Anda di halaman 1dari 6

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

NO URUT 33

KONSEP PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang diperoleh untuk
membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-
perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat
dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin.
Artinya ialah fasilitas yang di dapatkan untuk mengimplementasikan nilai budaya
dalam masyarakat yang dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Pendidikan sebagai sistem dapat ditinjau dari dua hal :

1. Sistem pendidikan secara mikro


Pendidikan secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik,
sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi.
Oleh karena itu, fungsi pendidik adalah sebagai pengyampai materi melalui kegiatan
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Artinya ialah pendidikan yang di dapat kan di lembaga formal yang mengutamakan
proses interaksi dan komunikasi.

2. Sistem pendidikan secara makro

Sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi,
yaitu :

a. Input (masukan), berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya manusia,
masukan instrumental berupa kurikulum, silabus, dll. Sedangkan masukan
sarana termasuk di dalam fasilitas dan sarana pendidikan yang harus
disiapkan. Unsur masukan (input), contohnya peserta didik.
Artinya ialah penyusunan kurikulum, silabus atau perencanaan pembelajaran
serta fasilitas dalam belajar yang harus di siapkan.

b. Proses, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar atau proses
pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini
termasuk di dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan
unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pendidik untuk memberi kemudahan kepada peserta didik dalam
terjadinya proses pembelajaran.Unsur proses contohnya metode atau cara yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
Artinya dalam pembelajaran, proses sangat lah mempengaruhi. Proses belajar
tak terjadi hanya di dalam sekolah, karna dapat terjadi juga di lingkungan.

c. Keluaran (Output), yaitu hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya


terbentuknya pribadi yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai
yang diharapkan. Namun juga keluaran pendidikan mencakup segala hal yang
dihasilkan berupa kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa
(services) dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya
intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material.
Artinya ialah setelah kita memperoleh pendidikan tentu saja kita mendapatkan
hasil dari belajar tersebut dapat berbentuk perubahan tingkah laku ataupun produk
dari pembelajaran tersebut.

B. Komponen Pendidikan
Merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem

1. Tujuan
Tujuan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah,
norma-norma dan ukuran tingkah laku manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis,
tugas pendidikan dalam hal ini adalah pendidik adalah menanamkan sistem norma
tingkah laku yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dalam
masyarakat(Syaifulah,1981).
Langeveld mengemukakan bahwa pandangan hidup manusia menjiwai tingkah laku
perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung pada
nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah
laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan
tujuan pendidikan manusia. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai
yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua
fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Langeveld
mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum, tujuan tak
lengkap, tujuan sementara, tujuan kebetulan dan tujuan perantara. Pembagian jenis-
jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan dari luas dan sempit tujuan yang ingin
dicapai.
Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang
terjabar mulai dari:
a) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)
b) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional)
c) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah)
d) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau kuliah)
e) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum
dan tujuan instruksional khusus.
Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai guru
dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Maka muncullah beberapa individu yang tergolong pada
pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik
dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal
sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut diatas
Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan,
yang termasuk kategori pendidik adalah :
a) Orang dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh Syaifullah adalah sebagai berikut :
a) manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap
b) manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu,
termasuk cita-cita untuk mendidik
c) manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya
sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri.
d) manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan
aktif penuh inisiatif.
e) manusia yang telah mencapai umur kronologis paling rendah 18 tahun.
f) manusia berbudi luhur dan berbadan sehat
g) manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga
h) manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat.

b) Orang tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam
lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan
berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di
lingkungan keluarga mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa semua orang tua
adalah pendidik, namun tidak semua orang tua mampu melaksanakan pendidikan
dengan baik. sehingga kemampuan untuk menjadi orang tua sama sekali tidak sejajar
dengan kemampuan untuk mendidik.

c) Guru/pendidik
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung
mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-
persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah
laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan
(profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan
pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapatdipertanggungjawabkan.

d) Pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan


Selain orang dewasa, orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin
keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik
didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan
kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada
aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerohanian manusia, yang didasarkan
pada nilai-nilai keagamaan.

