RUMUSAN MASALAH
Sebagaimana latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
Apa pengertian instrument penelitian?
Apa saja jenis instrumen penelitian?
Bagaimana kriteria instrumen penelitian yang baik?
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN INSTRUMEN
Instrument penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan
data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jika data
yang diperoleh tidak akurat (valid), maka keputusan yang diambilpun akan tidak tepat.
Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan mutu suatu penelitian dan penilaian.
Fungsi instrumen adalah mengungkapkan fakta menjadi data. Menurut Arikunto, data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis, benar
tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.
PENYUSUNAN INVENTORI
Inventori adalah instrument yang digunakan untuk mengukur karakteristik psikologis tertentu
dari individu. Karena itu, inventori sering disinonimkan dengan tes kepribadian. Perbedaan yang
Nampak jelas antara inventori dengan tes (kemampuan) ialah dalam hal sifat jawaban yang
diberikan. Dalam inventori, jawaban yang diberikan merupakan suatu keadaan yang sewajarnya,
suasana keseharian yang dirasakan dan dialami, atau sesuatu yang diharapkan. Dengan kata lain,
dalam menjawab pernyataan/pertanyaaan di dalam inventori, orang tidak perlu belajar terlebih
dahulu. Cukuplah kiranya jika ia dapat membaca dan/atau memahami hal-hal yang ditanyakan
kepadanya. Karakteristik inventori yang demikian itu menuntut tata cara penyusunan yang
berbeda dengan tes. Adapun prosedur yang dimaksud adalah:
Penetapan Konstruk yang Diukur
Konstruk menunjuk pada hal-hal yang pada dasarnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti
persepsi, minat, motivasi, sikap dan yang sejenisnya. Misalnya, variable yang akan diteliti adalah
“ sikap nasionalisme siswa SMA”. Dari variable penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa
konstruk yang akan diukur adalah sikap.
Perumusan Definisi Operasional.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat – sifat hal yang didefinisikan
sehingga dapat diamati. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk menyusun definisi operasional
variable jenis ini dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu adalah:
Yang menekankan pada kegiatan apa yang dilakukan agar konstruk yang didefinisikan itu
terjadi.
Yang memberikan aksentuasi kepada bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan
Yang menitikberatkan pada sifat – sifat statis dari konstruk yang didefinisikan.(Suryabrata,
1983:84)
Pendeskripsian konstruk
Ketika langkah kita sudah sampai pada kegiatan merumuskan definisi operasional konstruk
(variable) yang akan diukur, seringkali belum dapat secara langsung disusun alat ukurnya.
Definisi operasional itu belum mampu menunjukan scara rinci mengenai isi konstruk (variable)
yang hendak diukur, sehingga diperlukan adanya deskripsi atas konstruk (variable) tersebut.
Untuk mempermudah penyusunan pernyataan dalam inventori, kebanyakan peneliti menuangkan
deskripsi konstruk (variable) itu dalam bentuk matrik. Contoh dari deskripsi konstruk (variabel)
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel deskripsi variable sikap nasionalisme
Konstruk Variable Sub – variabel Indikator
Sikap Sikap nasionalisme siswa SMA Cinta dan bangga sebagai bangsa indonesia Gemar
menggunakan bahasa indonesia
Suka produksi dalam negeri
Mengembangkan kebudayaan nasional
Rela berkorban untuk kepentingan nasional Mengutamakan kepentingan umum/bangsa
Besedia mengikuti WAMIL
Mau bekerja diseluruh wilayah indonesia
Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa Toleran
Bersedia menerima perbedaan SARA
Bersedia ikut dalam program pertukaran pemuda
Validitas konstruk merupakan hal yang paling sulit untuk diketahui, karena hal ini menunjuk
pada seberapa jauh suatu instrument mampu mengukur secara akurat hal – hal yang berdimensi
psikologis. Untuk keperluan ini biasanya digunakan analisis faktor, suatu jenis teknik analisis
statistik yang tergolong dalam statistik lanjut.
2. Reliabilitas
Diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil dari instrument tersebut. Ini berarti, suatu
instrument dikatakan memiliki keterandalan sempurna, manakala hasil pengukuran berkali-kali
terhadap subjek yang sama selalu menunjukkan hasil atau skor yang sama.
Estimasi reliabilitas instrument dilandaskan pada teori salah ukur (measurement error) ini.
Semakin kecil salah ukur (X_c) semakin kecil pula perbedaan skor riil (X_t ) dengan skor
sebenarnya, sehingga koefisien reabilitasnya menjadi semakin tinggi.
Ada empat metode yang dapat dipakai untuk mengestimasi tingkat reliabilitas instrument, yaitu :
metode tes ulang (test-retest method), (2) metode bentuk setara (equivalent form method), (3)
metode belah dua (split half method), dan (4) metode konsistensi internal (internal consistency
method).
3. Praktikabilitas
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh instrument untuk dapat dikatakan baik ialah kepraktisan
atau keterpakaian (usability). Instrumen yang baik pertama-tama harus ekonomis baik ditinjau
dari sudut uang maupun waktu. Kedua, ia harus mudah dilaksanakan dan diberi skor, dan yang
terakhir, instrument itu harus mampu menyediakan hasil yang dapat diinterpretasikan secara
akurat serta dapat digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan (Groulund & Linn, 1990)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data
yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan
atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, kita dapat menggunakan instrumen yang
telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri. Instrumen yang telah
tersedia pada umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap baku untuk mengumpulkan data
variabel-variabel tertentu.
Instrument penelitian memiliki kualitas yang baik bila memenuhi tiga dari criteria pokok
instrument yaitu adalah: validitas, reliabilitas, dan praktikabilitas.
Validitas adalah sejauh mana suatu instrumen melakukan fungsinya atau mengukur apa yang
seharusnya diukur. Artinya sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam
melakukan fungsinya.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya. Makin cocok dengan sekor
sesungguhnya makin tinggi reliabilitasnya. Reliabilitas juga merupakan derajat kepercayaan
dimana skor penyimpangan individu relatif konsisten terhadap tes sama yang diulangi.
Praktikabilitas adalah aspek kemudahan pemakaian dari suatu instrument, baik dilihat dari aspek
ekonomi,ketersediaan waktu, serta pemanfaatan hasilnya.
Adapun prosedur/tahapan penyusunan dari ketiga instrument penelitian intinya sama. Yaitu
adalah:
Menetapkan objek yang akan diamati
Merumuskan definisi operasional mengenai objek yang akan diamati
Memuat deskripsi tentang objek yang akan diamati
Memuat dan menyusun butir – butir pernyataan singkat tentang indicator dari objek yang diamati
Melakukan uji coba
Menyempurnakan dan menata butir – butir pernyataan ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar – dasar Metodologi Penelitian, JL. Surabaya 6 Malang: lembaga penelitian IKIP
MALANG, 1997.
WWW.google.com, Pengembangan Instrument Penelitian.
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Penilaian Portofolio untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pokok Bahasan Persegi Panjang dan
Persegi pada Siswa Kelas VII A MTs Negeri Batu Tahun Ajaran 2009/2010, Sofyan Abu Najib,
UNISMA: Skripsi 2010