Anda di halaman 1dari 24

STRATEGI BELAJAR DAN MENGAJAR IPA

PENGGUNAAN KERJA KELOMPOK KECIL SEBAGAI STRATEGI


PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. NI WY YULIANA ANGGRAINI NIM. 1513071035


2. KOMANG EDI SUASTRAWAN NIM. 1513071038
3. LINDA PURBASARI NIM. 1513071045

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GENESHA
SINGARAJA
OKTOBER
2016

1
PENGGUNAAN KERJA KELOMPOK KECIL SEBAGAI STRATEGI
PEMBELAJARAN

Abstrak
Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, metode, atau serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat banyak strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas, salah satunya yaitu strategi
kerja kelompok kecil (small group work). Kerja kelompok kecil merupakan suatu
strategi yang terbentuk ketika dua siswa atau lebih berkumpul untuk bekerja sama
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Kerja kelompok kecil merupakan strategi
yang berpusat pada siswa (student center). Tugas guru pada strategi ini hanya
sebagai fasilitator bukan sebagai sumber pengetahuan, pengetahuan akan
dibangun oleh siswa itu sendiri melalui kerja kelompok. Hasil yang akan dicapai
melalui kerja kelompok dapat berupa akademis atau sosial, atau bisa juga
keduanya akademis dan sosial. Hasil akademik yang dimaksud khususnya
berkaitan dengan materi pelajaran sedangkan hasil sosial yang dimaksud
berkaitan dengan cara siswa berinteraksi satu sama lain. Secara umum langkah-
langkah kerja kelompok yaitu menjelaskan tugas kepada siswa, menjelaskan
tujuan kerja kelompok, membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok menunjuk ketua dan pencatat yang akan membuat laporan tentang
kemajuan dan hasil kerja kelompok, guru berkeliling selama kerja kelompok, bila
perlu memberikan saran/pertanyaan, guru membantu menyimpulkan hasil kerja
kelompok. Kerja kelompok kecil memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu
mendorong kerja sama diantara siswa, siswa lebih aktif dalam pembelajaran,
dapat mengembangkan bakat dan keterampilan berdiskusi. Namun di samping
memiliki kelebihan, kerja kelompok juga memiliki keterbatasan diantaranya
strategi ini memerlukan dukungan fasilitas, alat, dan waktu yang banyak, beberapa
peserta didik mungkin tidak mampu memberikan kontribusi yang produktif untuk
kelompok, dan sulit untuk memantau kelompok yang jumlahnya banyak sehingga
kemungkinan ada siswa yang kurang serius dalam pembelajaran.

Kata kunci: strategi, small group work, student center.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan strategi belajar mengajar sangatlah penting,
untuk menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Tanpa menggunakan
strategi pembelajaran guru tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan maksimal. Strategi pembelajaran sangat diperlukan pada semua mata
pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran IPA. Jika diperhatikan prestasi
pembelajaran sains di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-
negara tetangga. Menurut hasil Trends in Mathematics and Sciences Study
(TIMSS) pada tahun 2011 yang diikuti 600.000 siswa dari 63 negara, untuk
bidang sains Indonesia menduduki urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42
negara yang mengikuti tes. Skor ini menurun 21 angka dibandingkan dengan
hasil TIMSS 2007. Hal ini membuktikan bahwa prestasi belajar sains di
Indonesia masih sangat rendah. Jika hal ini dibiarkan maka tidak menutup
kemungkinan prestasi sains Indonesia akan terus mengalami penurunan, maka
dari itu diperlukan perbaikan-perbaikan yang signifikan pada komponen-
komponen pendidikan Indonesia. Salah satu komponen yang sangat berperan
yaitu guru. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.
Kebanyakan guru masih menggunakan metode konvensional dimana guru
menjadi sumber informasi utama bagi siswa, dikarenakan masih kurangnya
pemahaman guru dalam memilih strategi mengajar yang tepat. Dalam
pengajaran modern diperlukan strategi yang berpusat pada siswa dan strategi
yang dapat membangun pengetahuan siswa itu sendiri. Salah satu strategi
yang dapat mengatasi masalah diatas salah satunya yaitu menggunakan
strategi kerja kelompok kecil. Strategi pembelajaran kelompok kerja kecil
merupakan salah satu strategi pembelajaran dimana siswa akan bekerja sama
dalam sebuah kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kerja kelompok kecil merupakan strategi pembelajaran yang
menyuruh siswa bekerja bersama-sama dalam suatu kelompok daripada

