3. Deposit on Call merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling
lama kurang 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar
misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga ini
dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebeleum deposit on call dicairkan
terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit.
Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga
dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

B. SURAT BERHARGA PASAR UANG


Amanita Novi (2014:53-55) kebutuhan dana bank dapat dipenuhi dari berbagai sumber
dana, salah satunya adalah melalui penjualan surat berharga pasar uang. SBPU adalah
surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah, yang pada umumnya
dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada bank yang
bersangkutan. Surat berharga yang telah diterima dari nasabah sebagai jaminan pelunasan,
selanjutnya menjadi aset bank. Dengan demikian bank berhak untuk memperjualbelikan
atau memperdagangkannya melalui pasar uang antarbank. Perdagangan SBPU bisa antara
bank komersial, dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank atau antar bank komersial
dengan Bank Indonesia atau masyarakat umum selama memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Surat Berharga Pasar Uang yang diperdagangkan adalah:


a) Surat sanggup (Surat Aksep atau Promes), yang berupa:
 Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari
bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan
tertentu.
 Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
b) Surat Wesel, yang berupa:
 Surat wesel yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka
transaksi tertentu penarik atau pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB.
 Surat Wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB dan diakses oleh bank atau
LKBB dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

Perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia


Khusus untuk perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia, SBPU harus berjangka waktu
pendek dengan minimal 30 hari dan bernilai nominal minimal Rp25.000.000.000 yang
selanjutnya berkelipatan Rp5.000.000 dengan maksimum Rp30.000.000.000. SBPU yang
diterbitkan tidak dalam rangka kredit yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari
BLBI, penjualan dilakukan dengan cara lelang dengan sistem diskonto.

Akuntansi Surat Berharga Diterbitkan


Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat penerbitan, penjualan, dan pelunasan.
Pada waktu penerbitan surat berharga sebenarnya bank harus mendapat surat pengakuan
hutang dari nasabah atau bank lain yang selanjutnya menjadi aset bank dan sewaktu-
waktu dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank. Sebagai aset bank, maka bank akan
mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah
kepada bank yang ditulis sebagai nilai nominal di lembar surat berharga.
DAFTAR PUSTAKA:

Khadijah, S. E., Ak, M., Purba, M. A., Ak, S. E., & Ak, M. (2021). Akuntansi Perbankan.
CV BATAM PUBLISHER.

Anda mungkin juga menyukai