Anda di halaman 1dari 22

SUMBER DANA PERBANKAN

 Lembaga Perbankan adalah lembaga keuangan yang menjadi perantara


antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of fouds) dengan
pihak yang membutuhkan atau kekurangan dana (lacks of fouds).
 Pada hakikatnya, lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan – kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari dan
menyalurkannya ke dalam masyarakat.
 Menurut Thomas Suyatno secara garis besar sumber dana bagi bank dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.
c. Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun
non bank.
SUMBER DANA PERBANKAN

DANA YANG BERSUMBER DARI BANK SENDIRI

DANA YANG BERSUMBER DARI MAYARAKAT LUAS

DANA YANG BERSUMBER DARI BANK INDONESIA SEBAGAI


BANK SENTRAL

DANA YANG BERSUMBER DARI LEMBAGA KEUANGAN BANK


DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
A. DANA YANG BERSUMBER DARI BANK SENDIRI
 Dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah dana berbentuk modal setor yang
berasal dari para pemegang saham dan cadangan-cadangan serta keuntungan bank yang
belum dibagikan kepada para pemegang saham.
 Dana ini adalah dana murni dimiliki oleh bank yang telah ada sejak bank tersebut
memulai kegiatan usahanya, bahkan sejak bank tersebut memperoleh izin usaha dari
Bank Indonesia.
 Modal setor yang berasal dari pemegang saham dapat dikatakan bersifat tetap, dalam arti
selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan tidak akan mudah ditarik begitu saja
oleh penyetornya.
• Dalam ketentuan pasal 37 ayat (1) jo. Pasal 35 UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas ditentukan bahwa untuk pengurangan modal setor suatu perseroan terbatas
haruslah melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Pelaksanaan rapat umum
pemegang saham tersebut harus memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Simpanan Giro

Deposito
DANA YANG
BERSUMBER DARI
MASYARAKAT LUAS
Sertifikat Deposito

Tabungan
B. DANA YANG BERSUMBER DARI MAYSARAKAT LUAS

 Dana yang berasal dari masyarakat luas adalah dana yang berhasil dihimpun
dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang diwujudkan dalam berbagai
bentuk seperti giro, deposito, dan tabungan.
 Dana yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana
yang harus diolah atau dikelola oleh bank dengan sebaik-baiknya agar
memperoleh keuntungan (profit).
 Adapun yang dimaksud dengan simpanan itu adalah dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana
dalam bentuk giro, deposito, setifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
B. DANA YANG BERSUMBER DARI MAYSARAKAT LUAS

1. Simpanan Giro (Demand-Deposit)


 Secara umum giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan.
 Sedangkan menurut ketentuan pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud
dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
Dari pengertian diatas ada dua hal yang perlu kita perhatikan tentang giro, yaitu :
 Penarikan dapat dilaksanakan setiap saat, yang berarti bahwa penarikan simpanan dalam bentuk
giro dapat dilakukan oleh si penyimpan, pemilik girant tersebut setiap saat selama kantor kas bank
buka.
 Cara penarikan. Dalam hal ini yang paling banyak digunakan adalah penarikan dengan cek dan
bilyet giro. Namun dengan batas-batas tertentu penarikan dalam bentuk lain seperti sarana
perintah pembayaran lain dan pemindahbukuan bisa dilakukan.
Selanjutnya dapat juga dikemukakan bahwa simpanan dalam bentuk giro ini
memiliki banyak kegunaan bagi si penyimpannya, yaitu :
 Dapat membayar transaksi jual-beli dengan menggunakan cek, bilyet giro,
atau sarana perintah pembayaran lainnya.
 Dapat mengirim transfer (kiriman uang atau delegasi kredit dengan jaminan
rekening giro).
 Keamanan dan rahasia terjamin.
 Tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar.
 Dapat diambil sewaktu-waktu.
2. Deposito (Time Deposit)
 Secara umum deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan.
 Adapun menurut ketentuan Pasal 1 butir 7 ditentukan bahwa deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank.
Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh nasabah
penyimpan, yaitu:
• Satu bulan.
• Tiga bulan.
• Enam bulan.
• 12 bulan.
• 24 bulan.
3.Sertifikat Deposito
• Menurut ketentuan Pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan sertifikat deposito adalah simpanan dalam
bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
• Adapun dalam pengertian lain dikatakan bahwa sertifikat deposito adalah simpanan
berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan
oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain.
2 unsur sertifikat deposito :
1. Berbentuk deposito bersertifikat, yang berarti bahwa bentuknya berbeda dengan
deposito berjangka. Deposito berjangka dikeluarkan atas nama, sedangkan sertifikat
deposito dikeluarkan atas tunjuk.
2. Dapat dipindahtangankan. Yang berarti bahwa dengan dikeluarkannya sertifikat deposito
dalam bentuk atas tunjuk, maka bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan kepada
pihak lain.
4. Tabungan
• Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
• Ketentuan Pasal 1 butir 9 UU No. 10 Tahun 1998 mengemukakan bahwa tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2 unsur mengenai tabungan :
1. Penarikannya dengan syarat tertentu. Misalnya, ada persyaratan bahwa nasabah penyimpan
dapat melakukan penarkan simpanan setiap waktu baik dalam jumlah yang dibatasi atau
tidak dibatasi, atau penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
2. Cara penarikannya. Dalam hal ini penarikan simpanan dalam bentuk tabungan dapat
dilakukan secara langsung oleh si nasabah. Namun demikian, penarikannya tidak dapat
dilakukan menggunakan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
Kredit Likuidasi Bank Indonesia

