Anda di halaman 1dari 17

 

Fungsi sebuah bank adalah sebagai Financial Intermediary / perantara keuangan yang menghimpun dana dari

masyarakat (to receive deposits) yang kelebihan dana (surplus) dan menyalurkan kredit (to make loans) kepada pihak

yang membutuhkan (defisit). Bank merupakan bisnis yang menawarkan simpanan, yang dapat melaksanakan permintaan

penarikan (dengan menggunakan cek atau membuat transfer dana elektronik) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit

yang bersifat komersial (Rose dan Hudgins, 2010). Apostolik et.al (2009) membagi kegiatan inti bank atas 3 kegiatan inti

yaitu (1) deposit collection, yaitu proses penghimpunan dana dari masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito

berjangka (2) payment services, memberikan jasa keuangan yaitu lalu lintas pembayaran, proses transfer uang (3) loan

underwriting, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit.  

Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan dan persoalan

paling utama. Dana bank / loanable fundmerupakan sejumlah uang yang dimiliki atau aktiva lancar yang dikuasai suatu

bank dalam kegiatan operasionalnya dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal

dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-

waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.

 Apa pengertian deposito?


2.      Apa saja jenis-jenis deposito?
3.      Bagaimana prosedur pembukaan, penarikan dan penutupan deposito
.    Pengertian Simpanan Deposito

               Deposito(Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan
transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap
deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan
kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro
atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana modal.
               Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang
tersimpan bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative panjang dan
frekuensi penarikan juga jaraang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk
menggunakan kredit dana tersebut.
               Pengertian Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah “Simpanan yang
tpenyimpan bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh tempo maka akan
dikenakan penalty rate, yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan”.

B.     Jenis Jenis Deposito


1.     Deposito Berjangka
         Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu yang
tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24
bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangna maupun lembaga. Artinya
didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.
         Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya bunga
pada saat deposito berjangka dibuka. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau
setelah jatuh tempo. Penarikan dapat dilakukan dengan tunai maupun non
tunai(pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenankan pajak terhadap bunga yang
diterimanya.
         Deposito berjangka juga memiliki batas minimal yang harus disetor yang besarnya
tergantung bank yang mengeluarkannya. Untuk menarik minat para deposan biasanya bank
menyediakan berbagai insentif tertentu atau bonus. Insentif diberikan untuk jumlah nominal
tertentu biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif dapat berupa, special rate (bunga lebih tinggi
dari bunga yang berlaku umum) maupun insentif lainnya, seperti hadiah atau cendramata
lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tertentu.
         Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka yang diterbitkan dalam
valuta asing(valas), biasanya diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan pencairan dan
bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka dalam valas
biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti U$ Dollar, Yen Jepang atau DM Jerman.

a. Deposito Automatic Roll Over


Deposito berjangka yang berlaku terus secara otomatis walaupun jangka waktu yang telah
ditetapkan sudah habis.  Misalnya suatu deposito berjangka 1 bulan jatuh tempo pada tanggal 8
Oktober 2001, jika pada tanggal tersebut tidak ditarik oleh deposan, maka bank secara otomatis
akan memperpanjang deposito tersebut untuk sebulan berikutnya, dengan tingkat bunga yang
berlaku pada saat perpanjangan.  Jumlah dana yang didepositokan adalah pokok deposito
ditambah dengan bungan periode sebelumya.

         b. Deposito Non Automatic Roll Over


                      
                       Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh
tempo tapi belum dicairkan oleh pemiliknya, walupun deposito tetap berada di bank deposan
tidak mendapat bunga

Sertifikat Deposito
                                                       
            Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulan.  Sertifikat
deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifiat nama
seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan
pada pihak lain. Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo,
baik tunai maupun non tunai. Dalam praktiknya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
            Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya
dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah
nominal yang sama.
 Deposito On Call

   Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1
bulan. Diterbitkan atas anama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah
(tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on
call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah
memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DEPOSITO
Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan penerapan sistem aplikasinya,
yaitu pembukaan rekening deposito nasabah dan penyetoran dana deposito atau booking
transaksi yang dilakukan secara terutut.  Langkah pertama adalah nasabah mengajukan
permohonan membuka rekening yang di catat oleh bank sehingga nasabah tersebut mempunyai
nomor rekening deposito. Setelah mempunyai nomor rekening di bank, nasabah dapat
menyetorkan dananya (Booking transaksi) dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan
permohonannya.
Syarat-syarat pembukaan deposito ;
a.       Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$ 5000) atau dengan
kebijasanaan setiap bank
b.      Besarnya bunga yang diberikan
c.       Cara pembayaran bunga
d.      Cara pencairan deposito
e.       Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)