3
menjelaskan secara klasikal. Strategi ini memiliki banyak kelebihan jika
diterapkan dalam pembelajaran yaitu seperti:
1. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya. Ini dapat membantu
mereka memahami materi pelajaran.
2. Siswa yang mengerti akan menjelaskan kepada temannya ini dapat
membantu pemahaman bagi anggota group untuk ketuntasan materi
pelajaran.
3. Melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan ini dapat meningkatkan
prestasi mereka.
4. Membantu siswa menghormati siswa lain baik yang pintar maupun yang
lemah dan bekerja sama satu dengan lainnya.
5. Memberikan kesempatan bagi seluruh siswa menyumbangkan ide dan
menuntaskan materi dalam suasana nyaman.
Strategi kerja kelompok kecil memiliki banyak keunggulan bila
digunakan dalam pembelajaran. Maka berdasarkan pemaparan diatas penulis
tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul penggunaan kerja kelompok
kecil sebagai strategi pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
disusun adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran?
2. Bagaimanakah penggunaan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran?
3. Apa sajakah keterbatasan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran?
4. Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan kerja kelompok kecil sebagai
strategi pembelajaran?
5. Bagaimanakah cara penilaian keefektifan kerja kelompok kecil sebagai
strategi pembelajaran?
6. Bagaimanakah cara pengaplikasian kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. menjelaskan pengertian kerja kelompok kecil sebagai strategi pembelajaran
2. mendeskripsikan penggunaan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran
3. menjelaskan keterbatasan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran
4. mendeskripsikan langkah-langkah kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran
5. menjelaskan cara penilaian keefektifan kerja kelompok kecil sebagai
strategi pembelajaran
6. memberikan contoh aplikasi strategi kerja kelompok kecil dalam
pembelajaran IPA
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu dengan adanya makalah ini dapat di jadikan sumbangan ilmu
pengetahuan bagi siswa dalam pembelajaran, dengan adanya makalah ini
siswa dapat menjelaskan definisikan kerja kelompok kecil sebagai strategi
pembelajaran, mendeskripsikan penggunaan kerja kelompok kecil sebagai
strategi pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok kecil
sebagai strategi pembelajaran, menjelaskan penilaian keefektifan kerja
kelompok kecil sebagai strategi pembelajaran, dan memberikan
pengaplikasian kerja kelompok kecil sebagai strategi pembelajaran sedangkan
bagi guru dapat dijadikan sebagai tambahan sumber ilmu dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Kerja Kelompok Kecil


Kerja kelompok merupakan suatu strategi yang terbentuk ketika dua
siswa atau lebih berkumpul untuk bekerja sama. Strategi kelompok merupakan
salah satu strategi belajar mengajar, yang memandang siswa di dalam kelas
sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari lima sampai dengan tujuh siswa, mereka bekerjasama
dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru (Roestiyah
2001:15). Strategi kerja kelompok memiliki banyak variasi yang masing-
masing memiliki kelebihan, meskipun demikian beberapa penyelidikan
menyatakan pembelajaran dengan kerja kelompok kecil sangat efektif untuk
mata pelajaran tertentu (Good, Grouws, Mason, Slavings & Cramer, 1990
dalam Killen 2006:159). Strategi kerja kelompok kecil merupakan strategi
pengajaran yang berpusat kepada siswa, siswa dituntut untuk memperoleh
pengetahuan sendiri melalui bekerja secara bersama-sama sedangkan, tugas
guru hanya memonitor apa yang dikerjakan oleh siswa. Semua pendekatan
pada kerja kelompok memiliki ciri yang membedakan yaitu siswa bekerjasama
tanpa intervensi langsung oleh guru, untuk beberapa waktu. Hal tersebut
bukan berarti siswa dibiarkan begitu saja dengan peralatannya untuk belajar
apapun yang mereka suka. Namun dalam hal ini, guru harus merancang
lingkungan pembelajaran dan membimbing siswa secara tidak langsung,
sehingga siswa dapat berinteraksi secara produktif dan mampu mencapai hasil
belajar tertentu.
Kelompok kerja kecil terdiri dari beberapa orang yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan. Selama ini terdapat perdebatan mengenai jumlah
orang yang membentuk kelompok kecil. Beberapa peneliti berpendapat bahwa
jumlah maksimal dalam kelompok kecil adalah lima sampai tujuh orang,
sedangkan yang lain tidak memberikan batasan jumlah, tetapi hampir
semuanya setuju bahwa paling tidak harus ada tiga orang dalam sebuah

6
kelompok kecil (Schultz, 1996 dalam West dan Turner, 2007:37). Jumlah
orang dalam kelompok kecil sebenarnya tidak begitu penting jika
dibandingkan dengan implikasi yang muncul dari jumlah tersebut. Misalnya,
jika jumlah anggota bertambah dalam sebuah kelompok kecil, terdapat lebih
sedikit kesempatan untuk berkontribusi bagi tiap anggotanya. Selain itu,
semakin bertambah jumlah orang, maka semakin besar kesempatan bagi
hubungan personal untuk berkembang. Hal ini akan mempengaruhi kelompok
dalam hal apakah mereka akan tetap terfokus pada tujuan mereka dan apakah
anggota kelompok merasa puas dengan pengalaman belajar mereka (Shaw,
1981 dalam West dan Turner 2007:37).
2.2 Penggunaan Strategi Kerja Kelompok Kecil
Strategi kerja kelompok kecil menawarkan peluang belajar yang lebih
besar kepada siswa bila dibandingkan dengan penggunaan strategi pengajaran
seluruh kelas (whole class teaching). Hal ini terutama berlaku ketika
pencapaian hasil belajar tergantung pada kerjasama antar siswa. Misalnya,
ketika siswa mencoba untuk mencapai hasil belajar seperti “Bekerja bersama
untuk memecahkan masalah” siswa harus bekerja dalam sebuah kelompok.
Hasil yang dicapai melalui kerja kelompok dapat berupa akademis atau sosial,
atau bisa juga keduanya akademis dan sosial. Hasil akademik yang dimaksud
khususnya berkaitan dengan materi pelajaran sedangkan hasil sosial yang di
maksud berkaitan dengan cara siswa berinteraksi dengan satu sama lain.
Beberapa keuntungan dan alasan menggunakan kerja kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Kerja kelompok menggeser fokus dari siswa pasif atau penerima
informasi menjadi pembelajar aktif. Hal ini dapat meningkatkan
pencapaian hasil belajar dan retensi siswa (Peterson, 1981; swing &
Peterson, 1982 dalam Killen, 2006:160).
2. Kerja kelompok adalah cara yang berguna untuk mengaktifkan
pengetahuan awal siswa (prior knowledge) dan membantu mereka
untuk membangun pemahaman tentang materi pelajaran (Degrave,
1987 dalam Killen 2006:160).

