Fungsi sebuah bank adalah sebagai Financial Intermediary / perantara keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat (to receive deposits) yang kelebihan dana (surplus) dan menyalurkan kredit (to make loans) kepada pihak
yang membutuhkan (defisit). Bank merupakan bisnis yang menawarkan simpanan, yang dapat melaksanakan permintaan
penarikan (dengan menggunakan cek atau membuat transfer dana elektronik) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit
yang bersifat komersial (Rose dan Hudgins, 2010). Apostolik et.al (2009) membagi kegiatan inti bank atas 3 kegiatan inti
yaitu (1) deposit collection, yaitu proses penghimpunan dana dari masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito
berjangka (2) payment services, memberikan jasa keuangan yaitu lalu lintas pembayaran, proses transfer uang (3) loan
Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan dan persoalan
paling utama. Dana bank / loanable fundmerupakan sejumlah uang yang dimiliki atau aktiva lancar yang dikuasai suatu
bank dalam kegiatan operasionalnya dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal
dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-
Deposito(Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan
transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap
deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan
kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro
atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana modal.
Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang
tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative panjang dan
frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk
menggunakan kredit dana tersebut.
Pengertian Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah “Simpanan yang
tpenyimpan bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh tempo maka akan
dikenakan penalty rate, yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan”.
Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulan. Sertifikat
deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifiat nama
seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan
pada pihak lain. Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo,
baik tunai maupun non tunai. Dalam praktiknya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya
dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah
nominal yang sama.
Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1
bulan. Diterbitkan atas anama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah
(tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on
call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah
memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DEPOSITO
Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan penerapan sistem aplikasinya,
yaitu pembukaan rekening deposito nasabah dan penyetoran dana deposito atau booking
transaksi yang dilakukan secara terutut. Langkah pertama adalah nasabah mengajukan
permohonan membuka rekening yang di catat oleh bank sehingga nasabah tersebut mempunyai
nomor rekening deposito. Setelah mempunyai nomor rekening di bank, nasabah dapat
menyetorkan dananya (Booking transaksi) dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan
permohonannya.
Syarat-syarat pembukaan deposito ;
a. Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$ 5000) atau dengan
kebijasanaan setiap bank
b. Besarnya bunga yang diberikan
c. Cara pembayaran bunga
d. Cara pencairan deposito
e. Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)
PENUTUPAN DEPOSITO
Penutupan depositi adalah proses penarikan dana deposito termasuk bunga depositonya oleh
nasabah yang telah jatuh tempo. Pada proses penutupan deposito ini, nasabah tidak
memperpanjang penyimpanan dananya atau roll over. Pengertian deposito automatic roll over
adalah nasabah bersangkutan menyimpan kembali dana deposito yang telah jatuh tempo tersebut
untuk periode penyipanan berikutnya.
Proses penarikan dana deposito yang jatuh tempo bisa dilakukan dengan pembayaran tunai,
pemindahbukuan ke rekening tabungan atau giro di bank tersebut, atau pemindah bukuan antar
bank (transfer antar kliring).
Prosedur penutupan atau pencairan deposito yang jatuh tempo juga berbeda-beda pada setiap
bank, tergantung dari sistem yang berlaku pada bank tersebut. Namun secara umum dapat di
gambarkan sebagai berikut :
a. Nasabah atau deposan menyerahkan surat deposito berjangka atau bilyet giro atau sertifikat
deposito kepada pihak bank
b. Petugas di bagian deposito melihat berkas aau file nasabah tersebut
c. Bagian deposito menyiapkan slip pencairan deposito serta slip bunga yang akan di bayarkan dan
belum di cairkan.
d. Nasabah akan membubuhkan tanda tangannya di belakang setiap slip tersebut
e. Tanda tangan ini di cocokan dengan hyang terdapat pada permohonan pembukuan deposito
nasabah pada saat pembukaan rekening. Bila sesuai, deposito memberikan validasi dalam bentuk
cap stempel dan paraf.
f. Pembuatan tiket sesuai dengan cara penarikan dananya dan diserahkan ke kepala bagian atau
pejabat administrasi pada sistem dan nasabahnya akan menerima pembayaran tunai dari teller
atau bukti penarikan jika mengunakan pemindahbukuan,
g. Bagian deposito akan membubuhkan stampel “selesai tanggal ……” pada surat depositi yang
asli, aplikasi, atau kartu buga deposito. Jika mengunakan sistem aplikasi deposito maka yang
dilakukan adalah menutup nomor rekeni ng deposito tersebut.
Proses penarikan deposito bisa terjadi sebelim jatuh tempo atas permintaan nasabah karena
alasan tertentu, misalnya membutuhkan dana tersebut untuk keperluan lain. Hal ini pada
prinsipnyamelanggar perjanjia sebelumnya sehingga pihak bank dirugikan. Proses penarikan
deposito sebelum jatuh tempo bisa dilakukan tetapi nasabah dikenakan denda atau penalty.