ALUR PROSES PENARIKAN DEPOSITO TUNAI


         MELALUI PETUGAS DINAS LUAR
Nasabah menyerahkan bilyet deposito dan menandatangani slip penarikan yang telah
disiapkan oleh PDL
1.      PDL memberikan tanda terima peminjaman bilyet kepada nasabah. Dan bilyet beserta
slip penarikan dibawa ke kasir di kantor untuk dilakukan verifikasi
2.      Kasir memberikan PDL untuk membawakan uang kepada nasabah apabila penarikan
sampai dengan Rp. 1.000.000,-
3.      Apabila jumlah tarikan diatas Rp. 1.000.000,- maka kasir langsung membawakan uang
kepada nasabah
4.      Proses diatas memerlukan waktu selama 1 hari
         MELALUI KANTOR BANK 
1.      Nasabah datang ke kantor bank dengan membawa bilyet
2.      CS mengontrol bilyet yang telah jatuh tempo dan memberikan penjelasan kepada nasabah
serta melengkapi segala persyaratan administrasi setelah lengkap diserahkan kepada kasir
3.      Kasir memvalidasi dan mendebet saldo deposito serta langsung menyerahkan
kepada nasabah
4.      Proses diatas memerlukan waktu maximal 20 menit

PENUTUPAN DEPOSITO
Penutupan depositi adalah proses penarikan dana deposito termasuk bunga depositonya oleh
nasabah yang telah jatuh tempo. Pada proses penutupan deposito ini, nasabah tidak
memperpanjang penyimpanan dananya atau roll over. Pengertian deposito automatic roll over
adalah nasabah bersangkutan menyimpan kembali dana deposito yang telah jatuh tempo tersebut
untuk periode penyipanan berikutnya.
Proses penarikan dana deposito yang jatuh tempo bisa dilakukan dengan pembayaran tunai,
pemindahbukuan ke rekening tabungan atau giro di bank tersebut, atau pemindah bukuan antar
bank (transfer antar kliring).
Prosedur penutupan atau pencairan deposito yang jatuh tempo juga berbeda-beda pada setiap
bank, tergantung dari sistem yang berlaku pada bank tersebut. Namun secara umum dapat di
gambarkan sebagai berikut :
a.       Nasabah atau deposan menyerahkan surat deposito berjangka atau bilyet giro atau sertifikat
deposito kepada pihak bank
b.      Petugas di bagian deposito melihat berkas aau file nasabah tersebut
c.       Bagian deposito menyiapkan slip pencairan deposito serta slip bunga yang akan di bayarkan dan
belum di cairkan.
d.      Nasabah akan membubuhkan tanda tangannya di belakang setiap slip tersebut
e.       Tanda tangan ini di cocokan dengan hyang terdapat pada permohonan pembukuan deposito
nasabah pada saat pembukaan rekening. Bila sesuai, deposito memberikan validasi dalam bentuk
cap stempel dan paraf.
f.       Pembuatan tiket sesuai dengan cara penarikan dananya dan diserahkan ke kepala bagian atau
pejabat administrasi pada sistem dan nasabahnya akan menerima pembayaran tunai dari teller
atau bukti penarikan jika mengunakan pemindahbukuan,
g.      Bagian deposito akan membubuhkan stampel “selesai tanggal ……” pada surat depositi yang
asli, aplikasi, atau kartu buga deposito. Jika mengunakan sistem aplikasi deposito maka yang
dilakukan adalah menutup nomor rekeni ng deposito tersebut.

Proses penarikan deposito bisa terjadi sebelim jatuh tempo atas permintaan nasabah karena
alasan tertentu, misalnya membutuhkan dana tersebut untuk keperluan lain. Hal ini pada
prinsipnyamelanggar perjanjia sebelumnya sehingga pihak bank dirugikan. Proses penarikan
deposito sebelum jatuh tempo bisa dilakukan tetapi nasabah dikenakan denda atau penalty.
Penetapan denda atau penalty berbeda-beda tergantung kebijaksanaan setiap bank. Secara umum
denda ini berupa denda uang dalm jumlah nominal tertentu yang di bebankam kepada nasabah
atau pengurangan tingkat suku bunga dengan oresentase tertentu. Timgkat suku bunga yang telah
dikurango tersebut di hitung saldo deposito dari awal pembukuan sampai waktu nasabah
meminta penarikan dananya.