7
3. Kerja kelompok dapat menjadi cara yang berguna untuk memberikan
siswa kesempatan untuk mengerjakan tugas realistis yang terlalu
kompleks atau terlalu luas untuk dikerjakan secara individu.
4. Kerja kelompok mendorong siswa untuk mengungkapkan ide-ide dan
gagasan mereka sehingga hal ini dapat membantu mereka untuk
memahami materi pelajaran.
5. Kerja kelompok sangat efektif digunakan oleh beberapa siswa untuk
menjelaskan gagasan-gagasan kepada orang lain atau anggota
kelompok lain, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Hal ini dapat membantu anggota kelompok lain untuk memahami
materi yang dipelajari.
6. Kerja kelompok memaksa siswa untuk berkomunikasi secara jelas
dengan anggota lain dalam kelompoknya, sehingga meningkatkan
kemampuan metakognitifnya, dalam hal ini siswa belajar untuk
berfikir lebih baik dan dengan kesadaran diri yang tinggi (Gough,
undate dalam Killen, 2006:160).
7. Kerja kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah dan membantu mereka menemukan bahwa ada
banyak solusi untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal ini
meningkatkan pemahaman siswa serta meningkatkan kemungkinan
bahwa siswa melihat masalah yang akan datang dari berbagai sudut
pandang.
8. Kerja kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan, dan pada saat yang bersamaan mereka
juga mempelajari isi materi.
9. Kerja kelompok dapat mendorong kerjasama diantara siswa. Hal ini
membantu mereka untuk belajar menghargai kelebihan dan
kekurangan masing-masing individu.
10. Kerja kelompok dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk belajar,
sehingga memotivasi siswa dan meningkatkan keaktifan mereka dalam
pembelajaran.

8
11. Kerja kelompok memberikan guru kesempatan untuk sementara
berkonsentrasi dalam upaya membantu pengajaran pada salah satu
kelompok kecil yang mengalami masalah ketika siswa-siswa yang lain
terlibat aktif dalam pembelajaran.
12. Kerja kelompok dapat memberikan kesempatan kepada seluruh siswa
untuk menggunakan peralatan yang tersedia, ketika alat dan fasilitas
pembelajaran jumlahnya terbatas.
13. Kerja kelompok mengajarkan siswa menjadi kurang bergantung pada
guru dan lebih bergantung pada kemampuan mereka sendiri untuk
berfikir dan mencari informasi dari sumber lain.
14. Kerja kelompok memungkinkan guru untuk memvariasikan tugas-
tugas pembelajaran untuk masing-masing kelompok, sehingga
menyesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan tanpa
membuat perbedaan yang terlalu jelas untuk siswa lain.
15. Kerja kelompok memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk
menyumbangkan ide-ide serta mencoba menguasai isi materi tanpa
mengganggu lingkungan belajar. Seringkali, jawaban atau ide dari
salah satu anggota kelompok dapat memicu anggota kelompok lain
untuk memikirkan sesuatu yang lain sehingga dapat mengganggu
proses pembelajaran.
16. Kerja kelompok memungkinkan siswa untuk mengalami peran sebagai
pemimpin, anggota, dan bawahan serta mengalami berbagai kontak
sosial.
17. Penggunaan Strategi kerja kelompok guru dapat mengikutsertakan
siswa dalam menganalisis beberapa bagian dari isi pelajaran, karena
waktu tidak mencukupi apabila seluruh siswa menganalisis seluruh isi
materi pelajaran tersebut.
18. Kerja kelompok memberikan guru kesempatan untuk mengetahui dan
memeriksa pemahaman individu siswa, tanpa menempatkan siswa
dalam situasi pengujian.

