Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KELOMPOK V

KARMA/NASIB DAN KEBAHAGIAAN SERTA PERAN PEMERINTAH DALAM


MEWUJUDKAN KEBAHAGIAAN

NAMA KELOMPOK :

1. I NYOMAN RAI SUWIJA (2012011047)

2. KOMANG NENZY CAROLLINA (20120201097)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021

SINGARAJA
Om Swastyastu

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya Kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Karma/Nasib
Kebahagiaan Serta Peran pemerintah Dalam Mewujudkan Kebahagiaan” tersusun dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihat yang
telah memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami lebih jauh mengenai karma yang harus kita
bayar atau kita tanggung pada kehidupan yang akan datang, serta meningkatkan peran pemerintah
dalam mewujudkan kebahagiaan.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami berharap agar seluruh pihak dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menjadi bahan evaluasi untuk Kami kedepannya.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Singaraja, 18 Februari 2021

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2

1.3 Tujuan penulisan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Pengetian Karma............................................................................................................3

2.2 Pengertian Kebahagiaan.................................................................................................3

2.3 Hubungan antara Karma, dan Kebahagiaan..................................................................4

2.4 Makna yang terkandung didalam karma, dan kebahagiaan...........................................5

2.5 Peran yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kebahagiaan............................5

BAB III PENUTUP............................................................................................................7

3.1 Simpulan........................................................................................................................7

3.2 Kritik dan Saran............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karma atau nasib merupakan hukum sebab akibat yang berlaku untuk semua makluk hidup
di dunia. Hukum ini merupakan hukum yang terorganisir jauh lebih baik dari teknologi, tidak
dapat diindari dan bersifat universal (untuk semua makluk). Tentu saja semua orang terlahir
kedunia ini mempunyai hukum karma yang arus dibayarkan dari kehidupan yang sebelumnya. Di
dalam hukum karma sendiri tentu terdapat karma baik yang berupa kebahagiaan yang mana dari
setiap perbuatan baik mengandung makna yang relatif mebuat diri sendiri merasa berguna bagi
orang lain sehingga kita sebagai manusia bisa membayar perbuatan kita terdahulu pada kehidupan
saat ini.

Saat ini, di antara penderitaan dan kebahagiaan, kita relatif mengalami lebih banyak
kebahagiaan daripada penderitaan karena kita terlahir di alam yang baik. Kita bisa terlahir di alam
yang baik karena karma kita. Pertanyaannya: apa yang akan terjadi pada kelahiran yang akan
datang? Itu bergantung pada karma yang kita hasilkan dalam kehidupan saat ini. Jadi, karma-
karma yang kita kumpulkan dalam kehidupan saat ini akan menentukan apakah kita akan terlahir
kembali di alam yang baik atau tidak. Kita harus bisa menerima akibat yang dihasilkan oleh karma
yang kita lakukan sendiri di masa lampau. Kalau kita memberontak terhadap kondisi dan berpikir,
“Ini adalah penderitaan yang sangat buruk. Mengapa harus terjadi padaku?” tentu ini sia-sia
belaka, dan malah akan memperparah situasi. Kita harus benar-benar bisa menerima bahwa itu
adalah karma yang telah kita lakukan sendiri di waktu lampau. Menerima kenyataan adalah
langkah pertama agar karma buruk tak memperparah penderitaan kita.

Memang benar bahwa hidup ini singkat. Di antara kita, ada yang berada pada tahapan awal
hidupnya, ada yang sudah masuk ke pertengahan, dan ada juga yang sudah di periode akhir. Di
tahap mana pun kita berada saat ini, secara umum hidup ini singkat. Di sisi lain, hal-hal yang harus
dipelajari dan dikerjakan tidak pernah berakhir. Belum selesai kita belajar satu hal, sudah muncul
hal lain. Belum beres kita mengerjakan satu hal, sudah datang pekerjaan lainnya. Jadi, sungguh tak
ada batasan terkait apa yang mesti dipelajari dan dilakukan. Tidak mungkin kita bisa melakukan
segala hal.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apa itu pengertian Karma


2. Apa itu pengertian Kebahagiaan
3. Hubungan antara Karma, dan Kebahagiaan.
4. Makna apa saja yang terkandung didalam karma, dan kebahagiaan
5. Bagaimana Peran yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kebahagiaan