Kebutuhan dana bank dapat dipenuhi dari berbagai sumber dana, salah satunya adalah melalui
penjualan surat berharga pasar uang. SBPU adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani
oleh nasabah, yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada
bank yang bersangkutan. Surat berharga yang telah diterima dari nasabah sebagai jaminan pelunasan,
selanjutnya menjadi aset bank. Dengan demikian bank berhak untuk memperjualbelikan atau
memperdagangkannya melalui pasar uang antarbank. Perdagangan SBPU bisa antara bank komersial,
dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank atau antar bank komersial dengan Bank Indonesia atau
masyarakat umum selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perdagangan
SBPU dengan Bank Indonesia dilakukan secara lelang dengan sistem diskonto. A. SURAT BERHARGA
PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH: 1. Surat sanggup (Surat Aksep atau Promes)
yang berupa: a. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank
atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu. b. Surat sanggup yang
diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank. 2. Surat Wesel, dapat berupa: a. Surat wesel
yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu penarik ata
pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB. b. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB
dan diaksep oleh bank atau LKBB dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
C. AKUNTANSI SURAT BERHARGA DITERBITKAN Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat
penerbitan, penjualan, dan pelunasan. Pada waktu penerbitan surat berharga sebenarnya bank harus
mendapat surat pengakuan hutang dari nasabah atau bank lain yang selanjutnya menjadi aset bank dan
sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank. Sebagai aset bank, maka bank akan
mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah kepada bank yang
ditulis sebagai nilai nominal di lembar surat berharga. Surat berharga yang diterima bank dari
nasabah/bank lain akan menjadi sumber dana bank bila djual di pasar uang. Penjualan surat berharga ini
akan diterimasebesar harga jualnya (nilai tunai). Selisih nilai tunai dan nilai nominal dicatat sebagai
diskonto SBPU yang belum diamortisasi. Diskonto yang telah diperhitungkan harus diamortisasi setiap
akhir bulan sehingga SBPU itu jatuh tempo serta dikenakan pajak sebesar 15%.

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN7.1.


 
Pengertian Surat Berharga yang DiterbitkanSurat berharga yang diterbitkan merupakan surat-
surat berharga yang diterbitkanoleh bank untuk dijual kepada pihak lain. Tujuan diterbitkannya
surat berharga ini bagi bank dan dijual kepada pihak lain adalah untuk memperoleh dana pihak
ketiga. Jenis- jenis suratberharga yang diterbitkan oleh bank pada umumnya berupa promes,
SBPU (Surat BerhargaPasar Uang), dan Obligasi serta surat berharga lain yang lazim
diperdagangkan dalam pasarmodal dan pasar uang. Penjualan surat- surat berharga ini
dimaksudkan untuk meningkatkanlikuiditas bank dengan memperoleh dana dari pihak
ketiga.Perdagangan SBPU bisa antara bank komersial dengan lembaga keuangan bukan
bank atau antarbank komersial dengan Bank Indonesia atau masyarakat umum selama
memenuhipersyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia
dilakukan secara lelang dengan sistem diskonto (Taswan: 113).7.2.
 
Akuntansi Surat Berharga yang DiterbitkanPencatatan surat berharga yang diterbitkan dilakukan
pada saat terjadi penerbitan,penjualan atau pelunasan. Pada saat penerbitan surat berharga artinya
bank sudahmemperoleh surat pengakuan utang dari nasabah, yaitu bisa bank lain atau lembaga
keuanganbukan bank yang sewaktu- waktu surat tersebut dapat dijual untuk memperoleh dana.
Dalampembahasan akuntansi surat berharga yang diterbitkan akan dikelompokkan dalam
beberapa jenis antara lain: akuntansi SBPU dan Akuntansi Obligasi.7.2.1.
 
Akuntansi SBPUSurat Berharga Pasar Uang pada umumnya diperdagangkan dengan sistem
diskonto dipasar modal. Perlakuan akuntansi SBPU adalah sebagai berikut :a.
 
SBPU yang diterbitkan diakui sebesar nilai nominal.b.
 
Diskonto SBPU diakui sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu
SBPU tersebut.c.
 