9
19. Kerja kelompok memberikan banyak kesempatan kepada guru untuk
menilai inisiatif, kreativitas, fleksibilitas, toleransi, dan kemampuan
komunikasi siswa (Winkel, 1999, dalam Killen, 2006:161).
20. Tugas-tugas kelompok dalam strategi kerja kelompok dapat
mengurangi beban penilaian guru.
Kerja kelompok kecil banyak digunakan sebagai strategi pembelajaran
karena memungkinkan siswa untuk berbagi ide, membahas isu-isu dan
menemukan pemahaman umum dari materi yang akan membantu mereka
untuk mencapai hasil belajar tertentu. Oleh karena itu, sangat penting jika
kelompok diatur dengan baik sehingga siswa dapat berkomunikasi antar satu
sama lain dengan mudah dan dapat berkonsentrasi pada pembelajaran. Setiap
kelompok harus memilki jarak yang cukup jauh dari kelompok lain untuk
meminimalkan gangguan. Kelompok-kelompok juga harus diatur sedemikian
rupa sehingga mudah bagi guru untuk memantau siswa dan membantu mereka
jika perlu. Namun kenyataannya sangat sulit untuk memperoleh situasi yang
ideal dimana kelompok ditempatkan pada ruangan besar sehingga mereka bisa
bekerja tanpa gangguan dan guru bisa dengan mudah berpindah dari satu
kelompok ke kelompok lain sambil menjaga seluruh kelas tetap dibawah
pengamatan guru.
Penggunaan strategi kelompok kecil dalam pembelajaran memberikan
peluang kepada guru untuk mengatur siswa maupun ruang kelas yang akan
digunakan. Pengaturan yang guru pilih akan bergantung pada jumlah fasilitas
fisik yang tersedia, jumlah siswa, kesiapan siswa, pengalaman siswa dalam
kerja kelompok, dan jumlah kontrol yang bisa diberikan guru. Berikut adalah
beberapa cara yang akan membantu guru untuk merancang kerja kelompok
yang ideal:
A. Kerja Kelompok pada Ruang Kelas Normal
Penggunaan strategi kerja kelompok kepada siswa yang belum
berpengalaman dalam kerja secara kelompok maka dapat menggunakan
ruang kelas normal. Terdapat dua alasan untuk menggunakan ruang kelas
normal, pertama guru tidak akan membuang waktu jika siswa tidak dapat
bekerja secara produktif dan kedua guru dapat selalu mengontrol siswa

10
sampai siswa siap dengan perencanaan pembelajaran mereka. Pada tahap
ini guru dapat membentuk kelompok-kelompok untuk membahas suatu
masalah yang membutuhkan waktu yang singkat. Guru mengharapkan
setiap kelompok untuk bekerja sendiri tanpa keterlibatan guru secara
langsung. Namun guru harus tetap berkeliling kelas memantau dan
membimbing jalannya kerja kelompok.
B. Kerja Kelompok pada Ruang Kelas dengan Tempat Duduk Tetap
Pada saat guru tidak dapat mendesain fasilitas di dalam kelas untuk
kerja kelompok, guru masih dapat menggunakan strategi kerja kelompok
dalam pembelajaran. Guru bisa menginformasikan kepada siswa dari
depan kelas bahwa siswa akan bekerja dalam kelompok dan meminta
siswa untuk duduk berpasangan. Pada saat kerja kelompok guru bisa
meminta kepada siswa untuk membahas masalah atau pertanyaan dengan
kelompoknya. Guru juga dapat meminta kepada siswa untuk duduk saling
berhadapan dengan siswa yang dibelakang sehingga membentuk kelompok
yang beranggotakan empat orang.
C. Kerja Kelompok di Luar Kelas
Kerja kelompok di luar kelas biasanya digunakan jika terdapat
banyak siswa, karena tidak memungkinkan untuk melakukan kerja
kelompok di dalam kelas. Berikut adalah beberapa langkah-langkah untuk
kerja kelompok diluar kelas;
1. Siapkan siswa terlebih dahulu untuk kerja kelompok sehingga mereka
tahu apa yang akan mereka lakukan dan mengapa mereka
melakukannya.
2. Pastikan bahwa siswa memahami bahwa mereka akan pergi ke luar
kelas untuk belajar, bukan untuk bermain-main.
3. Guru harus memeriksa lokasi terlebih dahulu agar kerja kelompok
dapat berjalan tanpa gangguan.
4. Sebelum keluar kelas, maka guru membagi siswa untuk membentuk
kelompok, memilih ketua kelompok, mengingatkan mereka tentang
apa yang harus dicapai, dan memberi tahu berapa lama mereka kerja
kelompok. Dalam hal ini guru harus tetap mengawasi dan berkeliling

11
ke masing-masing kelompok serta guru harus lebih memperhatikan
siswa agar tetap fokus pada tugas karena diluar kelas terdapat banyak
gangguan yang membuat siswa tidak fokus.
2.3 Keterbatasan Penggunaan Strategi Kerja Kelompok Kecil
Strategi kerja kelompok kecil memiliki banyak keuntungan, namun di
sisi lain strategi kerja kelompok juga memiliki keterbatasan. Berikut adalah
beberapa faktor yang dapat membatasi efektifitas kelompok kerja adalah:
1. Siswa harus belajar bagaimana menyesuaikan diri pada lingkungan belajar
dengan menggunakan strategi kerja kelompok, hal ini mungkin tidak
mudah bagi siswa yang terbiasa dengan metode pengajaran langsung. Siswa
yang berasal dari budaya yang proses pembelajarannya selalu diarahkan
langsung oleh guru mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengubah
harapan dan konsep pembelajaran. Untuk menggunakan strategi kerja
kelompok secara efektif, guru perlu peka terhadap cara dimana ide-ide
siswa tentang pembelajaran telah dipengaruhi oleh budaya dimana mereka
tumbuh.
2. Beberapa siswa mungkin enggan untuk berpartisipasi dalam kerja
kelompok.
3. Beberapa siswa awalnya mungkin merasa sulit untuk diterima sebagai
anggota kelompok (mungkin karena mereka tidak populer atau berbeda
dalam beberapa hal dengan anggota lain dari kelompok tersebut).
4. Beberapa siswa mungkin tidak mampu memberikan kontribusi yang
produktif untuk kelompoknya (mungkin karena mereka tidak memiliki
pengetahuan yang diperlukan). Mereka hanya menyalin informasi atau
jawaban dari anggota kelompok lain dan tidak pernah benar-benar
memahami konsep atau masalah yang mereka kerjakan.
5. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi (high ability students) mungkin
akan kehilangan semangat untuk belajar ketika ditempatkan dalam
kelompok dengan kemampuan yang beragam (Curry, 1997 dalam Killen,
2006:161).