3. Peserta Didik
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja
memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang
peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa. Mendasarkan
pada pemikiran tersebut di atas maka pembahasan peserta didik seharusnya bermuara
pada dua hal tersebut di atas.
Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau sikap anak
didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut:
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki sifat
kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak
memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik
jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia
mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas
dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan mendidik.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah,
Amstrong (1981) mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar
belakang budaya masyarakat peserta didik ? bagaimanakah tingkat kemampuan anak
didik ? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah ? dan
bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ? Berdasarkan persoalan tersebut
perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian
khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung
jawab pada anak didik.
4. Materi / isi pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan pelajaran yang
digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran yang biasanya
disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam isi pendidikan tersebut
terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan
sosial, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan pendidikan jasmani.
5. Metode, Media dan Alat Pendidikan
Metode
Metode menurut Sagala (2005) adalah cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam
mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran
yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika pemilihan strategi dan
metodenya tepat.perlu diketahui bahwa supaya proses belajar mengajar dapat
terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipilih satu atau lebih
metode.
Macam-macam metode:
a. Metode ceramah yaitu memberikan suatu contoh masalah kemudian di
jelaskan diuraikan kepada pserta didik dengan jelas.
b. Metode diskusi yaitu setelah pendidik memberikan materi, peserta didik
diharapkan mampu memahami atau menyelesaikan masalah dengan memunculkan
berbagai tanggapan. Metode demonstrasi yaitu dengan memberikan peragaan atau
emmberika suatu contoh gambar atau video tentang materi pendidikan
c. Metode pemberian tugas yaitu dengan memberikan tugas kepada peserta didik
berkenaan dengan materi yang telah disampaikan
d. Metode sosiodrama yaitu dengan mengaikatkan materi pembelajaran dengan
kehidupan yang ada di dunia nyata.
e. Metode kerja kelompok yaitu dengan cara membagi kelompok dan
memberikan tugas mengenai materi yang telah disampaikan dengan kelompoknya.
f. Metode tanya jawab yaitu dengan cara setelah selesai pendidik menyampaikan
materi, jika peserta didik kurang paham dapat menanyakan kembali materi tersebut
kepada pendidik, begitu pula pendidik kepada peserta didik dengan harapan agar
peserta didik lebih menguasai materi.
g. Metode proyek yaitu dengan cara melakukan penelitian secara ilmiah atau
dengan terjun langsung ke lapangan.

Alat Pendidikan
Alat ilmu pendidikan adalah suatu perantara atau suatu alat yang digunakan untuk
menyalurkan ilmu atau isi dari ilmu pendidikan oleh pendidik kepada anak didik. Alat
ini biasanya digunakan di metode ilmu pendidikan karena dapat membantu atau
memudahkan pendidik untuk menyampaikan dan menjelaskan materi atau isi ilmu
pendidikan
Alat-alat pendidikan bermacam-macam, antara lain: hukuman dan ganjaran, perintah
dan larangan, celaan dan pujian, serta kebiasaan. Termasuk juga sebagai alat
pendidikan di antaranya: keadaan gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah,
keadaan alat-alat pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Ditinjau dari segi wujudnya, maka alat pendidikan itu berupa:
a. Perbuatan pendidik (biasa disebut software); mencakup nasihat, teladan,
larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman;
b. Benda-benda sebagai alat bantu (biasa disebut hardware); mencakup meja kursi,
belajar, papan tulis, penghapus, buku, peta, dan sebagainya.
Sementara itu, tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau
berdasarkan
tiga sudut pandang berikut.
1) Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik.
2) Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik.
3) Bersifat melindungi anak didik.
Media Pembelajaran/Pendidikan

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada peserta didik.
Sehingga meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara
lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.

6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat di mana suatu pendidikan
dilaksanakan. Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau
kebudayaan. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan
kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis,
lingkungan sosial anthropologis, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan iklim
geographis.

Anda mungkin juga menyukai