Biaya- biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diakui sebagai beban dalamperiode
berjalan.Untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari akuntansi SBPU, di bawah
inidiberikan ilustrasi akuntansi SBPU
Unsur dan Fungsi Surat Berharga 
Unsur-unsur Surat Berharga :
1. Cara penyerahan mudah.
Agar surat berharga memenuhi unsur cara pengaliahannya mudah, maka sebaiknya dialihkan dengan menggunakan aan tonder/ dari
tangan ketangan, minimal aan order /atas bawa hindari op naam/atas nama. Tiga cara pengalihan surat berharga atas kepemilikian/atau
pemegang diantaranya sebagai berikut :
- Op Naam : Cessie- Aan Order : Endosemen- Aan Tonder : Langsung dari tangan ke tangan.
2. Haknya bersifat obyektif.
3. Menganut alat bukti formal.
4. Kreditur berganti-ganti.
5. Dapat diperdagangkan.

Fungsi Surat Berharga 


Surat berharga mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Sebagai alat pembayaran (alat tukar).
- Sebagai surat legitimasi (surat bukti hak tagih)
- Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan).

C. Macam-Macam Surat berharga


1. Surat berharga yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang lazim digunakan dalam lalu lintas bisnis adalah.

Surat Berharga Cek.


Pasal 178 KUHD menerangkan bahwa Cek : Surat berharga yang membuat kata “CEK”. dimana penarik memerintahkan kepada bank
tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek/penggantinya/pembawa pada saat ditunjukkan.
Dalam pasal 178 KUHD mengatur tentang Syarat Formal bentuk surat Cek, diantaranya:

1. Perkataan “CEK” yang secara mutlak harus ditulis dalam teks cek tersebut.
2. Perintah tak bersyarat.
3. Tertarik/tersangkut.
4. Tempat pembayaran.
5. Tanggal dan tempat cek ditariknya.
6. Tanda tangan penarik.
Adapun pihak yang terlibat dalam surat cek adalah:

1. Penarik, pihak yang menerbitkan surat cek.


2. Tertarik, pihak yang diberikan perintah tanpa syarat untuk membayar surat cek, dalam hal ini adalah bank.
3. Pemegang, pihak yang pertama sekali memegang/menerima cek tersebut.
4. Pembawa, pihak yang menerima cek tersebut dan membawa untuk menunjukkannya kepada bank, tanpa menyebutkan
namanya pada cek tersebut.
5. Pengganti, pihak yang menerima peralihan surat cek dari pihak pemegang sebelumnya dengan jalan endosemen.
6. Endosan, pihak yang mengalihkan surat cek kepada pemegang selanjutnya dalam jenis cek atas pengganti.
Jenis-jenis surat cek :
 Cek Biasa. cek yang memenuhi criteria dan ciri-ciri cek, Tanpa ketentuan tambahan.
 Cek Atas Pengganti Penerbit. Cek dimana pemegang pertama tidak disebutkan, sehingga penarik sama dengan pemegang
pertama
 Cek Atas Penerbit Sendiri. Tertarik juga bisa bertindak sebagai penarik
 Cek Untuk Perhitungan Pihak Ketiga. Cek yang diterbitkan oleh seseorang tetapi pembayaranya diambil bukan dari rekening
penarik, namun dari rekening pihak ketiga.
 Cek Inkasso. Pemegang cek hanya berkedudukan sebagai pemegang kuasa untuk menagih. Pemegang tidak boleh
mengalihkan kepada pihak lain selain dengan jalan pemberian kuasa terhadap seseorang sesuai yang tercantum dalam surat
kuasa.
 Cek Domisili. Cek yang tempat pencairannya ditunjukan di tempat tertentu, yaitu di tempat pihak ketiga atau di tempat pihak
tersangkut. Catatan: Cek ini tidak dapat dicairkan di tempat lain.
 Cek Silang (Crossed Cheque) Cek yang hanya dibayarkan jika pembawanya bank lain atau nasabah bank dari tertarik.
 Cek Perjalanan (Traveller’s Cheque). Cek ini tidak dapat dibayar dengan tunai , namun hanya dibayar secara pemindahbukuan
kedalam rekening pembawanya.