12
6. Beberapa siswa lebih suka strategi pembelajaran instruksi langsung dan
tidak suka ketika guru meminta mereka belajar sendiri dalam kerja
kelompok.
7. Kerja kelompok mengharuskan guru untuk memantau interaksi siswa pada
setiap kelompok, jika tidak dipantau dengan baik beberapa siswa mungkin
menghabiskan waktu membahas isu-isu yang tidak relevan.
8. Kerja kelompok menyebabkan beberapa guru merasa khawatir jika terlalu
mengendalikan siswa. Akibatnya, struktur kerja kelompok terlalu ketat
sehingga membatasi spontanitas yang seharusnya menjadi kunci dari kerja
kelompok.
9. Penggunaan strategi kerja kelompok agar berjalan efektif akan
membutuhkan banyak persiapan yang mungkin lebih dari menggunakan
strategi instruksi langsung.
10. Pengaturan fisik dari kebanyakan ruang kelas tidak cocok digunakan untuk
kerja kelompok kecil. Agar efektif, kelompok-kelompok harus dapat
berfungsi tanpa mengganggu satu sama lain.
11. Kerja kelompok sering menyulitkan guru untuk menilai siswa secara
individu dan beberapa siswa mungkin merasa khawatir jika dinilai secara
berkelompok bukan secara individu.
2.4 Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran sangat diperlukan pada
setiap strategi pembelajaran. Dalam menggunakan strategi kerja kelompok
terdapat dua tahap penting yang harus dipersiapkan agar kerja kelompok dapat
berjalan dengan baik, yaitu tahap persiapan pembelajaran dan tahap
pelaksanaan pembelajaran.
A. Persiapan menggunakan Kerja Kelompok
Berikut merupakan langkah-langkah persiapan pembelajaran pada
strategi kelompok kerja kecil yang harus dilaksanakan agar strategi tersebut
berjalan dengan efektif yaitu:
1. Diawali dengan perencanaan yang baik
Pelajaran yang kita terapkan dengan strategi kerja kelompok kecil harus
direncanakan dengan baik. Strategi kerja kelompok tidak dapat

13
diterapkan pada semua mata pelajaran, strategi ini harus digunakan pada
saat dan waktu yang tepat, sehingga strategi kerja kelompok akan
menjadi strategi sangat efektif. Meskipun kadang-kadang guru
membentuk kelompok secara spontan untuk mendiskusikan sesuatu,
namun kerja kelompok akan jauh lebih efektif jika direncanakan dengan
baik terlebih dahulu.
2. Menyiapkan siswa untuk kerja kelompok
Siswa yang belum terbiasa pada kerja kelompok, maka guru harus
memperkenalkan mereka dengan kerja kelompok secara bertahap.
Mintalah siswa bekerja berpasangan sebelum guru mengharapkan
mereka untuk bekerja dalam kelompok yang lebih besar sampai guru
yakin bahwa siswa dapat melakukan tugas kelompok yang lebih besar.
3. Menentukan dasar atau tujuan guru membentuk kelompok
Menentukan dasar dan tujuan membentuk kelompok ada dua pilihan
yaitu membiarkan siswa menentukan kelompok mereka sendiri, atau
mengarahkan siswa ke dalam kelompok-kelompok menurut beberapa
kriteria yang telah ditentukan. Dalam kebanyakan kasus, guru akan
mengarahkan siswa kedalam kelompok karena hal ini akan memberikan
guru pengawasan yang lebih besar terhadap interaksi-interaksi yang akan
dilakukan oleh siswa. Beberapa siswa mungkin akan kecewa jika mereka
tidak dapat memilih anggota kelompok mereka.
4. Menyiapkan atau mengumpulkan bahan materi
Sebelum membentuk kelompok maka guru harus menyiapkan materi
yang diperlukan oleh siswa. Atau guru juga bisa menyiapkan panduan
yang akan membantu siswa untuk menemukan sumber materi yang akan
digunakan pada kerja kelompok.
5. Mengembangkan rincian pedoman untuk siswa
Mengembangkan pedoman kerja kelompok, akan menginformasikan
kepada siswa mengapa mereka melakukan kerja kelompok, hasil apa
yang diharapkan akan tercapai, apa yang harus mereka kerjakan,
keputusan apa yang mereka harus buat, produk apa yang harus mereka
hasilkan, dan bagaimana mereka akan dinilai. Hal ini sangat penting bagi