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasrkan Rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat dibuatkan tujuan
penulisan sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu karma
2. Mengetahui apa itu kebahaiaan
3. Mengetahui hubungan karma, dan kebahagiaan
4. Mengetahui makna yang terkandung didalam karma, dan kebahagiaan
5. Mengetahui peran pemerintah dalam mewujudkan kebahagiaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karma

Tentunya setiap orang memiliki karma semasa mereka masih menginjakan diri di bumi ini.
Karma berasal dari kata Sansekerta berarti tindakan, perbuatan. Dan takdir berarti apa yang
telah terjadi di bagian akhir. Ia datang dalam bagian kita, dilakukan oleh orang lain, atau hasil
dari karma masa lalu kita. Demikian pula, apa yang kita lakukan adalah karma untuk kita dan
takdir untuk orang lain. Dari apa yang kita perbuat makan bukan orang lain atau pun tuhan
yang akan memberi hukuman, namun diri kita lah yang akan menilai karma yang kita
dapatkan. Karma melihat kita bukan sebagai manusia, tetapi sebagai jiwa, dan tidak pernah
gagal menemukan orang dari mana asalnya. Oleh karena itu, selalu mencapainya dan
memberinya hasil yang sama dalam kehidupan yang kita lalui.
Jadi Karma merupakan hasil perbuatan yang kita lakukan yang di nilai dari diri kita sendiri,
yang merupakan perbuatan kita terdahulu yang menjadi penentu nasib kita apakah baik atau
buruk pada kehidupan yang akan datang. Segala tindakan/perilaku/sikap baik maupun buruk
seseorang saat ini juga akan membentuk karma seseorang di kehidupan berikutnya atau bisa
dikatakan erat mengenai kelahiran kita kembali kedunia untuk membayarkan karma yang
kurang baik pada kehidupan kembali ini (Rengkarnasi). Karma sendiri dapat dikatakan seperti
sistem, apa yang kita programkan didalam pikiran kita maka sudah tertanam pemikiran yang
akan kita lakukan sehingga munculah karma tersebut.

2.2 Pengertian Kebahagiaan

Setiap kehidupan tentu kita mengenal apa itu arti dari bahagia, tentu saja kebahagiaan
merupakan impian dari setiap insan manusia. Kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan
yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi. Hurlock (2004) mengatakan bahwa
kebahagiaan merupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang
(affection) dan prestasi (acheivement). Sikap menerima orang lain dipengaruhi oleh sikap
menerima diri sendiri dalam penyesuaian sosial dimana dalam penyesuian sosial diperlukan
adanya daya tarik fisik yang akan menimbulkan rasa cinta dan penerimaan dari orang lain,
sedangkan cinta merupakan hasil sikap penerimaan orang lain di dalam lingkungan. Selain itu,
prestasi juga salah satu esensi kebahagiaan. Prestasi ini timbul karena adanya kerja keras,
pengorbanan, kompetensi dan mempunyai tujuan yang realistik.

3
Ketiga esensi kebahagiaan ini harus dapat dijalani secara bersamaan. Kepuasan hidup yang
biasanya disebut dengan kebahagiaan, timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, yang
merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati, seperti yang dijelaskan oleh Alston dan
Dudley (dalam Hurlock, 2004) kepuasaan hidup merupakan kemampuan seseorang untuk
menikmati pengalaman-pengalamannya yang disertai tingkat kegembiraan.

Menurut Seligman (2002) kebahagiaan adalah keadaan psikologis yang positif dimana
seseorang memiliki emosi positif berupa kepuasan hidup dan juga pikiran dan perasaan yang
positif terhadap kehidupan yang dijalaninya. Emosi positif bisa tentang masa lalu, masa
sekarang, atau masa depan, dengan mempelajari ketiga macam kebahagiaan ini, seseorang
bisa menggerakkan emosi kearah yang positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu,
cara berpikir tentang masa depan, dan cara menjalani masa sekarang. Kebahagiaan jangka
panjang muncul meningkat sejalan dengan banyaknya emosi positif yang dialami seseorang
pada saat mengingat masa lalu, menatap masa mendatang, dan menjalani masa kini. Emosi
positif tentang masa lalu mencakup kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggan dan
kedamaian.
Jadi disini kebahagaiaan dapat dikatak sebagai hasil baik yang kita capai setelah
melakukan sesuatu hal yang kita anggap bisa memberikan kepuasan akan sesuatu yang bisa
membuat kita kearah yang positif, dalam perasaan senang akan sebuah prestasi yang kita
anggap membanggakan diri kita, serta adanya campur tangan yang menyertai perasaan
bahagia yang kita miliki.

2.3 Hubungan antara Karma, dan Kebahagiaan

Ketika membahas karma, seringkali orang-orang beranggapan bahwa karma adalah sebuah
fenomena yang berlaku secara umum untuk banyak orang. Tapi, sebenarnya bukan demikian.
Sesungguhnya, karma adalah sesuatu yang sangat spesifik dan personal. Masing-masing orang
membawa karmanya sendiri-sendiri.
Saat ini, di antara penderitaan dan kebahagiaan, kita relatif mengalami lebih banyak
kebahagiaan daripada penderitaan karena kita terlahir di alam yang baik. Kita bisa terlahir di
alam yang baik karena karma kita. Antara karma dan kebahagiaan ini sebenarnya sangat
mengikat satu sama lain, dimana perbuatan kita selama di dunia ini akan memberika diri kita
sebuah apresiasi langsung dari hal - hal yang mungkin kita anggap sepele. Namun dari
pandangan kita yang berlawanan terdapat benih - benih yang akan membayarkan usaha kita
selama berada di dunia ini yang berupa perasaan gembira atau senang(Kebahagiaan).

4
2.4 Makna yang terkandung didalam karma, dan kebahagiaan
Karma merupakan kata dalam bahasa Pali yang berarti perbuatan. Hal ini dalam arti umum
meliputi semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir
atau batin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Makna yang luas dan sebenarnya dari
Karma, ialah semua kehendak atau keinginan dengan tidak membeda-bedakan apakaah
kehendak atau keinginan itu baik (bermoral) atau buruk (tidak bermoral). Jadi disini kembali
lagi diri kita lah yang akan memaknai dan menilai diri kita sendiri akan hasil yang kita dapat
nantinya, apakah kita layak untuk terlahir kembali karna sudah membayarkan karma terdahulu
atau kembali lagi kedunia menjadi ciptaan tuhan lainnya. Hal ini bisa menjadikan
pembelajaran pada diri kita agar bisa menghargai orang lain, serta bisa mempertanggung
jawabkan karma yang dibuat tanpa adanya rasa pambrih karna ini benar - benar harus kita
lakukan.
Kebahagiaan yang merupakan tujuan hidup yang tentunya sangat dipegang keberadaannya
oleh manusia. Kita diciptakan sebagai makluk sosial di bumi ini yakni harus bisa menolong
satu sama lain tanpa adanya sifat yang mengarapkan hasil yang didapat. Kebahagiaan
memiliki makna yang sangat simple sebenarnya keberadaannya dibandingkan dengan hal
yang lainnya. Sebenarnya mengahrgai diri sendiri merupakan kebahagiaan yang amt besar
bagi diri kita, dikarenakan sangat sulit untuk mengargai diri kita sendiri. Bahkan ada yang
sampai menyakiti dirinya sendiri karena hal - hal yang bisa dikatakan sepele yang akan
mebuat diri kita terbebani. Kita juga bisa memaknai kebahagiaan dengan cara melihat senyum
kebahagiaan dari saudara - saudara kita yang keadaan ekonominya bisa dibilang menengah
kebawah, hanya dengan cara memberikan sedikit rezeki yang kita miliki kepada mereka.
Maka, hal ini merupaka jembatan penghubung yang menghubungkan niat kita untuk
menolong sesama.

2.5 Peran yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kebahagiaan

Berbicara tentang peran pemerintah didalam mewujudkan kebahagiaan merupakan


kewajiban seoramg pemimpin untuk mensejahterakan masyarakatnya. Diman pemerintah
sendiri sudah di amanahkan untuk memimpin dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Yang
mana disini pemerintah mempunyai tugas yang cukup berat untuk mewujudkan sila ke-5 yang
berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Peran pemerintah disini harus bersifat
adil agar apa yang menjadi tujuan dari pemerintah dapat dirasakan dengan baik oleh rakyat
dan tidak boleh memihak kepada golongan tertentu, yang mana disini keadilan harus
didapatkan merata dan adil.