Wessel
Pengertian Surat Wesel
Pada Pasal 100 KUHD menerangkan bahwa Wessel : Surat berharga yang memuat kata “WESSEL” didalamnya, tertanggal dan
ditandatangani di suatu tempat, dalam mana si Penarik memberi perintah tanpa syarat kepada Tertarik untuk pada hari bayar membayar
sejumlah uang kepada pemegang/ penerima yang ditunjuk oleh penarik / penggantinya.
Dalam Ps 100 KUHD pun mengatur tentang Syarat formal Surat Wessel

1. Perkataan “Surat Wessel” harus tercantum dalam teksnya sendiri.


2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang.
3. Nama orang yang harus membayar/tertarik.
4. Menunjukkan hari gugur.
5. Penunjukkan tempat, dimana pembayaran dilakukan.
6. Nama orang kepada siapa/kepada pengganti pambayaran harus dilakukan.
7. Penyebutan tanggal penerbitan.
8. Tandatangan orang yang menerbitkan surat wessel/penarik.
Para pihak yang terlibat dalam suatu wesel adalah sebagai berikut :
1. Penarik, pihak yang menerbitkan surat wesel.
2. Tertarik, pihak yang diberikan perintah tanpa syarat untuk membayar surat wesel.
3. Akseptan, pihak yang telah setuju untuk membayar surat wesel pada hari bayar.
4. Pemegang pertama, pihak yang pertama sekali memegang/menerima wesel tersebut.
5. Pengganti, pihak yang menerima peralihan surat wesel dari pihak pemegang sebelumnya.
6. Endosan, pihak yang mengalihkan surat wesel kepada pemegang selanjutnya.
Hak Regres 
Hak menuntut dari pemegang wesel pada mereka yang namanya tercantum dalam wesel (akseptan ke pemegang terdahulu) Hak yang
diberikan oleh mereka yang menandatangani wesel terdahulu (termasuk yang memberi aval pada pemegang terakhir, bila tidak mendapat
bayaran dari yang mengakseptir).

Surat Sanggup 
Sebuah surat berharga, yang mencatumkan tanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan kesanggupan tanpa syarat
oleh penerbit untuk membayar (pengakuan hutang) kepada pihak pemegang atau pembawanya, pembayaran mana dilakukan pada waktu
tertentu oleh pihak penerbit itu sendiri.
Syarat-syarat Formal Surat Sanggup :
 Kata-kata “Surat Sanggup”. 
 Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. 
 Tanggal pembayaran. 
 Penetapan tempat pembayaran. 
 Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/diterbitkan. 
 Tanda tangan penerbit surak aksep. 
 Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus dilakukan.
Bilyet Giro 
Surat perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank di mana penerbit memiliki
rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup, dana tersebut dipindahbukuan / ditransfer ke rekening (baik pada bank yang sama atau
pada bank yang lain) milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.
Para pihak yang terlibat dalam suatu bilyet giro :

1. Penarik adalah pihak yang mempunyai rekening pada bank yang menerbitkan. 
2. Bank Penyimpan Dana/Tertarik adalah bank yang memiliki rekening giro dari penerbit bilyet giro. 
3. Bank Penerima adalah bank dimana terdapat rekening pembawa, sehingga ke dalam rekening tersebut dana ditransfer. 
4. Pemegang adalah pihak yang memegang bilyet giro sesuai nama yang tercantum dalam bilyet giro tersebut.
5. Akuntansi SBPUSurat Berharga Pasar Uang pada umumnya diperdagangkan dengan
sistem diskonto dipasar modal. Perlakuan akuntansi SBPU adalah sebagai berikut :a.
6.  
7. SBPU yang diterbitkan diakui sebesar nilai nominal.b.
8.  
9. Diskonto SBPU diakui sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka
waktu SBPU tersebut.c.
10.  
11. Biaya- biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diakui sebagai beban
dalamperiode berjalan.Untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari akuntansi
SBPU, di bawah inidiberikan ilustrasi akuntansi SBPU