14
siswa untuk memahami mengapa mereka bekerja dalam kelompok,
terutama jika ini adalah strategi yang tidak sering digunakan. Jika guru
tidak menjelaskan mengapa guru menggunakan strategi ini, beberapa
siswa berpikir bahwa guru mencoba membuat tugasnya sebagai seorang
guru menjadi lebih mudah dengan membuat siswa melakukan semua
pekerjaan.
6. Menyampaikan isu atau masalah
Sebelum melakukan kerja kelompok maka terlebih dahulu
memperkenalkan isu atau masalah yang akan diselidiki oleh siswa dan
menjelaskan mengapa isu atau masalah tersebut penting untuk dibahas.
Guru harus meningkatkan siswa untuk membaca pedoman terlebih
dahulu tentang apa yang harus mereka lakukan dan peralatan atau bahan
yang mereka butuhkan untuk kerja kelompok.
7. Membentuk kelompok, memilih ketua, dan menetapkan aturan
Sebelum kerja kelompok dapat digunakan maka tahap selanjutnya yaitu
membentuk kelompok, memilih ketua, dan menetapkan aturan yang akan
digunakan pada saat kerja kelompok.
B. Pelaksanaan Kerja kelompok
Siswa kadang-kadang tidak terbiasa bekerja dalam sebuah
kelompok, sehingga jika guru ingin meningkatkan keterampilan kerja
kelompok mereka, guru bisa memulai dengan meminta mereka bekerja
berpasangan. Strategi ini adalah cara yang berguna untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan mendengarkan dan kemampuan
mengekspresikan ide-ide mereka dengan jelas dan ringkas. Setelah siswa
mengembangkan beberapa keterampilan dasar yang mereka butuhkan
dalam kerja kelompok, dan setelah guru melakukan semua perencanaan
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tahapan selanjutnya yaitu tahap
pelaksanaan kerja kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Pada awal pelajaran, guru menginformasikan hasil yang harus dicapai
oleh siswa, dan mengingatkan siswa bahwa mereka akan bekerja di
dalam kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru juga harus
mengingatkan siswa tentang peraturan-peraturan seperti berapa banyak

15
waktu yang mereka miliki untuk kerja kelompok, dan bagaimana proses
guru dalam menilai kerja kelompok.
2. Jika diperlukan, guru dapat memberikan gambaran informasi yang akan
dibutuhkan dalam kerja kelompok mereka.
3. Dibawah bimbingan guru, siswa membentuk kelompok, mengumpulkan
bahan yang dibutuhkan, dan mulai bekerja. Jangan terlalu banyak
menghabiskan waktu pada tahap ini atau siswa akan mulai kehilangan
minat belajar dan siswa akan mencari cara untuk menghibur diri
mereka.
4. Setelah kelompok terbentuk maka tugas pertama dari kelompok tersebut
yaitu memilih ketua kelompok. Tugas utama dari ketua kelompok
adalah untuk memimpin kerja kelompok dan menjaga anggota pada
tugasnya masing-masing.
5. Siswa melanjutkan diskusi mereka, dengan mengikuti pedoman yang
telah guru berikan.
6. Guru berkeliling kelas sambil mengawasi kerja kelompok, membantu
kelompok yang mengalami kesulitan, mengetahui sejauh mana
kemajuan siswa, membantu kelompok agar tidak keluar dari materi,
mendorong siswa untuk berfikir lebih dalam terhadap materi yang
mereka pelajari. Guru harus menjadi fasilitator yang membimbing
siswa dalam kerja kelompok dan menjaga agar semua siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran, ini berarti bahwa tugas-tugas kelompok harus
menarik dan menantang bagi siswa.
7. Guru harus memonitor kerja kelompok dan mengumpulkan data
evaluasi tentang bagaimana siswa dalam berpikir dan bertindak. Guru
perlu mengidentifikasi hal-hal yang membantu siswa belajar dan hal-hal
yang menghambat siswa dalam belajar. Dengan informasi ini guru
dapat memodifikasi tugas atau materi sehingga pada pembelajaran
selanjutnya dapat berjalan lebih efektif.
8. Sebagai akhir dari pembelajaran, sangat penting untuk menarik
kesimpulan pembelajaran. Salah satu hal yang sangat penting, guru
harus memutuskan apakah akan dilakukan pelaporan hasil