Penetapan denda atau penalty berbeda-beda tergantung kebijaksanaan setiap bank. Secara umum
denda ini berupa denda uang dalm jumlah nominal tertentu yang di bebankam kepada nasabah
atau pengurangan tingkat suku bunga dengan oresentase tertentu. Timgkat suku bunga yang telah
dikurango tersebut di hitung saldo deposito dari awal pembukuan sampai waktu nasabah
meminta penarikan dananya.
Kebutuhan dana bank dapat dipenuhi dari berbagai sumber dana, salah satunya adalah melalui
penjualan surat berharga pasar uang. SBPU adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani
oleh nasabah, yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada
bank yang bersangkutan. Surat berharga yang telah diterima dari nasabah sebagai jaminan pelunasan,
selanjutnya menjadi aset bank. Dengan demikian bank berhak untuk memperjualbelikan atau
memperdagangkannya melalui pasar uang antarbank. Perdagangan SBPU bisa antara bank komersial,
dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank atau antar bank komersial dengan Bank Indonesia atau
masyarakat umum selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perdagangan
SBPU dengan Bank Indonesia dilakukan secara lelang dengan sistem diskonto. A. SURAT BERHARGA
PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH: 1. Surat sanggup (Surat Aksep atau Promes)
yang berupa: a. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank
atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu. b. Surat sanggup yang
diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank. 2. Surat Wesel, dapat berupa: a. Surat wesel
yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu penarik ata
pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB. b. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB
dan diaksep oleh bank atau LKBB dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
C. AKUNTANSI SURAT BERHARGA DITERBITKAN Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat
penerbitan, penjualan, dan pelunasan. Pada waktu penerbitan surat berharga sebenarnya bank harus
mendapat surat pengakuan hutang dari nasabah atau bank lain yang selanjutnya menjadi aset bank dan
sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank. Sebagai aset bank, maka bank akan
mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah kepada bank yang
ditulis sebagai nilai nominal di lembar surat berharga. Surat berharga yang diterima bank dari
nasabah/bank lain akan menjadi sumber dana bank bila djual di pasar uang. Penjualan surat berharga ini
akan diterimasebesar harga jualnya (nilai tunai). Selisih nilai tunai dan nilai nominal dicatat sebagai
diskonto SBPU yang belum diamortisasi. Diskonto yang telah diperhitungkan harus diamortisasi setiap
akhir bulan sehingga SBPU itu jatuh tempo serta dikenakan pajak sebesar 15%.
1. Perkataan “CEK” yang secara mutlak harus ditulis dalam teks cek tersebut.
2. Perintah tak bersyarat.
3. Tertarik/tersangkut.
4. Tempat pembayaran.
5. Tanggal dan tempat cek ditariknya.
6. Tanda tangan penarik.
Adapun pihak yang terlibat dalam surat cek adalah:
Wessel
Pengertian Surat Wesel
Pada Pasal 100 KUHD menerangkan bahwa Wessel : Surat berharga yang memuat kata “WESSEL” didalamnya, tertanggal dan
ditandatangani di suatu tempat, dalam mana si Penarik memberi perintah tanpa syarat kepada Tertarik untuk pada hari bayar membayar
sejumlah uang kepada pemegang/ penerima yang ditunjuk oleh penarik / penggantinya.
Dalam Ps 100 KUHD pun mengatur tentang Syarat formal Surat Wessel
Surat Sanggup
Sebuah surat berharga, yang mencatumkan tanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan kesanggupan tanpa syarat
oleh penerbit untuk membayar (pengakuan hutang) kepada pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu
tertentu oleh pihak penerbit itu sendiri.
Syarat-syarat Formal Surat Sanggup :
Kata-kata “Surat Sanggup”.
Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Tanggal pembayaran.
Penetapan tempat pembayaran.
Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/diterbitkan.
Tanda tangan penerbit surak aksep.
Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus dilakukan.
Bilyet Giro
Surat perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank di mana penerbit memiliki
rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup, dana tersebut dipindahbukuan / ditransfer ke rekening (baik pada bank yang sama atau
pada bank yang lain) milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.
Para pihak yang terlibat dalam suatu bilyet giro :
1. Penarik adalah pihak yang mempunyai rekening pada bank yang menerbitkan.
2. Bank Penyimpan Dana/Tertarik adalah bank yang memiliki rekening giro dari penerbit bilyet giro.
3. Bank Penerima adalah bank dimana terdapat rekening pembawa, sehingga ke dalam rekening tersebut dana ditransfer.
4. Pemegang adalah pihak yang memegang bilyet giro sesuai nama yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.
5. Akuntansi SBPUSurat Berharga Pasar Uang pada umumnya diperdagangkan dengan
sistem diskonto dipasar modal. Perlakuan akuntansi SBPU adalah sebagai berikut :a.
6.
7. SBPU yang diterbitkan diakui sebesar nilai nominal.b.
8.
9. Diskonto SBPU diakui sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka
waktu SBPU tersebut.c.
10.
11. Biaya- biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diakui sebagai beban
dalamperiode berjalan.Untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari akuntansi
SBPU, di bawah inidiberikan ilustrasi akuntansi SBPU