DANA YANG
BERSUMBER DARI BANK
Bantuan Likuidasi Bank Indonesia
INDONESIA SEBAGAI
BANK SENTRAL

Kredit atau Pembiayaan Berdasarkan Prinsip


Syariah Jangka Pendek dari Bank Indonesia
 
C. DANA YANG BERSUMBER DARI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK
SENTRAL

• Dana yang bersumber dari Bank Indonesia adalah Dana yang dikucurkan oleh Bank
Indonesia melalui fasilitas kredit pada bank-bank yang mengalami kesulitan pendanaan
jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.
• Pemberian fasilitas kredit oleh bank Indonesia tersebut merupakan implementasi dari
fungsi Bank Indonesia sebagai the Lender of the Last Resort (LoLR).
• Berkaitan dengan hal itu, menurut undang-undang No. 3 tahun 2004 ttg BI, fungsi the
lender of the last resort itu memungkinkan Bank Indonesia memberikan fasilitas
pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah, dalam hal suatu
bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistematis dan berpotensi
mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan.
• Mekanisme ini merupakakan bagian dari konsep jaring pengaman sektor keuangan
(Indonesia Financial Safety net). 
Dana Yang Bersumber Dari Bank Indonesia Yang Dikucurkan
Kepada Bank-bank Yang Mengalami Kesulitan Pendanaan :

1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)


 Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk membiayai kredit
program pemerintah yang disalurkan melalui bank umum sebagai pinjaman kepada bank-bank yang membutuhkan
dana untuk kepentingan likuiditas mereka .
 Pinjaman serta KLBI tersebut diberikan oleh Bank Indonesia dengan persyaratan tertentu. Cara pembeliannya adalah
melalui :
a. Menerima penggadaian ulang
b. Menerima sebagai jaminan surat berharga.
c. Menerima aksep.
Dalam arti, bahwa jika bank-bank mengalami kesulitan lkuiditas, maka mereka bisa meminta bantuan Bank Indonesia
untuk mendapatkan KLBI. Sebelum dikeluarkannya kebijaksanaan 1 Juni 1983 (PAKJUN) memang KLBI memiliki
peranan yang sangat penting bagi perbankan nasional, karena sebagai sumber utama dana perbankan.
Pada saat ini Kredit Likuiditas Bank Indonesia sudah tidak digunakan lagi oleh Bank Indonesia, yaitu sejak
dikeluarkannya fasilitas diskonto rupiah dan diberlakukannya Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
• 
2. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
• BLBI adalah dana yang dikucurkan oleh Bank Indonesia ke bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditas dalam operasinya sehari-hari. Kesulitan likuiditas ini bisa terjadi antara lain karena
penarikan dana secara tiba-tiba dan besar-besaran oleh nasabah, sementara bank tersebut tidak
siap melayani kejadian tersebut.
• Dalam pengertian lain dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia
kepada perbankan, agar tidak terganggu oleh adanya ketidakseimbangan (mismatch) likuiditas,
antara penerima dana pada bank – bank.
• Oleh karena terdapat berbagai jenis fasilitas likuiditas, dalam arti luas, BLBI diartikan sebagai
semua fasilitas likuditas Bank Indonesia yang disalurkan atau diberikan kepada bank-bank, di luar
KLBI.
• Dalam hasil riset yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang termuat dalam Studi Ekonomi
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dikemukakan bahwa BLBI diberikan dalam berbagai bentuk
yaitu saldo debet, fasilitas diskonto (fasdis I) fasilitas diskonto I repo, fasilitas diskonto II, Surat
Berharga Pasar Uang Khusus (SBPUK), fasilitas dana talangan untuk pembayaran kewajiban luar
negeri bank dalam rangka pembiayaan dagang dan tunggakan antarbank (trade finance dan
interdebt arrears), fasilitas dana talangan rupiah untuk bank-bank yang dilikuidasi, dan fasilitas
saldo debit. 
Adapun menurut ahli riset dikatakan bahwa secara garis besar fasilitas likuiditas bank Indonesia
kepada perbankan dikelompokan menjadi lima macam, yaitu :
1. Fasilitas dalam rangka mempertahankan kestabilan sistem pembayaran nasional terhadap gangguan dari
timbulnya kesenjangan (mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana perbankan. Fasilitas ini terjadi
dari fasilitas diskonto 1 (fadis 1) yang berjangka pendek dan fadis II yang berjangka panjang.
2. Fasilitas dalam rangka operasi pasar sesuai dengan program moneter, yakni dalam bentuk pembelian
Bank Indonesia atas Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), atau surat utang dari bank-bank.
3. Fasilitas dalam rangka penyehatan perbankan (rescue) dalam bentuk Kredit Likuiditas Darurat (KLD)
dan Kredit Subordinasi (SOL).
4. Fasilitas untuk menjaga kestabilan sistem perbankan dan pembayaran guna menanggulangi dampak
penarikan dana pada bank secara besar-besaran, di mana bank Indonesia berfungsi sebagai lender of last
resort. Fasilitas ini berupa pemberian izin penarikan dana giro cadangan wajib atau giro wajib minimum
(GWM), saldo negative, atau saldo debit atau mendraft rekening bank di Bank Indonesia.
5. Fasilitas untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat kepada perbankan dalam bentuk dana talangan
untuk membayar kembali dana nasabah yang banknya dicabut izin usahanya atau Bank Dalam Likuidasi
(BDL), untuk melaksanakan sistem penjaminan menyeluruh (blanked guaranteed) dan pembayaran
kewajiban luar negri bank nasional ( trade finance dan interbank debt exchange offer ).
•  
3. Kredit atau Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah Jangka Pendek dari Bank Indonesia
 Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah jangka pendek dari Bank Indonesia ini adalah kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan kepada bank untuk mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek dari bank yang bersangkutan.
 Adapun dasar hukum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah oleh Bank Indonesia
ini adalah ketentuan Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Pemberian kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang dimaksudkan dalam pasal ini hanya dilakukan
untuk mengatasi kesulitan bank karena adanya ketidaksesuaian antara arus dana masuk yang lebih kecil
dengan arus dana keluar. Jangka waktu paling lama 90 hari merupakan jangka waktu maksimum yang
dimungkinkan termasuk perpanjangannya.
 Pokok-pokok ketentuan yang akan ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia menurut penjelasan Pasal
11 ayat (3) meliputi, antara lain :
a. Persyaratan dan tata cara pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, termasuk di
dalamnya persyaratan bank penerima. Dalam rangka meneliti pemenuhan kesehatan bank-bank tersebut,
Bank Indonesia melakukan pemeriksaan bank calon penerima kredit atau pembiayaan.
b. Jangka waktu, tingkat suku bunga atau nisbah bagi hasil, dan biaya lainnya.
c. Jenis agunan berupa surat berharga dan/atau tagihan yang mempunyai peringkat tinggi.
d. Tata cara pengikatan agunan. 
DANA YANG BERSUMBER DARI LEMBAGA
KEUANGAN BANK DAN LEMBAGA
KEUANGAN BUKAN BANK