16
pembelajaran. Keuntungan dari adanya pelaporan hasil diskusi ini yaitu
seluruh kelas akan melihat hasil dari diskusi atau penyelidikan dari
masing-masing kelompok. Namun jika masing-masing kelompok telah
mencapai kesimpulan yang sama, pelaporan hasil diskusi dapat
membosankan dan tidak produktif. Guru juga dapat memeriksa
kesimpulan utama dari masing-masing kelompok ketika guru
berkeliling pada saat siswa melakukan kerja kelompok, dan kemudian
merangkum kesimpulan dari seluruh kelompok serta memberikan
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menambahkan
apabila ada hal-hal penting yang belum ada pada rangkuman yang
disampaikan oleh guru.
2.5 Penilaian Keefektifan Strategi Kerja Kelompok Kecil
Penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana dari tujuan
pendidikan yang sudah tercapai (Ralf Tyler, 1950 dalam Arikunto, 2010:3).
Penilaian terhadap keberhasilan guru dalam menggunakan suatu strategi
pembelajaran dalam hal ini strategi pembelajaran kelompok kerja kecil dapat
dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Pertanyaan evaluasi dasar
yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan kerja kelompok sebagai
strategi pengajaran adalah “Apakah siswa mencapai hasil pembelajaran?”
pertanyaan ini selain fokus kepada hasil pembelajaran, juga berguna untuk
meminta pertanyaan-pertanyaan berikut yang terfokus pada proses
pembelajaran:
1. Apakah semua siswa berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok? Jika tidak,
mengapa tidak?
2. Apakah kelompok dan kegiatan mereka dikelola? Jika tidak, mengapa
tidak?
3. Apakah kegiatan kelompok cukup rumit untuk menantang siswa dan
melibatkan mereka dalam berpikir tingkat tinggi?
4. Apakah ada waktu yang cukup untuk masing-masing kelompok
menyelesaikan rangkaian kegiatan dan mencapai kesimpulan?

17
5. Apakah siswa terlibat dalam pembelajaran di dalam kelompok atau di luar
kelompok?
6. Apakah ketua masing-masing kelompok dapat menjalankan tugasnya
dengan efektif? Jika tidak, mengapa tidak?
7. Apakah anggota kelompok lainnya memenuhi peran mereka secara efektif?
8. Apakah siswa bekerja sama dengan satu sama lain, dan melibatkan semua
anggota masing-masing kelompok dalam diskusi dan pengambilan
keputusan?
9. Apakah metode “pelaporan kembali” efektif?
10. Bagaimana kegiatan kelompok ini dapat ditingkatkan untuk kelas-kelas
berikutnya?
2.6 Contoh Aplikasi Strategi Kerja Kelompok Kecil dalam Pembelajaran IPA
Kerja kelompok kecil (small group work) merupakan suatu strategi
pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam sebuah
kelompok kecil. Strategi ini memilki banyak kelebihan bila diterapkan sebagai
strategi pembelajaran dan sangat cocok jika diterapkan pada pembelajaran IPA
di kelas. Berikut merupakan contoh penerapan Strategi kerja kelompok kecil
dalam pembelajaran IPA.
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Topik : Pencemaran Lingkungan
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran :
1. mendeskripsikan pengertian pencemaran lingkungan
2. menjelaskan jenis-jenis pencemaran
3. menjelaskan dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran
4. menjelaskan cara mencegah dan mengatasi pencemaran lingkungan
Strategi : Kerja kelompok kecil (small group work)
Pendekatan : student center, kontekstual
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam dan 1. Siswa menjawab salam

18
(±10 menit ) menanyakan kabar siswa guru
2. Guru melakukan presensi 2. Siswa menyimak presensi
guru
3. Guru menyiapkan siswa untuk kerja 3. Siswa memperhatikan
kelompok penyampaian guru
4. Guru meminta siswa menyiapkan 4. Siswa menyiapkan bahan
bahan belajar dalam kerja pelajaran mengenai
kelompok. pencemaran lingkungan.
5. Guru bersama siswa 5. Siswa membantu guru.
mengembangkan aturan/ panduan
kerja kelompok dan menyiapkan
fasilitas, alat dan waktu yang
diperlukan.
6. Guru menentukan isu/ masalah 6. Siswa menyimak dengan
yang akan dibahas. seksama isu/masalah
Misalnya: yang disampaikan oleh
- Anak-anak coba kalian perhatikan guru.
gambar dibawah ini, apakah
isu/masalah yang dapat ditemukan
dari gambar-gambar tersebut.

- Pernahkah kalian berada di dalam


rumah, namun merasa sangat
gerah, bahkan pada malam hari?

19
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Adakah hubungan dengan materi
yang kita bahas?
- Anak-anak pernahkah kalian
mendengar efek rumah kaca?
Apakah efek rumah kaca itu
sebenarnya?
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tujuan, bahan 1. Siswa memperhatikan
(±100 Menit) belajar, aturan/ prosedur, alat, dan penjelasan guru.
waktu untuk melakukan kerja
kelompok. Contoh: “Baiklah anak-
anak hari ini kita akan mempelajari
tentang pencemaran lingkungan
yang terdiri dari pencemaran
udara, tanah, dan air.”
2. Guru meminta siswa untuk 2. Siswa membentuk
membentuk kelompok kecil kelompok kecil yang
sebanyak enam kelompok yang beranggotakan 3-4 orang.
masing-masing beranggotakan 3-4
orang serta memilih ketua
kelompok. Contoh : “Baiklah anak
– anak sekarang kalian membuat 6
kelompok dengan masing – masing
kelompok terdiri dari 3-4 orang,
tetapi dengan syarat pada setiap
kelompok harus heterogen antara
perempuan dan laki – laki harus
ada, dan tentukan juga ketua
kelompoknya ”
3. Guru meminta siswa untuk 3. Siswa berdiskusi
berdiskusi bersama kelompoknya membahas isu yang
dan membahas topik atau isu yang disampaikan oleh guru.

20
telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh: “Baiklah anak-anak,
karena kelompok telah terbentuk,
maka sekarang diskusikan lah isu-
isu yang telah yang telah kita
tetapkan sebelumnya dengan
kelompok kalian masing-masing”
4. Guru berkeliling kelas memantau 4. Siswa tetap bekerja di
jalannya kerja kelompok. dalam kelompoknya.
5. Guru meminta siswa untuk bertanya 5. Siswa bertanya mengenai
apabila mengalami kesulitan pada hal yang belum
saat kerja kelompok. Contoh: dimengerti pada saat
”Anak-anak apakah ada yang kerja kelompok.
mengalami kesulitan?”
6. Guru meminta siswa menyusun 6. Siswa menyusun laporan
laporan kelompok. hasil kerja kelompok.
7. Guru meminta perwakilan masing- 7. Siswa menyampaikan
masing kelompok untuk hasil kerja kelompoknya.
menyampaikan hasil kerja di dalam
kelompoknya. Contoh : “ Anak-
anak karena waktu diskusi telah
selesai, sekarang waktunya
perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerjanya”
8. Guru meminta siswa atau kelompok 8. Siswa atau kelompok lain
lain untuk menanggapi hasil yang menanggapi jika memilki
disampaikan. pendapat yang berbeda
terhadap penyaji.
9. Guru membimbing jalannya diskusi 9. Siswa dibawah
agar tidak terjadi miskonsepsi. bimbingan guru
melakukan diskusi.

21
10. Guru bersama siswa membahas 10. Siswa bersama guru
hasil laporan kerja kelompok yang membahas laporan kerja
disampaikan oleh masing-masing kelompok dari masing-
kelompok. masing kelompok.
11. Guru memberikan evaluasi berupa 11. Siswa mengerjakan kuis
kuis untuk mengetahui tingkat dengan antusias.
pemahaman siswa.
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan 1. Siswa menyimpulkan
(± 10 menit) hasil pembelajaran tentang materi hasil pembelajaran
pencemaran lingkungan. tentang pencemaran
lingkungan.
2. Guru memberikan penegasan 2. Siswa menyimak
terhadap materi yang telah penyampaian guru.
dipelajari. Contoh: “Anak-anak hari
ini kita telah mempelajari materi
tentang pencemaran lingkungan,
jenis-jenis pencemaran, dampak
serta cara mencegah pencemaran
lingkungan, serta efek rumah kaca
dengan mempelajari materi ini
Bapak/Ibu harap kalian dapat
menjaga lingkungan, agar
lingkungan tidak semakin
tercemar”
3. Guru memberikan tugas rumah 3. Siswa mencatat tugas
kepada siswa untuk memantapkan yang diberikan guru.
pemahaman siswa terhadap materi.
4. Guru menginformasikan dan 4. Siswa menyimak
menyuruh siswa untuk mempelajari penyampaian guru.
materi selanjutnya.
5. Guru mengakhiri pelajaran dengan 5. Siswa membahas salam
mengucapkan salam. guru.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kerja kelompok kecil merupakan suatu strategi yang terbentuk ketika
dua siswa atau lebih berkumpul untuk bekerja sama. Strategi kerja kelompok
kecil (small group work) merupakan strategi pengajaran yang berpusat kepada
siswa, siswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan sendiri melalui bekerja
secara bersama-sama sedangkan tugas guru hanya memantau dan mengawasi
apa yang dikerjakan oleh siswa. Secara umum langkah-langkah kerja
kelompok yaitu menjelaskan tugas kepada siswa, menjelaskan tujuan kerja
kelompok, membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
menunjuk ketua dan pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan
dan hasil kerja kelompok, Guru berkeliling selama kerja kelompok, bila perlu
memberikan saran/pertanyaan, guru membantu menyimpulkan dan menerima
hasil kerja kelompok. Kerja kelompok kecil memiliki banyak kelebihan
diantaranya yaitu mendorong kerja sama diantara siswa, siswa lebih aktif
dalam pembelajaran, dapat mengembangkan bakat dan keterampilan
berdiskusi. Namun di samping memiliki kelebihan, kerja kelompok juga
memiliki keterbatasan diantaranya strategi ini memerlukan dukungan fasilitas,
alat, dan waktu yang banyak, beberapa siswa mungkin tidak mampu
memberikan kontribusi yang produktif untuk kelompok, dan adalah sulit untuk
memantau kelompok yang jumlahnya banyak sehingga kemungkinan ada
siswa yang kurang serius dalam pembelajaran
3.2 Saran
Kerja kelompok merupakan strategi pembelajaran yang memiliki banyak
kelebihan, untuk melaksanakan strategi ini agar berjalan efektif maka guru
harus mampu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, serta mampu
membimbing proses kerja kelompok sehingga dapat mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.

23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Killen, Roy. 2006. Effective Teaching Strategies: Lessons from Research and
Practice. Australia: Thomson Learning.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, H. D. 2005. Metode dan Teknik. Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2007. Pengantar Teori Komunikasi, edisi 3
Analisis dan Aplikasi. Terjemahan Maria Natalia, disunting oleh Nina
Setyaningsih. Introducing Communication Theory: Analysis and
Application, 3rd ed. Jakarta : Salemba Humanika.

24

Anda mungkin juga menyukai