Terbitnya surat berharga


dilatarbelakangi oleh transaksi antara
penjual dan pembeli
yang telah mengadakan kesepakatan
bahwa dalam melaksanakan
pembayaran akan dibayar
tidak secara tunai, melainkan dengan
menerbitkan surat berharga. Jadi surat
berharga yang
diterbitkan oleh pembeli sebagai
penerbit itu, mempunyai nilai atau
harga sebesar yang
diperjanjikan dalam transaksi yang
telah mereka adakan sebelumnya.
Timbulnya kewajiban
membayar dengan menerbitkan surat
berharga karena adanya perjanjian
terlebih dahulu di
antara para pihak, yang mana
perjanjian tersebut disebut perikatan
dasar. Tanpa adanya
perikatan dasar tidak mungkin
diterbitkan surat berharga.
Akuntansi surat berharga
merupakan bentuk penanaman dana
sementara sebelum
digunakan serta bagaimana prosedur
akuntansi dan pencatatan surat
berharga dicatat
termasuk perhitungannya pada saat
jatuh tempo, tersedia untuk dijual
kembali,
diperdagangkan di pasar uang, serta
saat terjadi perhitungan bunga dan
pemindahan surat
berharga tersebut kepada pihak lain.
Dengan demikian, akuntansi surat
berharga yang diterbitkan akan dicatat
pada saat
penerbitan, penjualan, dan
pelunasan. Sehingga surat berharga
yang diterima bank dari
nasabah/masyarakat/bank lain akan
menjadi sumber dana bank bila dijual di
pasar uang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian surat berharga yang
diterbitkan?
2. Apa saja macam-macam surat
berharga?
3. Bagaimana akuntansi surat berharga
yang diterbitkan?
4. Bagaimana perdagangan surat
berharga pasar uang?
5. Bagaimana akuntansi dalam obligasi?
Terbitnya surat berharga
dilatarbelakangi oleh transaksi antara
penjual dan pembeli
yang telah mengadakan kesepakatan
bahwa dalam melaksanakan
pembayaran akan dibayar
tidak secara tunai, melainkan dengan
menerbitkan surat berharga. Jadi surat
berharga yang
diterbitkan oleh pembeli sebagai
penerbit itu, mempunyai nilai atau
harga sebesar yang
diperjanjikan dalam transaksi yang
telah mereka adakan sebelumnya.
Timbulnya kewajiban
membayar dengan menerbitkan surat
berharga karena adanya perjanjian
terlebih dahulu di
antara para pihak, yang mana
perjanjian tersebut disebut perikatan
dasar. Tanpa adanya
perikatan dasar tidak mungkin
diterbitkan surat berharga.
Akuntansi surat berharga
merupakan bentuk penanaman dana
sementara sebelum
digunakan serta bagaimana prosedur
akuntansi dan pencatatan surat
berharga dicatat
termasuk perhitungannya pada saat
jatuh tempo, tersedia untuk dijual
kembali,
diperdagangkan di pasar uang, serta
saat terjadi perhitungan bunga dan
pemindahan surat
berharga tersebut kepada pihak lain.
Dengan demikian, akuntansi surat
berharga yang diterbitkan akan dicatat
pada saat
penerbitan, penjualan, dan
pelunasan. Sehingga surat berharga
yang diterima bank dari
nasabah/masyarakat/bank lain akan
menjadi sumber dana bank bila dijual di
pasar uang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian surat berharga yang
diterbitkan?
2. Apa saja macam-macam surat
berharga?
3. Bagaimana akuntansi surat berharga
yang diterbitkan?
4. Bagaimana perdagangan surat
berharga pasar uang?
5. Bagaimana akuntansi dalam obligasi?
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbitnya surat berharga
dilatarbelakangi oleh transaksi antara
penjual dan pembeli
yang telah mengadakan kesepakatan
bahwa dalam melaksanakan
pembayaran akan dibayar
tidak secara tunai, melainkan dengan
menerbitkan surat berharga. Jadi surat
berharga yang
diterbitkan oleh pembeli sebagai
penerbit itu, mempunyai nilai atau
harga sebesar yang
diperjanjikan dalam transaksi yang
telah mereka adakan sebelumnya.
Timbulnya kewajiban
membayar dengan menerbitkan surat
berharga karena adanya perjanjian
terlebih dahulu di
antara para pihak, yang mana
perjanjian tersebut disebut perikatan
dasar. Tanpa adanya
perikatan dasar tidak mungkin
diterbitkan surat berharga.
Akuntansi surat berharga
merupakan bentuk penanaman dana
sementara sebelum
digunakan serta bagaimana prosedur
akuntansi dan pencatatan surat
berharga dicatat
termasuk perhitungannya pada saat
jatuh tempo, tersedia untuk dijual
kembali,
diperdagangkan di pasar uang, serta
saat terjadi perhitungan bunga dan
pemindahan surat
berharga tersebut kepada pihak lain.
Dengan demikian, akuntansi surat
berharga yang diterbitkan akan dicatat
pada saat
penerbitan, penjualan, dan
pelunasan. Sehingga surat berharga
yang diterima bank dari
nasabah/masyarakat/bank lain akan
menjadi sumber dana bank bila dijual di
pasar uang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian surat berharga yang
diterbitkan?
2. Apa saja macam-macam surat
berharga?
3. Bagaimana akuntansi surat berharga
yang diterbitkan?
4. Bagaimana perdagangan surat
berharga pasar uang?
5. Bagaimana akuntansi dalam obligasi?

Anda mungkin juga menyukai