Pinjaman Pinjaman Dana


Call Money
Antarbank dari Luar Negeri
D. DANA YANG BERSUMBER DARI LEMBAGA KEUANGAN BANK
DAN LEMBAGA KEUNGAN BUKAN BANK
Dana yang berasal dari lembaga keuangan pada umumnya diperoleh bank dalam bentuk pinjaman
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang sesuai dengan kebutuhan dari bank yang
membutuhkan dana tersebut.
Adapun dana yang termasuk berasal dari lembaga keuangan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pinjaman Antar Bank
Dalam dunia perbankan adanya kerjasama dengan pihak lain adalah suatu kelaziman. Kerjasama
tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
 Pemberian bantuan dalam bentuk bantuan tenaga ahli ataupun dalam bentuk modal kerja.
 Bantuan modal biasanya diberikan sebagai pinjaman, tentunya dalam jangka pendek maupun
maupun jangka menengah. Untuk jangka waktu maksimal 7 hari disebut call money, sedangkan
yang tanpa batas waktu tetapi setiap saat dapat diambil dengan pemberitahuan dahulu disebut
deposit on call.
 Mengenai pinjam-meminjam uang antarbank yang lazim terjadi adalah pemberian pinjaman dari
bank yang kuat ke bank bank yang yang relatif lemah , misalnya pemberian pinjaman oleh bank
pemerintah kepada bank swasta nasional, atau pemberian pinjaman dari bank asing kepada bank
nasional.
D. DANA YANG BERSUMBER DARI LEMBAGA KEUANGAN BANK
DAN LEMBAGA KEUNGAN BUKAN BANK
2. Call Money

Call Money adalah dana talangan atau tambahan yang bersumber dari lembaga
keuangan bank. Call Money diartikan sebagai dana dalam rupiah yang
dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya paling lama 7 hari yang setiap waktu
dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjamkan tanpa dikenakan sesuatu
pembebanan.

• Ini adalah instrument atau sarana yang paling mudah digunakan oleh bank-bank
yang membutuhkan tambahan dana dalam kegiatan operasionalnya, baik dalam
keadaan darurat tau mendesak maupun dalam keadaan biasa.
D. DANA YANG BERSUMBER DARI LEMBAGA KEUANGAN BANK
DAN LEMBAGA KEUNGAN BUKAN BANK

3. Pinjaman Dana dari Luar Negeri


Pinjaman dana luar negeri adalah keseluruhan dana yang diperoleh dari
pinjaman luar negeri baik yang berasal dari lembaga keuangan bank atau
lembaga keungan bukan bank yang menimbulkan kewajiban bagi bank
penerima pinjaman untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada pihak
pemberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai