Anda di halaman 1dari 5

Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan

No.Urut 33

Azaz-Azas Pendidikan

A. Azas dalam Pendidikan


1. Azas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri
Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti
dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan
anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik
membantunya. Azas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P.Sostrokartono (filusof dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan
lagi,yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso.38 Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, masing-masing sebagai
berikut:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan, seorang
guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para
muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. Dalam posisi ini ia
membimbing dan memberi teladan.
b. Ing Madya Mangu Karsa (di tengah membangkitkan kehendak) diterapkan
dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu untuk mengambil
keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk memperkuat motivasi.
Dan, guru maju ke tengah-tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan,
memperbaiki, mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti pengetahuan yang
telah dimilikinya itu sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal,
lebih jelas, dan lebih banyak manfaatnya.
c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). Asas ini memberi
kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan
melakukan kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidak
menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang
dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, karena tidak ada pendidik
sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan demikian,
setiap kesalahan yang dialami peserta didik bersifat mendidik.
2. Azas Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang
berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajaran. Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini
belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar
mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan sebagai berikut:

a. Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik


tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri
mengintegrasikan self- management (manajemen konteks, menentukan setting,
sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi
dan mengatur strategi belajarnya).
b. Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam
memulai dan memelihara usaha siswa.
c. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para
guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa
dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya.

Haris Mujiman dalam Joni Raka, T mencoba memberikan pengertian belajar


mandiri dengan lebih lengkap. Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar
aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi suatu masalah. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa
untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu
kompetensi tertentu.

3. Azas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup ( long life education). Istilah
pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling
bergantian dengan makna yang sama dengan istilah belajar sepanjang hayat.
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup, dalam proses
belajar mengajar di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua hal
pokok, yaitu; pertama; membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif, dan
kedua; meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari
belajar sepanjang hayat.
4. Alam Takambang Jadi Guru
Alam takambang jadi guru adalah pepatah yang berasal dari Minangkabau. Kalau
dijadikan bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ” alam terkembang (terbentang luas)
dijadikan sebagai guru “. Dewasa ini, pepatah tersebut masuk dalam moto
pembelajaran untuk guru. Entah kapan dimulai, yang jelas perangkat pembelajaran
tersebut telah digandakan oleh banyak guru. Secara tidak langsung menyebarluaskan
pepatah alam takambang jadi guru. Nyata bagi banyak guru pepatah ini sudah
familiar juga. Bahkan di Negeri Belanda juga sangat dikenal oleh pakar pendidikan di
sana.
Alam Takambang Jadi Guru pengertian yang paling pas untuk itu adalah “alam”
(sama juga dengan bahasa Indonesia) yang “Takambang” (membentang luas) ini atau
alam raya ini dengan segala isinya. Jadi Guru diartikan di jadikan sebagai “guru ” (
sama dengan bahasa Inonesia ). “ Guru ” maksudnya adalah apa yang ada yang dapat
memberikan pelajaran kepada kita atau apa yang dapat kita pelajari padanya. Maka
guru disini bermakna luas, berlaku untuk semua baik berupa orang dan alam sekitar
di segala tempat dan keadaan. Dengan kata lain maksud guru itu adalah sumber
belajar, baik untuk disekolah maupun diluar persekolahan. Anak dapat belajar
dirumah dengan buku dan internet, anak dapat belajar dengan binatang piaraan dan
tanaman dikebun atau air yang mengalir disungai. Orang dewasa juga demikian
belajar kapan saja dan dimana saja sumber belajarnya tetap saja apa yang ada di
lingungannya.
B. Implementasi Azas Pendidikan
1. Azas Tut Wuri Handayani
Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Seorang pendidik diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide dan prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
b. Seorang pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang maksimal didalam
mengaktualisasikan pengalaman belajar, upaya melibatkan siswa seperti ini yang
sering dikenal dengan cara belajar siswa aktif (CBSA).
c. Peranan pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa, sebagai fisilitator,
moitivator dan pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar.

2. Azas Kemandirian dalam Belajar


Implementasi dari asas kemandirian dalam belajar merupakan suatu wujud
manifestasi Asas Kemandirian dalam Belajar yang bukan hanya dalam berbentuk
kurikulum KTSP, namun juga dalam bentuk kurikuler dan ekstra kurikuler
sedang dalam lingkup perguruan tinggi terwujud dalam kegiatan tatap muka dan
kegiatan terstruktur dan mandiri.
3. Azas Belajar Sepanjang Hayat
a. usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami
peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke
tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal,
dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK
sampai perguruan tinggi,
b. usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga
kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat
melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan
tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
c. usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi
pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan,
d. usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana
pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani,
4. Azas Alam Takambang Jadi Guru
Kita bisa belajar dari mana saja, sumber belajar kita bisa dari Alam sekitar kita
tidak terbatas hanya buku atau sumber belajar lainnya, bahkan melalui
pengalaman pun kita bisa belajar.

Anda mungkin juga menyukai