5
Sebagai proses atau usaha terencana, sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.
pemerintah telah melakukan upaya serta inovasi untuk dapat mengurangi kesenjangan sosial
melalui Kementerian Sosial. Salah satunya dengan menggunakan data terpadu Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Basis Data Terpadu (BDT)
Kementerian Sosial untuk menetapkan sasaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau
rumah tangga penerima subsidi. Kelas penerima terdiri atas 40 persen penduduk rentan miskin
apabila sewaktu-waktu terjadi gejolak ekonomi sehingga membutuhkan perlindungan sosial.
Kelas ini berhak menerima bantuan beras sejahtera (Rastra), Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan jaminan kesehatan (Kartu Indonesia Sehat).

Kelompok berikutnya adalah 10 persen penduduk miskin dan 8 persen sangat miskin perlu
diberikan bantuan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH), dimana kelompok ini
secara otomatis juga akan menerima keseluruhan bantuan sosial tersebut. Maka dari ini peran
pemerintah bisa dikatakan sangat memberikan dampak yang sangat siknifikan bagi
keberlangsungan masyarakat karena dalam hal ini terutama di masa pandemi ini masyarakat
sangatlah memerlukan bantuan dari pemerintah baik itu bantuan dalam hal dukungan dan
emosional tetapi juga dalam kebutuhan prekonomian.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan.
Karma berasal dari kata Sansekerta berarti tindakan, perbuatan. Dan takdir berarti apa yang
telah terjadi di bagian akhir. Ia datang dalam bagian kita, dilakukan oleh orang lain, atau hasil
dari karma masa lalu kita. Setiap kehidupan tentu kita mengenal apa itu arti dari bahagia, tentu
saja kebahagiaan merupakan impian dari setiap insan manusia. Jadi disini kebahagaiaan dapat
dikatak sebagai hasil baik yang kita capai setelah melakukan sesuatu hal yang kita anggap bisa
memberikan kepuasan akan sesuatu yang bisa membuat kita kearah yang positif, dalam
perasaan senang akan sebuah prestasi yang kita anggap membanggakan diri kita, serta adanya
campur tangan yang menyertai perasaan bahagia yang kita miliki. Antara karma dan
kebahagiaan ini sebenarnya sangat mengikat satu sama lain, dimana perbuatan kita selama di
dunia ini akan memberika diri kita sebuah apresiasi langsung dari hal - hal yang mungkin kita
anggap sepele. Namun dari pandangan kita yang berlawanan terdapat benih - benih yang akan
membayarkan usaha kita selama berada di dunia ini yang berupa perasaan gembira atau
senang(Kebahagiaan). Makna yang luas dan sebenarnya dari
Karma, ialah semua kehendak atau keinginan dengan tidak membeda-bedakan apakaah
kehendak atau keinginan itu baik (bermoral) atau buruk (tidak bermoral). Kebahagiaan
memiliki makna yang sangat simple sebenarnya keberadaannya dibandingkan dengan hal
yang lainnya. Sebenarnya mengahrgai diri sendiri merupakan kebahagiaan yang amt besar
bagi diri kita, dikarenakan sangat sulit untuk mengargai diri kita sendiri. Peran pemerintah
didalam mewujudkan kebahagiaan dengan melakukan sebuah proses yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.
pemerintah telah melakukan upaya serta inovasi untuk dapat mengurangi kesenjangan sosial
melalui Kementerian Sosial.

3.2. Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar penulis bisa memperbaiki kesalahan
yang diperbuat, supaya makalah ini dapat dikatakan sempurnaan. Oleh karena itu penulis
memang benar - benar membuat makalah ini sebagai bahan pembelajaran dan berguna bagi
kehidupan insan yang cendekia.

7
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Karma

https://kbbi.web.id/karma

https://www.kompasiana.com/ahlihipnotis/5abb1901cbe52344230b3054/apa-itu-
karma-dan-bagaimana-pengaruhnya-kepada-kehidupan-manusia

https://web.facebook.com/TS2C2/posts/kebahagiaan-menurut-buddha-
dhammakondisi-senantiasa-bahagia-dalam-situasi-apa-pu/1649115295220779/?
_rdc=1&_rdr

https://www.universitaspsikologi.com/2018/05/pengertian-dan-aspek-kebahagiaan-
happiness.html

Anda mungkin juga menyukai